Anda di halaman 1dari 25

DEFINISI

HUKUM ACARA PERDATA

Laras Susanti, S.H., LL.M.


All Images : Internet’s
Archive Sandra Dini F. A., S.H., MDPSI
KLASIFIKASI HUKUM [Lilik Mulyadi]

Hukum Publik •Hukum Pidana


(Algemene •Hukum Administrasi
Belangen) Negara
Kepentingan Umum •Hukum Tata Negara
•Hukum Internasional
•Hukum Pajak
•dsb Hukum
Hukum Menurut Materiil?
Isinya

Hukum
Hukum Privat Formil?
(Bijzonder Belangen) •Hukum Perdata
Kepentingan •Hukum Dagang
Perorangan •Hukum Adat
•Hukum Bisnis
•dsb
DEFINISI HUKUM ACARA PERDATA
(HUKUM PERDATA FORMIL)

 Penegakan (mempertahankan dan memelihara) hukum perdata materiil [Lilik


Mulyadi]  (bagian dari Procesrecht/Formeelrecht)

 Peraturan hukum yang mengatur bagaimana proses seseorang untuk


berperkara perdata di depan sidang pengadilan serta bagaimana hakim
menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara, termasuk
pelaksanaan putusan dalam rangka mempertahankan eksistensi hukum
perdata materiil [Lilik Mulyadi]

 Mengatur cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan


perantaraan hakim [Sudikno Mertokusumo]

 Kumpulan peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara mengajukan


tuntutan hak (gugatan atau permohonan),bagaimana hakim memeriksa,
mengadili dan menyelesaikan perkara, serta bagaimana pelaksanaan
putusan hakim [Sudikno Mertokusumo]
DEFINISI HUKUM ACARA PERDATA
(HUKUM PERDATA FORMIL)

 Rangkaian peraturan yang


memuat cara orang bertindak
terhadap dan di muka
pengadilan dan cara
pengadilan bertindak satu
sama lain untuk melaksanakan
peraturan hukum perdata
[Wirjono Projodikoro]

 Semua ketentuan tentang


pengajuan perkara perdata
untuk diadili dan dieksekusi
[AT Hamid]
1. Melindungi kepentingan manusia
dari pelanggaran hak dan kewajiban
[Sudikno Mertokusumo]

2. Mencegah “Eigenrichting” [Sudikno


Mertokusumo]
HUKUM PERDATA
Hukum Perdata terdiri atas aturan-aturan yang mengatur
keadaan/kedudukan dan/atau hubungan hukum dalam
kepentingan perorangan (privat), e.g. Perkawinan; Jual Beli;
Sewa Menyewa; Pinjam Meminjam; Kepemilikan; Pewarisan;
dsb.

PERKARA PERDATA

Perkara yang mengandung persoalan/sengketa


yang berhubungan dengan keadaan/kedudukan
dan/atau hubungan dalam kepentingan
perorangan (privat) antara SUBYEK HUKUM
• Orang perorangan/individu
• Kelompok orang perorangan
• Badan hukum (termasuk negara)
SYARAT MENGAJUKAN TUNTUTAN HAK KE
PENGADILAN
POINT D’INTEREST / POINT
D’ACTION [Sudikno M]

 Adanya kepentingan yang nyata


dan langsung melekat pada
Penggugat (P) dan tuntutan
yang beralasan (ada dasar
hukum) serta layak (tidak
bertentangan dengan hukum) ;
atau

 Adanya Kerugian atau Potensi


Kerugian yang diderita oleh P

YURISPRUDENSI MAHKAMAH AGUNG No.294 K/Sip/1971


“Gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan
hukum baik terhadap perkara maupun terhadap pihak Tergugat
TUNTUTAN HAK
[Sudikno Mertokusumo]

Tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan hukum


yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah eigenrichting.

 Eigenrichting adalah tindakan menghakimi sendiri  Tindakan


untuk melaksanakan hak menurut kehendaknya sendiri yang
bersifat sewenang-wenang tanpa persetujuan pihak lain yang
berkepentingan sehingga menimbulkan kerugian. Contoh: Kasus
pemotongan pohon bambu di Mungkid.
GUGATAN PERMOHONAN

 Tuntutan hak yang tidak


 Tuntutan hak yang mengandung sengketa
mengandung sengketa
 Urusan yang diajukan ke
 Urusan yang diajukan ke pengadilan untuk mendapat
pengesahan/menguatkan
pengadilan untuk menuntut
kedudukan orang yang
hak terhadap orang lain bersangkutan.
melalui saluran hukum
karena kepentingannya  Misal: pengangkatan anak:
perubahan
terganggu
kewarganegaraan,perubaha
n nama,akta kelahiran
 Ada 3 pendapat mengenai  Eigenrichting
Eigenrichting. dibenarkan,
sejauh tidak
ada
peraturan
hukum yang
 Eigenrichting tidak  Eigenrichting bisa
melindungi
dibenarkan sama terjadi, namun yang
kepentingan
sekali karena melakukan
seseorang
hukum telah dianggap
[Rutten]
menyediakan melakukan
upaya-upaya untuk perbuatan melawan
memperoleh hukum dan dapat
perlindungan [van dituntut membayar
Boneval Faure] ganti kerugian
[Cleveringa]
GUGATAN  PERMOHONAN

Gugatan (peradilan Contentieus)


Ada 2 pihak . Jenis putusan (sifatnya):
Sifatnya Resiproksitif 1. Condemnatoir
2. Constitutief
Sebutannya Putusan/Vonis
Tuntutan hak

Jenis putusan (sifatnya):


Permohonan (peradilan Volunter) Declaratoir.
Ada 1 pihak (ex parte). Sebutannya Penetapan/
Sifatnya Reflektif beschikking
Pada umumnya tidak berlaku aturan
Mengenai pembuktian dan daluwarsa.
YURISDIKSI CONTENTIOSA

GUGATAN

Landmark Case: Kasus Pohon Mangga


Sengketa terjadi antara tetangga di Papua. Akar
permasalahan adalah Tergugat tidak mau memotong
pohon mangga atas permintaan Penggugat. Penggugat
merasa keberadaan dua pohon mangga itu akan
membahayakan rumah Penggugat jika suatu waktu
tumbang. Kasus diselesaikan di pengadilan selama 6
tahun (mulai dari PN sampai kasasi MA). Tidak ada
gugatan ganti rugi sama sekali.
YURISDIKSI VOLUNTER

PERMOHONAN

Landmark Case: Kasus Operasi Bayi Transgender


Bayi tersebut awalnya lahir dengan organ vital wanita.
Namun dalam pertumbuhannya, muncul lah organ laki-laki.
Berdasarkan permintaan orangtua, dan setelah mendengar
keterangan ahli (spesialis, akhirnya PN Cibinong
mengabulkan permohonan untuk diperbolehkan
melakukan oeprasi perubahan organ tersebut. Kasus yang
sama pernah menimpa M.Prawirodirjoyo (Siti Maemunah)
yang diputus PN Semarang (2011).
Peradilan  Pengadilan

•Pengadilan (court/rechtbank) adalah


lembaganya/badan yang menjalankan peradilan
berupa memeriksa, mengadili dan memutus
perkara.
•Peradilan (judiciary/rechtspraak) adalah :
Segala sesuatu yang berhubungan dengan
tugas negara dalam menegakan hukum dan
keadilan; atau
Proses/pelaksanaan hukum dalam hal konkrit
adanya tuntutan hak, yang dijalankan oleh badan
yang diadakan oleh negara dengan memberikan
putusan yang mengikat dan bertujuan mencgah
eigenrichting.
TAHAPAN DALAM HUKUM ACARA
PERDATA

Tahap Pelaksanaan
Tahap Pemeriksaan Putusan:
Tahap Pendahuluan
Persidangan •SUKARELA; atau
•PAKSAAN (EKSEKUSI)
2. SUMBER
HUKUM ACARA PERDATA
SUMBER
HUKUM ACARA PERDATA
 Peraturan perundang-undangan

 Yurisprudensi, dan Adat kebiasaan Para Hakim


[Wirjono Projodikoro].

 Perjanjian Internasional

 Doktrin

 Surat Edaran Mahkamah Agung/ Peraturan


Mahkamah Agung (SEMA/ Perma)
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
 Undang-undang No.1 Darurat 1951memberlakukan
HIR dan Rbg
 Het Herziene Indonesich (inlandsch) Reglement (HIR) berlaku sebagai HAP untuk Jawa
dan Madura
 Rechts Reglement voor de Buitingewesten (RBG)  berlaku untuk luar Jawa dan Madura
 Reglement op de Rechtelijke Organisatie en het Beleid der Justitie in Nederlands Indie (RO)
 aturan tentang Organisasi Kehakiman
 Reglement op de Burgerlijke Rechtsvoordering (Rv)  berlaku untuk golongan Eropa
 Undang-undang 14/1970 jo. Undang-undang 35/1999 jo.Undang-undang 4/2004 jo.Undang-
undang 48/2009
 Undang-undang 7/1989 jo. Undang-undang 3/2006 jo.UU 50/2009
 Undang-undang 14/1985 jo. Undang-undang 5/2004 jo.Undang-undang 3/2009
 Undang-undang 5/1986 jo. Undang-undang 9/2004 jo. Undang-undang 51/2009
 Undang-undang 2/1986 jo.Undang-undang 8/2004 jo.Undang-undang 49/2009
 UU 20/1947
 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku IV  tentang Pembuktian & Daluwarsa
 Dsb.
ATURAN PADA MASA HINDIA
BELANDA
Komisi Undang-Undang bagi Hindia Belanda dalam kerjanya
menghasilkan:

1. Reglement op de Rechterlijk Organisatie / RO (Peraturan Organisasi


Pengadilan).
2. Algemene Bepalingen van Wetgeving / AB (Ketentuan Umum ttg
Perundang-Undangan).
3. BurgerlijkWetboek / BW (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).
4. Wetboek van Koophandel / WvK (Kitab UU Hukum Dagang).
5. Reglement op de Burgerlijk Rechtsvordering / RV (Peraturan tentang
Acara Perdata)
Kesemua Per-UU-an di atas diberlakukan di Hindia Belanda
mulai tahun 1848.
MASA HINDIA BELANDA *
Gol Eropa Pribumi Timur Asing
Hukum Tionghoa Non
Perdata Hukum Hukum Adat Hukum Perdata Tionghoa
Hukum Adatnya
Materiil Perdata Eropa
Eropa (Bw/WvK)
(BW/WvK)
Perdata Formil RV JaMa Luar Rv HIR, Rbg
JaMa
HIR Rbg

* Sumber: J.Arianto Kurniawan « Sejarah Tata Hukum dan politik Hukum di Indonesia »
YURISPRUDENSI

Sebagai Hukum:
Sebagai Sumber
Yurisprudensi Bagi para pihak
Hukum:
yang beperkara
Bagi Hakim
& mereka yang
mendapat hak

Contoh Yurisprudensi: Kewajiban Hakim Dalam Perkara


Perdata.
Menambahkan alasan-alasan hukum yang tidak diajukan oleh
pihak-pihak merupakan kewajiban hakim berdasarkan pasal
178 R.I.D/ HIR
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 3-12-1974 No. 1043
K/Sip/1971.
Dalam Perkara: Ny. Soedarti cs. lawan Valentinus Suhadi.
dengan Susunan Majelis: 1. Dr. R. Santoso Poedjosoebroto S.H.;
2. Indroharto S.H.; 3. R.Z. Asikin Kusumah Atmadja S.H.
TREATY, DOKTRIN,
SEMA/PERMA
Contoh: Perjanjian
TREATY (Perjanjian Sebagai bilateral di bidang
Internasional) Hukum: peradilan perdata dan
Asas Pacta Sun dagang antara RI dan
Servanda Kerajaan Thailand
(Keppres 6/1978)

Doktrin dan Surat Edaran bukan hukum, melainkan


Sumber hukum. Bagaimana dengan Perma?

Contoh Doktrin: Teori Sudikno Mertokusumo yang


menyatakan bahwa dalam hukum acara perdata terdapat
asas Hakim Pasif.
Contoh SEMA: SEMA 7/2001 tentang Pemeriksaan
Setempat; SEMA 6/1992 tentang Pemeriksaan perkara di PT
dan PN.
Contoh Perma: Perma 1/2008 tentang Mediasi di
 Pahami Yurisprudensi ini:

PERTANYAAN
Putusan Mahkamah Agung : tgl. 11-6-1958 No. 279
K/Sip/1957.Dalam Perkara: Djahot Damanik lawan Bodja alias
Djamintara Saragih.

Tergugat asli yang karena merasa berhak atas sawah terperkara


yang ada pada penggugat asli, dengan bertindak sendiri
merampas sawah tersebut dari penggugat asli, tindakannya
tidak dapat dibenarkan dan sawah harus dikembalikan kepada
penggugat asli untuk memulihkan keadaan semula, dengan
senantiasa terbuka kemungkinan bagi tergugat asli untuk
mengajukan gugat terhadap penggugat asli untuk ditentukan
siapa yang berhak atas sawah itu.

Putusan ini sesuai dengan pendapat van Boneval Faure,


Cleveringa atau Rutten 

DISKUSIKAN
PERTANYAAN
Apakah karasteristik dari HUKUM ACARA
PIDANA

Diskusikan dan Tulislah Dalam Sebuah Lembar


Kertas
Nama/NIM/Tandatangan
HUKUM ACARA PERDATA= HUKUM ACARA PIDANA?

HUKUM ACARA PERDATA HUKUM ACARA PIDANA

Pihaknya: Penggugat v. Tergugat Pihaknya Negara vs.Terdakwa


 Pemohon (Individu/Badan Hukum)

Seakan terdapat subordinasi


Kedudukan pihak beperkara setara
kedudukan (superior-inferior)

Tanggungjawab dapat dialihkan Tanggungjawab tidak dapat dialihkan

Obyek sanksi yang utama adalah Obyek sanksi yang utama adalah
aset/kekayaaan jiwa/badan
Untuk ancaman&jenis hukuman
Pihak dapat diwakili oleh kuasa
tertentu, Terdakwa wajib didampingi
hukum/kuasa khusus
penasehat hukum
Sistem pembuktian “Positief Sistem pembuktian “Negative
wettelijk” wettelijk”

Anda mungkin juga menyukai