Anda di halaman 1dari 40

THANATOLOGI

Oleh
Nunung Mirawati (712019030)
Iftitah Jasmine Hayat (212019095)
Amalia Chairunnisa (712019058)
Resy Shafira Pratiwi (712019044)

Dosen Pembimbing
Kompol.dr.Mansuri,Sp.KF
Contents

1 Pendahuluan

Tinjauan Pustaka
2

3 Kesimpulan
Insert Your Image

PENDAHULUAN
Pendahuluan

Kematian  salah satu yang masih mengandung misteri yang sangat besar.
Untuk dapat memperkirakan saat kematian  diketahui perubahan- perubahan
yang terjadi pada tubuh seseorang yang meninggal dunia (jenazah), dan juga
faktor-faktor yang turut berperan dalam terjadinya perubahan tersebut.

Thanatologi  ilmu yang mempelajari segala macam aspek yang berkaitan


dengan kematian.

Kematian bukan hanya masalah medis dan sosial, namun juga merupakan masalah
hukum yang teramat penting
Pendahuluan

Maksud dan Tujuan

1. Apa definisi dari thanatologi?


2. Bagaimana kriteria diagnostik dalam
kematian?
3. Apa saja perubahan yang
terjadi setelah kematian?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi
perubahan setelah kematian?
Insert Your Image

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tanatologi 
Thanatos = berhubungan dengan kematian
Logos = Ilmu

Tanatologi  sebagai bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik


yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi
setelah kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut
Fungsi

1. Menetapkan hidup atau matinya korban


2. Memperkirakan lama kematian korban,
dan
3. Menentukan wajar atau tidak wajarnya
kematian korban
Fungsi

• Membantu penegak hukum apakah hukum yang diselidiki termasuk


pidana atau perdata
• Membantu penegak hukum bagaimana proses pidana terjadi (Kapan
dilakukan, dengan apa dilakukan, bagaimana cara melakukan, apa
akibatnya)
• Mengetahui identitas korban
• Identitas pelaku
Pedoman

KUHAP : Pasal 1 butir 28


1
KUHAP Pasal 133 ayat 1 2
KUHAP Pasal 179 ayat 1 3
Tanda Pasti Kematian

 Berhentinya sirkulasi darah


 Berhentinya pernafasan
 Perubahan pada mata
 Perubahan pada kulit
 Perubahan temperatur tubuh
 Lebam mayat
 Kaku mayat
 Proses pembusukan
 Saponifikasi atau adiposera
 Mumifikasi
Pemeriksaan

Test Fungsi Paru


Auskultasi
Tes Winslow
 Tes Cermin
Tes Bulu Burung

Test Fungsi Jantung


Auskultasi
Test Magnus
Test Icard
Penentu Saat Kematian

Perubahan eksternal Perubahan internal


 Penurunan suhu  Kenaikan Potasium pada cairan
 Lebam mayat bola mata
 Kaku mayat  Kenaikan non protein nitrogen
 Pembusukan dalam darah
 Timbulnya larva  Kenaikan ureum darah
 Penurunan kadar gula darah
 Kenaikan kadar dekstrose pada
vena cava inferior
Perkiraan Sebab Kematian
 Perubahan warna lebam mayat
 Merah cerah (cherry-red) memberi petunjuk keracunan
Carbo Monoksida (CO).
 Coklat memberi petunjuk keracunan Potasium
Chlorate
 Lebih gelap, memberi petunjuk kekurangan oksigen.

 Keluarnya urine, faeces atau vomitus memberi 


adanya relaksasi sphincter akibat kerusakan otak,
anoksia atau kejang-kejang
Perubahan Postmortem
Early changes (immediete) of death : Berhentinya system pernapasan, berhentinya
system sirkulasi, relaksasi muskulus, menghilangnya reflex, kulit pucat, pupil dilatasi

Late changes of death : Pembusukan dan modifikasinya, skeletonisasi

Early changes (not immediate) of death : Livor mortis, rigor


mortis, algor mortis.
Perubahan Kulit Muka

Perubahan kulit muka  berhentinya sirkulasi darah maka


darah yang berada pada kapiler dan venula di bawah kulit
muka akan mengalir ke bagian yang lebih rendah sehingga
warna raut muka menjadi lebih pucat.

Pada mayat dari orang yang mati akibat  kekurangan


oksigen atau keracunan zat – zat tertentu (misalnya
keracunan karbon monoksida) warna semula dari raut
muka akan bertahan lama dan tidak cepat menjadi pucat.
Relaksasi Otot
Relaksasi Skunder
Relaksasi Primer Rigor mortis menghilang secara bertahap
Pada saat mati sampai sesuai urutan timbulnya. Relaksasi sekunder
beberapa saat ini terjadi karena mulai terjadi lisis dari sel-sel
sesudahnya, otot-otot otot akibat proses pembusukan. Hancurnya
polos akan sel otot, jaringan otot membuat tulang
mengalami relaksasi tidak lagi dipertahankan posisinya, kecuali
sebagai akibat dari akan dijatuhkan posisinya karena adanya
hilangnya tonus gaya berat otot dan tulang akibat daya
tarik gravitasi
Perubahan Bola Mata
Bila mata terbuka pada atmosfer yang kering, sklera di kiri-kanan
kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk
segitiga dengan dasar di tepi kornea (taches noires sclerotique).
Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis

Tekanan bola mata menurun,

Retina pucat
Daerah sekitar diskus menjadi kuning.
Warna kuning juga tampak disekitar
makula yang menjadi lebih gelap.
Perubahan Suhu Tubuh

Sesudah mati, metabolism yang menghasilkan panas akan terhenti


sehingga suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium di
sekitarnya.

Penurunan ini disebabkan oleh adanya proses radiasi, konduksi, dan


pancaran panas. Proses penurunan suhu pada mayat ini biasa
disebut algor mortis.
Perubahan Suhu Tubuh
Faktor Penyebab Penurunan Suhu
Faktor Eksternal

 Suhu medium
Faktor internal  Keadaan udara di sekitar
 Suhu tubuh saat mati  Jenis medium
 Keadaan tubuh mayat  Pakaian mayat
Lebam Mayat

Lebam mayat = Post Mortem Lividity, Post Mortem Suggilation, Hypostasis,


Livor Mortis, Stainning.

Lebam mayat  kegagalan sirkulasi darah dalam mempertahankan tekanan


hidrostatik yang menggerakan dara mencapai capillary bed di mana pembuluh
darah kecil afferent dan efferent saling berhubungan darah yang mengalami
stagnasi di dalam pembuluh vena besar dan cabang-cabangnya akan dipengaruhi
gravitasi dan mengalir ke bawah, ke tempat-tempat yang terendah yang dapat
dicapai.
Lebam Mayat

Lebam mayat yang belum menetap Lebam mayat sudah menetap


Lebam Mayat
Kaku Mayat
Kaku mayat = Rigor mortis
 kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai
dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode
pelemasan atau relaksasi primer
Kaku Mayat

Kaku Mayat  terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat


pada serabut-serabut otot

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


 Kondisi otot
 Persediaan glikogen
 Gizi
 Kegiatan Otot
 Keadaan lingkungan
 Cara kematian
Kaku Mayat
Perbedaan Antara Kaku Mayat dengan Spasme Kadaver
Kaku Mayat

Waktu terjadinya rigor mortis (kaku mayat)


