Anda di halaman 1dari 38

AD-ART (Konstitusi)

PKI
Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus"
Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai
Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.

ANGGARAN DASAR
(Preambul)

Partai Komunis Indonesi (PKI) ialah barisan depan


yang terorganisasi dan bentuk organisasi kelas yang
tertinggi daripada kelas proletar Indonesia, PKI mewakili
kepentingan-kepentingan nasion dan rakyat Indonesia.

Seluruh pekerjaan PKI didasarkan atas teori


Marxisme-Leninisme dan karena Marxisme-Leninisme
bukanlah dogma, melainkan suatu pedoman untuk aksi,
maka dalam setiap aktivitasnya PKI berpegang teguh
pada prinsip memadukan kebenaran umum Marxisme-
Leninisme dengan praktek yang konkret daripada
perjuangan revolusioner Indonesia. PKI berjuang
melawan revisionisme, baik yang lama maupun yang
modern, juga melawan tiap pikiran yang tidak kritis,
melawan dogmatisme dan empirisisme.

Tujan PKI dalam tingkat sekarang ialah mencapai


sistem Demokrasi Rakyat di Indonesia, sedangkan
tujuannya yang lebih lanjut ialah mewujudkan
Sosialisme dan kemudian Komunisme di Indonesia.
Sistem Demokrasi Rakyat ialah sistem pemerintahan
Gotong-Royong dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk
Rakyat, sedangkan Sosialisme ialah sistem masyarakat
tanpa pengisapan atas manusia oleh manusia dan
Komunisme ialah sistem masyarakat adil dan makmur
sebagai tingkatan yang lebih tinggi dan kelanjutan
daripada Sosialisme.

Karena Indonesia adalah negeri yang masih belum


merdeka penuh dan masih setengah feodal, maka
revolusi Indonesia dalam tingkat sekarang ditujukan
untuk melawan imperialisme, feodalisme, borjasi
komprador dan kaum kapitalis birokrat. Tenaga-tenaga
penggerak revolusi Indonesia adalah kaum buruh, kaum
tani, kelas borjuis kecil dan elemen-elemen demokratis
lainnya, sedangkan tenaga pokoknya adalah kaum tani.
Karena sasaran-sasaran dan tenaga-tenaga penggerak
revolusi ini, karena di Indonesia sudah ada Partai
Komunis yang makin lama bertambah kuat dan
berpengaruh, dan karena keadaan-keadaan
internasional sekarang, semuanya ini menentukan
bahwa revolusi Indonesia dalam tingkat sekarang adalah
revolusi borjuis-demokratis tipe baru atau revolusi
borjuis-demokratis dalam zaman imperialisme dan
revolusi proletar dunia. Revolusi Indonesia dalam tingkat
sekarang adalah revolusi Demokrasi Rakyat, yaitu
revolusi daripada massa rakyat yang luas, yang untuk
bagian terbesar terdiri dari kaum tani, di bawah pimpinan
proletariat.

Revolusi Indonesia mempunyai banyak sekutu di


dalam dan di luar negeri. Oleh sebab itu kewajiban PKI
dalam tingkat sekarang ialah: ke dalam, mengorganisasi
dan mempersatukan kaum buruh, kaum tani dan
nelayan, kaum intelektual, pengusaha kecil, pengusaha
nasional, warga negara keturunan asing, semua suku
bangsa dan semua elemen anti-imperialis dan anti-
feodal, pendeknya, mempersatukan keseluruhannya ini
di dalam satu front nasional dengan menjadikan
persekutuan kelas buruh dan kaum tani sebagai
dasarnya dan dipimpin oleh kelas buruh; ke luar, bersatu
dengan proletariat internasional, dengan semua rakyat
yang tertindas, bangsa-bangsa yang terjajah dan
nasion-nasion yang memandang kita sederajat, yang
mencintai kemerdekaan nasional, demokrasi dan
perdamaian dunia. Semuanya ini adalah untuk
menciptakan syarat-syarat bagi pembentukan
Pemerintah Republik Indonesia yang konsekuen anti-
imperialis, tuan tanah, borjuasi komprador dan kaum
kapitalis birokrat, sehingga bisa mengubah Indonesia
dari negeri setengah jajahan dan setengah feodal
menjadi negeri yang merdeka penuh, demokratis,
makmur dan maju. Pemerintah yang demikian ini adalah
pemerintah yang mendasarkan dirinya atas massa,
pemerintah front persatuan nasional yang dibentuk atas
dasar persekutuan kaum buruh dan kaum tani di bawah
pimpinan kelas buruh, yaitu Pemerintah Demokrasi
Rakyat. Pemerintah Demokrasi Rakyat bukanlah
kekuasaan bersama dari semua kelas revolusioner anti-
imperialisme dan anti-feodalisme; dan ia tidak
melaksanakan perubahan-perubahan sosialis
melainkan perubahan-perubahan demokratis.

Selanjutnya jika revolusi Indonesia yang bersifat


nasional dan demokratis sudah mencapai kemenangan
sepenuhnya, kewajiban PKI nanti ialah mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan
sistem Sosialisme dan sistem Komunisme di Indonesia
sesuai dengan kebutuhan perkembangan sosial dan
ekonomi Indonesia serta sesuai dengan kehendak
rakyat Indonesia.

Indonesia yang belum merdeka penuh dan masih


setengah feodal adalah negeri kepulauan yang luas,
yang banyak penduduknya tetapi tidak merata dan terdiri
dari banyak suku bangsa dan yang kemajuannya tidak
sama. Di satu pihak, massa rakyat Indonesia, terutama
kaum buruh dan kaum tani, mempunyai tradisi
revolusioner di dalam perjuangan melawan penindasan
kolonial, di pihak lain, terdapat rintangan-rintangan yang
besar yang menghalangi jalannya revolusi. Faktor-faktor
inilah yang menentukan perkembangan yang tidak sama
daripada revolusi Indonesia, menyebabkan revolusi
memakan waktu lama dan bersifat pelik. Untuk bisa
memimpin revolusi yang memakan waktu lama dan
bersifat pelik ini, PKI harus menjalankan taktik
membawa maju perjuangan revolusioner daripada
rakyat dengan perlahan dan berhati-hati, tetapi pasti,
dan dengan tidak henti-hentinya melawan dua
kecenderungan, yaitu kecenderungan kapitulasi dan
avonturisme yang kedua-duanya bersumber pada
ketidakuletan borjuis kecil. Perjuangan yang memakan
waktu lama memang bisa menimbulkan bahaya bahwa
orang-orang yang lemah dalam teori dan tidak
berkarakter akan menjalankan politik kapitulasi atau
avonturisme. Pengalaman revolusi Indonesia
menunjukkan bahwa penyakit oportunisme, penyakit
kapitulasi dan avonturisme, adalah musuh-musuh
revolusi yang berbahaya. Supaya stabil dan kuat, PKI
harus melakukan perjuangan yang tepat dan tidak
mengenal ampun terhadap anasir berbahaya ini.

PKI yang didirikan pada 23 Mei 1920 adalah pewaris


dan penerus perjuangan yang heroik dan revolusioner
dari rakyat Indonesia. Perjuangan yang heroik dari
rakyat Indonesia dibuktikan oleh perlawanan-
perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda dengan
adanya Perang Banten, Perang Surapati, Perang Timor,
Perang Tondano, Perang Diponegoro, Perang
Pattimura, Perang Hasanuddin, Perang Bonjol, Perang
Palembang, Perang Banjar/Dayak, Perang Aceh,
Perang Batak, Perang Lombok, Perang Puputan,
Perang Jambi, dan lain-lainnya, pemberontakan rakyat
tahun 1926, pemberontakan “Zeven Provincien”,
perlawanan terhadap fasis Jepang, di antaranya di Blitar,
Singaparna, Tanah Karo, Bayu dan Pandrah,
perlawanan terhadap provokasi Madiun dan perlawanan
terhadap pemberontakan-pemberontakan separatis dan
kontra revolusioner.
Revolusi Agustus 1945 dengan perlawanan-
perlawanan terhadap perang-perang kolonial yang
diadakan oleh kaum kolonialis Belanda adalah puncak
daripada perjuangan heroik yang memberikan tradisi
revolusioner yang paling luas dan mendalam kepada
seluruh rakyat Indonesia. Dalam Revolusi Agustus ini
kaum Komunis mengambil bagian yang sangat aktif,
baik dalam waktu persiapan untuk Proklamasi maupun
dalam menjalankan setiap bagian daripada roda revolusi
sampai kepada pertempuran-pertempuran di front yang
terdepan melawan tentara kolonial Belanda.

Revolusi Agustus 1945 bertujuan menghancurkan


imperialisme dan menghapuskan sisa-sisa feodalisme,
untuk membentuk negara Republik Indonesia yang
merdeka penuh, demokratis, bersatu, makmur dan maju.
UUD 1945 adalah pencerminan daripada tujuan-tujuan
Revolusi Agustus 1945.

Tetapi Revolusi Agustus 1945 belumlah selesai,


karena tujuan-tujuan obyektifnya belum tercapai.
Manifesto Politik RI dan perinciannya adalah suatu
program bersama menuju penyelesaian tuntutan-
tuntutan Revolusi Agustus sampai ke akar-akarnya.

Karena PKI telah mengambil bagian yang sangat aktif


dalam Revolusi Agustus 1945 dan terus akan
mengambil bagian yang sangat aktif dalam
menyelesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus
sampai ke akar-akarnya, maka asas dan tujuan PKI tidak
bertentangan dengan asas dan tujuan negara Republik
Proklamasi dan programnya tidak dimaksud untuk
merombak asas dan tujuan negara tersebut. PKI
menerima dan mempertahankan UUD 1945 yang dalam
Pembukaannya memuat Pancasila sebagai dasar-dasar
negara dan bertujuan membangun suatu masyarakat
yang adil dan makmur menurut kepribadian bangsa
Indonesia. PKI mendasarkan program kerjanya atas
Manifesto Politik RI dan perinciannya yang sudah
ditetapkan oleh Sidang Pertama MPRS sebagai Garis-
Garis Besar Haluan Negara RI. PKI dalam
memperjuangkan tujuannya menggunakan jalan-jalan
damai dan demokratis. Ini adalah yang dikehendaki dan
diperjuangkan dengan sekuat tenaga oleh PKI.

Penggunaan jalan-jalan damai dan demokratis ini


pada tingkatan terakhir akan ditentukan pertama-tama
oleh tindakan-tindakan kaum imperialis dan kaum
reaksioner di dalam negeri sendiri. Seperti halnya tujuan
pembebasan Irian Barat tidak akan dapat dicapai
dengan jalan damai selama kaum imperialis Belanda
mempertahankan pendudukannya di sana dengan jalan
kekerasan, juga tujuan mempertahankan dan
menegakkan Republik tidak dapat dilaksanakan dengan
jalan-jalan damai jika kaum kontra-revolusioner di dalam
negeri dengan bantuan kaum imperialis melakukan
tindakan-tindakan kekerasan dengan melancarkan
pemberontakan seperti pemberontakan “PRRI” dan
“Permesta”.

Pekerjaan Partai sekarang adalah berat dan pelik.


Masalah yang langsung dan segera kita hadapi ialah
masalah penggalangan front persatuan nasional yang
berbasiskan persekutuan kaum buruh dan kaum tani,
dan masalah pembangunan Partai. Sebab itu, bekerja di
kalangan kaum buruh dan kaum tani adalah bentuk
kegiatan Partai yang terpenting dan pokok. Anggota-
anggota Partai harus memimpin aksi-aksi yang
mengenai kepentingan langsung massa serta
memberikan penjelasan-penjelasan yang terus-
menerus, dengan tidak jemu-jemu, dengan sistematik
kepada massa rakyat banyak (kaum buruh, kaum tani
dan nelayan, kaum intelektual, kaum pengusaha kecil,
pengusaha nasional dan golongan-golongan rakyat
yang demokratis lainnya) supaya mereka ini bisa
dipisahkan dari kaum borjuis komprador, kaum kapitalis
birokrat dan kaum tuan tanah yang erat hubungannya
dengan kekuasaan imperialisme. Untuk persatuan
seluruh bangsa dan rakyat Indonesia yang terdiri dari
banyak suku bangsa dan minoritas keturunan asing,
seperti keturunan Arab, Eropa dan Tionghoa, dan yang
menganut berbagai kepercayaan agama, PKI
memperjuangkan pelaksanaan politik hak sama bagi
semua suku bangsa dengan tidak memandang
perbedaan besar atau kecil, dan maju atau
terbelakangnya, dan pelaksanaan politik hak sama bagi
semua warga negara dengan tidak memandang asal
keturunan dan kepercayaan agamanya.

Zaman kita sekarang, yang isi pokoknya ialah


peralihan dari kapitalisme ke Sosialisme yang dimulai
dengan Revolusi Sosialis Oktober besar, adalah zaman
perjuangan antara dua sistem sosial yang berlawanan,
zaman revolusi sosialis dan revolusi pembebasan
nasional, zaman keruntuhan imperialisme, pelenyapan
sistem kolonial, zaman lebih banyak rakyat beralih ke
jalan sosialis, zaman kemenangan Sosialisme dan
Komunisme yang meliputi seluruh dunia. Dalam zaman
kita ini, masalah perang dan damai dan masalah
koeksistensi secara damai di antara negeri-negeri
dengan sistem yang berbeda-beda merupakan masalah-
masalah yang paling hangat bagi umat manusia
sedunia. Oleh karena itu, PKI berjuang untuk
perdamaian dunia dan kerja sama secara damai di
antara semua negeri atas dasar kemerdekaan dan
persamaan penuh semua rakyat dan nasion. PKI
menyokong perjuangan anti-imperialis dari rakyat
negeri-negeri jajahan dan tergantung.

Dengan tetap mengingat sifat-sifat khusus daripada


revolusi Indonesia, PKI menarik pelajaran dari
pengalaman yang kaya dan banyak dari gerakan kaum
buruh seluruh dunia, dari Uni Soviet dan Tiongkok serta
negeri-negeri kubu sosialis umumnya. Dalam perjalanan
revolusi yang lama, PKI harus mempunyai cukup
keberanian, keuletan, pengalaman dan keahlian dalam
membangkitkan, mengorganisasi dan memobilisasi
rakyat yang berjuta-juta, harus bisa mengatasi semua
kesulitan dan rintangan-rintangan serta menghindarkan
diri dari bencana-bencana yang mungkin datang untuk
maju ke muka ke arah tujuannya, dan bersamaan
dengan itu tidak henti-hentinya memperbaja barisannya
sendiri.

Dalam perjuangan revolusioner, PKI harus berusaha


menjadi teras daripada semua organisasi massa
revolusioner. PKI juga harus melakukan perjuangan
yang tidak mengenal ampun melawan aktivitas di dalam
dan di luar Partai yang bermaksud merusak revolusi
dengan jalan memecahbelah persatuan kelas buruh dan
memecah persekutuan antara kelas-kelas yang
revolusioner.

PKI tidak boleh menutup-nutupi kesalahan-kesalahan


dan kekurangan-kekurangan dalam pekerjaannya. Tidak
ada partai politik atau orang yang bebas dari kekurangan
dan kesalahan-kesalahan di dalam pekerjaan. Oleh
karena itu PKI dan segenap anggotanya harus terus-
menerus melaksanakan kritik dan selfkritik untuk
memeriksa kesalahan-kesalahan dan kekurangan-
kekurangannya, sehingga dapatlah dikoreksi kesalahan-
kesalahan dan kekurangan-kekurangan itu tepat pada
waktunya dan dapat mendidik anggota kader serta
rakyat. PKI menentang sikap sombong, sikap yang tidak
mau mengakui kesalahan-kesalahan dan kekurangan-
kekurangan serta takut pada kritik dan selfkritik.
Sebaliknya PKI menuntut kepada setiap organisasi dan
anggotanya untuk mengembangkan kritik dan selfkritik,
terutama sekali untuk mendorong dan membantu kritik
dari bawah di dalam Partai dan kritik terhadap Partai oleh
massa rakyat. PKI melarang segala bentuk tekanan
terhadap kritik. Terhadap anggota-anggota Partai yang
membuat kesalahan, Partai dengan tujuan “mengobati
penyakit dan menyembuhkan si sakit” harus
memberikan kesempatan kepada mereka untuk tetap di
dalam Partai dan menerima pendidikan serta membantu
mereka untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya,
asal saja kesalahan-kesalahan itu bisa diperbaiki di
dalam Partai dan anggota yang berbuat salah itu sendiri
bersedia untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
Tetapi terhadap mereka yang mempertahankan
kesalahan-kesalahannya dan melakukan aktivitas yang
merugikan Partai, adalah suatu keharusan untuk
melakukan perjuangan yang gigih terhadap mereka
bahkan sampai kepada pemecatan mereka dari Partai.
Kaum Komunis Indonesia harus mencurahkan segenap
tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada rakyat.
Kaum Komunis Indonesia harus mengadakan
hubungan-hubungan yang luas dengan massa buruh,
kaum tani dan semua rakyat revolusioner lainnya serta
terus-menerus mencurahkan perhatiannya untuk
memperkuat dan memperluas hubungan-hubungan ini.
Tiap anggota Partai harus mengerti bahwa kepentingan-
kepentingan Partai adalah sama dengan kepentingan-
kepentingan rakyat, dan bahwa tanggung jawab
terhadap Partai adalah sama dengan tanggung jawab
terhadap rakyat. Tiap anggota Partai harus
memperhatikan dengan teliti suara rakyat, mengerti
kebutuhan-kebutuhannya yang urgen dan membantu
mereka berorganisasi untuk memperjuangkan
kebutuhan-kebutuhannya. Tiap anggota Partai harus
senantiasa bersedia untuk belajar dari massa rakyat dan
bersamaan dengan itu, dengan tidak jemu-jemunya
senantiasa bersedia mendidik rakyat dalam semangat
revolusioner untuk membangkitkan dan meninggikan
kesadarannya. PKI harus yakin bahwa terpisah dari
rakyat berarti bahaya. PKI harus senantiasa mengawasi,
mencegah dan memberantas segala penyakit
subyektivisme yang bisa mengasingkan Partai dari
massa, seperti sektarisme, komandoisme, birokrasi,
liberalisme, dan sebagainya.

PKI diorganisasi atas dasar sentralisme-demokratis,


yang berarti sentralisme di atas dasar demokrasi dan
demokrasi dengan pimpinan yang terpusat. Sentralisme-
demokratis menghendaki bahwa setiap organisasi Partai
menaati sepenuhnya prinsip pimpinan kolektif yang
dipadukan dengan pertanggungjawaban perseorangan,
dan bahwa setiap anggota dan organisasi Partai wajib
tunduk kepada pengawasan Partai dari atas dan dari
bawah.

Demokrasi di dalam Partai tidak boleh terpisah dari


sentralisme. PKI adalah organisasi yang bersatu dan
militan dengan disiplin yang berdasarkan keinsyafan dan
berlaku untuk semua anggotanya. Kekuatan PKI terletak
di dalam solidaritasnya yang teguh, dalam kesatuan
kemauannya dan kesatuan aksinya. Di dalam Partai
tidak boleh melakukan perbuatan yang melanggar garis
politik dan prinsip-prinsip organisasi Partai, juga tidak
boleh melakukan aktivitas yang bisa memecah Partai
atau aktivitas faksionil, tidak boleh melakukan tindakan
semaunya sendiri lepas dari Partai atau menempatkan
perseorangan di atas badan kolektif Partai.

PKI mewajibkan kepada setiap anggotanya menaati


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai,
menempatkan kepentingan Partai di atas kepentingan
perseorangan, belajar dan bekerja aktif serta bersedia
berkorban untuk melaksanakan Program dan putusan-
putusan Partai guna mencapai kebebasan dan
kebahagiaan nasion serta rakyat Indonesia.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BAB I

Bendera, Lagu, Lambang, dan Sumpah Partai


Pasal 1. Sang Merah Putih adalah bendera nasional
kita, sedangkan bendera Partai berwarna merah,
berukuran panjang dan lebar 3:2, dengan Palu-Arit
berwarna kuning di sudut kiri atas.

Pasal 2. Lagu Indonesia Raya adalah lagu nasional


kita, sedangkan lagu kelas buruh sedunia
“Internasionale” adalah juga lagu PKI.

Pasal 3. Lambang Partai adalah sebagai berikut:

 Bintang merah berujung lima dengan Palu-Arit


di tengah-tengahnya;
 Bendera nasional Merah Putih di atasnya;
 Padi dan kapas di kanan kirinya; dan
 Nama PKI sebagai singkatan resmi Partai
Komunis Indonesia di bagian bawah.

Pasal 4. Sumpah Partai diucapkan pada saat


seseorang diterima menjadi calon anggota Partai dan
pada saat seseorang calon anggota disahkan menjadi
anggota Partai. Sumpah Partai itu adalah sebagai
berikut:

“Saya, …………, menyatakan persetujuan saya pada


Program, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Partai Komunis Indonesia, dan dengan ini
menyatakan kesediaan saya untuk menjadi calon
anggota/anggota PKI.

“Saya bersumpah akan memenuhi semua kewajiban


Partai; memelihara kesatuan Partai; melaksanakan
putusan-putusan Partai; menjadi contoh dalam
perjuangan untuk tanah air dan rakyat; berusaha
menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari;
meneguhkan hubungan massa dengan Partai; berusaha
memperdalam kesadaran dan menguasai prinsip
Marxisme-Leninisme; berterus terang dan jujur kepada
Partai; menaati disiplin Partai; menjaga keselamatan
Partai.
“Demikianlah pernyataan dan sumpah saya kepada
Partai Komunis Indonesia, Partai yang saya junjung
tinggi dan saya cintai”.

BAB II

Keanggotaan

Pasal 5. Yang dapat diterima menjadi anggota Partai


ialah setiap warga negara Indonesia yang berumur
sekurang-kurangnya 18 tahun, yang menyetujui
Program, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Partai, menyetujui untuk masuk dan bekerja di
dalam salah satu organisasi Partai, untuk menjalankan
putusan-putusan Partai dan membayar uang pangkal
dan iuran Partai.

Pasal 6. Kewajiban-kewajiban anggota Partai adalah


sebagai berikut:

a. Mengunjungi rapat-rapat dan kursus-kursus


Partai, membaca dan menyebarkan harian serta
penerbitan-penerbitan Partai;
b. Berusaha dengan rajin mempelajari dan terus-
menerus mempertinggi pengertian tentang Marxisme-
Leninisme serta menggunakannya dalam memecahkan
masalah-masalah konkret;
c. Memperteguh solidaritas dan persatuan Partai;
d. Terus-menerus mempertinggi pengertian
tentang garis politik Partai dan kemampuan untuk
melaksanakannya, sehingga dengan demikian dapat
lebih aktif mengambil bagian dalam gerakan revolusioner
di Indonesia;
e. Sungguh-sungguh menaati Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Partai dan menjunjung
tinggi moral Komunis;
f. Menempatkan kepentingan Partai, yaitu
kepentingan massa rakyat, di atas kepentingan
perseorangan;
g. Mengabdi dengan sepenuh jiwa dan raga
kepada massa rakyat dan mengeratkan hubungan
dengan massa rakyat, belajar dari massa rakyat, dengan
sungguh-sungguh memperhatikan keinginan dan suara
massa rakyat serta melaporkannya kepada Partai tepat
pada waktunya, menjelaskan politik dan putusan-putusan
Partai kepada massa rakyat;
h. Menjadi contoh dalam menjalankan disiplin
organisasi-organisasi revolusioner, menguasai garis
pekerjaannya dan menjadi teladan dalam berbagai
lapangan pekerjaan revolusioner;
i. Melaksanakan kritik dan selfkritik,
mengemukakan kekurangan dan kesalahan dalam
pekerjaan dan berusaha sungguh-sungguh untuk
mengatasi serta membetulkannya; dan menentang rasa
puas diri yang berlebih-lebihan dan sikap sombong
karena mendapat hasil-hasil dalam pekerjaan;
j. Setia dan jujur kepada Partai, tidak menutup-
nutupi dan memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya;
k. Senantiasa waspada menghadapi segala
sesuatu di dalam maupun di luar Partai yang
membahayakan keselamatan Partai serta melawan
gejala-gejala yang merugikan kepentingan Partai dan
rakyat.

Setiap anggota Partai tanpa memandang jasa dan


fungsinya yang tidak memenuhi kewajiban-kewajiban
tersebut di atas dikritik dan dididik. Setiap pelanggaran
yang serius terhadap kewajiban-kewajiban itu, berarti
pelanggaran terhadap disiplin Partai dan dikenakan
tindakan disiplin.

Pasal 7. Hak-hak anggota Partai adalah sebagai


berikut:

a. Mengambil bagian dalam diskusi yang bebas


dalam rapat-rapat atau penerbitan-penerbitan Partai
tentang masalah-masalah teoretis dan praktis yang
bersangkutan dengan politik Partai;
b. Memilih dan dipilih dalam Partai;
c. Mengajukan usul, keterangan, atau pengaduan
kepada tiap organisasi Partai, sampai kepada Comite
Central (CC);
d. Mengkritik sesuatu organisasi Partai atau
seseorang fungsionaris dalam rapat-rapat Partai;
e. Meminta turut hadir pada waktu organisasi
Partai memutuskan tindakan disiplin atau menetapkan
penilaian atas watak dan pekerjaannya;
f. Mempertahankan pendiriannya jika tidak
menyetujui sesuatu putusan, di samping harus
melaksanakan putusan itu dengan tidak bersyarat.
Perbedaan pendirian itu hanya boleh dikemukakan
kepada badan pimpinan Partai.

