Anda di halaman 1dari 70

Laporan

Kasus

G3P1A1 HAMIL 39-40 MINGGU DENGAN


HEPATITIS B BELUM INPARTU JANIN
TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA

Pembimbing: Oleh: Atira Rahma Fitri


dr. Ratih Pratiwi, Sp.OG. (712018066)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
1
PENDAHULUAN ANAMNESIS
Hepatitis atau inflamasi pada liver umumnya disebabkan
oleh infeksi virus atau kelanjutan dari penyakit alkoholik di
liver

Pada umumnya virus hepatitis B ini terjadi


melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh
dari pengidap infeksi virus tersebut.
3
Data yang dihimpun dalam suatu
penjaringan terhadap 140.000 wanita
hamil yang berlangsung dari tahun 2005-
2007 di Denmark
Prevalensi Hepatitis B di Indonesia sebesar 1,2
menunjukkan sebanyak 36.400 (0,26%) % (Riskesdas, 2013 ).
dari antara wanita tersebut memiliki
HBsAg positif dalam darahnya. Angka ini dua kali lebih tinggi dibandingkan
tahun 2007,
prevalensi semakin meningkat pada penduduk
berusia diatas 20 tahun yaitu
kelompok tertinggi usia 45-54 tahun (1,4%) dan
usia 65-74 (1,4%). 4
Lebih dari 40 % individu yang menderita infeksi kronis virus
Hepatitis B atau sekitar 600.000 individu di seluruh dunia
meninggal tiap tahunnya

Pencegahan Transmisi perinatal

5
TINJAUAN ANAMNESIS
PUSTAKA
DEFINISI

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang


disebabkan oleh virus Hepatitis B, suatu
anggota famili hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau kronis
yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati.

Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang


dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis bila
penyakit menetap, tidak menyembuh secara
klinis atau laboratorium atau pada gambaran
patologi anatomi selama 6 bulan.
7
ETIOLOGI HEPATITIS B

Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo Nucleic Acid)


DNA terkecil berasal dari genus Orthohepadnavirus famili
Hepadnaviridae berdiameter 40-42 nm

Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-


rata 60-90 hari

8
Epidemiologi Hepatitis B

Center for Disease Control and


Infeksi VHB merupakan Prevention (CDC)
penyebab utama hepatitis akut,
hepatitis kronis, sirosis, dan
kanker hati di dunia. Diperkirakan 350-400 juta individu
diseluruh dunia telah terinfeksi oleh virus
Hepatitis B

9
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan bahwa Hepatitis klinis
terdeteksi di seluruh provinsi di Indonesia
dengan prevalensi sebesar 0,6%
(rentang: 0,2%- 1,9%).

Hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 dengan jumlah


sampel 10.391 orang menunjukkan bahwa persentase
HBsAg positif 9,4%.

10
Secara parenteral yaitu secara vertikal (transmisi)
maternal-neonatal

Secara horizontal (kontak antar


individu yang sangat erat dan lama)

Iatrogenik
(penggunaan jarum suntik bersama) PENULARAN HEPATITIS B
seksual

Virus Hepatitis B dapat dideteksi pada semua sekret


dan cairan tubuh manusia, dengan konsentrasi
tertinggi pada serum.

11
PATOFISIOLOGI

Fase Imunotoleran Fase Imunoaktif

Fase Imunotoleran ditandai oleh respons imun Terjadi fluktuasi kadar HBV DNA dan peningkatan respons sel
yang terbatas terhadap virus sehingga hanya imun serta kadar aminotransferase dan penanda inflamasi
hepatosit.
terjadi peningktan minimal aminotransferase
serum dan penanda inflamasi sel hati Pada fase ini terjadi respons sel imun bawaan dan didapat
walaupuun HBsAg, HbeAg, dan HBV DNA dalam terhadap HBV yang berujung pada destruksihepatosit yang
serum tinggi. Pada fase ini, virus bereplikasi terinfeksi, secara histologi dapat ditemukan aktivitas
secara aktif. nekroinflamasi pada sel hati.
PATOFISIOLOGI

Fase Serokonversi

ditandai oleh terbentuknya anti HBe.


