“BERTANGGUNG JAWAB”
Disusun oleh :
Dena Aprilia
Hilmi Khoerul Qurtubi
Saputra Nur Ramadhian
Sukanda Widi Ramdhani
Vinola Islamia Azzahra
SMAN 17 BANDUNG
Jl. Caringin, Babakan Ciparay, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat 40223
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang “Bertanggung Jawab”,
yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
betapa penting nya Tanggung Jawab agar kita selamat di dunia maupun akhirat serta di beri
limpahan pahala.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dengan ini, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Tanggung jawab adalah sifat mulia. Sehingga amat disayangkan jika kaum Muslimin
kehilangan sifat mulia ini. Padahal Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan RasulNya Shallallahu
„alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada setiap muslim untuk menunaikan tanggung
jawab, menjelaskan akibat buruk mengabaikan dan melalaikan amanah. Penyebab utama
seseorang terjerumus ke dalam kemaksiatan ini adalah karena kejahilan (kebodohan).
Menurut pandangan Islam tanggung jawab itu mempunyai pandangan arti yang sangat
luas, mencakup berbagai pengertian, namun titiknya yaitu bahwa orang harus mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipikulkan diatas pundaknya. Diapun sadar
bahwa semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan. Perkataan tanggung
jawab yang dimaksud disini adalah tanggung jawab dalam pengertian yang luas, yaitu
mengenai tanggung jawab manusia, baik kepada Allah yang menciptakannya maupun
terhadap sesama makhluk. Kewajiban dan tanggung jawab itu adalah demikian berat,
sehingga makhluk-makhluk lain selain manusia, tidak berani menerima dan memikulnya.
Sedangkan asy Syaikh Salim bin „Id al Hilali hafizhahullah menjelaskan, tanggung
jawab adalah sebuah perintah menyeluruh dan mencakup segala hal berkaitan dengan
perkara-perkara, yang dengannya, seseorang terbebani untuk menunaikannya, atau ia
dipercaya dengannya. Sehingga tanggung jawab ini mencakup seluruh hak-hak Allah
atas seseorang, seperti perintah-perintahNya yang wajib. Juga meliputi hak-hak orang
lain, seperti barang-barang titipan (yang harus ditunaikan dan disampaikan kepada si
pemiliknya). Sehingga, sudah semestinya seseorang yang dibebani tanggung jawab, ia
menunaikannya dengan sebaik-baiknya dengan menyampaikan kepada pemiliknya. Ia
tidak boleh menyembunyikan, mengingkari, atau bahkan menggunakannya tanpa izin
yang syar‟i.
2.2 Jangan menkhianati tanggung jawab
، ،
“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika
diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang
memiliki sifat tersebut berarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan
munafik. Karena yang dimaksud munafik adalah yang ia tampakkan berbeda dengan yang
disembunyikan. Pengertian munafik ini terdapat pada orang yang memiliki tanda-tanda
tersebut” (Syarh Muslim, 2: 47).
Syaikh As Sa‟di rahimahullah berkata, “Tanggung jawab adalah segala sesuatu yang
diemban oleh seseorang yang diperintahkan untuk ditunaikan. Para fuqoha menyebutkan
bahwa orang yang dibebankan tanggung jawab, hendaklah ia benar-benar menjaganya.
Mereka berkata bahwa seseorang tidak disebut menunaikan tanggung jawab melainkan
dengan menjaganya, dan hukumnya adalah wajib.”
Bahkan jika kita menjadi seorang pemimpin, benar-benar kita harus memegang tanggung
jawab karena banyak pemimpin yang hanya mengingkari janji-janjinya. Dari Abu Dzarr pula,
ia berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memberiku kekuasaan?” Lalu beliau
memegang pundakku dengan tangannya, kemudian bersabda,
“Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Kekuasaan itu adalah
amanah (tanggung jawab), dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan
penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan
melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim no. 1825).
2.3 Korelasi tanggung jawab
Korelasi pada tanggung jawab salah satunya adalah tanggung jawab seorang pelajar. Salah
satu adab yang kerap kali dilupakan para pelajar dan penuntut ilmu di zaman ini adalah sikap
jujur dan tanggung jawab dalam menuntut ilmu. Padahal dusta yang merupakan lawan dari
jujur, dan khianat yang tak lain lawan dari amanah (tanggung jawab), termasuk sifat yang
paling buruk dan bejat. Seorang mukmin yang Allah terangi hatinya dengan iman tidak
mungkin memendam kedua sifat buruk tersebut. Apatah lagi seorang penuntut ilmu syariat
yang selalu dinaungi sayap-sayap para Malaikat dan pemburu warisan para nabi dan rasul!!
Allah „Azza wa Jalla berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Anfal: 26)
Ilmu merupakan salah satu tanggung jawab yang benar-benar harus ditunaikan karena kelak
akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh sebab itu sepantasnya bagi penuntu dan
pengembannya dapat mengemban dan menunaikannya dengan penuh kejujuran dan tanggung
jawab serta diiringi rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Di samping itu ia juga
harus selalu waspada terjerumus pada menyandarkan sesuatu atas nama Rasulullah
Shallallahu‟alaihi Wasallam secara zhalim dan tidak benar.
Kita sebagai pelajar memiliki amanah (tanggung jawab) untuk selalu memusatkan
perhatian ketika menghadiri pengajian atau ketika pelajaran tengah berlangsung. Bukan
malah datang ke pengajian atau kelas hanya untuk kemudian dijadikan sebagai ajang lomba
tidur. Atau hal yang serupa adalah dengan banyak melakukan hal sia-sia ketika pelajaran
tengah berlangsung. Seperti misalnya banyak main HP, ngobrol dengan sesama hadirin,
banyak izin keluar kelas karena alasan yang tidak masuk akal, atau bahkan hanya sekedar
setor muka di hadapat sang guru. Tindakan-tindakan semacam ini sangat tidak layak
dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai penuntut ilmu.
Kemudian banyak melakukan hal sia-sia ketika pelajaran tengah berlangsung hanya akan
mengganggu konsenterasi memahami penjelasan sang guru. Apalagi permasalahan yang
sedang dibahas terhitung rumit dan sulit yang tidak hanya memerlukan kesadaran penuh,
namun juga konsenterasi dan berfungsinya akal pikiran secara sempurna. Bahkan jika perlu,
tidak hanya suara guru yang didengar, namun juga gerak-gerik bibir guru juga diperhatikan
agar tidak ada satu huruf pun yang salah terdengar. Karena biasanya satu kalimat saja luput
dari penangkapan indera, dapat mempengaruhi pemahaman seseorang. Apalagi mereka yang
pemahamannya standart. Yang seharusnya hukumnya A, malah difahami hukumnya B. Dan
demikianlah seterusnya.
Untuk dari itu kita seharusnya menjalankan tanggung jawab kita sebaik mungkin, dengan
tidak main main, serta selalu memperhatikan saat kegiatan belajar berlangsung agar kita
dapat memahami penjelasan pemateri dengan sebaik baiknya.
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui.
2. Surat al Baqarah/2 ayat 283
…Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah
dia bertakwa kepada Allah Tuhannya….
3. Surat al Ahzab/33 ayat 72 :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zhalim dan amat bodoh.
4. Surat al Mu‟minun/23 ayat 8, atau surat al Ma‟arij/70 ayat 32:
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang bisa di ambil dari makalah ini yaitu Tanggung jawab adalah sebuah
sikap yang wajib kamu miliki dan sikap ini harus dibentuk dari kecil. Karena pada saat itulah
kamu akan diajarkan tentang tanggung jawab dan memiliki rasa tanggung jawab. Agar kamu
dapat membawa sikap tersebut sampai dewasa.
Untuk seseorang yang di emban tanggung jawab pula hendaknya tidak mengingkarinya
karena jika tidak di indahkan tanggung jawab nya maka Allah akan murka atas hal itu.
Terdapat banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapatkan apabila kamu mempunyai rasa
tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga maupun negara.
3.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui bagaimana pentingnya
mengamalkan sikap tanggung jawab serta memahami maknanya dan tidak mengingkarinya,
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita senantiasa berusaha keras dan sungguh-
sungguh membebaskan diri dari kejahilan, yakni dengan menuntut ilmu syar‟i secara umum,
dan memahami urgensi amanah ini secara khusus, lalu mengamalkannya. Serta tetap terus
memohon dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala agar kita senantisa diberi taufiq,
hidayah, dan segala kemudahan dalam menuntut ilmu syar‟i, memahaminya, serta
merealisasikan syariat Islam yang sempurna dan mulia ini dalam keseharian.
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/
https://muslim.or.id/
https://rumaysho.com/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c91ad7f2262/pengertian-tanggung-jawab-dan-
contohnya-dalam-masyarakat