Anda di halaman 1dari 3

1.

Rangkuman
Latar Belakang Praktikum :
Pemaparan logam berat khususnya Pb pada bahan pangan menjadi perhatian yang
serius. Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena adanya kandungan Pb khususnya pada
pangan dalam konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan penyakit yang serius bahkan
kematian. Praktikum analisa risiko kesehatan mengenai Pb pada pangan dilakukan untuk
menunjang manajemen keamanan pangan di tingkat negara yang kemudian dapat
dituangkan ke dalam bentuk peraturan undang-undang, kebijakan, standar maupun
guidelines atau panduan. Analisa risiko kesehatan mengenai kandungan Pb pada pangan
perlu dilakukan karena Pb merupakan salah satu jenis logam berat yang memerlukan
perhatian khusus karena sifatnya yang toksi atau beracun pada manusia. Adapun Pb dapat
masuk ke tubuh manusia melalui banyak jalur seperti konsumsi makanan, minuman, udara,
air, dan debu. Keracunan akibat Pb mampu mengganggu mekanisme darah di dalam tubuh
manusia antara lain menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam pembentukan
haemoglobin, meningkatkan ALAD (asam aminolevulinat dehydratase), memperpendek
umur sel darah merah, serta meningkatkan kandungan logam Fe di dalam plasma darah.
Perannya di dalam industry pangan cukup besar demi menunjang keamanan pangan salah
satu dengan menetapkan suatu Food Safety Objective (standar).
Materi Metoda :
Sampel yang dipakai dalam praktikum ini adalah lotek dan buah jambu. Materi dan
metodanya melewati 8 tahap sampai tahap terakhir adalah pengumpulan laporan hasil
akhir. Materi dan metode tahap awal dimulai dari prosedur koleksi sampel lotek dan jambu
di lapangan, Preparasi sampel lotek dan jambu di Lab, Ekstraksi Sampel lotek dan jambu
di LAB Bioteknologi UKDW dan analisa AAS di Lab Kimia UII. Dari hasil analisa AAS
di Lab selanjutnya dilakukan analisa data berat sampel, konsentrasi ekstrak dan konsentrasi
sampel. Selanjutnya adalah persiapan dan prosedur biosurvei di lapangan dengan cara
melakukan wawancara dengan 30 responden. Dari hasil biosurvei, maka dapat dilakukan
analisa data probabilitas frekuensi konsumsi, porsi konsumsi, frekuensi konsumsi rerata,
dan porsi konsumsi rerata. Setelah data-data tersebut didapatkan, maka selanjutnya adalah
menentukan status kontaminasi pangan lotek dan jambu oleh Pb di negara lain, status
kontaminasi pangan lotek dan jambu oleh Pb di Indonesia. Tidak hanya melakukan
penelitian lapangan, tetapi mahasiswa juga menganalisis perlunya studi tentang analisa
resiko kesehatan Pb pada lotek dan jambu di Indonesia. Lalu, mahasiswa kemudian mampu
menentukan tujuan serta manfaat praktikum tentang analisa resiko kesehatan Pb pada lotek
dan jambu dan keamanan pangan (kontaminan kimiawi), baik pada aspek manfaatnya
untuk mahasiswa maupun aspek secara data kuantitatif, pemaparan dan kesehatan diet.

Hasil Utama :
Buah jambu dan lotek didapatkan dari 5 tempat yang berbeda di sekitar wilayah
Yogyakarta. Hasil ekstrasi buah jambu dalam menganalisis kandungan logam berat timbal
(Pb) menunjukan hasil tidak terdeteksi atau sangat kecil sekali kandungan Pb nya. Dapat
dilihat bahwa hasil AAS pada buah jambu adalah 0,001. Hasil ekstrasi lotek dalam
menganalisis kandungan logam berat timbal (Pb) menunjukan hasil terdeteksi, yaitu pada
sampel 1 kandungan Pb sebesar 0,22 µg/ml, sampel 2 sebesar 0,27 µg/ml, sampel 3 sebesar
0,18 µg/ml, sampel 4 sebesar 0,31 µg/ml, dan sampel 5 sebesar 0,27 µg/ml. Selain
kandungan Pb pada lotek dan jambu, didapatkan juga nilai PDI (probable daily Intake),
TPDI (Total probable Daily Intake), HQ (Hazard Quotient), HI (Hazard Index) baik pada
lotek maupun jambu, serta nilai PTDI (Provisional Torerable Daily Intake) pada
neuropathy. Hasil PDI pada jambu adalah 4,76 x 10-9 mg.kg-1BB.hari-1 , pada lotek adalah
6,55 x 10-6 mg.kg-1BB.hari-1. Hasil TPDI pada jambu dan lotek adalah 6,55476 x 10-6
mg.kg-1BB.hari-1. Hasil HQ pada jambu adalah 1,852 x 10-5, pada lotek adalah 2,549 x
10-3. Hasil HI pada jambu dan lotek adalah 4,401 x 10-8, serta yang terakhir batas (dosis-
respon) pada neuropathy adalah 2,57 x 10-3 mg.kg-1BB.hari-1

2.
3. Daftar Pustaka:
Kaaks R et al, Uses and limitations of statistical accounting for random error correlations,
in the validation of dietary questionnaire assessments. Public Health Nutrition, 2002,
5:969-976
Zeid A. Al Othman, 2010. Lead Contamination in Selected Foods from Riyadh City
Market and Estimation of the Daily Intake. TPDI = 0,3664 x 10-3 mg.kg-1BB.hari-
1
.
Elsa Nielson, et al, 2006. Risk Asessment of Contaminant Intake from Traditional
Greenland Food Item
Sabah A. Ismail dan Shwan M. Rashid. 2017. Health Risk Assessment of Heavy Metals
for Population Via Consumption of Vegetable Collected from Khassa River, Kirkuk City,
Nothern Iraq
CDC, 1991. PbB level of concern, adopter as TTD

Anda mungkin juga menyukai