Probabilitas serokonversi HBeAG semakin
meningkat pada individu dengan kadar Fase Resolusi
aminotransferase yang lebih tinggi.
Penurunan rlikasi virus disertai
penurunan aminotransferase dan kadar Merupakan fase resolusi dimana terjadi penurunan kadar
HBV DNA yang rendah HBsAg dan pembentukan anti-HBs.

Seroreversi ke HBeAg (+) dan kembali


ke fase imunoaktif

Kadar HBV DNA tetap tinggi, ALT


tetap tinggi. Namun HBeAG (-)
Manifestasi Klinis

1.Fase Inkubasi 2.Fase Prodromal (Pra- 3.Fase Ikterus 4.Fase Konvalens


Ikterik) (Penyembuhan)
Merupakan waktu antara Fase diantara timbulnya Ikterus muncul setelah 5- Diawali dengan
masuknya virus dan keluhan-keluhan pertama 10 hari, tetapi dapat juga menghilangnya ikterus
timbulnya gejala atau dan timbulnya gejala muncul bersamaan dan keluhan lain, tetapi
ikterus (15-180 hari ikterus. dengan munculnya gejala. hepatomegali dan
dengan rata- rata 60-90 Banyak kasus pada fase abnormalitas fungsi hati
hari) Awitannya singkat atau ikterus tidak terdeteksi. tetap ada.
insidous ditandai dengan
malaise umum, mialgia,
artalgia, mudah lelah,
gejala saluran napas atas
dan anoreksia. Diare atau
konstipasi dapat terjadi.

14
Pola Penularan VHB

Vertikal

Horizontal
- Sebelum Persalinan (Infeksi
VHB in utero) Penularan VHB dari seorang
- Selama Persalinan (Infeksi VHB pengidap infeksi VHB kepada
perinatal) orang yang rentan disekitarnya
-Setelah Persalinan (Infeksi
Postnatal)

15
Anamnesis umumnya tanpa keluhan, perlu
digali riwayat transmisi seperti pernah
transfusi, seks bebas, riwayat sakit kuning
sebelumnya.

Pemeriksaan fisik didapatkan


DIAGNOSIS hepatomegali.
HEPATITIS B

Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan


laboratorium, USG abdomen dan Biopsi hepar.
Tatalaksana Hepatitis B

Terapi Pada Saat


Terapi saat kehamilan
Persalinan

Pada kasus Hepatitis B akut, tidak diberikan Pilihan persalinan ibu hamil dapat dilakukan
penanganan khusus, penanganan hanya tindakan SC, karena lebih efektif dilakukan
berupa tirah baring (bedrest) dan tinggi sebelum ketuban pecah.
protein, diet rendah lemak.

Infeksi HBV yang ditularkan pada bayi yang


Terapi Hepatitis B pada ibu hamil, yaitu lahir dengan operasi caesar elektif memiliki
lamivudin dan tenovovir persentase yang lebih kecil (1,4%),
dibandingkan dengan persalinan pervaginam
(3,4%)

17
Pada Masa Nifas

Menyusui bayi dapat dilakukan segera


apabila bayi telah mendapatkan vaksinasi.
Pada penelitian telah dibuktikan bahwa
penularan melalui saluran cerna
membutuhkan titer virus yang jauh lebih
tinggi dari penularan parenteral.

18
Pencegahan terhadap transmisi
perinatal

19
20
STATUS ANAMNESIS
PASIEN
IDENTIFIKASI
Nama : Ny. W
TTL/Umur : Palembang, 20 Juni 1990 / 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Aiptu A. Wahab No. 1554 Seberang ulu 1 Palembang
MRS : 16 Oktober 2019 (21:00 WIB)
No. RM : 60-86-17
IDENTIFIKASI

Nama suami : Tn. A


TTL/Umur : Palembang, 10 September 1990 / 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Aiptu A. Wahab No. 1554 Seberang ulu
1 Palembang
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

Os hamil cukup bulan dengan keluhan ingin melahirkan.


Riwayat Perjalanan Penyakit

Os datang ke PONEK RSMP tanggal 16 Oktober 2019 pukul


20.30 WIB dengan keluhan ingin melahirkan. Os mengaku bahwa
hamilnya cukup bulan namun belum merasakan adanya tanda
persalinan seperti keluar air-air dan darah lendir.
Pada usia kehamilan 10 minggu, os mengontrol kehamilannya ke
Puskesmas OPI, dan dinyatakan pada hasil laboratorium yaitu HbsAg reaktif.
Sebelum terdiagnosis Hepatitis B, os sering mengeluh nafsu makan menurun,
mual, badan meriang, kepala sakit dan perut sebelah kanan merasa tidak enak
atau sakit. Os mengira keluhan tersebut hanya efek dari kehamilannya. Selama
kehamilan ini os sering memeriksakannya di Puskesmas, namun os disarankan
untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter kandungan.
Pada tanggal 16 Oktober WIB Pukul 10.30 WIB, os datang ke Poli Kebidanan
RSMP untuk memeriksakan kehamilannya dan setelah dilakukan pemeriksaan,
kehamilan os cukup bulan dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
HbsAg reaktif, sehingga disarankan oleh Dokter kebidanan bahwa pasien akan
segera dilakukan tindakan operasi sectio caesarea.
Riwayat Menstruasi

Usia Menarke : 15 tahun


Riwayat Perkawinan
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 7 hari
Banyaknya Haid : 3 kali ganti pembalut Perkawinan ke : Pertama
Keluhan saat Haid : Tidak ada Usia Menikah : 7 tahun
HPHT : 10 Januari 2019
TP : 17 Oktober 2019
Riwayat ANC
Riwayat KB
Selama kehamilan os mengaku 3x
Os mengaku pernah suntik kb 3 bulan
memeriksakan kehamilannya di
selama 2 tahun
Puskesmas.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Penyakit Dahulu (-)
1.2013/perempuan/3400gram/49cm/
Riwayat Dalam Keluarga (-)
Spontan
2.2018/abortus
3.Kehamilan ini
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
GSC : 15
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 62 kg

31
Keadaan Spesifik :
P Pemeriksaan Kepala:
E • Bentuk kepala : normocephali
M
E • Ekspresi : wajar
R • Simetris muka : simetris
I • Rambut : hitam, tidak rontok, tidak mudah dicabut
K
S
A Pemeriksaan Mata:
A • Exoftalmus : tidak ada(-/-)
N • Endoftalmus : tidak ada (-/-)
• Palpebra : tidak ada edema (-/-)
F
I • Konjungtiva : anemis (-/-)
S • Sklera : ikterik (+/+)
I • Pupil : refleks cahaya ada (+/+), isokor.
K • Gerakan : segala arah baik
32
PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan Telinga :
• Liang telinga : normal
Pemeriksaan Mulut dan Tengorokan:
• Serumen : ada
• Sekret : (-/-) • Bibir : sianosis tidak ada (-)
• Nyeri Tekan : (-/-) • Gigi-geligi : lengkap
• Gangguan pendengaran : (-/-) • Gusi : hiperemis (-), normal
• Lidah : kotor (-), atrofi papil tidak ada (-)
• Tonsil : T1/T1tenang
• Pemeriksaan Hidung :
• Faring : hiperemis (-)
• Deformitas : tidak ada (-)
• Septum : deviasi tidak ada (-/-)
• Sekret : tidak ada (-/-)
• Epistaksis : tidak ada (-/-)
• Mukosa : hiperemis (-)

33
PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan Leher :
Inspeksi : Simetris, tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)
Palpasi : Pembesaran tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
JVP : 5-2 cm H2O

Pemeriksaan Kulit :
Hiperpigmentasi : tidak ada
Ikterik : tidak ada
Ptekhie : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Turgor : kurang
Pemeriksaan Thorax:
Paru Depan
Inspeksi : statis dinamis, simetris; sela iga melebar (-), retraksi
dinding dada (+)
Palpasi : stem fremitus kanan sama dengan kiri, benjolan (-),
sela iga melebar (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru kanan kiri
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronchi (-/-) dan wheezing (-/-)

Paru Belakang
Inspeksi : simetris
Palpasi : stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronchi (-/-) dan wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN KHUSUS

Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternalis sinistra
Kiri : ICS IV linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR 82 x/menit, ireguler,murmur (),gallop (-).

36
PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan Abdomen

• Inspeksi : cembung, simetris, venektasi (-), caput medusa (-),


spider nevi (-), benjolan (-)
• Palpasi : lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali
(+) 2 jari dibawah arcus costae, konsistensi lunak, tepi tumpul,
dan tidak berdungkul-dungkul, ballotement (-), nyeri tekan
suprapubic (-), splenomegali (-)
• Perkusi : timpani (+), nyeri ketok CVA (-), shifting dullness (+)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan Ekstremitas:
-Superior Dextra : akral hangat (+), edema (-), kekuatan (5), nyeri sendi (-), eritema (-), CRT <2
detik.
-Superior Sinitra : akral hangat (+), edema (-), kekuatan (5), nyeri sendi (-), eritema (-), CRT <2
detik.
-Inferior Dextra : akral hangat (+/+), pitting edema pretibial
(+), kekuatan (5), nyeri sendi (-), eritema (-).
-Inferior Sinistra : akral hangat (+/+), pitting edema pretibial (+), kekuatan (5), nyeri sendi (-),
eritema (-).
Status obstetrikus
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan Dalam

Inspeksi : cembung, abdomen melebar, striae


gravidarum (-) , linea nigra (-) Konsistensi : Lunak
• Leopold I : teraba bokong, TFU 33 cm Posisi : Posterior
• Leopold II : teraba punggung di kiri Pembukaan : Kuncup
dan ekstremitas di kanan Pendataran : 0%
• Leopold III : teraba kepala Ketuban : (+)
• Leopold IV : konvergen Bagian terbawah : Kepala
DJJ : 144x/menit Penunjuk : tidak bisa dinilai
HIS :- Penurunan : Hodge I
Tafsiran Berat Janin : 3100 gr Molase : tidak bisa dinilai
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Kesan

Darah Rutin

Hb 11,2 12-16 g/dl Menurun

Leukosit P
e
m
er
H
as
il
S
at
u
a
8200
Ni
lai
R
uj
K
es
a
n
4200 – 11.000/ul Normal
ik n u
sa k
a a
n n

PEMERIKSAAN Trombosit Darah Rutin

350.000 150.000- Normal


PENUNJANG H
e
m
og
13
,4
g/
dl
14
.0

18
M
en
ur
un
440.000/ul
Hematokrit 32,0% 37-47% Menurun
lo .0
bi

LABORATORIUM
n

Er 4. 10 4. N
itr 69 *6 5- or

(16 OKTOBER 2019 , PUKUL


os /u 5. m
it 5 al

21:00 WIB)
H 41 % 42 M
e .0 en
m – ur
at 52 un

Hitung Jenis 1,5% 1-3% Normal


ok .0
rit

Ju 83 10 15 M

Eosinofil
ml ^3 0 en
ah /ul – ur
Tr 44 un
o 0
m
bo
sit

Basofil Ju 16 10
0,4%
4. M
1-3% Normal
ml .9 ^3 2 en
ah /ul – in
L 11 gk
eu .0 at
ko
sit

Neutrofil Hitung Jenis


74,3% 40-60% Meningkat
E 0 % 1 M

Limfosit 16,1 20-40% Normal


os – an
in 3 ur
of un
il

B 0 % 0 N
as – or
of 1 m
il al

Monosit 7,7 2-8% Normal


B 0 % 2- M
at 6 en
an ur
g un

Se 81 % 50 M
g - en
m 70 in
en gk
at

Laju Endap Darah Li


m
fo
sit
13

63 mm/jam
% 20
.0

50
.0
N
or
m
al
<20 Meningkat
M 6 % 2 N
on – or

B+
os 8 m

Golongan Darah
it al

Waktu Perdarahan 2 <6menit Normal


40
Waktu Pembekuan 8 <15 menit Normal
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Kesan
Kimia Darah
Glukosa darah sewaktu 88mg/dl 70-140 Normal
P H S Ni K
e as at lai es
m il u R a

