Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI


INDONESIA”

DISUSUN OLEH :
MEYRA AULIA PUTRI
(KELOMPOK 6)

KELAS : XII.IPA.5

GURU PEMBIMBING :
JULI ISKANDAR, S.Ag.

SMA NEGERI 22 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang beriman pada hari akhir.Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang beriman pada hari
akhir ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, Februari 2023

Penyusun

I
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PASA MASA


KESULTANAN
Secara umum pengertian iman kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin
bahwa seluruh alam semesta dan isinya akan hancur suatu saat nanti dan setelah
itu akan ada kehidupan yang kekal (akhirat).Sedangkan menurut bahasa
(etimologi) yaitu percaya akan datangnya hari kiamat (hari akhir). Menurut istilah
(terminologi) yaitu percayai dan yakin akan adanya kehidupan akhirat yang kekal
setelah kehidupan dunia ini.
Para Ulama’ membagi kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat Sugra dan
kiamat Kubra. Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian
makhluk, misalnya kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi,
gunung meletus, banjir dan sebagainya. Kiamat Kubra, adalah kiamat besar
Adalah hancur nya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau
berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.

‫ِاَّن الَّساَع َة ٰا ِتَيٌة َاَك اُد ُاْخ ِفْيَها ِلُتْج ٰز ى ُك ُّل َنْفٍۢس ِبَم ا َتْس ٰع ى‬
Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap
orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. (Q.S Taha : 15)

2.2 PERILAKU YANG MENCERMINKAN KESADARAN BERIMAN


PADA HARI AKHIR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Senantiasa berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia karena tahu


beratnya hisab di hari akhir.

2. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh terutama ilmu agama agar tidak


tersesat di dunia.

3. Menghormati dan menjunjung tinggi martabat orangtua.

1
4. Menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT.

5. Memperbanyak pertemanan yang positif serta menghindari pertemanan yang


dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa.

6. Meniatkan segala jenis aktivitas yang dilakukan semata-mata agar


mendapatkan ridha Allah SWT.

2.3 KAITAN ANTARA BERIMAN KEPADA HARI AKHIR DENGAN


PERILAKU JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB, DAN ADIL

2.3.1 Kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur.
Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang,
serta perbuatan dan perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan
muslim memperoleh kepercayaan lingkungan sekitar.
Perintah jujur telah tercantum alam Al Quran dan hadits. Salah satunya
dalam Al Ahzab ayat 70,

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ُقوُلو۟ا َقْو اًل َسِد يًدا‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar."
Hadits pentingnya jujur dinarasikan Abdullah, berikut haditsnya,

‫ َو ِإَّن الَّرُج َل‬،‫ َو ِإَّن اْلِب َّر َيْه ِد ي ِإَلى اْلَج َّن ِة‬،‫ِإَّن الِّص ْد َق َيْه ِد ي ِإَلى اْلِب ِّر‬
‫ َو ِإَّن اْلُفُج وَر‬،‫ َو ِإَّن اْلَك ِذَب َيْه ِد ي ِإَلى اْلُفُج وِر‬،‫َلَيْص ُدُق َح َّتى َيُك وَن ِص ِّديًقا‬
‫ َح َّتى ُيْك َتَب ِع ْنَد ِهَّللا َك َّذ اًبا‬، ‫ َو ِإَّن الَّرُج َل َلَيْك ِذ ُب‬،‫َيْهِد ي ِإَلى الَّناِر‬
Artinya: "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa
kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila
seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang jujur." (HR Bukhari).

2
Beriman kepada hari Akhir memiliki kaitan yang sangat erat dengan
perilaku jujur Karena meyakini bahwa hari Akhir pasti akan datang dan
membawa konsekuensi terhadap segala bentuk perilaku manusia. Segala
bentuk perilaku baik akan memperoleh balasan pahala yang mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan abadi di surga. Dan segala bentuk perilaku buruk
pasti akan mendatangkan dosa dengan balasan siksaan di neraka dengan
penderitaan yang berkepanjangan. Sebagai umat Islam yang beriman kepada
hari Akhir, tidak akan menggadaikan kehidupan dunia yang bersifat sementara
dengan kehidupan akhirat yang bersifat abadi.
Salah satu sifat wajib dari seorang rasul adalah "siddiq" atau sidik.
Siddiq artinya selalu berkata jujur dan benar, selain dari sifat terpuji lainnya,
yaitu amanah, tablig, dan fatanah. Umat Islam yang beriman kepada hari Akhir
akan senantiasa kejujuran dapat mendorong seseorang berperilaku baik dan
hanya dengan perilaku baik yang dapat membawa manusia kepada kehidupan
surga.

2.3.2 Kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku bertanggung
jawab.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia


bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanan nya.
Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban
yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan kita kepada orang lain,
atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain kepada kita.

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan


manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia
tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung
jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu
dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang memiliki kepentingan dari pihak lain.
Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian
ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.

3
Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak
lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
kemasyarakatan . Berbicara tentang tanggung jawab manusia menurut al-Qur’an,
memperhatikan surat al-Mukminun ayat 115

‫َأَفَحِس ْبُتْم َأَّنَم ا َخ َلْقَٰن ُك ْم َع َبًثا َو َأَّنُك ْم ِإَلْيَنا اَل ُتْر َج ُعوَن‬

Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan


kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?”

ditemukan bahwa manusia adalah makhluk fungsional dan bertanggung


jawab atau dengan kata lain penciptaan manusia bukanlah sebuah kesia-siaan.
Tanggung jawab manusia tersebut meliputi tanggung jawab terhadap Allah Sang
Pencipta, diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara, serta tanggung
jawab terhadap alam.

Bagi umat Islam yang beriman kepada hari Akhir secara benar dan
sepenuh hati, akan menumbuhkan sikap positif seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. Sikap positif tersebut adalah tanggung jawab. Sehingga beriman kepada hari
akhir sangat berkaitan dengan sikap tanggung jawab seseorang. Karena hari akhir
pasti akan terjadi, dan pada hari Akhir setiap amal perbuatan manusia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. Pertanggungjawaban di hadapan
Allah tidak dapat di rekayasa. Kecuali pasti akan berlaku secara adil.

Sikap tanggung jawab tidak dapat dipisahkan dengan perilaku manusia.


Karena setiap manusia Dititahkan oleh Allah swt. untuk hidup di bumi sebagai
seorang pemimpin dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab terhadap apa
yang dilakukan, Sikap tanggung jawab harus diwujudkan dalam bentuk perilaku
sehari-hari. Seseorang termasuk bertanggung jawab atau tidak, dapat diketahui
melalui ciri-cirinya sebagai berikut;

4
1.Apa yang dilakukan merupakan hasil pertimbangan matang. Perbuatan manusia
yang terbaik adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemikiran yang
matang, sehingga pertanggungjawaban nya mendatangkan masalah.

2.Berani menerima konsekuensi. Hanya mereka yang berani menerima


konsekuensi melangkah terlalu jauh, yang mungkin bisa mengetahui sejauh mana
hal itu bisa dilakukan

3.Tidak suka mencari kambing hitam. Di antara salah satu bentuk perilaku
tanggung jawab adalah berani menghadapi risiko secara mandiri, sekali pun harus
membawa risiko.

4.Tidak lari dari kenyataan perilaku tanggung jawab, sebaliknya merupakan


bentuk perilaku pengecut. Termasuk sebagai ciri seseorang bertanggung jawab
atau tidak, dapat diketahui apakah seseorang tersebut lari dari kenyataan atau
tidak. Artinya, seseorang berani menghadapi segala bentuk risiko yang terjadi atau
tidak. Kalau seseorang berani menghadapi segala bentuk risiko, berarti seseorang
benar-benar bertanggung jawab.

2.3.3 Kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku adil.

Keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran Islam. Setiap orang
muslim akan memperoleh hak dan kewajibannya secara sama. Berdasarkan pada
hakekat manusia yang derajatnya sama antara satu mukmin dengan mukmin yang
lain. Dan yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan dari setiap mukmin
tersebut.

Adil menurut bahasa Arab disebut dengan kata 'adl, yang berarti sama
dengan seimbang, Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adil berarti tidak berat
sebelah, tidak memihak, berpihak kepada kebenaran, dan tidak sewenang-wenang
Menurut ilmu akhlak, adil berarti meletakkan sesuatu kepada tempatnya,
memberikan atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang jahat
sesuai kesalahan dan pelanggarannya.

5
Menurut Imam Al-Ghazali, adil adalah keseimbangan antara sesuatu yang
lebih dan yang kurang Menurut Ibnu Maskawaih keadilan adalah memberikan
sesuatu yang semestinya kepada orang yang berhak terhadap sesuatu. Adil
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kata adil kebalikan dari kata zalim, yaitu
menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya.

Adapun dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang sikap adil yaitu :

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ْو ُنْو ا َقَّو اِم ْيَن ِهّٰلِل ُش َهَد ۤا َء ِباْلِقْس ِۖط َو اَل َيْج ِرَم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم‬
‫َع ٰٓلى َااَّل َتْع ِد ُلْو اۗ ِاْع ِد ُلْو ۗا ُهَو َاْقَر ُب ِللَّتْقٰو ۖى َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌۢر ِبَم ا‬
‫َتْع َم ُلْو َن‬

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak


keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencian mu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S Al-Maidah : 8)

