Anda di halaman 1dari 15

PBL Skenario 2.

2
Johan Weinand Lepertery
2019-83-009
Skenario 2
Ny. Ratu datang ke IGD dengan membawa anak pertama
yang berusia 2 hari. Ia mengeluhkan anaknya tampak kuning dari
mata, kepala, hingga lengan dan tungkai. Hal ini telah ia
perhatikan sejak bayinya lahir, dan makin lama makin kuning.
Sejak lahir anaknya di beri ASI. Saat dilakukan pemeriksaan,
tanda vital dalam batas normal, mata dan kulitnya ikterik, serta
dari pemriksaan darah didapati Hb anaknya 9. Ny. Ratu
melahirkan pada usia kehamilan yang cukup, dan melakukan
persalinan di Rumah Sakit. Ny. Ratu mengingat saat melakukan
pemeriksaan prapernikahan, dokter menyatakan jika nantinya
akan ada gangguan kesehatan pada keturunannya jika ia dan
suaminya memiliki anak karena golongan darahnya O (Rh+)
sedangkan suaminnya bergolongan darah A (Rh -).
Learning objectives
1. Patomekanisme ikterus dn sel-sel imunologi yang
terkait dengan skenario
2. Penyebab terjadinya ikterus pada bayi
3. Diagnosis dan diagnosis banding terkait skenario
4. pemeriksaan penunjang terkait skenario
5. Penatalaksanaan dan pencegahan terkait skenario
1. Patomekanisme

Neonatus

Inkompatibilitas ABO

Adanya antibodi terhadap sel eritrosit

Gejala Klinis

Manifestasi sebagai Ikterus Neonatus dan Anemia


Penyebab Ikterus pada bayi

Ikterus
pada bayi Bilirubin ↑

defisiensi
Usia kehamilan enzim G6PD

Meningkatnya Sirkulasi
Berat Lahir Enterohepatik

Abnormalitas
Asupan ASI
struktur eritrosit

Inkompatibilitas Pemecahan
Goldar ABO dan Hemoglobin Fisiologi
Rhesus akibat Hemolisis

Antibodi
Sumber : 3 Jurnal Ikterus
2.

Silbernagl S, Lang F. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC; 2017. Hal. 183
Bentuk Anemia

Silbernagl S, Lang F. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC; 2017. Hal. 33
Sel-sel imunologis dan komponen imunologis pada kasus.

Anemia Imunohemolitik

tipe dingin
• Diperantara
i oleh IgG • Diperantara
i oleh IgM
tipe
hangat Aster KM. Buku ajar patologi
robbins. Cornain MN. Editor.
Jakarta: Elsevier; 2013. 417-8p.
Silbernagl S, Lang F. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC; 2017. Hal. 57
Sihombing MR, Sari DP. Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir. J Kedokt Meditek. 2019;24(68):73–81.

3. Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis Diagnosis Banding

Anemia Hemolitik Inkompatibilitas


Imun Rhesus
Goldar ABO

Inkompatibilitas Gangguan sintesis


Goldar ABO eritrosit :
thalasemia
Antibody A
Ibu : Goldar O Antibody B Anemia Hemolitik
diinduksi obat

Anak : A
Serang
Antigen tubuh
Ikterus
hemolitik Hiperbiliribunemia
Kadar Hb ( ) Indirek
Sihombing MR, Sari DP. Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir. J Kedokt
Meditek. 2019;24(68):73–81.
4.

Anamnesis Riwayat

TTV Inspeksi Palpasi


Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan darah (sel darah
merah yang ternukleasi,
Pemeriksaan
retikulositosis, polikromasia,
Penunjang anisositosis, sferosit, dan
fragmentasi sel)
- Pemeriksaan Coombs
- Bilirubin serum
Mathindas S, Wilar R, Wahani A.
- Bilirubin transkutan
Hiperbilirubinemia pada neonatus.
Jurnal biomedik. Vol. 5. No. 1. Manado:
- Bilirubin bebas dan CO
FK Unsrat; Maret 2018.
5. Penatalaksanaan

Non-farmakologi :
- Fototerapi
- Intravena immunoglobulin (IVIG)
- Transfusi pengganti

Farmakologi :
Terapi medikamentosa
- Imunosupressan
- Coloistrin
- Obat Pengikat Bilirubin
- Pem-blokade Perubahan Heme Menjadi Bilirubin

Mathindas S, Wilar R, Wahani A. Hiperbilirubinemia pada neonatus. Jurnal biomedik. Vol. 5.


No. 1. Manado: FK Unsrat; Maret 2018.
Pencegahan
1. Pengawasan antenatal yang baik.
2. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus
pada bayi pada masa gestasi dan kelahiran, seperti
sulfafurazole, novobiosin, oksitosin, dan lain-lain.
3. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan
neonates
4. Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir
5. Pemberian makanan dini
6. Pencegahan infeksi, bahkan jauh sebelum masa
kehamilan

Hassan R, Alatas H, penyunting. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jakarta: Indomedika;
2007. h. 1101-14.

Anda mungkin juga menyukai