Anda di halaman 1dari 49

Mata Merah

Visus Turun
Yola Artika Verina
G1a219090

Pembimbing :
dr. Gita Mayani, Sp.M
Mata Merah?

Injeksi konjungtiva Injeksi siliar

Merah muda Merah tua

Arteri konjungtiva posterior Arteri siliar anterior

Konjungtiva ikut bergerak Tidak ikut bergerak

Arah aliran ke perifer Ke sentral (kornea)

(limbus)

Visus turun disebakan gangguan transmisi cahaya yang disebabkan adanya


blokade dari media refraksi
Keratitis Ulkus Kornea

Diagnosis Glaukomoa Akut


Uveitis Anterior
Banding

Endoftalmitis
1
KERATITIS
KERATITIS

o Merupakan peradangan kornea.


o Diklasifikasikan dalam lapis kornea yang
terkena :
- Keratitis pungtata
- Keratitits marginal
- Keratitis interstisial
o Keratitis disebabkan oleh : virus, bakteri
(pneumococci, streptococci atau
staphylococci), jamur, dan protozoa
Klasifikasi Berdasarkan Lapisan
Keratitis Pungtata

Keratitis Pungtata Keratitis Pungtata


Superfisial Subepitel
40%
infiltrat halus bertitik-titik60% Keratitis yang
pada permukaan kornea terkumpul di daerah
dan warna hijau bila membran Bowman.
diwarnai fluoresein.
Keratitis Marginal

Infiltrat yang tertimbun


pada tepi kornea sejajar
dengan limbus.

Penyakit ini sering dijumpai


pada pasien umur
pertengahan dengan
adanya
blefarokonjungtivitis.
Keratitis Interstisial

Masuknya pembuluh darah ke


dalam kornea, menyebabkan
hilangnya transparansi kornea
dan dapat berlanjut menjadi
kebutaan. Penyakit ini sering
disebabkan oleh penyakit sifilis.
Klasifikasi Berdasarkan Penyebab
KERATITIS BAKTERI
o Lensa kontak
o Imun turun
o Kurang air mata
o Penyakit kornea (termasuk keratitis herpes dan sekunder
neurotrophic keratopathy).
o Perubahan struktural atau malposition dari kelopak mata
(termasuk entropion dengan trichiasis dan lagophthalmos).
o Kronis Dakriosistitis.
o Penggunaan kortikosteroid topikal.
Con’t..

KERATITIS BAKTERI

o Gejala :
Mata merah, berair, nyeri pada
mata yang terinfeksi, penglihatan
silau dan kabur, ada sekret.

o Pemeriksaan bola mata eksternal


Hiperemis perikornea,
blefarospasme, edema kornea,
infiltrasi kornea
Con’t..

KERATITIS BAKTERI

o PEMERIKSAAN o TATALAKSANA
1. Usapan dari ulkus kornea, 1. Gram (-) : Tobramisin,
cat gram, giemsa Gentamisin, Polimiksin
2. Di budayakan pada agar 2. Gram (+) : Cefazolin,
Sabouraud Vancomyxin, Basitrasin
KERATITIS HERPETIK

Etiologi:
o herpes simpleks : pada epithelial
(pembiakan virus) dan stromal
(reaksi imun terhadap virus)
o herpes zooster
Con’t..

KERATITIS HERPETIK

MANIFESTASI KLINIS

● Sakit
● Fotofobia
● Penglihatan kabur
● Tearing (mata berair)
● Kemerahan
● Konjungtivitis folikularis akuta disertai blefaritis vesikuler
yang ulseratif, serta pembengkakan kelenjar limfe regional.
Con’t..

KERATITIS HERPETIK
o PEMERIKSAAN
1. Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat
menunjukkan sel-sel raksasa (sel epitel kornea yang terinfeksi
dan virus intranuclear inklusi)
2. Pembudayaan viral (memungkinkan untuk identifikasi subtipe
HSV)
3. Tes deteksi antigen HSV, seperti enzim-linked diinduksi virus
sistem
4. Polymerase chain reaction menggunakan sampel air mata,
kornea epitel, ruang anterior tekan, atau tombol kornea dapat
mendeteksi DNA virus dalam kasus-kasus herpes keratitis atau
keratouveitis.
Con’t..

KERATITIS HERPETIK

TATALAKSANA

o IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan


diberikan setiap jam; salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
o Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
o Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
o Asiklovir: dalam bentuk salep 3%, diberikan setiap 4 jam
KERATITIS FUNGAL
● Aspergillus spesies adalah yang
paling umum keratitis jamur
mengisolasi di seluruh dunia.
● Fungi tidak dapat menembus epitel
kornea utuh dan tidak masuk
kornea dari pembuluh episcleral
limbal
● Menembus membran utuh
Descemet untuk mendapatkan
akses ke ruang anterior/posterior
segmen.
Con’t..

KERATITIS FUNGAL
GEJALA
o Sensasi benda asing, sakit, tiba-tiba buram, mata merah, air mata
dan sekret berlebihan, fotofobia

PEMERIKSAAN
o Konjungtiva injeksi, epitel cacat, nanah, infiltrasi stroma, reaksi
ruang anterior, hipopion

TATALAKSANA
o Polyenes (natamycin, nistatin, dan amfoterisin B)
o Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole,
Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole.
KERATITIS ALERGI

Keratitis dengan pembentukan pita


pembuluh darah yang menjalar dari
limbus ke arah kornea. Biasanya
berupa tukak kornea akibat flikten
yang menjalar ke daerah sentral
disertai fasikulus pembuluh darah.
Con’t..

KERATITIS ALERGI

ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS TATALAKSANA

Reaksi hipersensitivitas Bentuk palpebra: cobble Steroid topikal dan sistemik,


tipe I yang mengenai stone (pertumbuhan papil kompres dingin, natrium
kedua mata (tepung sari yang besar), bentuk propianat, natrium karbonat,
rumput-rumputan). limbus: tantras dot obat vasokonstriktor,
(penonjolan berwarna cromolyn sodium topical,
abuabu, seperti lilin), koagulasi krio CO2, eksisi.
gatal, ketakutan dipotret,
sensasi benda asing,
berair dan blefarospasme.
Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Klinis

Keratitis Flikten

Keratokonjungtivitis
Sika

Bentuk klinis

Keratitis
Neuroparalitik

Keratitis Numuralis
KERATITIS FLIKTEN

Benjolan berdiameter 1-3 mm


(abu-abu) pada lapisan superfisial
kornea. Epitel diatasnya mudah
pecah dan membentuk ulkus.
KERATO KERATITIS
KONJUNGTIVITIS NEUROPARALITIK
SIKA
Keadaan keringnya permukaan Akibat kelainan saraf
trigeminus, sehingga terdapat
kornea dan konjungtiva. kekeruhan kornea yang tidak
sensitif disertai kekeringan
kornea. Gangguan ini dapat
terjadi akibat herpes zoster,
tumor fosa posterior kranium,
dan keadaan lain sehingga
kornea menjadi anstetis.
KERATITIS NUMULARIS
(DIMMER)

Keratitis dimer/numularis
merupakan bentuk keratitis yang
berjalan lambat yang sering
terdapat unilateral pada petani
sawah

Bentuk keratitis dengan infiltrat


yang bundar berkelompok dan
tepinya berbatas tegas sehingga
memberikan gambaran “halo”
2
ULKUS KORNEA
ULKUS K0RNEA
merupakan suatu bentuk keratitis dimana terdapat
sebagian permukaan kornea yang hilang akibat
kematian jaringan.

o Klasifikasi :
Berdasarkan lokasi :
1. Ulkus kornea sentral terletak di sentral, jauh
dari limbus vaskular
2. Ulkus perifer terletak pada limbus kornea

Berdasarkan etiologi :
3. Bakteri
4. Virus
5. Jamur
6. Neurotropik
7. Defisiensi Vit. A
Con’t..

ULKUS KORNEA

GEJALA KLINIS
o Pada ulkus yang menghancurkan membran Bowman dan
stroma, akan menimbulkan sikatriks kornea.
o Gejala Subjektif sama seperti gejala keratitis.
o Gejala Objektif berupa injeksi siliar, hilangnya sebagian
jaringan kornea, dan adanya infiltrat. Pada kasus yang
lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion.
Con’t..
ULKUS KORNEA
TERAPI
o Disesuaikan dengan etiologi
o Steroid  masih kontroversial
o Kontraindikasi ulkus fungal
o Boleh, sepanjang terapi kausal sudah diberikan
o Sikloplegik, mencegah sinekia posterior dan dapat mengurangi
nyeri akibat spasme silier
o Analgesik
o Obat anti glaukoma jika ada indikasi
o Air mata buatan
o Pembedahan keratoplasti pada tukak kornea dapat dilakukan
jika pengobatan tidak sembuh dan timbul jaringan parut.
3
UVEITIS ANTERIOR
UVEITIS ANTERIOR

o Peradangan jaringan uvea


o Umumnya unilateral GEJALA KLINIS
o Pandangan buram mendadak,
o Penyebab : mata merah, silau
o Infeksi : TB, bakterial,
TEMUAN KLINIS
viral o Visus turun, keratitis presipitat,
o Non infeksi : pasca sinekia, sel dan flare di bilik
mata depan
operasi, penyakit auto
imun
Con’t..
UVEITIS ANTERIOR

TATALAKSANA
o Sikloplegik
o Tetes mata steroid 4-6 x sehari
o Atasi kausa  Antibiotik diberikan apabila mikro-
organisme penyebab diketahui
o Steroid oral diberikan bila tidak ada respon /
perburukan dalam waktu 2 minggu
4
GLAUKOMA AKUT
GLAUKOMA AKUT
TRIAS
1. Mata merah
2. Nyeri hebat di mata
3. Visus turun mendadak  melihat halo

ETIOLOGI
• primer  timbul pada mata yang memililki bakat bawaan berupa
sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata
• sekunder  sebagai akibat penyakit mata lain (hifema,
luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur,
uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca
pembedahan intraokuler)
Con’t..
GLAUKOMA AKUT

GEJALA KLINIS

o Nyeri hebat di mata  menjalar ke kepala


o Mual dan muntah
o Tajam penglihatan sangat menurun
o Melihat halo atau pelangi di sekitar lampu
o Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi
siliar
o Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh
o Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal
yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea
o Pupil lebar dengan reaksi cahaya lambat
o Tekanan bola mata sangat tinggi.
Con’t..
GLAUKOMA AKUT
TATALAKSANA
Medikamentosa :

Topikal anti glaukoma


Miotik : pilokarpin 2-4 % tetes
mata Pembedahan :
Carbonic Anhidrase Inhibitor : o Operasi filtrasi  Trabekulektomi
asetazolamid o Bila sekunder, operasi untuk atasi
Obat hiperosmotik : manitol i.v 5 penyebab :
cc /kgBB drip cepat dlm 30-45 - Parasintesis
menit - Evakuasi perdarahan (hifema)
Morfin : injeksi 10-15 mg - Ekstraksi katarak
mengurangi sakit dan
mengecilkan pupil. 
5
ENDOFTALMITIS
ENDOFTALMITIS

Definisi : peradangan di dalam bola mata


Etiologi : infeksi bakteri, jamur, virus

Tipe endoftalmitis :
● Eksogen : pasca operasi, perluasan keratitis/ulkus kornea,
trauma, benda asing
● Endogen : infeksi di tempat lain, misalnya : sinusitis, abses
periodonti
Con’t..
ENDOFTALMITIS
GEJALA KLINIS
o Pandangan buram mendadak,
mata merah, nyeri, kelopak mata
bengkak (34.5%)

TEMUAN KLINIS
o Hipopion, kekeruhan vitreus, visus
buruk ( < 1/60)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
o USG, kultur vitreus  mencari
etiologi
Con’t..
ENDOFTALMITIS

TATALAKSANA
Antibiotik/antifungal sistemik, antibiotik/antifungal intravitreal,
sikloplegik, antiglaukoma, analgesic, pembedahan  vitrektomi,
eviserasi, enukleasi

KOMPLIKASI
Panoftalmitis (melibatkan seluruh bola mata, termasuk dinding
dan otot-otot), pergerakan bola mata, meningitis, sepsis
6
TRAUMA KIMIA
MATA
ENDOFTALMITIS
Definisi : Merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam/basa yang
dapat merusak struktur bola mata tsb.

Etiologi :
● bahan bersifat asam (Ph <7)
● bahan bersifat basa (Ph >7,6)

Pemeriksaan Penunjang :
● Kertas lakmus  cek pH berkala
● Slit lamp  cek bagian anterior mata dan lokasi luka
● Tonometri  cek IOP
● Funduskopi direk dan indirek
TRAUMA ASAM
 Bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein
epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila
konsentrasinya tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif
 Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja
 Bahan kimia besifat asam  asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam
hidroklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida

TRAUMA BASA
 Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses saponifikasi,
disertai dengan dehidrasi
 Basa akan menembus kornea, COA, sampai retina dengan cepat,
sehingga berakhir dengan kebutaan
 Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea
 Bahan kimia bersifat basa  NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan
pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem,
cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat
Asam berikatan Koagulasi protein
Bahan kimia asam
dengan protein plasma

Bahan kimia asam


masuk ke bilik Membentuk
Barrier rusak
mata depan barrier
Derajat Keparahan Trauma Kimia
pada Mata (Hughes-Roper-Hall)

Derajat Perubahan yang terjadi Prognosis


I Epitel kornea rusak, iskemia limbal belum dijumpai Baik

II Kornea keruh tetapi iris masih bisa terlihat, iskemia 1/3 Baik
limbus

III Epitel kornea seluruhnya rusak, stromal keruh, iris sulit Tidak bisa
dinilai, iskemia 1/3-1/2 limbus dinilai

IV Kornea opak, iris dan pupil sulit dinilai, iskemia lebih Buruk
MENURUT KLASIFIKASI HUGHES
RINGAN
 Prognosis baik
 Terdapat erosi epitel kornea
 Kekeruhan yang ringan pada kornea
 Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun kongjungtiva

SEDANG
 Prognosis baik
 Kornea keruh, sehingga sukar melihat iris dan pupil secara terperinci
 Terdapat nekrosis dan iskemia ringan pada konjungtiva dan kornea

BERAT
 Prognosis buruk
 Akibat kekeruhan kornea, pupil tidak dapat dilihat
 Konjungtiva dan sklera pucat
TATALAKSANA EMERGENSI

 Irigasi  untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan
menormalkan Ph mata  dengan larutan normal saline (atau yang setara) minimal 1
liter/mata selama minimal 15-30 menit
 Double eversi kelopak mata  untu memindahkan material
 Debridement  pada epitel kornea yang nekrotik

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

 Steroid  mengurangi inflamasi dan filtrasi neutrofil


 Siklopegik  mengistirahatkan iris, mencegah iridosiklitis (atropine/scopolamin) 
dilatasi pupil
 Antibiotik  mencegah infeksi oleh kuman oportunis
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai