Anda di halaman 1dari 12

MAKNA KESELAMATAN

DALAM
PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu:
Dr. KH. Abdul Adib, M.Pd

Disusun Oleh:
Esta Fitriana

AKADEMI KEBIDANAN WIRA BUANA


TA. 2021/2022
METRO
LAMPUNG
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahWabarakatuh

Alhamdulillahirabilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul
“Makna Keselamatan dalam Prespektif Islam”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam bapak Dr. KH. Abdul Adib, M.Pd yang telah membantu kami dalam proses
penyusunan makalah ini. Selain itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Sehingga kami mengharapkan saran dan kritik demi memperbaiki makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan. Amiin.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Metro, 5 Oktober 2021


Penulis,

Esta Fitriana
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

PENDAHULUAN........................................................................................1

a. Latar Belakang...............................................................................1
b. Pengertian Agama Islam................................................................1
c. Rumusan Masalah..........................................................................2

PEMBAHASAN..........................................................................................3

a. Keselamatan menurut narasumber.............................................3-6


b. Sumber sumber ajaran agama Islam ………………………………………..
c. Ajaran pokok dalam Agama Islam ………………………………………………
d. Pengalaman narasumber …………………………………………………………
e. Pengalaman pribadi saya ………………………………………………………..

PENUTUP ……………………………………………………………………………………………….

IDENTITAS NARASUMBER ……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………….


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam merupakan salah satu jalan yang diajarkan Nabi Muhammad, bukan
tujuan. Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap ridha-Nya,
melalui amal kebajikan yang berdimensi vertikal dan horisontal yang tercantum
dalam tiga ajaran pokoknya yaitu iman, islam dan ihsan dengan tujuan agar
mendapatkan kebahagiaan/keselamatan baik di dunia maupun akhirat.

Melalui dimensi vertikal umat Islam dapat menjalankan ritual keagamaan yang
tatacaranya sudah ditentukan oleh Allah dan mengantarkan manusia untuk
menjalin komunikasi atau berhubungan dengan Tuhan.

Melalui dimensi horizontal umat Islam dapat menjalankan ibadah yang terkait
dengan hubungan sesame manusia.Misalnya perdagangan, dialog, kerja sama
interenatau antar umat serta pengabdian atau pelayanan pada sesame dan
sebagainya.

B. Pengertian Agama Islam

Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh
sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai
orang Muslim. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari
segi kebahasaan mengandung arti “patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah
swt dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.
Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau
berpura-puraan, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang
sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.

secara istilah, Islam adalah nama agama yang berasal dari Allah swt. Nama
Islam tersebut memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata
Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu, golongan tertentu, atau
negeri tertentu. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah swt. Hal itu dapat
dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah swt. Selanjutnya,
dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia.
Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. pada berbagai
kelompok manusia dan berbagai bangsa yang ada di dunia ini. Islam adalah agama
Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi
Isa, Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain, seluruh Nabi dan Rasul beragama Islam
dan mengemban risalah menyampaikan Islam. Hal itu dapat dipahami dari ayat-ayat
yang terdapat di dalam Al Qur’an yang menegaskan bahwa para Nabi tersebut
termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.

Kesimpulannya, Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, dan damai. Sedangkan
menurut istilah, Islam adalah nama agama yang diturunkan Allah untuk membimbing
manusia ke jalan yang benar dan sesuai fitrah kemanusiaan. Islam diturunkan bukan
kepada Nabi Muhammad saja, tapi diturunkan pula kepada seluruh nabi dan rasul.
Sesungguhnya seluruh nabi dan rasul mengajarkan Islam kepada umatnya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa makna “ Keselamatan “ menurut narasumber?


2. Apa saja yang menjadi sumber-sumber ajaran agama Islam ?
3.Apa saja ajaran pokok agama Islam yang membawa kepada
keselamatan? 4.Jaminan keselamatan bagi agama Islam?
PEMBAHASAN
Makna Keselamatan Menurut Narasumber :
Keselamatan adalah jika seseorang mengikuti aturan,tatacara dan rambu-rambu
yang telah ditetapkan atau telah digariskan oleh Allah. Apabila manusia mentaati dan
mengikuti aturan dan tatacara tersebut sesungguhnya manusia itu akan mendapat
atau mencapai keselamatan. Keselamatan juga merupakan tujuan hidup dari semua
orang. Manusia hidup didunia dengan tujuan akan mendapat keselamatan diakhirat
nanti. Sehingga untuk mencapai keselamatan manusia harus mentaati dan mengikuti
aturan yang telah ditetapkan atau telah digariskan oleh Allah.

