Anda di halaman 1dari 34

ASFIKSIA MEKANIK

DISUSUN OLEH :
Putra Intan Sanjaya, S.Ked (19360133)
R. Nanditho Nugroho Kartanagara, S.Ked (19360134)
Siti Alya L. C. Mokoagow, S.Ked (19360147)
Syawalia Kartika, S.Ked (19360219)
Ulfa Kurniawati, S.Ked (19360153)

Preceptor :
dr. Jims Ferdinan P, M.Ked.For, Sp.FM
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2019
DEFINISI ASFIKSIA SECARA UMUM & HIPOKSIA /
ANOKSIA SERTA ASFIKSIA MEKANIK
• Asfiksia adalah kegagalan masuknya udara kedalam
ASFIKSIA paru atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan
SECARA persediaan oksigen dalam jaringan atau darah atau
keduanya berkurang sampai ketingkat tertentu dimana
UMUM kehidupan tidak mungkin berlangsung. Biasanya
asfiksia akan menyebabkan gagalnya kehidupan. (USU)

HIPOKSIA/ • Keadaan dimana terjadi defisiensi O2, yang mengakibatkan


kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerob sel
ANOKSIA
(FK UI,2009)

ASFIKSIA • Mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang


memasuki saluran pernapasan diakibatkan oleh berbagai
MEKANIK
kekerasan (yang bersifat mekanik). ( Budiyanto, 1997).
KLASIFIKASI ASFIKSIA SECARA UMUM &
KLASIFIKASI HIPOKSIA / ANOKSIA
1. Anoksia Anoksik
1. KLASIFIKASI HIPOKSIA /
2.Anoksia Anemik
ANOKSIA
Berdasarkan Perjalanan Klinisnya 3.Anoksia Stagnan
4.Anoksia Histotoksik

1. Asfiksia Alamiah
2. KLASIFIKASI ASFIKSIA SECARA
UMUM 2. Asfiksia Mekanik
Berdasarkan Etiologi/Penyebabnya 3. Asfiksia Toksik
JENIS-JENIS ASFIKSIA MEKANIK
Berdasarkan Mekanisme & Peristiwanya
A. Mekanisme B. Peristiwa

1. Penekanan Saluran 1. Gantung (Hanging), Jerat (Strangulation by


Pernafasan ligature) dan Cekik (Manual Strangulation)
2. Penutupan Jalan 2. Berada luar tubuh/ ekstraluminer = Bekap
Pernafasan/Muara (Smotre), Berada dalam tubuh Intraluminer =
Pernafasan Sumpal (Gagging) & Sedak (Chocking)
3. Penekanan Dinding
3. Himpit (Asfiksia Traumatik/Crush Asfiksia)
Pernafasan
4. Penutupan Saluran
4. Tenggelam (Drowning)
Nafas Oleh Cairan
5. Berada di Ruang
5. Hampa Udara (Sufokasi)
Hampa Udara
FASE-FASE ASFIKSIA
Fase I Kompensasi Pernapasan , Nadi Fase II
O2 CO2
Dispnea tubuh: Tekanan darah Konvulsi CO2
CO2
(4 mnt) Stimulasi SSP Aktivitas tubuh (2 menit)
Muncul sianosis dan petechie, surfaktan
Kegagalan kembang
paru Kekejangan dan Kompensasi
Dilatasi pupil penutupan lubang- tubuh lebih
Depresi SSP lubang tubuh adekuatSSP
Denyut jantung
Gambaran petechie/bintik pendarahan dan sianosis/warna kebiruan tampak semakin jelas
Tardieu’s spot: bintik pendarahan pada organ viseral
Fase III Relaksasi sfingter Pengeluaran cairan
Apnea Depresi Kegagalan total dan pembukaan tubuh (surfaktan, tinja,
(1 menit) SSP pernapasan lubang tubuh air mata, air mani, air
kencing, dll)
Pada fase III akhir/ fase IV awal: timbul buih/busa halus sukar pecah (surfaktan)
Aktivitas sistem tubuh Pengeluaran cairan Fase IV
Pulsasi nadi lainnya menurun hingga tubuh (surfaktan, tinja, Akhir
hilang hilang, namun pulsasi nadi air mata, air mani, air (30 detik)
masih teraba kencing, dll)
TANDA PRIMER & SEKUNDER
ASFIKSIA
Tanda Primer Tanda Sekunder

1. Sianosis 1. Lebam Mayat berwarna lebih gelap (ungu


2. Bintik Penderahan gelap/tua)
(ptechie)/thardius spot 2. Wajah Sembab (Bengkak dan Gelap)
3. Busa/Buih Sukar Pecah 3. Mata Terbuka
(Surfaktan) 4. Keluarnya Cairan Mani/Urin, Feses, Air
Mata, dan Cairan Liur
5. Pada Ibu Hamil Janin/Air Ketuban Bisa
Keluar
6. Kekejangan Otot Wajah
7. Cairan Darah Berwarna Hitam dan Encer
Tanda Primer

Tanda Sekunder
MEKANISME & TANDA KLINIS ASFIKSIA
MEKANIK
Berdasarkan Klasifikasi Peristiwa
1. Penekanan Saluran Pernapasan
A. Gantung (Hanging)
Definisi
Peristiwa dimana terjadi lilitan & tekanan pd jln napas di leher oleh suatu
benda yg melingkar dileher, dimana kekuatan lilitan & tekanannya
dipengaruhi oleh berat tubuh (FKUI, 1997)
Mekanisme
Konstriksi (tekanan yang melingkar) tdk penuh/lengkap di
leher
Lumen laring tertekan dan tertutup
Udara tidak bisa masuk ke paru-paru
Asfiksia
Kelainan Post Mortem

1. Tanda asfiksia jika korban meninggal karena asfiksia


2. Luka lecet (jejas) geser & tekan
3. Luka di leher berbentuk spt huruf V / huruf U
4. Letaknya diatas jakun (karena tubuh turun & tali naik)
5. Leher tidak simetris (karena tubuh turun & tali naik)
6. Terdapat ekimosis
7. Patah tulang lidah (os.hyoideum), lidah terjulur
8. Patah tulang servikal (pada posisi gantung komplit)
9. Gambaran lebam mayat pd daerah atas batas tali
10. Lebam mayat pd anggota gerak bawah & anggota gerak atas bag. bawah
B. Jerat (strangulation by ligature)
Definisi
Jerat (strangulation by ligature) adl suatu strangulasi berupa tekanan
pada leher korban akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan
lain bukan karena berat badan korban (FK AIRLANGGA, 2009)
Mekanisme
Konstriksi (tekanan yang melingkar) penuh/lengkap
di leher
Dipengaruhi o/
Lumen laring tertekan dan tertutup tarikan kedua ujung
tali
Udara tidak bisa masuk ke paru-paru

Asfiksia
Gambaran Post Mortem

1. Tanda asfiksia jika korban meninggal karena asfiksia


2. Luka lecet tekan
3. Luka di leher berbentuk spt huruf O
4. Letaknya dibawah atau pas daerah jakun
5. Leher simetris
6. Tidak terdapat ekimosis
7. Terdapat patah tulang trakea, krikoid, tiroid
8. Lebam mayat pd daerah batas tali
9. Lebam mayat sesuai dgn posisi korban (ketika eksekusi)
GAMBAR ASFIKSIA KARENA PENJERATAN
C. Cekik (manual strangulation)
Definisi
Cekik ialah penekanan terhadap leher dgn tangan yg akan menyebabkan
dinding sal.napas bagian atas tertekan shg udara tidak dapat lewat
(FK ANDALAS, 2001)
Mekanisme
Konstriksi (tekanan) yang tidak melingkar di leher

