Anda di halaman 1dari 22

THANATOLOGY

Pembimbing
dr. Erni Handayani, Sp.F, MH

Disusun oleh :
ALFADLI

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU FORENSIK RSU H ABDUL MANAP FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
Thanatology

thanatos logos

Bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik, yang mempelajari tentang


kematian dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah kematian,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan-perubaha
tersebut
Thanatology

Kematian yang terjadi akibat terhentinya fungsi


ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan
Kematian organ atau jaringan tubuh yang
saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem
timbul beberapa saat setelah kematian
pernapasan, yang menetap (irreversible). somatis.

Mati seluler
Mati somatis
(mati
(mati klinis)
molekuler)
Jenis Kematian

Mati serebral Mati otak (mati


Mati suri
batang otak)
Tanda pasti Tanda tidak pasti
kematian kematian
•Perubahan
temperature tubuh •Terhentinya pernafasan
•Lebam mayat •Terhentinya sirkulasi
•Kaku mayat •Kulit pucat
•Proses pembusukan •Tonus otot menghilang
•Adiposere dan relaksasi
•Mumifikasi
PEMERIKSAAN

Terhentinya Terhentinya Terhentinya motorik


sirkulasi darah pernapasan dan sensorik

Test magnus Auskultasi Subsidary Test

Test diaphanus Test wislow

Test icard Test mirror

Test spointing Test feather

Test nail
PERUBAHAN PASCA KEMATIAN

Perubahan dini / segera


• Perubahan temperatur tubuh (algor mortis)
• Lebam mayat (Livor mortis)
• Kaku mayat (Rigor mortis)

Perubahan lanjut
• Pembusukan (Decomposition,Putrefaction)
• Adiposere
• Mummifikasi
• Penulangan
PERUBAHAN TEMPERATUR TUBUH
(ALGOR MORTIS)
Suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami perubahan/ penurunan
temperature, oleh karena penghantaran panas / temperatur suhu tubuh mayat
ke temperature sekitar melalui proses radiasi, konduksi dan pancaran panas
(proses perpindahan panas dari benda yang mempunyai temperatur tinggi ke
benda yang mempunyai temperatur rendah. Sehingga suhu tubuh mayat
dengan sekitar menjadi sama

Perubahan temperatur tubuh


mayat dipengaruhi oleh:
• Suhu sekitar
• Umur
• Jenis kelamin
• Gizi Media tanah : air : udara
• Penutup tubuh
• Ruangan adalah 8 : 2 : 1
• Penyakit
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)

Suatu keadaan, dimana tubuh mayat mengalami perubahan warna akibat


terkumpulnya darah pada jaringan kulit dan subkutan disertai, pelebaran
pembuluh kapiler pada bagian tubuh yang letaknya rendah oleh karena
gaya grafitasi bumi. Keadaan ini memberi gambaran berupa warna ungu
kemerahan (reddisk blue).
PERBEDAAN LEBAM MAYAT DENGAN KONGESTI

Sifat Lebam mayat Kongesti

Tidak beraturan dan terdapat pada Sama merahnya


Warna merah
bagian tubuh yang letaknya rendah diseluruh organ tubuh

Membran mukosa Pucat Normal

Tidak terdapat eksudat


Eksudat Bisa tampak eksudat
peradangan

Lambung dan usus halus jika


Organ dalam diregang, akan tampak daerah Warnanya sama
yang berwarna tidak sama
PERBEDAAN ANTARA LEBAM MAYAT
DENGAN MEMAR
Sifat Lebam mayat Memar

Epidermal, karena pelebaran Subepidermal, karena ruptur


Letak pembuluh darah yang tampak pembuluh darah yang letaknya
sampai ke permukaan kulit bisa superfisial atau lebih dalam

Kultikula (Kulit air) Kulit ari tidak rusak Kulit ari rusak

Terdapat pada daerah yang luas,


Bisa tampak di mana saja dari
Lokasi terutama luka pada bagian
bagian tubuh dan tidak meluas
tubuh yang letaknya rendah
Pada lebam mayat tidak ada Biasanya membengkak, karena
Gambaran
evalasi dari kulit resapan darah dan edema

Pinggiran Jelas Tidak jelas


PERBEDAAN ANTARA LEBAM MAYAT
DENGAN MEMAR
Warnanya bervariasi. Memar yang
baru berwarna lebih tegas dari
Warna Warnanya sama
pada warna lebam mayat
disekitarnya
Menunjukkan resapan darah ke
Pada pemotongan, darah jaringan sekitar, susah
Pada tampak di dalam pembuluh dibersihkan jaringan sekitar, jika
pemotongan darah, dan mudah dibersihkan. hanya dengan air mengalir.
Jaringan subkutan tampak pucat Jaringan subkutan berwarna
merah kehitaman

Dampak setelah Akan hilang walaupun hanya Warnanya berubah sedikit saja
penekanan diberi penekanan yang ringan jika diberi penekanan
KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)

Suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami perubahan, berupa kekakuan


oleh karena proses biokimiawi

Dimulai sekitar 1-2 jam, setelah kematian (berhentinya 3 sistem dalam tubuh).
Dan setelah 12 jam kaku mayat menjadi lengkap diseluruh tubuh, dan pada 12
jam berikutnya akan berangsur menghilang (setelah 24-36 jam)
Proses kaku
mayat dibagi
dalam 3 tahap
Otot menjadi relaks
(lemas) dan mudah
Segera setelah kematian
Sekitar 2-3 jam, setelah digerakkan. Hal ini
dan berlangsung selama 2-3
kematian atau setelah fase terjadi karena
jam. Seluruh otot tubuh
relaksasi primer. Keadaan pemecahan protein,
mengalami relaksasi, dan
ini berlangsung setelah dan tidak mengalami
bisa digerakkan ke segala
terjadinya kematian reaksi secara fisik
arah. Iritabilitas otot masih
tingkat sel, dimana maupun kimia.
ada tetapi tonus otot
aktivitas listrik otot tidak Proses pembusukan
menghilang.
ada lagi. juga mulai terjadi

Periode relaksasi primer Kaku mayat Periode relaksasi


(flaksiditas primer) (rigor mortis) sekunder
PERBEDAAN ANTARA KAKU MAYAT DENGAN
SPASME CADAVERIC

Penilaian Kaku mayat Spasme cadaveric


1. Mulai timbul 1-2 jam setelah meninggal Segera setelah meninggal

Kematian mendadak, aktivitas


2. Faktor
Tidak ada berlebih, ketakutan, terlalu
predisposisi
lelah, perasaan tegang, dll

3. Otot yang Semua otot, termasuk otot Biasanya terbatas pada satu
terkena volunter dan involunter kelompok otot volunter

Tidak jelas, dapat dilawan Sangat jelas, perlu tenaga yang


4. Kaku otot
dengan sedikit tenaga kuat untuk kekakuannya
PERBEDAAN ANTARA KAKU MAYAT DENGAN
CADAVERIC SPASME

Menunjukkan cara kematian


5. Kepentingan dari Untuk perkiraan saat
Yaitu bunuh diri, pembunuhan
segi medikolegal Kematian
atau kecelakaan

6. Suhu mayat Dingin Hangat

7. Kematian sel Ada Tidak ada

8. Rangsangan listrik Tidak ada respon otot Ada respon otot


PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION,PUTREFACTION)

Adalah perubahan terakhir yang terjadi (late post-mortem


periode) pada tubuh mayat setelah kematian, dimana
terjadi pemecahan protein komplek menjadi protein yang
lebih sederhana disertai timbulnya gas-gas pembusukan
yang bau dan terjadinya perubahan warna.
ADIPOSERE

• Fenomena yang terjadi pada mayat yang tidak mengalami proses pembusukan
yang biasa. Melainkan mengalami pembentukan adiposere. Adiposere merupakan
subtansi yang mirip seperti lilin yang lunak, licin dan warnanya bervariasi mulai dari
putih keruh sampai coklat tua.
• Adiposere biasanya terbentuk pada mayat yang terbenam dalam air atau rawa-
rawa.
• Lama pembentukan adiposere ini juga bervariasi, mulai dari 1 minggu sampai 10
minggu. Warna keputihan dan bau tengik seperti bau minyak kelapa.
MUMMIFIKASI

• Mayat yang mengalami pengawetan akibat proses pengeringan dan


penyusutan bagian-bagian tubuh. Kulit menjamenjadi kering, keras dan
menempel pada tulang kerangka.

• Tanda-tanda mummifikasi :
• Mayat jadi mengecil.
• Kering, mengkerut atau melisut.
• Warna coklat kehitaman.
• Kulit melekat erat dengan tulangnya.
• Tidak berbau.
• Keadaan anatominya masih utuh.
PENULANGAN

• Keadaan hancurnya jaringan mayat akibat pembusukan sehingga mayat


hanya tinggal tulang.

• Mulai terjadi sekitar 4 minggu

• Setelah 3 bulan, tulang kelihatan berwarna kuning. Setelah 6 bulan,


tulang tidak lagi memberi kesan ligamen dan berwarna kuning
keputihan, serta tidak lagi mempunyai bau busuk pada maya
SIKLUS HIDUP LALAT

Lalat
10 hari dewasa

pupa Telur

4 hari 1 hari
larva

3 tahap

Anda mungkin juga menyukai