 Kurang dari 3-4 jam post mortem: belum terjadi rigor mortis
 Lebih dari 3-4 ja post mortem: mulai terjadi rigor mortis
 Rigor mortis maksimal terjadi 12 jam setelah kematian
 Rigor mortis di pertahankan selama 12 jam
 Rigor mortis menghilang 24-36 jam post mortem
Pembusukan
Pembusukan mayat = dekomposisi dan putrefection.
 Proses degradasi jaringan pada tubuh mayat yang terjadi sebagai
akibat proses autolisis dan aktivitas mikroorganisme,
DINNER
Proses autolisis  pengaruh enzim yang dilepaskan pasca mati. SPECIAL
Mula-mula  nukleoprotein yang terdapat pada kromatin dan sesudah itu
sitoplasmanya  dinding sel akan mengalami kehancuran sebagai akibatnya jaringan
akan menjadi lunak dan mencair
Pembusukan
Tanda Pembusukan
 Bulla atau kulit ari terkelupas
 Wajah membengkak  Aborescent pattern / morbling
 Bibir membengkak  Pembuluh darah bawah kulit
 Mata menonjol melebar
 Lidah terjulur  Dinding perut pecah
 Lubang hidung keluar cairan pembusukan  Skrotum atau vulva membengkak
 Lubang mulut keluar cairan pembusukan  Kuku terlepas
 Lubang lainnya keluar isinya seperti feses  Rambut terlepas
(usus), isi lambung, dan partus (gravid)  Organ dalam membusuk
 Badan gembung  Larva lalat
Pembusukan
Fase Pembusukan
 Fase fresh  warna kehijauan, terjadinya livor mortis, retak pada kulit, taches
noires sclerotiques pada sclera mata, dan hinggapnya lalat dan serangga pada
lubang-lubang tubuh dan luka pada tubuh.
 Fase bloating  “balloon-like appearance”, peningkatan suhu DINNER
internl tubuh,
tercium bau amoniak yang kuat, isi tubuh keluar seperti urin, feses, cairan
SPECIAL
pembusukan yang bercampur darah dan hasil konsepsi melaui lubang tubuh
Pembusukan
 Fase decayskin slippage atau mengelupasnya lapisan terluar kulit, keluarnya
gas dari abdomen, tubuh mayat juga berbau pembusukan yang sangat
menyengat, mulai terinvasi larva dipteral
 Fase postdecay Proses dekomposisi oleh larva diptera hanya menyisakan
tulang yang bersih
 Fase skeletal /remain stage tersisa tulang, gigi, dan rambut
Pembusukan
Golongan organ berdasarkan kecepatan pembusukannya
 Early: Organ dalam yang cepat membusuk antara lain jaringan intestinal,
medulla adrenal, pancreas, otak, lien, usus, uterus gravidarum, uterus post
partum dan darah

 Moderate: Organ dalam yang lamabat membusuk antara lain paru-paru, jantung,
ginjal, diafrgma, lambung, otot polos dan otot lurik.

 Late: Uterus non gravidarum dan prostas merupakan organ yang lebih tahan
terhadap pembusukan karena memiliki strukstur yang berbeda dengan
jaringan yang lain yaitu fibrous.
Mumifikasi

Mumifikasi  proses dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga


terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan
pembusukan.

Faktor penyebab
 Keadaan disekitar mayat kering
 Kelembaban rendah
 Suhunya tinggi
 Tidak ada kontaminasi dengan bakteri.
Mumifikasi
Tanda-Tanda
 Mayat menjadi kecil
 Kering
 Mengkerut atau melisut
 Warna coklat kehitaman
 Kulit melekat erat dengan tulang dibawahnya
 Tidak berbau
 Keadaan anatominya masih utuh
Saponifikasi
Saponifikasi Terjadi karena proses hidrolisis dari
lemak menjadi asam lemak lemak yang tak jenuh
akan mengalami dehidrogenisasi menjadi asam
lemak jenuh dan kemudian bereaksi dengan alkali
menjadi sabun yang tak larut.

Terbentuk pertama kali  letak superfisial bentuk


bercak, di pipi, di payudara, bokong bagian tubuh
atau ekstremitas.

Tanda berwarna keputihan dan berbau seperti


minyak kelapa
Insert Your Image

KESIMPULAN
Kesimpulan

 Tanatologi secara istilah dapat diartikan sebagai bagian dari Ilmu


Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang
terjadi setelah kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
tersebut. Manfaat thanatologi ini antara lain untuk dapat menetapkan
hidup atau matinya korban, memperkirakan lama kematian korban, dan
menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban.
Kesimpulan

 Tanda pasti setelah kematian yaitu berhentinya sirkulasi darah, berhentinya


pernapasan. Tanda beberapa saat setelah kematian yaitu perubahan pada
mata, perubahan pada kulit, perubahan temepratur tubuh, lebam mayat,
dan kaku mayat. Tanda setelah selang waktu kematian yang lama yaitu
pembusukan,saponifikasi atau adiposera, mumifikasi. Perubahan yang
terjadi setelah kematian dapat memberikan petunjuk perkiraan sebab
kematian, dan cara kematian.
Kesimpulan

 Tes yang dilakukan yaitu tes untuk mengetahui fungsi paru-paru dengan
cara tes auskultasi, tes winslow, tes cermin, tes bulu burung dan juga
fungsi jantung dengan cara tes magnus dan tes icard.
Insert Your Image

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai