Disusun Oleh :
Nama : Yahya Adi Kusuma
Kelas : XI TSM
Program Latian : UAS Semester II
***
Pagi ini aku memulai hariku dengan restu kedua Bapak dan Ibu ku untuk
mengikuti perlombaan pentas seni tingkat SMK se-DIY di depan Kraton Jepara.
Ada banyak perlombaan yang di selenggarakan. Mulai dari membuat miniature
Joglo , Fasion show pakaian jawa, lomba karawitan, lomba menari, dan juga lomba
pidato bahasa jawa.
Aku datang di aula paling awal. Setelah sebelumnya di rias dan menyiapkan
musik. Waktu memang tidak pernah salah. Aku menjadi peserta yang tampil
pertama. Alunan musik menghantarkan aku menggerakan kaki, tangan, dan kepala.
Sehingga harmonis di setiap detik waktu penampilan ku.
“Prat, tarian mu indah sekali , aku yakin kamu pasti juara.” Kata ipur kakak
kelas yang mendampingiku di perlombaan ini.
“Bukan tarian ku yang indah mbak, tapi kebudayaan Jogja memang selalu
indah,menarik dan harus dilestarikan.” Kata ku sambil menarik nafas lega.
“Andai saja semua siswa di Indonesia ini sadar untuk melestarikanya ya
prat” Tutur mbak Ipur kepadaku.
“Semoga kita semua sadar ya mbak.”
Di perlombaan ini aku hanya di temani kakak kelas,Mbak Ipur. Bapak dan
ibu tidak datang. Bukan karna mereka tidak mendukung dan bangga. Tapi jika
mereka datang berarti tidak ada uang SPP yang akan terbayarkan.
Doa orangtua terutama ibu memang doa terbaik. Setelah beberapa saat
menunggu selesai pertunjukan tarian tradisional Jepara. Waktu yang di tunggu-
tunggu akhirnya tiba juga. Pengumunan di bacakan. Dan yang menjadi juara 1
adalah SMKI. Satu-satunya SMK yang khusus jurusan tari.
“Memang sangat mengesankan tarian mereka.” Batinku dalam lamunan
setelah mendengar pengumuman.
“aaaaaaaaaaaaaa…….” Mbak pur menjerit mengagetkanku.
“SMK kita menjadi runner up dek. Selamat ya ,aku bangga sama kamu.”
Jeritan dan pelukannya benar-benar memecahkan lamuanan ku.
“Terimakasih Tuhan ku , kau beri hasil terbaik atas usaha dan doa ku.” Batin
ku kali ini membuat air menetes di pipiku.
***
Seperti yang selalu ada di pikiran ku. Pagi memang selalu indah. Tapi pagi
ini adalah sebuah kemenangan. Bendera di atas tiang menjadi saksi penyerahan
piala yang aku peroleh pada perlombaan kesenian pada bidang tarian tradisional
yang diselenggarakan di kraton Jepara sebagai salah satu agenda pada perayaan
ulangtahun DIY .
“Penyerahan piala dari Pratiwi kepada Bapak kepala sekolah, kepada
Pratiwi dimohon maju .” perkataan bapak kesiswaan saat pengumuman di upacara
ini di ikuti oleh tepukan tangan teman-teman. Tapi tidak dengan Afi.
Afi kali ini tampak berbeda. Cenderung diam dan mentap kosong. Entah apa
yang sedang ada di benaknya. Namun pagi ini aku melihat nya tak lagi sama seperti
dulu.
“Prat, aku minta maaf atas segala perilakuku selama ini yang mungkin
kurang bekenan di hatimu.” Dia menghampiriku.
“tidak ada yang salah dalam sebuah pertemanan Afi.”
“kamu mengajarkan banyak hal kepada ku prat. Dengan semua
kekuranganmu, kamu mau berusaha menjadi orang hebat. Aku ingin sepertimu.”
Dia memelukku erat dan menangis.
Tidak ada yang bisa aku ucapkan kepadanya. Semua tampak tak terfikir
dibenakku .
“Minggu depan aku akan mengikuti lomba menyanyi lagu daerah di Taman
Budaya Jepara. Formulir dari kamu udah aku isi dan udah aku kirim. Nanti temenin
aku latian ke studio ya. Aku juga mempersembahkan piala untuk sekolah. Aku
pengen seperti kamu. Bantu aku berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi prat.”
Tutur Afiyati dengan penuh penyesalan.
“Aku tak sebaik yang kamu kira fi, masih banyak kekurangan ku. Kamu
orang hebat, aku yakin kamu bisa. Kamu kan juga pernah sekolah di Amerika,pasti
taulah bagimana yang baik.” Jawabku untuk Afi.
“Ah.. jangan seperti itu. Budaya Amerika membuat ku kehilangan jati diriku
sebagai bangsa Indonesia. Indonesia tak sama dengan di sana. Aku menyesal pernah
mengatai mu tidak keren saat menari. Padahal itu budaya yang seharusnya kita
lestarikan dan kita banggakan.” Antusiasme penjelasan Afi membuatku semakin
bahagia.
Karna pada dasarnya setiap orang memiliki sisi baik di dalam hati kecilnya.
Hanya terkadang budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia
membuat kita terlena dan terpengaruh. Mungkin sebagai bentengnya harus
memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
***
Hari ini gerimis syahdu di kota istimewa. Para peserta lomba memadukan
suara emasnya dengan lagu daerah kita ini. Diawali menyanyikan lagu Indonesia
raya dan dilanjutkan lagu daerah pilihan. Benar- benar momen mengesankan untuk
Afi. Dia mendapatkan juara harapan 1. Suara emasnya membawa pulang piala .
Dan akhirnya , aku dan Afi kembali menjadi teman yang selalu ingin
berbuat baik tanpa mempedulikan status sosial dan kekayaan. Kami berdua
mengembangkan bakat di bidang tarian tradisional dan menyanyi lagu daerah. Ini
bukan untuk kita.tapi untuk Lestarinya kebudayaan Indonesia. Terutama
kebudayaan Daerah Istimewa Jepara.