‫ٰٓل‬
‫َاِو‬ ‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْو ا ُك ْو ُن ْو ا َق َّو اِم ْي َن ِباْلِقْس ِط ُش َه َد ۤا َء ِهّٰلِل َو َل ْو َع ى َاْنُفِس ُك ْم‬
‫وا‬ ‫اْل َو اِل َدْي ِن َو اَاْلْق َر ِبْي َن ۚ ِاْن َّي ُك ْن َغ ِنًّي ا َاْو َفِقْي ًر ا َفاُهّٰلل َاْو ٰل ى ِبِه َم ۗا َف اَل َت َّت ِبُع‬
‫اْل َه ٰٓو ى َاْن َت ْع ِد ُلْو اۚ َو ِاْن َت ْلٓٗو ا َاْو ُتْع ِر ُضْو ا َفِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan,


menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya atau pun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah
Maha teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S An- Nisa : 135)

6
Umat Islam yang beriman kepada hari Akhir secara benar, sungguh-
sungguh dan sepenuh hati dapat mendorong seseorang berperilaku adil. Sehingga
beriman kepada hari Akhir memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perilaku
adil. setelah hari akhir pasti akan terjadi suatu peristiwa yang disebut dengan
malul mizan, Yaumul jaza. Pada hari-hari tersebut, semua amal perbuatan
manusia di dunia akan dihitung, ditimbang dan dibalas dengan pembalasan yang
seadil-adilnya. Tidak akan terjadi kezaliman pada hari itu. Sehingga siapa pun
yang beramal kebaikan sekecil apa pun akan memperoleh pembalasan pahala. Dan
siapa pun yang beramal buruk sekecil apa pun, pasti akan memperoleh balasan
siksaan.

Seseorang yang mampu membiasakan berperilaku adil dalam setiap aspek


kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, akan dapat memperoleh manfaat yang
luar biasa. Di antara manfaat tersebut adalah;

1. Meningkatkan ketakwaan

Berlaku adil merupakan perilaku yang dekat dengan takwa. Dengan kita
berlaku adil, maka insyaallah kita akan termasuk dalam golongan orang-
orang yang takwa.

2. Menjadi lebih tenang dan bahagia

Ketika kita bisa berlaku adil terhadap diri sendiri dalam artian mengerti
batasan toleransi tubuh dan tidak memaksakan suatu hal ke dalam diri
sendiri, maka hidup kita akan lebih tenang.

3. Membuka pintu rezeki

Salah satu perilaku adil terhadap diri sendiri adalah memberikan waktu
bagi tubuh untuk beristirahat. Istirahat merupakan kebutuhan bagi tubuh
setelah menunaikan kewajibannya bekerja.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat disimpulkan Dengan beriman kepada Hari Akhir, akan mendorong


seseorang untuk melakukan kebiasaan diri dengan akhlaktul karimah. Seperti
mawas diri, rendah hati, peduli kepada sesama, dan selalu berusaha mendekatkan
diri kepada Allah Swt. Hal ini dilakukan dengan ibadah (seperti salat) maupun
dengan ibadah sosial. Ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi
sesama dan akan ter motivasi untuk selalu berperilaku jujur, bertanggung jawab,
dan adil. Demikian penjelasan tentang Kaitan antara Beriman kepada Hari Akhir
dengan Perilaku Jujur, Bertanggung Jawab, dan Adil.

3.2 SARAN

Dengan adanya tanda-tanda hari kiamat yang semakin dekat, yang akan
menimpa seluruh manusia di bumi, maka kita sebagai umat muslim sudah
selayaknya untuk saling menjaga islam dan senantiasa membangun iman kita Se
kokoh mungkin, menjauhi larangan ALLAH SWT, selalu berbuat baik antara
sesama umat manusia, serta membangun kehidupan yang lebih baik agar hari
kiamat tidak segera datang dan menghukum kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman%20kepada
%20hari%20kiamat-anto/topik1.html

https://www.scribd.com/presentation/359318768/Perilaku-Yang-
Mencerminkan-Iman-Kepada-Hari-Akhir-1

https://kumparan.com/berita-hari-ini/iman-kepada-hari-akhir-contoh-
perilaku-dan-hikmah-mengimaninya-1vVl6LcZO7j

https://cerdika.com/contoh-dan-hikmah-iman-kepada-hari-akhir/

https://tirto.id/ayat-al-quran-tentang-kejujuran-sikap-siddiq-di-al-ahzab-at-
taubah-gkU8

https://www.inews.id/lifestyle/muslim/dalil-tentang-jujur

https://hasilcopa.com/jelaskan-kaitan-beriman-kepada-hari-akhir-dengan-
perilaku-jujur

https://www.nangkring.net/2019/01/kaitan-iman-pada-hari-akhir-dengan-
jperilaku-ujur.html?m=1

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman%20kepada
%20hari%20kiamat-anto/topik4.html

https://muhammadiyah.or.id/adil-yang-patut-dan-standar/

https://akurat.co/disebut-lebih-dekat-dengan-takwa-ini-5-manfaat-adil-
terhadap-diri-sendiri-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai