Anda di halaman 1dari 64

Algoritma Tatalaksana

REHIDRASI INSULIN LAIN-LAIN

NaCl 0,9% Short Acting Insulin Bic Nat KCL

1. 1L - ½ jam Cara Intravena pH < 6,9: NaHCO3 K+ >5 mEq/L


2. 1L – 1 jam 1. Bolus 0,2 U/kgBB 100 meq tidak diberi K+
3. 1L – 2 jam 2. Lalu 0,1 U/kgBB/jam dilarutkan K+ 4-5 mEq/L
dalam NaCl ,
4. 1L – 4 jam 9% 1:1 habis beri K 10 mEq/L
5. 0,5L – 4 jam Cek GD dalam 2 jam K+ 3-4 mEq/L
tiap 1 jam diteruskan 22 beri K 20 mEq/L
2 jam jam K+ < 3 mEq/L
Beri K+ 30 mEq/l
pH 6,9-7,0:
Penurunan NaHCO3 50
Penurunan > 10 % (tidak (habis dalam 4-6
meq dilarutkan
< 10 % lebih dari 70 dalam NaCl , jam)
mg/dl/jam 9% 1:1 habis
dalam 2 jam Cek K tiap 4 jam
Drip drip 0,1 U/kg diteruskan 22
BB/jam jam
dinaika pH>7,0: tidak
n diterus-kan perlu
2 x dosis
awal Cek AGD tiap 4
gluk. 180 mg% jam
drip distop
(bolus insulin
UKMPPDSC)
FKUNMAL BATCH 3 2017
Pemeriksaan
Cushing syndrome dan cushing disease
(Hiperkortisol)

• Cushing syndrome
– Disebabkan konsumsi steroid jangka waktu lama atau Adenoma adrenal
– Dexamethason Supression low dose test (+) : kulit berubah menjadi
hiperpigmentasi (hitam)
– ACTH menurun (supresi) : Independent ACTH

• Cushing disease
Penyebab diantaranya :
– Idiopatik ,Ca paru, Tumor abdomen, tumor pelvis (high dose dexa supresion
test tidak tersupresi)
– Gangguan kelenjar pituitary (high dose dexa supresion test tersupresi)
– Dexamethason Suppresion low dose test (-)
– ACTH meningkat (elevated) : Dependent ACTH
Infeksi H pylori
• Diagnosis:
– Carbon-13 urea breath test
– Tes antigen fekal H pylori
– Serologi H pylori
• Terapi Triple (urutan prioritas) selama 4 minggu:
– PPI + Amoksisilin + Klaritromisin
– PPI + Metronidazole + Klaritromisin
– PPI + Metronidazole + Tetrasiklin

Buku ajar ipd


– Lini 2 :Quadruple therapy (selama 10-14 hari)
• PPI atau H2RA
• Bismuth subsalicylate 2x150 mg
• Metronidazole 3x 500 mg
• Tetracycline 4x 250 mg
– Lini 3
• PPI atau H2RA
• Amoxicilin 2x 1000 mg
• Levofloxacin 2 x 500 mg
• Dosis:
– PPI: Omeprazole 2x20 mg, lansoprazole 2x30 mg,
rabeprazole 2x10 mg, esomeprazole 2x20 mg
– Amoksisilin: 2x1000mg/hari
– Klaritromisin: 2x500mg/hari
– Metronidazole: 3x500mg
– Tetrasiklin: 4x250 mg
– Bismuth 2x150 mg
Definisi Kasus Klinis
Infeksi Dengue

 Kriteria klinis  Definisi kasus


 Demam mendadak tinggi 2-7 hari
 2 kriteria klinis dan 2
 Manifestasi
kriteria lab:
perdarahan(min.tourniquet
positif)  Demam mendadak
 Pembesaran hati tinggi 2-7 hari
 Ganguan sirkulasi/syok  Manifestasi perdarahan
 Kriteria laboratorium (min. positif tourniquet
 Trombosit < 100.000 test)
 Hemokonsentrasi (kenaikan HT
 Trombosit < 100.000
>20%) atau
 bukti kebocoran plasma lain
 Hemokonsentrasi
seperti asites, efusi pleura,
penurunan serum
protein/albumin/kolesterol)
tim ukmppd fk unmal batch 4
Hepatitis B
• Gejala sama dengan Hepatitis A
• Transmisi: darah, hubungan seks, perinatal
• Manifestasi bisa berupa hepatitis akut, hepatitis
fulminan, atau kronis (sirosis)

Penunjang :
HBsAg, anti-HBs, HBeAg, anti-Hbe, anti-HBc IgM/IgG
Penafsiran marker Hepatitis B

• HBsAg : Saat ini ada gejala, pembawa


sehat (carrier)
• Anti-Hbs : Memiliki kekebalan (imun)
• HBeAg : Replikasi virus (infeksius tinggi)
• Anti-Hbe : Replikasi virus tidak aktif (non
infeksius)
• Anti HBc IgM : Infeksi akut
• Anti HBc IgG : Infeksi kronik atau riwayat
Hep B di masa lalu
Marker Hepatitis B
Diagnosis HbsAg Anti-HBs Anti-HBc HBeAg Anti-HBe DNA HBV

Hepatitis
+ - IgM + - +
akut
Window - - IgM +/- +/- -
period
Sembuh - + IgG - + -
dan imun
Imunisasi - + - - - -
Hepatitis
kronik + - IgG + - +
infeksiu

Hepatitis
kronik non + - IgG - + -
infeksius
DD anemia mikrositer
ANEMIA DEFISIENSI FE

• Ferritin ↓, TIBC ↑, SI ↓, sel pensil


• Gejala klinis
– Spoon nail/koilonikia
– Atrofi papil lidah
– Cheilitis angularis
• Tatalaksana
– Sulfas ferosus 3 x 300mg selama 6bln atau sampai 2
bulan setelah Hb normal
– Dapat ditambahkan vit C guna meningkatkan
penyerapan besi
– Transfusi PRC
SLE – Diagnosis, Tatalaksana
Kriteria SLEDAI (≥4): Tata laksana
• Malar rash (butterfly Rash) • Gejala ringan:
• Discoid rash – NSAID (simptomatik)
• Fotosensitivitas – Hidroksiklorokuin/metotrexate
• Ulkus oral/nasofaringeal – Steroid oral
• Artritis nonerosif Gejala sedang
• Serositis • Metylprednisolon IV
• Proteinuria • Azatioprin
• Kejang atau psikosis • Steroid oral
• Anemia Gejala berat (ginjal,
hemolitik/leukopenia/limfopenia/tr hematologik, SSP)
ombositopenia • Metylprednisolon IV
• ANA (+) : autoimun • Siklofosfamid
• anti-Sm, anti-ds-DNA, antifosfolipid
Abs (+)
TB paru
• Etiologi : Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat pada droplet penderita TB

• Klinis :
– Batuk berdahak purulen lebih dari > 3minggu
– Kadang disertai darah
– Demam kontinyu
– Berkeringat berlebihan di malam hari
– Nafsu makan turun
– Malaise
– BB turun drastis