Anggota-anggota Partai dan anggota-anggota yang


bertanggung jawab dari organisasi Partai yang tidak
menghargai hak-hak tersebut di atas dikritik dan dididik;
pelanggaran hak-hak anggota merupakan pelanggaran
terhadap disiplin Partai dan dikenakan tindakan disiplin.

Pasal 8. Keanggotaan Partai berlaku hanya atas


perseorangan sesuai dengan cara-cara mengatur
penerimaan anggota sebagai berikut:

a. Kaum buruh, buruh tani, tani miskin atau kaum


miskin kota dapat menjadi anggota Partai atas
tanggungan 2 orang anggota Partai, dan sesudah
diterima oleh putusan rapat Resort serta disahkan oleh
Comite Subseksi (CSS), dan sesudah melalui masa calon
selama 6 bulan;
b. Tani sedang, pegawai kantor, kaum intelektual
dan pekerja merdeka, dapat menjadi anggota Partai atas
tanggungan 2 orang anggota Partai yang masing-masing
sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 1 tahun
terus-menerus, dan sesudah diterima oleh putusan rapat
Resort serta disahkan CSS, dan sesudah melalui masa
calon selama 1 tahun;
c. Seseorang yang kedudukan sosialnya lain
daripada yang tercantum dalam a atau b di atas dapat
menjadi anggota Partai atas tanggungan 2 orang anggota
Partai, yang masing-masing sudah menjadi anggota
sekurang-kurangnya 3 tahun terus-menerus, dan
sesudah diterima oleh putusan rapat Resort serta
disahkan oleh Comite Seksi (CS), dan sesudah melalui
masa calon selama 2 tahun;
d. Anggota biasa dari partai politik lain yang sudah
keluar dan akan masuk Partai kita dapat menjadi anggota
Partai atas tanggungan 2 orang anggota Partai yang
masing-masing sudah menjadi anggota sekurang-
kurangnya 3 tahun terus-menerus dan sesudah diterima
oleh putusan rapat Resort serta disahkan oleh CS. Untuk
anggota pengurus daerah dari partai politik lain yang
sudah keluar dan akan masuk Partai kita kedua
penanggungnya sudah menjadi anggota Partai sekurang-
kurangnya 5 tahun terus-menerus, dan sesudah diterima
oleh putusan rapat Resort dan disahkan oleh Comite
Daerah Besar (CDB) atau CC. Untuk anggota pengurus
yang mempunyai kedudukan tinggi (pengurus pusat) dari
partai politik lain yang sudah keluar dan masuk ke dalam
Partai kita, pengesahannya harus dilakukan oleh CC.
Dalam semua keadaan tersebut, dibutuhkan masa calon
selama 2 tahun.

Anggota Partai yang sudah dipecat bisa diterima


kembali menjadi anggota hanya atas putusan Comite
Partai yang pernah memecatnya, atau oleh Comite
Partai yang lebih tinggi, menurut ketentuan cara-cara
mengatur penerimaan anggota.

Pasal 9. Setiap anggota Partai yang menanggung


seseorang yang akan menjadi calon anggota Partai
harus memberikan keterangan yang bertanggung jawab
dan benar kepada Partai tentang ideologi, karakter dan
riwayat hidup dari orang yang bersangkutan, dan
sebelum mengusulkan harus memberi keterangan
tentang Program dan Konstitusi Partai kepada orang
tersebut. Tiap-tiap orang yang mau masuk Partai harus
mengajukan permintaan dengan mengisi formulir yang
sudah ditentukan oleh Partai.

Sebelum mengambil putusan atau mengesahkan


penerimaan seseorang calon anggota, Comite Partai
yang bersangkutan menunjuk fungsionaris Partai untuk
bertukar pikiran seluas-luasnya dengan orang yang mau
menjadi calon anggota itu supaya dapat mengetahui dan
memeriksanya secara teliti.

Pasal 10. Dalam keadaan istimewa, CSS dan Comite-


Comite Partai yang lebih tinggi bisa langsung menerima
anggota baru.

Pasal 11. Selama masa calon organisasi-organisasi


Partai yang bersangkutan memberikan didikan
elementer Partai dan mengawasi kualitas politik calon
anggota.

Kewajiban-kewajiban dan hak-hak calon anggota


sama dengan anggota Partai, hanya saja tidak berhak
untuk memilih, dipilih dan tidak mempunyai hak suara
dalam mengambil putusan.

Pasal 12. Setelah masa calon selesai, penerimaan


menjadi anggota ditetapkan tepat pada waktunya oleh
rapat Resort dan disahkan oleh CSS atau oleh Comite
Partai yang lebih tinggi.

Rapat Resort atau Comite Partai bisa memperpanjang


atau memperpendek masa calon seseorang calon
anggota, berdasarkan belum atau sudah dipenuhinya
syarat-syarat keanggotaan Partai.

Perpanjangan masa calon bisa diberikan paling lama


sama dengan lama masa calon dari calon anggota yang
bersangkutan.

Kedudukan calon anggota dicabut apabila ternyata


selama masa calon tidak memenuhi syarat untuk
menjadi anggota Partai.

Pasal 13. Masa calon dihitung mulai dari tanggal


penetapan penerimaan sebagai calon anggota oleh
rapat Resort.

Usia keanggotaan Partai dihitung sejak tanggal


penetapan penerimaan dari calon anggota menjadi
anggota Partai oleh rapat Resort.

Anggota yang sudah pernah dipecat dan masuk


kembali dalam Partai, usia keanggotaannya dihitung
sejak tanggal penetapan penerimaannya kembali
sebagai anggota.
Pasal 14. Anggota atau calon anggota yang pindah ke
tempat lain, menjadi anggota atau calon anggota dari
organisasi Partai di tempat yang baru dengan
memberikan surat keterangan dari Comite Partai yang
ditinggalkan.

Pasal 15. Calon anggota atau anggota Partai


mempunyai kebebasan untuk keluar dari Partai. Jika
seseorang minta keluar dari Partai, rapat Resort
mengambil putusan untuk menghapuskan nama orang
tersebut dari daftar keanggotaan Partai, dan
melaporkannya kepada Comite Partai yang langsung di
atasnya.

Comite yang bersangkutan jika menganggap perlu


dapat mencoba untuk menyarankan supaya calon
anggota atau anggota tersebut membatalkan
keinginannya untuk keluar.

Apabila seseorang anggota minta keluar dari Partai,


padahal telah melakukan pelanggaran-pelanggaran
disiplin yang berat yang bisa menjadi alasan untuk
pemecatannya, maka pemberhentiannya dinyatakan
sebagai pemecatan.

Pasal 16. Anggota atau calon anggota yang dalam


tempo 6 bulan sesudah diperingatkan tetap tidak
mengambil bagian dalam kehidupan Partai, tidak
menjalankan pekerjaan Partai atau tidak membayar
iuran Partai, tanpa alasan yang sah, dianggap dengan
sendirinya keluar dari Partai, dan putusan untuk
menghapuskan namanya dari daftar keanggotaan Partai
dilakukan oleh Rapat Resort dan dilaporkan kepada
Comite Partai yang langsung di atasnya untuk disahkan.

Pasal 17. Terhadap anggota Partai yang melanggar


disiplin Partai, organisasi Partai dari semua tingkat dapat
mengambil tindakan disiplin sesuai dengan
kesalahannya seperti peringatan, peringatan keras,
pemindahan dari pekerjaan yang sudah ditentukan,
pemberian tugas percobaan atau pemecatan dari Partai.

Waktu untuk anggota Partai yang diberi tugas


percobaan tidak boleh lebih dari setahun, dan selama itu
hak serta kewajibannya sama dengan calon anggota.
Anggota Partai yang menjalankan tugas percobaan
setelah terbukti dapat membetulkan kesalahannya,
haknya sebagai anggota Partai dipulihkan, dan masa
selama menjalankan tugas percobaan itu terhitung juga
dalam usia keanggotaannya; tetapi apabila ternyata
tidak layak lagi menjadi anggota Partai, dipecat dari
Partai.

Pasal 18. Setiap tindakan disiplin yang dikenakan


pada anggota Partai diputuskan oleh Rapat Resort dan
disetujui oleh Komisi Kontrol atau Comite Partai yang
lebih tinggi.

Dalam keadaan istimewa setiap Comite Partai bisa


mengambil tindakan disiplin terhadap anggota Partai
dengan persetujuan dari Komisi Kontrol atau Comite
Partai yang langsung di atasnya.

Pasal 19. Setiap putusan mengenai pemindahan dari


pekerjaan yang sudah ditentukan, pemberian tugas
percobaan atau pemecatan dari Partai terhadap anggota
Comite Partai hanya boleh diambil oleh Konferensi yang
memilihnya. Dalam keadaan mendesak, putusan itu bisa
diambil oleh Sidang Pleno Comite Partai yang
bersangkutan dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 jumlah anggota Pleno dan disahkan oleh Comite
yang langsung di atasnya.

Pasal 20. Setiap putusan mengenai pemindahan


pekerjaan yang sudah ditentukan, pemberian tugas
percobaan atau pemecatan terhadap anggota atau calon
anggota Comite Central diambil oleh Sidang Pleno
Comite Central dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah anggota Comite Central dan
disahkan oleh Kongres Nasional Partai.

Pasal 21. Pemecatan dari Partai adalah tindakan


disiplin yang paling keras. Dalam mengambil atau
mengesahkan putusan pemecatan itu, setiap organisasi
Partai harus sangat berhati-hati, memeriksa dan
mempelajari secara saksama bahan-bahan
persoalannya dan dengan teliti mendengarkan
pembelaan anggota Partai yang bersangkutan.

Pasal 22. Setiap organisasi Partai yang akan


mendiskusikan atau memutuskan tindakan tindakan
disiplin terhadap anggota Partai, terkecuali dalam
keadaan istimewa, harus memberi tahu anggota
tersebut supaya hadir dalam rapat untuk membela diri.
Apabila anggota Partai yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan disiplin itu, ia boleh mengajukan
permintaan supaya persoalannya dipertimbangkan
kembali dan mengajukan banding kepada Comite Partai
yang lebih tinggi, kepada Komisi Kontrol sampai kepada
Comite Central. Organisasi Partai dari semua tingkat
harus mengurus dengan sungguh-sungguh atau
meneruskan permintaan banding secepat-cepatnya.

BAB III

Susunan dan Prinsip Organisasi Partai

Pasal 23. Partai disusun berdasarkan prinsip-prinsip


sentralisme demokratis. Sentralisme-demokratis berarti
sentralisme yang berdasarkan demokrasi dan demokrasi
di bawah pimpinan yang terpusat.

Syarat-syaratnya yang pokok adalah sebagai berikut:

a. Badan-badan pimpinan Partai dari semua


tingkat dipilih;
b. Badan-badan pimpinan Partai bertanggung
jawab kepada organisasi Partai yang memilihnya dengan
memberi laporan pada waktu yang tertentu;
c. Putusan-putusan Partai harus dilaksanakan
dengan tidak bersyarat. Setiap anggota Partai tunduk
kepada putusan-putusan organisasi Partai di mana ia
tergabung; jumlah tersedikit tunduk kepada jumlah
terbanyak; organisasi Partai bawahan tunduk kepada
organisasi Partai di atasnya dan segenap organisasi
Partai tunduk kepada Kongres Nasional Partai dan CC;
d. Badan-badan pimpinan Partai harus senantiasa
memperhatikan pendapat organisasi bawahan dan
massa anggota Partai, mempelajari pengalaman-
pengalamannya dan memberikan bantuan dalam
memecahkan persoalannya tepat pada waktunya;
e. Organisasi-organisasi Partai bawahan harus
secara periodik memberikan laporan, mengenai
pekerjaannya kepada organisasi atasannya, dan
meminta instruksi tepat pada waktunya tentang soal-soal
yang memerlukan putusan organisasi yang lebih tinggi;
f. Semua organisasi Partai bekerja atas prinsip
memadukan pimpinan kolektif dengan tanggung jawab
perseorangan; semua soal yang penting diputuskan
secara kolektif, dan bersama dengan itu masing-masing
orang diberi kemungkinan untuk melakukan peranannya
yang penuh dalam batas yang semestinya.

Pasal 24. Organisasi Partai didirikan atas dasar


pembagian-pembagian geografi atau tempat kerja.

Organisasi yang mengatur pekerjaan Partai di sesuatu


daerah tertentu adalah badan tertinggi daripada semua
organisasi Partai dalam daerah itu.

Organisasi yang mengatur pekerjaan Partai di sesuatu


tempat kerja adalah badan tertinggi daripada semua
organisasi Partai dalam tempat kerja itu.

Pasal 25. Badan-badan pimpinan Partai yang tertinggi


dari berbagai tingkat adalah sebagai berikut:

a. Untuk seluruh Indonesia ada Kongres Nasional


Partai dan Comite Central (CC);
b. Untuk tiap daerah Swatantra tingkat I ada
Konferensi Partai Daerah Besar dan Comite Daerah
Besar (CDB);
c. Untuk ibukota RI (Jakarta Raya) ada Konferensi
Jakarta Raya dan Comite Jakarta Raya (CDR) yang
kedudukannya sama dengan CDB;
d. Untuk pulau atau antar pulau-pulau yang
ditentukan oleh CC ada Konferensi Partai Pulau atau
Pulau-Pulau dan Comite Pulau atau Pulau-Pulau (CP)
yang dipimpin langsung oleh CC atau CDB;
e. Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan kota-
kota yang ditentukan oleh CC ada Konferensi Partai
Daerah Yogyakarta dan Konferensi Partai Kota serta
Comite Daerah Yogyakarta (CDJ) dan Comite Kota (CK)
yang dipimpin langsung oleh CDB;
f. Untuk daerah Swatantra tingkat II dan daerah di
bawah Swatantra tingkat II yang ditentukan oleh CC ada
Konferensi Seksi Partai dan Comite Seksi (CS);
g. Untuk daerah Swatantra tingkat III atau
Kecamatan atau daerah di bawah Kecamatan yang
ditentukan oleh CDB atau CP ada Konferensi Subseksi
Partai dan Comite Subseksi (CSS);
h. Untuk pabrik, tambang, desa, kampung, jalan,
perusahaan, sekolahan, perguruan tinggi, kantor, dan
tempat-tempat kerja lainnya ada Resort Besar dan
Comite Resort Besar (CRB).

Pasal 26. Di antara masa dua Kongres Nasional


Partai, dua Konferensi Partai dan di antara dua Rapat
Resort Partai, Comite-Comite Partai yang dipilih olehnya
adalah badan pimpinan tertinggi dari organisasi-
organisasi Partai yang sesuai dengan tingkatannya
masing-masing.

Pasal 27. Semua badan pimpinan Partai dipilih:

a. CC dipilih oleh Kongres Nasional Partai;


b. CDB, CP, CK, CS, dan CSS dipilih oleh
Konferensi-Konferensi Partai daerah masing-masing;
c. CR dipilih oleh Rapat Resort, dan CRB dipilih
oleh Konferensi Resort Besar.

Di mana keadaan tidak mengizinkan untuk


mengadakan pemilihan-pemilihan, badan-badan
pimpinan Partai dapat ditunjuk oleh Comite yang lebih
tinggi.

Pasal 28. Pemilihan-pemilihan Comite-Comite Partai


dilakukan secara tertulis dan rahasia atau secara
terbuka dari daftar calon-calon, dengan jaminan, bahwa
pemilih-pemilih berhak mengkritik dan mengganti setiap
calon dalam daftar.

Untuk tiap-tiap pemilihan Comite Partai, Kongres


Nasional atau Konferensi Daerah membentuk Komisi
Pemilihan yang bertugas mengusulkan cara-cara
pemilihan dan daftar calon berdasarkan calon-calon
yang diajukan.

Untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Comite


Partai, harus dipenuhi syarat usia keanggotaan sebagai
berikut:

a. Untuk CC sekurang-kurangnya 8 tahun;


b. Untuk CDB sekurang-kurangnya 5 tahun;
c. Untuk CP, CK, dan CS sekurang-kurangnya 3
tahun;
d. Untuk CR sekurang-kurangnya 1 tahun.

Pasal 29. Badan-badan pimpinan Partai atau anggota-


anggotanya dapat diberhentikan oleh masing-masing
badan yang memilihnya sebelum habis masa
jabatannya.

Selama masa antara dua Konferensi Daerah Partai


dari semua tingkat, Comite Partai yang lebih tinggi, bila
menganggap perlu boleh memindahkan fungsionaris-
fungsionaris organisasi Partai bawahan.

Pasal 30. Untuk menyampaikan atau mendiskusikan


putusan-putusan penting dari organisasi-organisasi
Partai yang lebih tinggi, untuk merencanakan pekerjaan,
setiap organisasi Partai dapat mengadakan berbagai
macam rapat-rapat dengan kader atau dengan anggota-
anggotanya yang aktif, Konferensi-Konferensi Kerja,
Seminar-Seminar dan lain-lainnya.

Pasal 31. Sebelum badan pimpinan Partai mengambil


putusan tentang politik Partai, organisasi-organisasi
Partai bawahan dan anggota-anggota Comite Partai
dapat mendiskusikannya di dalam organisasi Partai dan
rapat-rapat Partai secara bebas dan praktis, dan
mengajukan usulnya kepada badan pimpinan Partai.
Tetapi sesudah putusan diambil oleh badan pimpinan
Partai, mereka harus tunduk. Bila organisasi Partai
bawahan berpendapat bahwa putusan organisasi atasan
tidak sesuai dengan keadaan-keadaan yang nyata di
daerahnya atau dengan sesuatu lapangan tertentu, ia
harus mengusulkan kepada organisasi atasan yang
bersangkutan supaya mengubah putusannya; tetapi jika
organisasi atasan yang bersangkutan supaya mengubah
putusannya, maka organisasi Partai bawahan wajib
melaksanakannya tanpa syarat.

Pasal 32. Sebelum CC mengeluarkan keterangan atau


putusan bagian-bagian atau organisasi Partai bawahan
atau orang-orangnya yang bertanggung jawab tidak
boleh semaunya sendiri mengeluarkan keterangan atau
mengambil putusan tentang politik yang bersifat
nasional, walaupun mereka diperbolehkan
mendiskusikan dan mengajukan pendapat kepada
badan-badan pimpinan pusat.

Mengenai soal-soal daerah, organisasi Partai daerah


berhak mengambil putusan-putusan sendiri, asalkan
tidak bertentangan dengan putusan dari organisasi
Partai yang lebih tinggi atau dengan putusan CC.

Pasal 33. Harian-harian dan majalah-majalah yang


diterbitkan oleh organisasi Partai dari semua tingkat
harus mempopulerkan putusan-putusan dan politik
organisasi-organisasi pusat, organisasi-organisasi
atasan dan organisasi Partainya sendiri.
Organisasi-organisasi Partai dari semua tingkat harus
menyiarkan penerbitan-penerbitan CC.

Penerbitan harian, majalah atau brosur daerah harus


dengan persetujuan Comite Partai yang langsung di
atasnya.

Pasal 34. Pembentukan organisasi Partai yang baru


atau pembubaran organisasi Partai yang sudah ada
harus diputuskan oleh organisasi yang langsung di
atasnya.

Pasal 35. Politbiro CC mengadakan Departemen-


Departemen, dan Dewan Harian Comite-Comite Partai
mulai dari CSS sampai ke CDB mengadakan Bagian-
Bagian menurut keperluan; juga bisa membentuk Biro-
Biro, Komisi-Komisi atau badan-badan lain yang
dibutuhkan.

BAB IV

Organisasi Pusat Partai

Pasal 36. Kongres Nasional Partai diputuskan dan


diadakan oleh CC.

Dalam keadaan biasa, Kongres Nasional Partai


diadakan sekali dalam 5 tahun. dalam keadaan-keadaan
luar biasa, Kongres Nasional Partai bisa ditunda atau
dipercepat menurut putusan CC.

Kalau sekurang-kurangnya 1/3 jumlah organisasi-


organisasi Daerah Besar yang mewakili lebih dari
separuh jumlah seluruh anggota Partai atas putusan
Konferensinya masing-masing meminta supaya
diadakan Kongres Nasional Partai, maka CC harus
meluluskannya.
Kongres Nasional Partai adalah sah apabila dikunjungi
oleh utusan-utusan dari sekurang-kurangnya 1/3 jumlah
organisasi-organisasi Daerah Besar dan mewakili lebih
dari separuh jumlah seluruh anggota Partai.

Jumlah utusan untuk Kongres Nasional Partai dan


cara-cara mengatur pemilihannya ditentukan oleh CC.

Anggota-anggota dan calon-calon anggota CC kecuali


yang menjadi utusan hadir dalam Kongres Nasional
Partai dengan hak berbicara, tetapi tidak mempunyai
hak suara dalam mengambil putusan-putusan.

Pengumuman akan berlangsungnya Kongres


Nasional Partai dan acaranya harus dilakukan sekurang-
kurangnya 1 bulan sebelumnya, sedangkan Kongres
Nasional Partai luar biasa diumumkan sekurang-
kurangnya 2 bulan sebelumnya.

Pasal 37. Fungsi dan kekuasaan Kongres Nasional


Partai adalah sebagai berikut:

a. Menerima, mendiskusikan dan mengesahkan


laporan-laporan yang diberikan oleh CC, Komisi Verifikasi
dan Badan-Badan Pusat lainnya;
b. Menentukan garis politik Partai;
c. Mengubah Program dan Konstitusi Partai;
d. Memilih Komisi Verifikasi;
e. Memilih CC.

Kongres Nasional memilih Presidium untuk memimpin


jalannya Kongres dan melakukan fungsi dan kekuasaan
CC selama Kongres.

Pasal 38. Jumlah anggota dan calon anggota CC


ditentukan oleh Kongres Nasional Partai.

Kalau terjadi lowongan di dalam keanggotaan CC,


lowongan itu diisi dengan calon anggota CC yang
ditentukan oleh CC.
Pasal 39. Selama masa antara dua Kongres Nasional
Partai, CC memimpin seluruh pekerjaan Partai,
melaksanakan putusan-putusan Kongres Nasional
Partai, mewakili Partai dalam hubungan-hubungannya
dengan partai-partai dan organisasi-organisasi lain,
mendirikan badan-badan Partai dan memimpin aktivitas-
aktivitasnya, mengurus dan menempatkan kader-kader
Partai.

Pasal 40. Sidang Pleno CC diadakan sekali tiap 6


bulan oleh Politbiro CC. Sesuai dengan keadaan
Politbiro CC bisa menunda atau mempercepat Sidang
Pleno itu. Calon-calon anggota CC hadir dalam Sidang
Pleno CC dengan mempunyai hak untuk menyatakan
pendapatnya, tetapi tidak mempunyai hak suara dalam
mengambil putusan-putusan.

Pasal 41. CC dalam Sidang Plenonya memilih


Politbiro, Dewan Harian Politbiro, Sekretariat CC, Ketua
CC dengan wakil-wakilnya, Sekretaris CC sebagai
Kepala dan Wakil-Wakil Kepala Sekretariat CC.

Politbiro serta Dewan Hariannya melaksanakan fungsi


dan kekuasaan CC selama masa antara 2 Sidang Pleno
CC.

Sekretariat CC melakukan pekerjaan harian CC, di


bawah pimpinan Politbiro dan Dewan Hariannya.

Ketua dan Wakil-Wakil Ketua CC adalah juga Ketua


dan Wakil-Wakil Ketua Politbiro.

Jumlah anggota dan calon anggota Politbiro, jumlah


anggota Dewan Harian Politbiro dan jumlah anggota
Sekretariat CC ditentukan oleh CC.

Jika terjadi lowongan di dalam badan-badan tersebut,


pengisian lowongan itu ditetapkan oleh CC.
Pasal 42. Selama masa antara 2 Kongres Nasional
Partai, CC bisa mengadakan beberapa Konferensi
Nasional Partai untuk mendiskusikan dan memutuskan
soal-soal politik dan organisasi yang mendesak.

Pasal 43. Konferensi Nasional Partai adalah sah


apabila dikunjungi sekurang-kurangnya oleh utusan-
utusan yang mewakili lebih dari separuh jumlah seluruh
organisasi Daerah Besar.

Jumlah utusan dan cara-cara mengatur pemilihannya


ditentukan oleh CC.

Pasal 44. Konferensi Nasional Partai dapat


memberhentikan anggota-anggota atau calon-calon
anggota CC yang tidak melakukan kewajiban
sebagaimana mestinya, dan dapat memilih
penggantinya dari calon-calon anggota CC untuk
menjadi anggota CC dan memilih calon anggota CC
yang baru, asalkan jumlah anggota dan calon anggota
CC yang diganti atau jumlah calon anggota CC yang
dipilih itu, pada tiap Konferensi tidak lebih dari 1/5 jumlah
semua anggota dan calon anggota CC.

Pasal 45. Putusan-putusan yang diambil oleh


Konferensi Nasional Partai dan pemberhentian serta
pemilihan anggota atau calon anggota CC oleh
Konferensi itu hanya berlaku sesudah disahkan oleh CC.

BAB V

Organisasi-Organisasi Daerah Partai

Pasal 46. Konferensi-Konferensi Partai daerah


diadakan oleh Comitenya masing-masing, untuk Daerah
Besar tiap 3 tahun sekali; untuk Pulau atau Pulau-Pulau,
Kota, dan Seksi tiap 2 tahun sekali; dan untuk Subseksi
tiap 1 tahun sekali.
Dalam keadaan luar biasa Konferensi-Konferensi
tersebut dapat ditunda atau dipercepat oleh Comite
Partai yang bersangkutan.