Umat muslim harus melakukan atau melaksanakan apa yang telah di-naskan atau
ditetapkan oleh Allah. Jika itu larangan umat muslim jangan melakukannya atau
jangan melanggarnya dan jika itu perintah umat muslim harus mematuhi dan
melaksanakannya. Dengan demikian umat muslim akan mencapai
keselamatan.“Selamat manusia tidak hanya didunia tapi selamat di akhirat sesuai
dengan doa sapujagat”. Hal ini juga diperjelas lagi dengan doa yang selalu
dipanjatkan, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6). Setiap Mukmin harus
mengusahakan sendiri 'Keselamatan' mereka. Itulah sebabnya, mereka berlomba-
lomba melakukan setiap hal yang dapat menghasilkan pahala. Dengan harapan,
semakin banyak pahala yang didapat, semakin besar pula kemungkinan mendapat
'tiket keselamatan' ke sorga. Namun Hal itupun belum menjamin keselamatan umat
muslim. Karena ayat lain dalam Al-Quran berkata, "Dan tiiak aia seorang pun
iari paiamu, melainkan meniatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu aialah
suatu kemestian yang suiah iitetapkan" (Qs 19:71).

Secara singkat, konsep keselamatan islam ada 2 hal


yaitu: Rukun Iman
 Percaya keberadaan Allah
 Percaya keberadaan Malaikat
 Percaya Kitab-kitabnya
 Percaya kepada para utusan-Nya
 Percaya adanya hari kiamat
 Percaya adanya Takdir
a. Rukun Islam
 Kalimat Syahadat
 Shalat 5 Waktu
 Melaksanakan Zakat
 Berpuasa di bulan Ramadhan
 Naik Haji bila mampu
Menurut ajaran islam, dengan menaati kedua hal tersebut maka akan menuntun
manusia ke jalan yang benar. Sedangkan nanti jika tiba pada hari kiamat, manusia
akan mempertanggungjawabkan perbuatanya. Akan ada yang lansung ke neraka atau
ke surga, tapi ada juga yang harus melewatu ujian. Dimana jika gagal melaksanakan
ujian, manusia akan masuk neraka sementara waktu sampai hukumannya setimpal
dengan perbuatan jahatnya sebelum dipersilahkan masuk ke surga.
Menurut Agama Islam konsep keselamatan adalah beriman kepada Allah dan
mengerjakan amal sholeh. Q.S. Al Bayyinah (98).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka
ialah surga 'Ada yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.”
Al Qur’an menyatakan bahwwa keselamatan adalah hasil sinergi antara iman
dan amal manusia (Qs baqarah 25). Agama Islam memaknai keselamatan manusia
merupakan hasil upaya manusia dalam menghasilkan amalan-amalan yang diperbuat
dari manusia itu sendiri yang pada akhirnya ditentukan oleh Allah. Masing-masing
hasil amalan sebagai upaya manusia melakukan perintah (Pahala) dan menghindari
larangan Allah (menghindari Dosa) inilah yang menentukan keselamatannya yaitu
Surga atau Neraka. Agar masuk surga, selain dengan memeluk agama Islam, umat
Muslim juga diharuskan menjalankan perintah agama, dan melaksanakan rukun
Islam.
Ajaran islam meletakkan tatanan kehidupan negara dan masyarakat yang berpijak
pada kebenaran hakiki (hukum Allah dan Rasul-Nya). Dengan pola pijakan keadilan
dan ihsan. Pijakan tersebut akan menggerakan pada semua aspek perjuangan
hidupnya baik ekonomi maupun hukum serta sains dan teknologi demikian pula
kehidupan pemerintah dan sosial kemasyarakatan, sehingga terbangun tatanan
silaturahmi (interaksi islam) dengan pola kehidupan yang memuaskan serta memberi
nilai tambah kemanusiaan yang hakiki yakni kehormatan. Tatanan kehidupan
inilah yang disebut menyelamatkan, dan tentunya searah dengan arti Islam. Hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Pola dan sistem Islam terbangun untuk kemaslahatan manusia dan alam
lingkungannya, sehingga diperoleh kehormatan serta kebahagiaan kehidupannya.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT :
”(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl : 90).
Perintah Allah tersebut, hendaknya dapat ditegakkan pada semua aspek tatanan
kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Sehingga sosial ekonomi,
hukum dan pemerintahan bergerak secara positii bagi kemaslahatan kehidupan
manusia dan lingkungannya yang beranjak dari keadilan yang bernuansa kebajikan,
untuk kehidupan yang penuh rasa syukur dan keharmonisanpada semua kegiatan,
yang pada akhirnya akan membuahkan hasil bagi semua manusia rasa memperoleh
kehormatan dankehidupan yang membahagiakan. Itulah sebabnya dikatakan Islam
membawa Rahmat itu akan dirasai pula oleh mereka di luar Islam. Tidakkah
kehidupan dewasa ini penuh dengan penyimpangan dan bahkan dapat dikatakan
manusia banyak yang hilang kehormatannya karena melakukan perbuatan yang hina
(menipu, merampok, dan bahkan membunuh) semua itu jika ditelusuri, karena
mereka tidak harmonis dan tidak memperoleh kepuasan dalam kehidupannya, dan
penyebab dari ketidak puasan itu adalah ketidak adilan dan tidak diperolehnya
kebajikan, bahkan kita hendaknya berani menyatakan karena jauh atau lepas dari
sistem Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sumber-Sumber Ajaran Islam


Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas dalam percakapan Nabi Muhammad
dengan sahabat beliau Mu’az bin Jabal, yakni terdiri dari tiga sumber yaitu al-Qur’an
(kitabullah), as-Sunnah (kini dihimpun dalam hadis), dan ra’yu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.Ketiga sumber ajaran ini merupakan
satu rangkaian kesatuan dengan urutan yang tidak boleh dibalik.

1. AL QUR’AN

Secara etimologis, al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan atau
qur’aanan yang berarti mengumpulkan ( al-jam’u) dan menghimpun (al-
dlammu). Hurui-hurui serta kata-kata dari satu bagian kebagian lain secara
teratur dikatakan al-Qur’an karena ia berisikan intisari dari semua kitabullah
dan intisari dari ilmu pengetahuan. Allah berfirman :

” Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (dalam


dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya”. (alQiyamah [75]:17-18).

2. AS-SUNNAH ATAU HADIS

Sunnah menurut istilah syar’i adalah sesuatu yang berasal dari Rasulullah Saw. baik
berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan pengakuan. Sunnah beriungsi sebagai
penjelas ayat-ayat al-Qur’an yang kurang jelas atau sebagai penentu beberapa
hukum yang tidak terdapat dalam al-Qur’an.

As-Sunnah dibagi menjadi empat macam, yakni:

1. Sunnah Qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah


2. Sunnah Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
3. Sunnah Taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Nabi terhadap pernyataan
ataupun perbuatan orang lain
4. Sunnah Hammiyah, yakni sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan
tapi tidak sampai dikerjakan.

Ada beberapa ahli hadis yang mengatakan bahwa istilah hadis dipergunakan khusus
untuk sunnah qauliyah (perkataan Nabi), sedangkan sunnah fi’liyah (perbuatan) dan
sunnah taqririyah tidak disebut hadis, tetapi sunnah saja.

3.Ijma’ (kesepakatan

ulama) 4.Qiyas (analogi

hukum)

Ajaran Pokok Dalam Agama Islam yang Membawa Keselamatan :


Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa pada suatu hari Muhammad SAW didatangi
Malaikat JIbril yang bertanya tentang Islam,Iman dan Ihsan (perbuatan baik).
IMAN:
Iman (percaya) secara etimologi berarti pembenaran. Istilah iman seakar dengan kata
(1) amanah (terpercaya) yang merupakan lawan dari khianat, (2) aman (keadaan
aman). Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan
dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Iman adalah percaya, lebih tepatnya adalah percaya dengan rukun iman yang enam,
yaitu Iman kepada Allah; Iman kepada malaikat-malaikat-Nya; iman kepada rasul-
rasul-Nya; iman kepada kitab-kitab Allah; iman kepada hari akhir; iman kepada qada’
dan qodar. Bentuk keimanan tersebut adalah iman paling minimal yang harus dimiliki
oleh seorang muslim. Orang yang beriman disebut mukmin, yaitu orang yang benar
dalam memegang dan melaksanakan amanat, sehingga hatinya merasa aman.
ISLAM
Istilah Islam seakar dengan kata al-salam, al-salm dan al-silm yang artinya
menyerahkan diri, kepasrahan, ketundukan, dan kepatuhan. Kata al-silm dan al-salm
yang berarti damai dan aman. Sedang kata al salm, al salam dan al salamah yang
berarti bersih dan selamat dari cacat, baik lahir maupun batin.
Orang yang memeluk agama Islam disebut Muslim, yakni orang yang menyerah,
tunduk, patuh dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir dan
batin yang pada gilirannya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup di
dunia dan akhirat.
IHSAN
Ihsan merupakan kelanjutan praktis dari iman.
Secara bahasa kata Ihsan berasal dari kata husnun yang berarti bagus, indah, baik.
Dalam ajaran Islam, ihsan memiliki dua dimensi, yaitu dimensi penghayatan nilai-nilai
keilahian dan dimensi budi luhur, moral, akhlak atau etika. Dalam hadits Nabi
dijelaskan tentang makna ihsan: “apabila engkau beribadah kepada Allah seolah-
olahlah engkau melihat Dia, dan apabila engkau tidak melihat Dia maka
sesungguhnya Dia senantiasa melihat engkau”. kepribadian adalah organisasi-
organisasi dinamis dan sistem-sistem psikofisik (meliputi siiat, bakat, organ tubuh)
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya sendiri yang unik atau khas
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Adapun kepribadian Islam berarti:
serangkaian perilaku normatii manusia, baik sebagai makhluk individu maupun
makhluk sosial yang normanya diturunkan dari ajaran Agama Islam, yang bersumber
dari al-Qur’an dan al-Sunnah.
Pengalaman Keselamatan iari Narasumber :

Beliau tinggal didaerah yang pluralis baik agama suku dan ras. Namun beliau sangat
bersyukur bahwa beliau dapat hidup dan tinggal berdampingan,saling menghormati
dan saling toleransi. Menurut beliau ini adalah contoh kecil dari keselamatan.
Beliau pernah mengalami kecelakaan sekitar tahun 1969-an,yaitu ketika beliau
sedang dalam perjalanan menuju Borobudur. Saat itu beliau mengendarai motor
dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba tidak sangka dan diduga ada seorang yang dengan
mendadak melintas dijalan raya. Karena terlalu cepat mengendarai motor,beliau
tidak mampu mengatasi motor . Pasti semua orang yang dihadapkan dalam posisi
beliau akan mendadak kaget dan panik. Namun beliau tidak demikian. Beliau
berusaha untuk menenangkan diri. Beliau sangat bersyukur karena masih diberi
keselamatan. Beliau mengatakan bahwa semua ini adalah berkat doa,sebelum
berangkat beliau berdoa meminta perlindungan dan keselamatan selama
diperjalanan. Doa tersebut terbukti dan terjadi.

Pengalaman Keselamatan Pribaii saya :

Menurut saya keselamatan itu bukan hanya terhindar dari kecelakaan,terbebas dari
masalah tapi lebih ke suasana . Dari pagi sampai malam saya mau tidur saya merasa
bahwa saya telah di berikan keselamatan.oleh sebab itu saya selalu merasa
bersyukur karena telah di berikan keselamatan.

Contoh kecilnya yaitu saya dapat mengikuti semua ujian mid semester dalam
suasana yang aman dan nyaman. Bisa mengikuti pelajaran dikampus. Masih
diberikan rejeki dari Tuhan . bisa diterima di universitas Sanata Dharma juga
merupakan bentuk keselamatan bagi saya .

PENUTUP
Harapan : harapan saya semoga paper yang telah saya buat ini dapat
bermaniaat dan berguna bagi orang lain.

Kesimpulan : Keselamatan menurut pandangan Islam adalah Bebas dari


bahaya, penderitaan, dosa, tetap dalam fithra,merupakan Tujuan hidup yang
diharapkan oleh semua makhluk.Diajarkan oleh semua agama.Dipahami
secara berbeda-beda dan parsial oleh setiap agama. Berupa pengalaman
personal dan relasional baik relasi dengan antar pribadi, dengan alam maupun
dengan Allah

IDENTITAS NARASUMBER

Nama : Drs.Abdi Manai

Umur : 43 Tahun

Pekerjaan : beliau adalah seorang guru yang sangat aktii dalam berbagai
kegiatan agama Islam

Alamat :Nologaten Rt.5,rw.2 CT Depok Sleman Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA
Selamat manusia tidak hanya didunia tapi selamat di akhirat sesuai dengan “doa
sapujagat”.
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).
(Qs 19:71). (Q.S. Al Bayyinah 98). (
Qs baqarah 25).
(An-Nahl : 90).
(alQiyamah [75]:17-18).

Anda mungkin juga menyukai