Anda di halaman 1dari 12

MATA MERAH

1. Blefaritis
- Inflamasi kelopak mata, biasanya bilateral
- Sering ditemukan pada anak-anak dengan dermatitis atopik dan wanita
- Blefaritis anterior
o Lokasi di tepi kelopak mata, kulit dan folikel bulu mata
o Blefaritis stafilokokal/ulseratif
 Terjadi di pangkal bulu mata akibat S. aureus, S. epidermidis
 Bakteri memicu repons inflamasi berlebihan
 Dapat disertai infiltrat di perifer kornea
 Kasar berkrusta, nempel di pangkal bulu mata
 Dpt tjd scarring di tepi kelopak
 Konjungtiva hiperemis, papiler
 Dry eye syndrome
 Dpt tjd madarosis (bulu mata hilang sebagian)
o Blefaritis seboroik
 Bagian dari dermatitis seboroik generalisata
 Dapat ditemukan pityrosporum ovale (Malassezia furfur)
 Sisik halus, nempel di sepanjang tepi kelopak dan bulu mata
 Bulu mata berminyak dan saling nempel
 Tepi kelopak hiperemis
- Blefaritis posterior (inflam sekunder)
o Lokasi di posterior kelopak hingga konjungtiva tarsal
o Akibat disfungsi pengeluaran sekret kelenjar meibom dan Zeis  kolonisasi
bakteri bikin asam lemak bebas jadi nyumbat saluran dan sulit sekresi cairan jd
nurunin kandungan fosfolipid pada tear film jd penguapan dan osmolaritas tear
film meningkat.
o Tear film quality and quantity turun jd iritasi konjungtiva dan kornea
o Rentan kolonisasi S. aureus
o Dpt tjd madarosis parsial pada kasus kronis
o Sekresi meibom spt pasta gigi putih2
- Klinis:
o Nyeri spt rasa terbakar, tergesek
o Mata berpasir & sensai benda asing
o Gatal
o Kemerahan pada tepi kelopak mata
o Biasa hilang timbul terutama pagi hari
- Treatment:
o Kompres kelopak mata dengan air hangat selama 5-10 menit untuk melunakan
krusta dan mengencerkan meibom
o Bersihkan krusta dari tepi kelopak dengan cottonbud yang dicelupin baby
shampoo + air
o Antibiotik salep (kloramfenikol 1% tiap 1-3 jam) untuk blefaritis anterior
o Artificial tears 4-8x sehari
o Tetes mata steroid (fluorometolon 0.1% tiap 6 jam)
o Antibiotik oral (doksisiklin 2x100 mg) pada blefaritis posterior minimal selama
4 minggu lalu taper off
2. Entropion
- Margo palpebra berputar kearah bolamata dan menyebabkan trikiasis sehingga
menimbulkan mata merah
- Entropion kongenital
o Biasa di kelopak mata bawah
o Akibat gangguan insersi otot retraktor palpebra inferior jd palpebra & bulu mata
kearah bolamata
o Disertai hipertrofi kulit & muskulus orbikularis medial kelopak
- Entropion sikatriks
o Krn sikatriks di konjungtiva jd lamela posterior pendek jadi kelopak mata
berputar kedalem
- Entropion involusional
o Terjadi akibat usia tua akibat degenerasi jaringan elastik dan fibrosa, biasa di
kelopak mata bawah
o Krn orang tua kulittnya kendor dan dermis atrofi jd kurang support lemak jd
turun
- Epiblepharon  trikiasis tanpa gangguan kapsulopalpebra dan masuk atau keluar
palpebra tp tjd hipertrofi m. orbikularis kulit dorong bulumata ke bolamata jd trikiasis
(byk pd orang asia)
- Klinis:
o Keluhan mata berair, nyeri, rasa kelilipan, merah, visus turun dan silau
o Dpt tjd epiteliopati (kekeruhan lapisan epitel kornea) dan bisa jd erosi kornea
(kalau kronis tjd kekeruhan kornea dan neovaskularisasi)
- Diagnosis :
o Snap back test  tarik palpebra inferior trus lepasin lagi, normal kl balik normal
o Pinch/distraction test  tarik palpebra inferior trus ukur jarak bola mata sama
palpebra
o Blink test  minta pasien mejem kuat trus liat ada entropion gk
o Derajat:
 Ringan: bulu mata menyentuh kornea saat mata melirik keatas, dpt jadi
konjungtivilisasi palpebra
 Sedang: bulu mata menyentuh kornea pada posisi primer, bisa ada
konjungtivilisasi palpebra & trikiasis
 Berat: bulu mata menyentuh kornea pada posisi primer dan tjd
penebalan tarsus, bisa ada konjungtivilisasi palpebra & trikiasis
- Treatment:
o Artificial tears sebelum tindak operasi (definitif)