Lumen laring tertekan dan menyempit

Saluran udara tertutup tidak bisa masuk ke paru-paru

Asfiksia
Gambaran Post Mortem
1. Tanda asfiksia jika korban meninggal krn asfiksia
2. Luka lecet tekan
3. Luka umumnya spt bulan sabit / kuku jari tangan / tidak beraturan
4. Letak luka bisa di atas / di bawah jakun
5. Leher simetris
6. Tidak terdapat ekimosis
7. Patah tulang lidah, trakea, krikoid, tiroid
8. Lebam mayat sesuai dgn posisi korban (ketika eksekusi)
GAMBAR ASFIKSIA
KARENA CEKIK
2. Penyumbatan Jalan Napas
A. Ekstraluminer (Bekap / Smothering)
Definisi
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung & mulut yg menghambat
pemasukan udara ke paru-paru. Pembekapan menimbulkan kematian
akibat asfiksia (FKUI, 1997)
Mekanisme
Penutupan jalan nafas ( hidung & mulut)

Udara tidak dpt masuk ke rongga hidung dan mulut

Saluran udara tertutup tidak bisa masuk ke paru-paru

Asfiksia
Gambaran Post Mortem
1. Tanda-tanda asfiksia jika meninggal dlm keadaan asfiksia
2. Ditemukan sepotong kain yang dimasukan kedalam kerongkongan
mulut
3. Efek iskemik (pucat) pd daerah sekitar penekanan (dibekap dengan
lakban)
3. Luka lecet dan atau luka memar di mulut, hidung dan daerah sekitar
nya.
4. Memar dan robekan pada bibir (bibir bagian dalam)
5. Lecet atau memar pada otot leher bagian belakang bekas scarffing di
sekitar mulut dan hidung
GAMBAR ASFIKSIA
KARENA PEMBEKAPAN
B. Intraluminer (Sumpal / Gangging) & (Sedak/Chocking)
Definisi
Masuknya suatu benda padat pada lumen jalan napas dan menyumbatnya
shg udara tidak dapat mencapai paru-paru. (FK AIRLANGGA, 2009)
Mekanisme
Benda asing yg menyumbat jln napas dalam (intraluminal)

Sumpal (gangging) menekan Sedak (chocking)/ menekan


palatum mole. Lubang glotis
hidung menyempit
Oksigen tidak dapat masuk ke paru
= ASFIKSIA
Tanda Gangging dan Choking
Gangging/ Sumpal Choking/Sedak
• Adanya benda asing / sisanya di • Adanya benda asing / sisanya di
rongga mulut kerongkongan
• Adanya memar atau lecet di palatum • Adanya jejas di kerongkongan
molle • Mata Melotot
• Mata Melotot

Gambaran Post Mortem


1. Jika sebab kematian dikarenakan asfiksia, ada tanda-tanda asfiksia
3. Penekanan Dinding Dada & Perut
Himpit (Crush Asphyxia)
Definisi
Merupakan peristiwa dimana dada & perut mendapat tek secara bersama-
an oleh suatu kekuatan yang besar. (UNISSULA,2019)
Mekanisme
Tekanan pada
Gangguan gerak Udara tidak bisa
dinding dada
dan/atau perut pernapasan masuk ke paru-paru

Asfiksia
Gambaran Post Mortem
1. Tanda asfiksia jika meninggal karena asfiksia
2. Terdapat luka lecet dan memar
3. Patah tulang
4. Pakaian rusak
5. Terdapat benda asing seperti serpihan tanah, batu, atau kayu
6. Luka robek pada beban yang sangat berat
4. Saluran Napas Terhalang Air
Tenggelam (Drowning)
Definisi
Sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya
cairan kedalam saluran pernapasan. (FKUI, 1997)
Mekanisme
1
• Korban terbenam di air/cairan

2
• Air/cairan terhisap ke jln napas

3
• Masuk ke alveoli

4 • Asfiksia
Klasifikasi drowning

1. Dry drowning (Tipe I), pada keadaan ini cairan


tidak masuk ke dalam saluran pernapasan,
akibat spasme laring
2. Wet drowning (Tipe II), pd keadaan ini cairan
masuk kedalam saluran pernapasan setelah
korban tenggelam
a. Tenggelam pada Air Tawar
b. Tenggelam pada Air Asin
Perbedaan mekanisme kematian pada tenggelam berdasarkan jenis air:

Tenggelam dalam air tawar Tenggelam dalam air asin


Penyerapan air menyebabkan hemodilusi Konsentrasi elektrolit air asin lebih tinggi daripada
↓ dalam darah
Pelepasan ion kalium dari serabut otot ↓
Air ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan
jantung
interstisial palu
↓ ↓
Sehingga kadar ion kalium dalam plasma Edema pulmoner, hemokonsentrasi, hipervolemi dan
meningkat kenaikan kadar magnesium dalam darah
↓ ↓
Fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan Sirkulasi menjadi lambat (akibat hemokonsentrasi)
darah ↓
↓ Payah jantung

Kematian
Kematian
Kematian terjadi dalam waktu 5 menit
Kematian terjadi dalam waktu 8-9 menit
Gambaran Post Mortem

1. Kulit basah, dingin dan pucat


2. Sering ditemukan pasir & lumpur pd tubuh, wajah, rambut, rongga mulut, lamb
ung, kerongkongan
3. Kadang-kadang terdapat cutis anserina (Goose flesh) pada lengan, dan bahu
4. Washer woman hand (keriput dan kering)
5. Buih putih halus pada mulut dan hidung (cairan encer dan berbuih)
6. Kadang terdapat cadaveric spasme
7. Bila terlalu lam dalam air, kulit telapak tangan dan kaki mengkeriput &pucat
8. Lebam mayat pd posisi telungkup (sering ditemukan didaerah wajah)
GAMBAR ASFIKSIA KARENA TENGGELAM
4. Berada di Ruangan dgn volume udara sedikit
Ruang Hampa (Sufokasi)
Definisi
Sufokasi dapat terjadi jika o2 yang ada di udara sekitar kurang memadai.
Misalnya : di tempat tahanan yang tidak ada ventilasinya, atau di tempat
penambangan yang mengalami keruntuhan. (UNISSULA, 2019)
Mekanisme
Volume oksigen disekitar tidak cukup / memadai

Kebutuhan oksigen tubuh tidak terpenuhi

Tidak terjadi pernapasan -> asfiksia


Gambaran post mortem
1. Adanya tanda2 asfiksia : sianosis, bintik2 perdarahan bagian atas tubuh,
2. Edema serta pembengkakan pada bola mata
3. Kongesti pada tubuh bagian atas akibat darah terdorong ke atas karena kompr
esi pada abdomen
4. Cadaveric spasme
5. Trismus wajah (karena tegang)
6. Sering dijumpai mulut menganga
7. KESIMPULAN
- Asfiksia Mekanik merupakan salah satu Cause of Death
- Asfiksia Mekanik adalah mati lemas yg terjadi bila udara
pernapasan terhalang oleh berbagai macam kekerasan
- Kekerasan yang menyebabkan Asfiksia Mekanik :
Gantung, Jerat, Cekik, Bekap, Sumpal, Sedak, Himpit,
Hampa Udara,Tenggelam
- Masing-masing peristiwa yang menyebabkan asfiksia
mekanik memiliki tanda yang khas
8. DAFTAR PUSTAKA
-Amir, A. 2009. Ilmu Kedokteran Forensik. 2 nd ed. Fakultas Kedokteran
USU; Medan.
-Budiyanto, A., et all. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik FK UI; Jakarta.
-Gani,H.M. 2001. Ilmu Kedokteran Forensik. Universitas Andalas; Padang
-Hoediyanto. 2010. Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Edisi ke VII.
FK Airlangga, Surabaya .
-Idries AM, Tjiptomartono AL. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.
Ed 1. Binarupa Aksara
-Michael AG, Denton JS, editors. Pathology of Asphyxial Death.
Epidemiology 2016
-Nikolov D, Michich IB, Goshev M, Alexandrov A, Hristov S. A case of neon
aticide – manual strangulation of a newborn. Medicine. 2015;5(1):310-3
-Trisnadi, S, Dahlan,S. 2019. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi
Dokter dan Penegak Hukum. Fakultas Kedokteran Unissula, Semarang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai