Anda di halaman 1dari 16

PNEUMOTHORAX

DEFINISI
• Udara di rongga pleura
• Dibagi menjadi spontan dan nonspontan
• Spontan = pneumotoraks spontan primer tanpa ada penyakit paru
primer yang mendasari seperti pada rupture bleb subpleura.
Pneumotoraks spontan sekunder terjadi bila ada penyakit paru yang
mendasari seperti PPOK, cystic fibrosis, pneumocystis jiroveci
• Nonspontan = iatrogenik (barotrauma, pemasangan CVC,
torakosentesis) atau trauma (luka tusuk, luka tumpul)
ETIOLOGI: PNEUMOTORAKS SPONTAN
PRIMER
• Akibat rupture bleb subpleural pada apeks
ETIOLOGI: PNEUMOTORAKS SPONTAN
SEKUNDER
• PPOK  cystic fibrosis, asma
• Infeksi paru  TB, HIV, necrotizing pneumonia, pneumocystis jiroveci
pneumonia
• Penyakit paru interstisial  sarcoidosis, histiosistosis
• Connective tissue disease  paru rematik, Wegener’s granulomatosis
• Kanker  mesetelioma, kanker paru, metastasis (osteosarcoma, synovial
sarcoma(
• Langerhans cell granulomatosis
• Catamenial pneumothorax  terjadi dalam waktu 72 jam sejak onset
menstruasi akibat thoracic endometriosis syndrome (pertumbuhan
glandula endotrium di paru)
ETIOLOGI: IATROGENIK PNEUMOTORAKS
• Transthoracic needle aspiration (tergantung kedalaman & ukuran lesi),
pungsi pembuluh darah subclavia, torakosentesis, biopsy pleura dan
ventilasi mekanis
• Tatalaksana lebih sederhana karena kemungkinan rekurensi lebih kecil
• Biasa pneumotoraks iatrogenic berukuan kecil dan tertutup dan dapat
resolusi dengan observasi
• Tatalaksana abila diperlukan merupakan aspirasi sederhana
• Pneumotoraks akibat barotrauma terjadi pada pasien yang
membutuhkan positive-pressure ventilation dan dapat menyebabkan
tension pneumotoraks
MANIFESTASI KLINIS
• Pneumotoraks spontan primer jarang ditemukan sebelum pubertas,
lebih sering di laki-laki merokok
• Biasanya laki-laki tinggi, kurus, muda dengan keluhan nyeri dada pleuritic
mendadak serta dyspnea pada istirahat atau kegiatan sehari-hari.
• Takikardia, penurunan pergerakan dinding toraks, hipersonor, penurunan
fremitus dan penurunan atau tidak ada suara nafas pada paru pneumotoraks
• Gejala dapat resolusi spontan dalam 24 jam
• Pada pneumotoraks sekunder, dyspnea buruk, hipoksemia
hiperkarbia dan hipotensi
Gambaran Radiologi
• Gambaran garis tipis pleura visceral pada CXR pada posisi upright
• Pada gambaran CXR ekshalasi dapat dilihat pneumotoraks apeks
• Bila ada adhesi dinding toraks dan paru makan paru kolaps secara
tidak rata sehingga terlihat seperti pneumorotaks loculated
• Pada CT terlihat ada garis tipis antara udara yang menandakan adanya
bullae
• Dapat terlihat emfisema subkutan dan mediastinum atau efusi pleura
kecil (efusi pleura berat dapat terlihat pada hemotoraks sekunder
akibat adhesi vaskuler sobek)
KOMPLIKASI
• Kebocoran udara persisten  48 jam setelah pemasangan chest tube.
Sering pada pneumotoraks spontan sekunder dengan PPOK atau
fibrosis. Bila dengan single chest tube paru tidak dapat mengembang
secara maksimal, dapat dipasangkan tube ke dua. Setelah 4 hari
drainase dapat dilakukan pembedahan untuk menutup kebocoran
dan dilakukan pleurodenesis untuk mengurangi kejadian rekurensi
• Pneumomediastinum  akibat penyebaran udara dari daerah luka di
parenkim paru kedalam mediastinum
• Hemopneumothorax  akibat sobekan adhesi vaskuler atau bleb
vaskuler. Pasien dapat menunjukan tanda syok hipovolemik.
Dibutuhkan intervensi pembedahan untuk menghentikan pendarahan
KOMPLIKASI
• Tension pneumotoraks  akibat one-way valve (udara masuk ke pleura
saat inspirasi tapi tidak keluar saat ekspirasi). Didapatkan pergeseran
mediastinum, depresi dan pendataran diafragma
• Pergeseran mediastinum akibat kehilangan tekanan negative di hemitoraks sehingga
terjadi imbalans dan pergeseran mediastinum kearah kontralateral
• Sering terjadi pada pneumotoraks spontan sekunder, kasus trauma, atau barotrauma
(intubasi)
• Terdapat gambaran distress pernafasan, takikardi, anxietas, hipotensi, sianosis dan
hemithoraks hiperekspansi
• Tidak ada suara nafas
• Dibutuhkan dekompresi emergensi dengan jarum atau chest tube tanpa gambar
radiologi (midklavikula ICS 2, tube setidaknya 7cm)
• Pada gambaran radiologi didapatkan deviasi trakea, peningkatan volume toraks,
pelebaran sela iga, kompresi paru kontraleteral dan “deep sulcus sign”
TERAPI
• Goal: evakuasi udara dari rongga pleura dan mengurangi kejadian
rekurensi
• Oksigen 10L/min pada pasien dengan pneumotoraks spontan untuk
mengurangi hipoksemia akibat ventilasi/perfusi abnormal

Anda mungkin juga menyukai