3. Ektropion
- Margo palpebra muter kearah kluar jadi permukaan dalam kelopak mata dan kornea
exposed
- Dapat disebabkan krn usia tua (kelemahan jaringan penyangga kelopak), parase N VII
(Bell’s palsy, stroke, post op ICH, tumor), sikatriks pada lamella anterior palpebra
(siktriks yang narik kelopak mata kebawah krn trauma, karsinoma kulit atau dermatitis)
dan Down syndrome
- Klinis:
o Mata berair, nyeri, kering, mata merah, sensasi benda asing
o Epifora, exposure keratitis
o Hipertrofi konjungtiva, konjungtivitis kronik
- Diagnosis:
o Snap back test  tarik palpebra inferior trus lepasin lagi, normal kl balik normal
o Pinch/distraction test  tarik palpebra inferior trus ukur jarak bola mata sama
palpebra
o Medial canthal laxity test  tarik kulit punctum kearah lateral, liat puntum pada
plika semilunaris tetap di tempat atau gk (kl iya normal)
- Treatment:
o Artificial tears untuk mata kering
o Operasi (prognosis baik kalo cepet dilakukan)

4. Trikhiasis
- Bulu mata tumbuh di tempat normal tapi berarah kedalem and nyentuh bola mata
- Tdpt keluhan mata merah, sensasi benda asing (kelilipan), mata berair
- Tdpt injeksi konjungtiva disekitar tempat bulu mata nyentuh bola mata
- Fluoresein positif menunjukan erosi kornea
- DDx = distikihiasis (bulu mata tumbuh di meibom, bulu mata halus, berwarna putih &
pendek, dapat mengarah ke bolamata atau tidak) + epiblefaron (bulu mata pada kelopak
mata bawah terutama medial kedorong kedalam krn lipatan kulit berlebih, biasa di anak
Asia)
- Tx = artificial tears & salep mata untuk melindungi permukaan kornea. Bila ada infxn
dikasih antibiotik topikal
o Epilasi (cabut bulumata pake forsep) kl cuma bbrp bulu mata tp bisa tumbuh
lagi dalam 6-8 w
o Elektroepilasi pada trikiasis rekuren atau kl byk
o Krioterapi/pembedahan pada trikiasis segmental (bulu mata byk ngumpul di
satu tmpt)  done by ahli okuloplastik

5. Subconjunctival hemmorhage
- Diagnosis klinis
- Tampak ekstravasasi pembuluh darah terlokalisir dengan batas jelas. Biasa unilateral,
tanpa inflamasi konjungtiva sekitar, tanpa sekret, tanpa nyeri, tanpa penurunan
visus/fotofobia/sensasi benda asing
- Etiologi biasanya trauma minor, pasien riwayat pengunaan antikoagulan atau HT tidak
terkontrol atau karena manuver Valsava (batuk/muntah terus-menerus)
- Tidak memerlukan tx khusus krn biasa resolved sendiri dalam 2-3 w tergantung brp
byk darah

6. Konjungtivitis
- Inflamasi jaringan konjungtiva bisa akut/kronis
- Akibat invasi mikroorganisme atau rxn imun
- Konjungtivitis viral epidemik paling sering ditemukan & infectious & if treated
properly gk ngerusak jaringan berat
- Keluhan: lakrimasi, rasa berrpasir dan perih, gatal (kl alergi)
o Ada nyeri, visus turun, fotofobia, dan sensasi benda asing menunjukan adanya
keterlibatan kornea
- Klinis:
o Injeksi konjungtiva, sekret/discharge dengan berbagai konsistensi, kemosis
(edema konjungtiva kl berat), pembentukan membran, folikel dan papil pada
konjungtiva tarsal
o Limfadenopati ada pada konjungtivitis adenoviral
o Sekret serosa (alergi kronik, keratokonjungtivitis sika)
o Sekret mukopurulen (bakteri akut/chlamydia)
o Sekret hiperpurulen (gonococcus)

Konjungtivitis bakteri
- S. pneumonia, S. aureus, H. influenza, Moraxella catarrhalis, N. gonorrhoeae (jarang
tp kl kena berat)
- Infectious melalui kontak langsung dengan sekret konjungtiva atau dari hidung &
mukosa sinus
- Klinis :
o Mata merah, rasa berpasir & perih
o Susah buka mata pas pagi
o Biasa bilateral
o Sekret purulen
o Edema palpebra, injeksi konjungtiva
o Erosi epitel kornea permukaan
o Limfadenopati
- Konjungtivitis neonatal
o Terjadi pada bulan pertama kehidupan, biasa saat persalinan per vaginam
- Trakhoma
o Avoidable blindness, biasa krn hygiene gk baik
o Biasa disebabkan oleh penularan mata ke mata akibat lalat
o Klinis:
 Sensasi benda asing, mata merah dan berair, sekret mukopurulen
 Folikel di konjungtiva tarsal superior (folikel ujung2nya jd sikatriks
pada tarsal superior bentuk linear atau stelata  Arlt line atau kl di
limbus tjd herbert pits
 Kl akut ada hipertrofi papil fidus dan infiltrasi sel inflam
 Keratitis epitel
 Infiltrat stroma di sentral dan perifer
 Pannus
 Fibrosis di duktus kelenjar lakrimal dan konjungtiva dpt tjd defisiensi
air mata, hambatan aliran mata, trikhiasis dan entropion
- Konjungtivitis chlamydia dewasa
o Biasa karena genital infxn trus tangan kena mata
o Klinis:
 Mata merah, onset subakut
 Sekret serosa/mukopurulen
 Folikel besar di forniks inferior/konjungtiva tarsal inferior
 Keratitis pungtata superfisial bisa ada
 Pembesaran KGB preaurikular + nyeri
 Kl kronik bisa ada sikatriks konjungtiva

Konjungtivitis viral
- Sering, self-limiting dalam 2-4 w biasa karena adenovirus (or HSV, VZV, picornavirus,
molluscum contagiosum or HIV)
- Highly infectious and biasa masih infeksious smp 10-12 hari post onset kl mata masih
merah
- Transmisi melalui partikel virus di tangan, sekret mata or droplet w/ saluran nafas or
handuk or air kolam
- Konjungtivitis folikular akut non-spesifik :
o Paling sering, gejala umum ringan
- Demam faringokonjungtiva :
o Krn adenovirus tipe 3,4,7
o Ada demam, sakit kepala, faringitis, konjungtivitis folikular dan adenopati
preaurikular
o Bisa sama keratitis superfisial ringan
- Keratokonjungtivitis epidemik :
o Krn adenovirus 8,19,37
o Klinis : folikel, kemosis konjungtiva, petechiae, bisa perdarahan
subkonjungtiva, defek kornea, bisa ada membran/pseudomembran pada
konjungtiva tarsal
- Konjungtivitis adenoviral kronik/relaps :
o Jarang
o Ada folikel/papil non-spesifik

Konjungtivitis alergi
- Mata gatal & berair + kemosis
- Keratokonjungtivitis vernal
o Biasa musiman
o Hipersensitivitas tipe I & IV, bisa berkembang jd keratokonjungtivitis atopik
o Biasa pada anak laki 7 tahun
o Klinis :
 Mata gatal, perih dan berair jd sering kedip
 Fotofobia
 Sensasi benda asing
 Sekret mukoid
 Kl palpebral: konjungtiva hiperemis, hipertrofi papil difus di tarsal
superior (cobblestone/giant papillae). Sering keritopati jd ada erosi
epitel pungtata superior, makroerosi epitel plak & ulkus non-infektif,
sikatriks subepitel, pannus, keratokonus
 Kl limbus: limbus menebal, ada tonjolan tersebar (nodus mukoid
“Horner-Trantas” isinya epitel & eosinofil degenerasi)
- Keratokonjungtivitis atopik
o Bisa pd dermatitis atopik, eczema, asma krn hipersensitivitas tipe IV & biasa
pada dewasa
o Gk berhubungan sama musim & sepanjang taun
o Gejala mirip vernal tp lebih berat
- Konjungtivitis seasonal dan perennial
o Pada negara empat musim

Bedaiin vernal sm atopik:


- Kl atopik lebih tua
- Atopik sepanjang taun, jarang eksaserbasi musim
- Papil kecil/sedang & di konjungtiva palpebra superior & inferior
- Edema konjungtiva + fibrosis subepitel
- Sekret lebih serosa
- Kornea vaskularisasi luas + kekeruhan
- Kekeruhan lensa subkapsular anterior/posterior
- Kelainan kelopak mata berat + kulit kering + eritema + bisa fisura + keratinisasi tepi
kelopak + madarosis + blefaritis

Konjungtivitis krn contact lens


- Diduga krn trauma mekanik berulang krn permukaan lensa kontak + hipersensitivitas
thdp bahan polimer lensa, mata kering, infeksi
- Mirip keratokonjungtivitis vernal
- Klinis :
o Mata merah, gatal, sensasi benda asing, sekret mukus
o Bisa ada tutrun visus
o Timbul papil kecil (<0.3 mm) pada konjungtiva tarsal superior, erosi epitel
pungtata, infiltrat + vaskularisasi kornea perifer
- Giant papillary conjunctivitis
o Versi beratnya
o Fase awal biasa pada pengunaan contact lens (softlens > hard lens)
o Papil ukuran gede (>0.3 mm) dan biasa konjungtiva tarsal superior

TREATMENT
- Sesuai penyebab
- Konjungtivitis viral  terapi suportif
- Kompres dingin
- Artificial tears
- Vasokonstriktor & antihistamin topikal kl terasa gatal (tp jarang dikasih)
- Antibiotik untuk cegah superinfeksi bakteri
- Jaga hygiene, jangan sentuk mata, jgn share handuk/kosmetik, sebaiknya gk masuk
kerja/sekolah dulu, jgn pake contact lens dulu sampe gejala/tanda hilang

7. Pterigium
- Jaringan fibrovaskular bentuk segitiga di limbus kornea (biasa mulainya dari bagian
nasal)
- Degenerasi & profilerasi krn UV exposure, iritasi kronik, cuaca kering + berdebu
- Klinis:
o Mata merah berulang
o Iritasi permukaan mata spt rasa mengganjal + berpasir
o Visus gk berkurang kecuali udh nutupin pupil
o Kl iritasi kronis ada Stocker’s line (garis coklat krn deposit zat besi di apeks
pterigium)
- Klasifikasi
o 1 = sampe limbus
o 2 = antara limbus sama pupil
o 3 = sampe tepi pupil
o 4 = sampe tengah pupil
- Treatment:
o Definitif = eksisi jaringan pterigium (+ ditambah penutupan sklera dgn
conjunctival autograft or conjunctivolimbal autograft)
o Medikamentosanya simtomatik  artificial tears, NSAID 4x1 tetes kl ada
inflam
o Edukasi kurangin paparan UV (pake sunglasses, topi, payung)

8. Pinguekulitis
- Pinguekula yg inflam jd ada vaskularisasi, merah and iritasi
- Krn UV exposure, biasa age 7-80
- Tjd perubahan susunan kolagen + jaringan elastin stroma konjungtiva
- Klinis:
o Penebalan meninggi warna putih kekuningan di dkt fisura palpebra + bisa invasi
ke limbus
o Biasa kedua mata, biasa di nasal
o Kl ada keratinisasi susah dibedaiin sm neoplasia konjungtiva interepitelial
o Berhubungan sama Gaucher’s tipe I
- Tx:
o Simptomatik
o Eksisi (kosmetik reason or kl lesi besar jd iritasi)
o Edukasi ttg pencegahan like using sunglasses.

9. Dry eye syndrome


10. Xeroftalmia
11. Episkleritis & Skleritis
12. Keratitis
13. Uveitis
14. Acute closed-angle glaukoma
15. Endoftalmitis
MATA TENANG VISUS TURUN PERLAHAN
MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK
KELAINAN KEDUDUKAN BOLA MATA
MASALAH ADNEXA & ONKOLOGI OKULAR
TRAUMA MATA

Anda mungkin juga menyukai