CDB, CP, CK, CS dan CSS harus mengadakan


Konferensinya masing-masing atas permintaan lebih
dari separuh jumlah seluruh organisasi Partai yang
langsung di bawahnya atau atas usul organisasi Partai
yang langsung di atasnya.

Konferensi adalah sah apabila dikunjungi oleh utusan-


utusan dari sekurang-kurangnya separuh jumlah
organisasi Partai yang langsung di bawahnya dan
mewakili lebih dari separuh jumlah anggota di
daerahnya.

Utusan-utusan untuk Konferensi-Konferensi Daerah


Besar, Pulau atau Pulau-Pulau, Kota, dan Seksi dipilih
oleh masing-masing Konferensi Partai yang langsung di
bawahnya; untuk Konferensi Subseksi dipilih oleh
Konferensi Resort Besar atau Rapat Resort.

Jumlah utusan dan cara-cara mengatur pemilihannya


ditentukan oleh Comite yang menyelenggarakan
Konferensi.

Anggota-anggota Comite lama kecuali yang menjadi


utusan hadir dalam Konferensi dengan hak berbicara,
tetapi tidak mempunyai hak suara dalam mengambil
putusan-putusan.

Pasal 47. Fungsi dan kekuasaan dari Konferensi


Daerah Besar, Pulau atau Pulau-Pulau, Kota, Seksi dan
Subseksi ialah:

a. Menerima, mendiskusikan dan mengesahkan


laporan-laporan yang diberikan oleh Comite Partai,
Komisi Verifikasi, dan Badan-Badan Partai lainnya dari
Comite Partai masing-masing;
b. Memilih Komisi Verifikasi;
c. Memilih Comitenya masing-masing.
Konferensi Daerah Besar juga memilih utusan-utusan
ke Kongres Nasional Partai.

Konferensi memilih Presidium untuk memimpin


jalannya Konferensi dan melakukan fungsi dan
kekuasaan Comite selama Konferensi.

Pasal 48. Jumlah anggota Comite ditetapkan oleh


Konferensi masing-masing.

CDB, CP, dan CK mengadakan Sidang Plenonya 4


bulan sekali, CS 3 bulan sekali, dan CSS 2 bulan sekali.

CDB dalam Sidang Plenonya memilih Dewan Harian,


Comite Kerja Dewan Harian, Sekretariat CDB,
Sekretaris Pertama CDB dan Wakilnya.

Comite Kerja Dewan Harian CDB terdiri dari Sekretaris


Pertama CDB dan Wakilnya serta satu atau beberapa
orang Sekretaris.

Sekretariat CDB terdiri dari Kepala Sekretariat dan


Wakilnya serta beberapa orang anggota Sekretariat.
Kepala Sekretariat CDB harus salah seorang dari
anggota Comite Kerja Dewan Harian CDB.

Dewan Harian CDB dan Comite Kerjanya


melaksanakan fungsi dan kekuasaan CDB selama masa
antara 2 Sidang Pleno CDB.

Sekretariat CDB melakukan pekerjaan harian CDB, di


bawah pimpinan Dewan Harian dan Comite Kerjanya.

Sekretaris Pertama CDB atau Wakilnya mengetuai


Sidang-Sidang Pleno, Dewan Harian dan Comite Kerja
Dewan Harian CDB.

CP, CK, CS, dan CSS dalam Sidang Plenonya


masing-masing memilih Dewan Harian, Sekretariat,
Sekretaris dan Wakilnya.
Sekretaris atau Wakil Sekretaris CP, CK, CS dan CSS
mengetuai Sidang-Sidang Pleno, Dewan Harian dan
Sekretariat dari Comitenya masing-masing.

Anggota Dewan Harian, Comite Kerja Dewan Harian


dan Sekretariat CDB, dan anggota-anggota Dewan
Harian serta Sekretariat dari CP, CK, CS, dan CSS harus
disetujui oleh Comite Partai yang langsung di atasnya.

Jika terjadi lowongan pada Dewan Harian, Comite


Kerja Dewan Harian atau Sekretariat, lowongan itu diisi
dengan anggota Comite Pleno oleh Dewan Harian yang
bersangkutan dengan persetujuan Comite Partai yang
langsung di atasnya. Untuk mengisi lowongan di dalam
keanggotaan Comite Pleno, Comite Partai yang
bersangkutan dalam Sidang Plenonya melakukan
pengangkatan dengan persetujuan Comite Partai yang
langsung di atasnya.

Pembentukan badan pimpinan seperti yang ada pada


CDB bagi Comite Partai tertentu yang langsung di
bawah CDB hanya dimungkinkan atas putusan CC
berdasarkan usul CDB yang bersangkutan.

Pasal 49. CDB, CP, CK, CS, dan CSS harus


menjalankan putusan-putusan Konferensinya masing-
masing dan menjalankan putusan-putusan organisasi
Partai yang lebih tinggi, mendirikan Badan-Badan Partai
dan memimpin aktivitas-aktivitasnya, mengurus dan
menempatkan kader-kader Partai.

Pasal 50. Selama masa antara 2 Konferensi Partai


daerah, CDB mengadakan Konferensi antar-waktu 2 kali
dan CP, CK, CS, dan CSS masing-masing 1 kali yang
dihadiri oleh utusan-utusan yang dipilih oleh masing-
masing Sidang Pleno Comite yang langsung di
bawahnya.

Konferensi antar-waktu Subseksi dihadiri oleh utusan-


utusan yang dipilih oleh CRB atau CR.
Jumlah utusan dan cara-cara mengatur pemilihannya
ditentukan oleh Comite yang menyelenggarakan
Konferensi.

Konferensi antar-waktu adalah sah apabila dikunjungi


oleh utusan-utusan dari sekurang-kurangnya separuh
jumlah organisasi Partai yang langsung di bawahnya.

Konferensi antar-waktu dapat memberhentikan


anggota-anggota Comite yang bersangkutan dan
memilih penggantinya, asalkan jumlah anggota yang
diganti itu tidak lebih dari ¼ jumlah semua anggota
Comite.

Putusan-putusan yang diambil oleh Konferensi antar-


waktu baru berlaku sesudah disahkan oleh Comite
Partai yang bersangkutan.

BAB VI

Organisasi Basis Partai

Pasal 51. Organisasi basis Partai didirikan menurut


tempat tinggal atau tempat kerja. Di sesuatu pabrik,
tambang, desa, kampung, jalan, perusahaan,
sekolahan, perguruan tinggi, kantor dan di tempat-
tempat kerja lainnya di mana terdapat 3 atau lebih
anggota Partai, didirikan organisasi basis Partai. Jika di
tempat itu terdapat kurang dari 3 anggota Partai,
anggota-anggota tersebut harus menggabungkan diri
dalam organisasi basis Partai yang terdekat.

Pasal 52. Bentuk organisasi basis Partai adalah


sebagai berikut:

a. Organisasi basis Partai yang beranggota


kurang dari 100 orang disebut Resort Partai;
b. Organisasi basis Partai yang beranggota 100
orang atau lebih disebut Resort Besar Partai. Di bawah
Resort Besar Partai dibentuk beberapa Resort Partai.

Pasal 53. Organisasi basis Partai harus mengeratkan


hubungan Partai dengan massa rakyat.

Kewajiban-kewajiban umum organisasi basis Partai


adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan propaganda dan pekerjaan


organisasi di kalangan massa untuk melaksanakan politik
Partai dan putusan-putusan organisasi-organisasi Partai
yang lebih tinggi;
b. Selalu memperhatikan perasaan-perasaan dan
tuntutan-tuntutan massa rakyat, melaporkannya tepat
pada waktunya kepada organisasi-organisasi Partai yang
lebih tinggi, memperhatikan kehidupan politik, ekonomi
dan kebudayaan rakyat dan mengorganisasi massa
rakyat untuk memecahkan masalah-masalah mereka
sendiri;
c. Menarik anggota-anggota baru, mengumpulkan
iuran anggota Partai, memeriksa laporan-laporan dari
anggota-anggota Partai dan menjaga disiplin Partai di
kalangan anggota-anggota;
d. Mengorganisasi penjualan harian, majalah dan
penerbitan-penerbitan lainnya dari Partai;
e. Mendidik anggota-anggota Partai dan
mengorganisasi pelajaran-pelajaran mereka, termasuk
pemberantasan buta huruf.

Pasal 54. Rapat Resort diadakan sekurang-kurangnya


sebulan sekali dan dihadiri oleh Kepala-Kepala Grup.

Konferensi Resort Besar diadakan sekurang-


kurangnya 2 bulan sekali dan dihadiri oleh utusan-
utusan dari CR.

Rapat Resort dan Konferensi Resort Besar menerima


dan mendiskusikan laporan-laporan yang diberikan oleh
Comitenya masing-masing; menentukan pekerjaan-
pekerjaan di tempatnya masing-masing dan memilih CR
dan CRB.
CR dipilih untuk waktu 6 bulan.

CRB dipilih untuk waktu 1 tahun.

CR memilih seorang Sekretaris dan jika perlu seorang


Wakil Sekretaris.

CRB memilih Sekretariat, Sekretaris dan Wakilnya.

Suatu organisasi basis yang beranggotakan kurang


dari 10 orang, tidak membentuk Comite, tetapi cukup
memilih seorang Sekretaris dan seorang Wakilnya.

Pasal 55. Resort Partai yang beranggota banyak,


harus membagi anggota-anggotanya dalam Grup-Grup,
yang masing-masing terdiri dari sebanyak-banyaknya 10
orang.

Anggota-anggota wanita Partai dapat diorganisasi


dalam Grup-Grup tersendiri.

Grup memilih seorang Kepala Grup dan kalau perlu


seorang Wakil Kepala.

Dengan persetujuan Comite Partai yang lebih tinggi,


seorang anggota Partai dapat merangkap menjadi
anggota Resort tempat kerja dan Resort tempat tinggal
dengan ketentuan bahwa anggota tersebut mempunyai
hak suara dalam mengambil putusan dan kewajiban
membayar iuran hanya pada salah satu Resort saja.

BAB VII

Fraksi Partai dalam Organisasi-Organisasi Bukan-Partai

Pasal 56. Dalam badan-badan pimpinan organisasi-


organisasi bukan-Partai, di mana terdapat 3 atau lebih
anggota Partai yang berkedudukan penting, dibentuk
fraksi Partai. Kewajiban fraksi Partai ialah: bertanggung
jawab atas pelaksanaan politik dan putusan-putusan
Partai, memperkuat persatuan dengan kader-kader non-
Partai dan mengeratkan hubungan dengan massa
dalam organisasi-organisasi bukan-Partai yang
bersangkutan.

Pasal 57. Anggota-anggota Partai dalam Dewan-


Dewan Perwakilan di pusat dan di daerah merupakan
Fraksi Partai.

Anggota-anggota Fraksi Partai dalam Dewan-Dewan


Perwakilan harus dengan teguh membela kepentingan
rakyat. Pekerjaan mereka dalam Dewan-Dewan
Perwakilan harus membawa suara dari gerakan massa
rakyat dan membela serta mempopulerkan politik Partai.

Anggota-anggota Fraksi Partai dalam Dewan-Dewan


Perwakilan harus memelihara hubungan-hubungan
yang erat dengan massa pemilih, secara teratur
memberikan laporan kepada massa pemilih tentang
aktivitas dan pekerjaannya dalam Dewan Perwakilan
dan senantiasa berusaha mendapatkan saran-saran dan
nasihat dari massa pemilih.

Anggota-anggota Fraksi Partai dalam Dewan-Dewan


Perwakilan harus menjaga nama baik dirinya masing-
masing yang berarti menjaga nama baik Partai, tetap
hidup secara sederhana, tetap bersikap rendah hati
dalam hubungan dengan rakyat dan tetap menempatkan
Partai di atas dirinya sendiri.

Pimpinan Fraksi Partai dalam Dewan-Dewan


Perwakilan ditentukan oleh Comite yang memimpinnya
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang diajukan
oleh Fraksi yang bersangkutan.

Pasal 58. Keanggotaan Fraksi ditentukan oleh Comite


Partai yang memimpinnya. Fraksi Partai mempunyai
Sekretaris. Fraksi Partai yang mempunyai lebih dari 10
anggota membentuk Comite Kerja. Sekretaris dan
anggota-anggota Comite Kerja lainnya ditentukan oleh
Comite Partai yang memimpinnya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang diajukan oleh Fraksi
yang bersangkutan.

Kedudukan dan hak-hak Fraksi Partai dalam Kongres


Nasional dan Konferensi Partai ditentukan oleh Comite
Partai yang memimpinnya.

Pasal 59. Dalam segala soal Fraksi Partai harus


tunduk kepada Comite Partai yang memimpinnya.

BAB VIII

Badan Kontrol Partai

Pasal 60. CC, CDB, CP, CK, dan CS dalam Sidang


Plenonya masing-masing membentuk Komisi Kontrol.

Kongres Nasional dan Konferensi-Konferensi Daerah


memilih Komisi Verifikasi.

Susunan Komisi Kontrol bawahan harus disahkan oleh


Comite Partai yang langsung di atasnya.

Pasal 61. Kewajiban Komisi Kontrol ialah: secara


teratur memeriksa dan mengurus perkara-perkara
pelanggaran anggota-anggota terhadap Konstitusi
Partai, disiplin Partai dan moral Komunis; menjatuhkan
atau mencabut tindakan disiplin atas anggota Partai; dan
mengurus pengaduan dan permintaan banding anggota
Partai.

Pasal 62. Komisi Kontrol dari semua tingkat


menjalankan pekerjaan di bawah pimpinan Comite-
Comite Partai yang setingkat.
Komisi Kontrol yang lebih tinggi berhak memeriksa
pekerjaan Komisi Kontrol bawahan dan mengesahkan
atau mengubah putusan-putusannya.

Komisi Kontrol bawahan harus melaporkan pekerjaan


kepada Komisi Kontrol yang lebih tinggi, dan
memberikan laporan yang teliti dan tepat tentang
pelanggaran-pelanggaran anggota terhadap disiplin
Partai.

Pasal 63. Kewajiban Komisi Verifikasi ialah:


mengontrol administrasi Partai, pembukuan dan
penggunaan Keuangan Partai, inventaris Partai dan
usaha-usaha produktif Partai.

BAB IX

Keuangan Partai

Pasal 64. Partai dibelanjai oleh uang pangkal dan


iuran anggota, oleh usaha-usaha produktif Partai, dan
oleh sokongan-sokongan yang tidak mengikat.

Pasal 65. Seseorang yang mau masuk Partai


berkewajiban membayar uang pangkal sebanyak uang
iuran.

Uang iuran dibayar tiap-tiap bulan dan ditetapkan


sekurang-kurangnya sebagai berikut:

Penghasilan kotor:

sampai Rp. 250, – Jumlah iuran Rp. 0,50

Rp. 251, – sampai Rp. 500, – Jumlah iuran Rp. 1, –

Rp. 501, – sampai Rp. 750, – Jumlah iuran Rp. 2,50

Rp. 751, – sampai Rp. 1000, – Jumlah iuran Rp. 5, –


Rp. 1001, – ke atas sekurang-kurangnya 1% dari
penghasilan kotor, dibulatkan ke atas dengan Rp. 0,50.

Pasal 66. Anggota Partai yang mendapat kedudukan


berpenghasilan atas nama Partai menyerahkan semua
penghasilannya kepada Partai dan ia mendapat
honorarium menurut peraturan-peraturan yang
ditentukan oleh Partai.

Pasal 67. CDB atau CP mendapat 90% dari


pendapatan uang pangkal, iuran, dan pendapatan-
pendapatan lainnya setiap bulannya untuk Kas CDB
atau CP, CK, CS, CSS, dan CR. Keperluan Keuangan
untuk CK, CS, CSS, dan CR diatur oleh CDB atau CP.

Sisa yang 10% dikirim ke CC.

BAB X

Hubungan Partai Dengan Pemuda Rakyat

Pasal 68. Pemuda rakyat dalam Kongresnya yang ke-


V telah menyatakan sebagai pembantu yang setia dan
terpercaya daripada Partai Komunis Indonesia.
Pimpinan Pusat Pemuda Rakyat menerima pimpinan CC
PKI.

Organisasi-organisasi Pemuda Rakyat harus


memberikan bantuan yang efektif dalam melaksanakan
politik dan putusan-putusan Partai, serta mengajukan
saran-saran kepada Comite Partai yang setingkat.

Pasal 69. Organisasi-organisasi Partai dari semua


tingkat harus memberikan perhatian yang besar kepada
pekerjaan Pemuda Rakyat di lapangan ideologi dan
organisasi, memberikan bimbingan kepada Pemuda
Rakyat dalam pendidikan teori Marxis-Leninis untuk para
anggotanya, dan menjaga supaya terjamin hubungan
yang erat antara Pemuda Rakyat dengan massa
pemuda yang luas.

BAB XI

Organisasi Partai Dalam Keadaan Luar Biasa

Pasal 70. Jika Partai tidak dimungkinkan oleh keadaan


untuk melakukan fungsinya secara biasa, maka bentuk-
bentuk organisasi dan cara kerja Partai ditentukan oleh
CC.

Kembali ke Daftar Isi

https://www.marxists.org/indonesia/indones/KongresPKIke7/KonstitusiPKI.htm

Anda mungkin juga menyukai