Urin Rutin
er a uj n
ik n u
sa k
a a
n n

Darah Rutin

Warna Kuning muda


H
e
m
og
13
,4
g/
dl
14
.0

18
M
en
ur
un
Kuning Normal
lo .0
bi
n

Kejernihan Jernih
Er
itr
os
it
4.
69
10
*6
/u
4.
5-
5.
5
N
or
m
al Jernih Normal
H 41 % 42 M
e .0 en
m – ur

Berat jenis 1,010 1,005-1,010


at 52 un

Normal
ok .0
rit

Ju 83 10 15 M
ml ^3 0 en
ah /ul – ur
Tr 44 un
o 0
m
bo

pH 6,5 4,5-7,5
sit

Ju
ml
16
.9
10
^3
4.
2
M
en
Normal
ah /ul – in
L 11 gk
eu .0 at
ko

Protein urin Negatif Negatif


sit

Hitung Jenis
Normal
Glukosa urin Negatif
E
os
in
0 % 1

3
M
an
ur
Negatif Normal
of un
il

Nitrit Negatif
B
as
of
il

B
0

0
%

%
0

1

2-
N
or
m
al

M
Negatif Normal
at 6 en
an ur
g un

Keton Negatif
Se
g
m
en
81 % 50
-
70
M
en
in
gk
at
Negatif Normal
Li 13 % 20 N
m .0 or
fo – m
sit 50 al

Bilirubin Negatif Negatif


.0

M
on
os
it
6 % 2

8
N
or
m
al
Normal
Urobillinogen Negatif Negatif Normal
41
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Kesan
P H S Ni K
e as at lai es
m il u R a

Sedimen
er a uj n
ik n u
sa k
a a
n n

Darah Rutin

Epitel 3/1pk
H
e
m
og
13
,4
g/
dl
14
.0

18
M
en
ur
un
1-15 Normal
lo .0
bi
n

Leukosit 1-2/1pb
Er
itr
os
it
4.
69
10
*6
/u
4.
5-
5.
5
N
or
m
al <5 Normal
H 41 % 42 M
e .0 en
m – ur

Eritrosit 1-2/1pb <3


at 52 un

Normal
ok .0
rit

Ju 83 10 15 M
ml ^3 0 en
ah /ul – ur
Tr 44 un
o 0
m
bo

Silinder Negatif Negatif


sit

Ju
ml
16
.9
10
^3
4.
2
M
en
Normal
ah /ul – in
L 11 gk
eu .0 at
ko

Kristal Negatif Negatif


sit

Hitung Jenis
Normal
Bakteri Negatif
E
os
in
0 % 1

3
M
an
ur
Negatif Normal
of un
il

Imunoserologi B
as
of
il

B
0

0
%

%
0

1

2-
N
or
m
al

M
at 6 en
an ur
g un

HBsAg Positif
Se
g
m
en
81 % 50
-
70
M
en
in
gk
at
Negatif Reaktif
Li 13 % 20 N
m .0 or
fo – m
sit 50 al
.0

M 6 % 2 N
on – or
os 8 m
it al

42
G3P1A1 Hamil 39-40 Minggu Dengan
DIAGNOSIS Hepatitis B Belum Inpartu Janin
Tunggal Hidup Presentasi Kepala

43
PENATALAKSANAAN

-Observasi keadaan umum, tanda vital ibu, dan denyut


jantung janin
-Rencana pemeriksaan penunjang laboratorium
(pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, dan urin
rutin)
-IVFD RL 500 cc gtt XX x/menit
-Inj. Ceftriaxone 1x1g (Skin test)
-Rencana SC pukul 11.00

44
Laporan Pasca
Laporan Operasi D
o
k
:
d
r.
Operasi
t K
e u
r r
O n

Bayi
p i
e a
r w
a a
t n
o ,

Dokter Operator : dr. Kurniawan, Sp.OG


r S
p
.
O
G
D :

Jenis kelamin : Laki-laki


o d
k r.
t S
e u
r si
a ,

Dokter anestesi : dr. Susi, Sp. An


n S
e p
st .
e A
si n

Berat badan lahir : 3240 gram


T :
a 1
n 7
g O
g k
a t

Tanggal operasi : 17 Oktober 2019


l o
o b
p e
e r
r 2
a 0

Panjang badan lahir : 49 cmg


si 1
9
J :
a 1
m 1
o :

Jam operasi dimulai : 11:40 WIB


p 4
e 0
r W
a I
si B
d

Lingkar kepala : 30 cm
i
m
u
l
a
i

Bayi lahir : 12:10 WIB


B :
a 1
y 2
i :
l 1
a 0

Lingkar dada : 29 cm
h W
ir I
B
J :
a 1
m 2

Jam operasi selesai : 12:50 WIB


o :
p 5
e 0
r W
a I
si B

Lingkar perut : 29 cm
s
e
l
e
s
a

Tindakan/macam operasi : Sectio Caesarea


i
T :
i S
n e
d c
a ti
k

APGAR Score
o
a
n
/
m
a
C
a
e
s
a
: 8/9
c r
a e
m a
o
p
e
r
a
si
KEADAAN IBU PASCA OPERASI

-Keadaan umum : Baik


-Kesadaran : Compos mentis
-Tekanan darah : 110/70 mmHg
-Nadi : 78x/menit
-Frekuensi napas : 20x/menit
-Temperatur : 36.7ºC
-TFU : Sepusat
-Kontraksi uterus : Baik
-Lochia : Rubra
-Perdarahan : Biasa
-Hb post operasi, 17 Oktober 2019 (15:42 WIB) : 12,0 gr/dL
DIAGNOSIS PASCA OPERASI

IBU
P2A1 post SC a/i Hepatitis B

Neo
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI

-Observasi keadaan umum, tanda vital ibu, kontraksi uterus,


dan perdarahan.
-IVFD Ringer Lactate 500 cc + 2 ampul oxytocin gtt 20x/menit
-Kateter menetap 24 jam
-Mobilisasi bertahap
-ASI on demand
-Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
-Ceftriaxone 2x1 gram/i.v
-Metronidazole 3x500 mg/i.v
-Asam tranexamat 3x500 mg/i.v
Tanggal Catatan Tindakan

Jumat, 18 S: nyeri bekas luka operasi Non-Farmakologi:


Oktober -Observasi keadaan umum, tanda vital
follow 2019, Pukul O:KU: Baik
07.00 WIB TD: 150/80 mmHg
ibu, kontraksi uterus, dan perdarahan.
-IVFD RingerLactate 500 cc + 2 ampul
up HR: 82 x/menit
RR: 18 x/menit
oxytocin gtt 20x/menit
-Kateter menetap 24 jam
T: 36,8ºC -Mobilisasi bertahap
TFU: sepusat -ASI on demand
Kontraksi: baik -Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
Perdarahan: aktif (+) sedikit
Lochia: rubra (sedang) Farmakologi:
-Ceftriaxone2x1 gram/i.v
A: P2A1 post SC hari pertama a/i -Metronidazole 3x500 mg/i.v
Hepatitis B -Asam tranexamat 3x500 mg/i.v
-Inbion 1x1 tab

49
Tanggal Catatan Tindakan

Sabtu, 19 S: nyeri bekas luka operasi Non-Farmakologi:


Oktober berkurang. --Aff infus
follow 2019, Pukul
07.00 WIB O:
-kateter 24 jam aff
-Mobilisasi bertahap
up KU: Baik
TD:110/70mmHg HR: 80 x/menit
-ASI on demand
-Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
RR: 20 x/menit T: 36,8ºC -Ganti opsite
TFU: 2 jari di bawah pusat
Kontraksi: baik Farmakologi:
Perdarahan: aktif (+) sedikit Lochia: -Ceftriaxone2x1 gram/i.v
rubra (sedang) -Metronidazole 3x500 mg/i.v
-Asam tranexamat 3x500 mg/i.v
A: P2A1 post SC hari kedua a/i -Inbion 1x1 tab
Hepatitis B

50
Tanggal Catatan Tindakan

Minggu, 20 S: (-) -Ganti opsite


Oktober -Rencana pulang
follow 2019, Pukul O:
07.00 WIB KU: Baik
-Cefadroxil 2x500mg p.o
-Asam mefenamat 3x500mg p.o
up TD:110/70mmHg HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit T: 36,8ºC
-Inbion 1x1 tab
Terapi oral dilanjutkan sampai 10 hari
TFU: 2 jari di bawah pusat dan kontrol ke poliklinik kebidanan
Kontraksi: baik
Perdarahan: aktif (+) sedikit Lochia:
rubra (sedang)