• Penunjang :
• Kultur dahak (gold standard)
• Sputum BTA SP (Ziehl Nielsen)
• IGRA
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
– Pasien baru TB paru BTA positif.
– Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
– Pasien baru TB ekstra paru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
– Pasien kambuh
– Pasien gagal
– Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
PPOK
• Emfisema • Bronchitis Kronis
– KU : Sesak dengan mengi – KU: Batuk berdahak purulen lebih
– Inspeksi : Barrel Chest dan pink dari 3 bulan
puffer – Inspeksi : Pursed lips
– Palpasi : Vocal fremitus menurun breathing,
– Perkusi : Hipersonor sianosis/bluebloter
– Auskultasi : Wheezing – Palpasi : Tidak spesifik
– Perkusi : Tidak spesifik
– Auskultasi : Ronkhi
Penyakit Paru
Spirometri penyakit obstruktif
paru:
• Forced expiratory volume/FEV1 ↓
• Vital capacity ↓
• Hiperinflasi mengakibatkan:
– Residual volume ↑ Normal COPD
– Functional residual capacity ↑
Nilai FEV1 pascabronkodilator <80% prediksi memastikan ada
hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel.
1. Color Atlas of Patophysiology. 1st ed. Thieme: 2000.
2. Current Diagnosis & Treatment in Pulmonary Medicine. Lange: 2003.
3. Murray & Nadel’s Textbook of respiratory medicine. 4th ed. Elsevier: 2005.
4. PPOK: diagnosis dan penatalaksanaan. PDPI 2011
Radiologi PPOK
A. Pada emfisema terlihat: • B. Pada Bronkitis Kronis
– Hiperinflasi, Hiperlusen, – Normal
– Ruang retrosternal – Corakan bronkovaskuler
melebar,
bertambah
– Diafragma mendatar,
Jantung menggantung
(jantung pendulum/teardrop/eye
drop).
Stadium Klinis HIV berdasarkan WHO
• Stadium 1: asimtomatik, limfadenopati generalisata
persisten
• Stadium 2: BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral
berulang, dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku
• Stadium 3: BB turun >10%, diare kronik >1 bulan,
demam >1 bulan, kandidiasis oral, TB paru
• Stadium 4: HIV wasting syndrome (BB turun >10%
+diare kronik >1 bulan+demam >1 bulan), TB
ekstra paru
Pneumonia
Klinis :
• Sesak, demam, napas cepat >40x/menit dan
batuk berdahak purulen
• Inspeksi : takipneu, gerakan dada tertinggal,
retraksi Intercostal, cuping hidung
• Palpasi : Vocal fremitus meningkat
• Perkusi : Tidak spesifik
• Auskultasi : suara napas bronchial dan ronkhi
• CAP : pneumonia yang didapatkan dari
komunitas
• HAP/Nosokomial : pneumonia yang
didapatkan setelah > 48 jam dirawat di RS
• VAP : pneumonia yang didapatkan >48-72 jam
dipasang ventilator/ETT
• HCAP : pneumonia yang didapatkan pada
pasien yang rutin kontrol penyakit
(ex:HT,DM,dll) di RS atau riwayat di RS dalam
90 hari ke belakang.
Chronic Kidney Disease
Gejala :
• Urin Output sedikit
• Oedem ( bila oedem paru maka akan sesak)
• Hipertensi
• Asidosis metabolik
• Ensefalopati Uremicum (akibat hiperuremia berat)
• Kadar Ur dan Cr dalam darah meningkat
• Hiperkalemia
• hipokalsemia,
• hipernatremia,
• hiperfosfatemia,
• Hiperurisemia
• Anemia
Kriteria CKD
• Kerusakan ginjal yang terjadi selama
lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
structural maupun fungsional, dengan
maupun tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
– Kelainan patologis
– Terdapat kelainan ginjal, termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau
urine, atau kelainan dalam tes
pencitraan.
• Gejala sama seperti AKI namun terdapat anemia

• LFG < 60 ml/menit/1,73 m2selama 3 • LFG = (140 – usia) xBB


bulan, dengan ataupun tanpa
kerusakan ginjal. 72 x Kreat. Plasma (mg/dl)

• Pada wanita dikali 0,85


UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
Penyakit Ginjal Kronik
Penyebab
tersering:
hipertensi dan DM

 Crockoft Gault Equation


(pada wanita x 85%)
Tatalaksana Remathoid Arthritis
TATA LAKSANA

Artritis rematoid
• Inisial: NSAID dan/atau glukokortikoid
• DMARD (Disease Modifying Anti-Rhematoid
Drugs)
ex : metotrexate/hidroksiklorokuin diberikan
dalam tiga bulan bila peradangan terus
menerus
Hipertensi

• Definisi: Kenaikan tekanan darah > 120/80


mmHg setelah 2 x pengukuran
• Klasifikasi:
– JNC VIII
– Hipertensi urgensi  kenaikan tekanan darah
hingga melebihi 180/120 mmHg
– Hipertensi emergensi  hipertensi urgensi +
kerusakan organ target
JNC VIII
Cara mudah memilih obat anti hipertensi

• DM dan CKD : ACE-I atau ARB


• Nyeri dada, takikardi : B-Blocker
• Oedem : Loop diuretik
• Ibu hamil : CCB

K.I :
• ACEI/ARB : ibu hamil
• B-Blocker : asma, PPOK, AV block
• Diuretik : Gout (relatif), Hipotensi TD < 100
Syok kardiogenik
• TD sistol 70-100mmHg tanpa gejala shock
Dobutamin 2-20 microgram/kg/min IV

• TD sistol 70-100mmHg dengan gejala shock


Dopamin 2,5-20 microgram/kg/min IV

• TD sistol < 70mmHg


Epinefrin /Norepinefrin 0,5-30 microgram/menit IV
Early Myocard Infark Old Myocard Infark
Septal V1 – V2

Anterior V3 – V4

Lateral V5 – V6, I , AVL

Inferior II, III, AVF

Anteroseptal V1 – V4

Anterior Ekstensif V1 – V6, I, AVL


ACS
Trik mengingat gelombang EKG
Bila fibrilasi Bila non fibrilasi
• P : Depolarisasi atrium • QRS lebar : ventrikular
• QRS : Depolarisasi • QRS sempit :
ventrikel supraventrikular
• Cepat : takikardi
• Lambat : bradikardi
Ventrikular Takikardi

Supraventrikular Takikardi

Ventrikel Fibrilasi
Asistole
Arritmia
• Keluhan utama • Tatalaksana
– Berdebar-debar – Semua gelombang yang tidak
– Takikardi (HR>100x/menit) stabil : Synchronized
Cardioversi
Kondisi tidak stabil :
- Sesak – Bila kondisi stabil
- Nyeri dada • QRS sempit : manuver vagal
- Penurunan kesadaran • QRS lebar : Amiodaron,
- TD < 100 adenosin, B Blocker, CCB
- Gagal jantung
Henti Jantung
• Henti jantung  sirkulasi darah berhenti karena
kontraksi jantung yg tidak efektif.
• Disebabkan:
– VF
– VT
– PEA
– Asistol
• Gambaran Klinis:
– Henti jantung
– Henti napas/gasping
– Tidak sadar
Ventrikular Takikardi

Supraventrikular Takikardi

Ventrikel Fibrilasi
Asistole
Sirosis Hepatis
• Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
• Gejala : SEKASIH (Spider Naevi, Eritema palmaris, Kolateral
Vena/kaput medusa, Asites, Splenomegali, Ikterik/inverted
albumin, Hematemesis/melena)
• Tanda: hipertensi vena portal, ensefalopati hepatikum, dan
perdarahan varises
• Penyebab:
– Alkohol
– Obat-obatan (seperti asetaminofen)
– Hepatitis kronis (B, C)
– Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
– Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif, tromobsis
vena hepatik, dan lain-lain)
Pecah Varises Esofagus
• Pemeriksaan terbaik: endoskopi
(esofagoduodenoskopi)
• Penatalaksanaan:
– Jika hemodinamik tidak stabil: resusitasi cairan, transfusi
darah, antibiotik, lindungi jalan napas, pemberian
octreotide (sandostatin)
• Ligasi secara endoskopi
• Profilaksis: propanolol (untuk menjaga HR
<55x/menit), tatalaksana sirosis hepatis dengan
adekuat
Asma Bronchial
• Keluhan utama : Sesak disertai mengi
• Keluhan tambahan : batuk berdahak jernih
• Etiologi : herediter dan alergen (debu, suhu dingin, bulu
hewan, serbuk bunga, dll)
• Pemeriksaan fisik :
– Inspeksi : tidak spesifik
– Palpasi : tidak spesifik
– Perkusi : tidak spesifik
– Auskultasi : Wheezing, ronkhi

• Penunjang : spirometri dan Pick flow metri

Anda mungkin juga menyukai