A: P2A1 post SC hari ketiga a/i


Hepatitis B

51
ANALISA KASUS ANAMNESIS
APAKAH PENEGAKKAN DIAGNOSIS PADA PASIEN INI
SUDAH BENAR?
ANALISA KASUS

Berdasarkan anamnesa, os datang ke PONEK


seorang wanita berusia 29 tahun RSMP, kiriman pasien dari POLI mengeluh ingin
yang didiagnosis G3P1A1 hamil 39-40 melahirkan. Pada pasien belum ditemukan adanya
nyeri perut yang menjalar sampai ke pinggang disertai
minggu dengan hepatitis B belum keluar air-air dan darah lendir. Pada pasien ini juga
inpartu janin tunggal hidup presentasi belum ditemukan adaya HIS dan pembukaan serviks.
kepala. Os juga dinyatakan Hepatitis B, dengan hasil
laboratorium HbsAg reaktif.
Saat MRS, os melakukan USG dengan dokter
kandungan dan didapatkan hasil bahwa usia
kehamilan pasien 40 minggu dan pasien terdiagnosa
Hepatitis B.

Sebelum terdiagnosis Hepatitis B, os sering


mengeluh nafsu makan menurun, mual, badan
meriang, kepala sakit dan perut sebelah kanan
merasa tidak enak atau sakit. Os mengira
keluhan tersebut hanya efek dari kehamilannya.
Menurut teori, Hepatitis B adalah inflamasi dari
hepar yang dapat disebabkan oleh terpaparnya hepar
dengan bahan kimia tertentu, penyakit autoimun, atau
infeksi bakteri tetapi paling sering disebabkan oleh
beberapa virus. Jika HbsAg positif, mengindikasikan
bahwa orang tersebut terinfeksi virus hepatitis B (akut
atau kronis).
1.Fase Inkubasi 2.Fase Prodromal (Pra- 3.Fase Ikterus 4.Fase Konvalens
Ikterik) (Penyembuhan)
Merupakan waktu antara Fase diantara timbulnya Ikterus muncul setelah 5- Diawali dengan
masuknya virus dan keluhan-keluhan pertama 10 hari, tetapi dapat juga menghilangnya ikterus
timbulnya gejala atau dan timbulnya gejala muncul bersamaan dan keluhan lain, tetapi
ikterus (15-180 hari ikterus. dengan munculnya gejala. hepatomegali dan
dengan rata- rata 60-90 abnormalitas fungsi hati
hari) Pasien merasa tidak enak Penderita tampak kuning, tetap ada.
badan, tidak ada nafsu kencing seperti teh pekat,
makan, badan meriang, kotoran putih seperti Penderita masih
kepala sakit, dan perut dempul, bradikardi, dan merasakan rasa malas dan
sebelah kanan merasa pembesaran hati. lemah yang kadang-
tidak enak atau sakit. kadang sampai beberapa
minggu.

56
Diketahui dari HPHT os dapat dikatakan
hamil cukup bulan. Dengan HPHT pasien adalah
10 Januari 2019. Dengan tafsiran persalinan
berdasarkan HPHT adalah 17 Oktober 2019.

Berdasarkan perhitungan dengan rumus


Naegele didapatkan bahwa pasien hamil 39-40
minggu.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan konsistensi
lunak, posisi posterior, belum ada pembukaan,
selaput ketuban (+), pendataran 0%, bagian
terbawah kepala, penunjuk tidak bisa dinilai,
penurunan Hodge I dan molase tidak bisa dinilai.

Belum Inpartu
Menurut teori, inpartu adalah suatu keadaan ibu
mau melahirkan yang ditandai dengan keluhan perut
mulas yang menjalara kepinggang semakin sering dan
kuat, keluar lendir atau darah atau air-air disertai dengan
his minimal 1x dalam 10 menit lamanya minimal 20”
(primigravida) dan 2x dalam 10 menit dalam 10 menit
minimal 20” (multigravida) disertai pembukaan dan
pendataran servik.

Jika disesuaikan dengan teori, diagnosis belum


inpartu pada pasien ini sudah sesuai karena belum
memenuhi kriteria inpartu.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada pasien dapat
disimpulkan bahwa diagnosis G3P1A1 hamil 36-
37 minggu dengan hepatitis B belum inpartu
janin tunggal hidup presentasi kepala.

Jika ditinjau dari segi penulisan diagnosis


obstetri pada pasien ini sudah tepat,
dimana diawali dengan diagnosis ibu yang
terdiri dari diagnosis kehamilan, persalinan
lalu diikuti dengan diagnosis janin dan
riwayat penyakit penyerta.
60
APAKAH PENATALAKSAAN PADA PASIEN INI SUDAH
ADEKUAT?
TATALAKSANA

Pada tatalaksana pre operasi pada kasus ini


diberikan cairan RL dan Ceftriaxone 1x1 gram/i.v (skin
test) serta dilakukan tindakan SC.
Pemberian antibiotik digunakan untuk profilaksis
terjadinya infeksi pada pasien.

Pada Pasien ini dilakukan tindakan sectio


caesarea. Menurut teori, tindakan SC lebih efektif
dilakukan sebelum ketuban pecah. Pan et al.
menganalisis data dari 1.409 bayi yang lahir
ANALISA KASUS melalui persalinan pervaginam, seksio sesaria
elektif atau operasi caesar darurat untuk ibu
dengan HBsAg positif. Infeksi HBV yang ditularkan
pada bayi yang lahir dengan operasi caesar elektif
memiliki persentase yang lebih kecil (1,4%),
dibandingkan dengan persalinan pervaginam
(3,4%) atau operasi caesar darurat (4,2%).
TATALAKSANA

Pada Tatalaksana post operasi pada pasien ini ialah


IVFD RL 500 cc + 2 ampul oxytocin gtt 20x/menit,
Ceftriaxone 2x1 gram/i.v, Metronidazole 3x500 mg/i.v,
Asam tranexamat 3x500 mg/i.v.
Menurut teori, pemberian antibiotik digunakan untuk
profilaksis terjadinya infeksi pasien post SC. Asam
tranexamat merupakan golongn antifibnolitik, obat ini
diberikan untuk menghambat fibrinolisis dengan
menggeser plasminogen dari fibrin sehingga dapat
mengurangi dan menghentikan perdarahan.
Selain itu, obat ini juga mengurangi aktivitas plasmin
ANALISA KASUS yang juga menyebabkan pengurangan aktivasi
komplemen sehingga menurunkan aktivitas inflamasi post
SC pada pasien ini.

Sehingga, tatalaksana pada pasien ini sudah tepat.


Pemberian dosis pertama vaksin
Hepatitis B dan HBIG adalah dalam
Tatalaksana pada bayinya, segera 12 jam pertama kelahiran pada
dilakukan vaksinasi. esktremitas yang berbeda.

Penggunaan vaksin pada bayi baru Pemberian HBIG dapat menurunkan


lahir terutama yang lahir dari ibu transmisi dari ibu HBsAg positif yang
dengan HBsAg positif atau dari mencapai lebih dari 90% menjadi
kelompok risiko tinggi itu sangat kurang lebih 26% sedangkan ketika
penting. digabungkan dengan vaksin, laju
transmisi ibu-anak menurun hingga
hanya 2-7%.

Pada bayi pasien ini, tatalaksana yang diberikan sudah tepat,


karena saat bayi lahir langsung diberikan vaksinasi.
66
KESIMPULAN ANAMNESIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi yang
diberikan dapat disimpulkan bahwa:

1.Diagnosis pada kasus ini sudah tepat


2.Terapi medikamentosa pada kasus ini belum tepat

68
Saran

- Dalam mendiagnosis haruslah tepat agar penatalaksanaan yang


diberikan susuai dengan penyakit yang diderita dan agar kondisi pasien
tidak lebih memburuk hingga dapat menimbulkan komplikasi.

- Lakukan edukasi kepada penderita untuk menjaga aktivitas dan


memeriksakan kehamilan secara rutin agar dapat dilakukan deteksi
kelainan pada kehamilan lebih dini.

69
TERIMA KASIH

70

Anda mungkin juga menyukai