Anda di halaman 1dari 2

1.

Anatomi dan Histologi Kornea


Kornea berasal dari bahasa Latin, kornu, yang berarti tanduk.
Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak mengandung pembuluh darah,
dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke
sebelah depan bola mata.1 Kornea berhubungan dengan sklera pada limbus yang merupakan
depresi sirkumferensial yang dapat disebut juga dengan sulkus sklera. Ketebalan kornea pada
manusia dewasa rata-rata adalah 0,52 mm pada bagian tengah, dan 0,65 mm pada bagian
perifer, dengan diameter 11,75 mm secara horizontal. 2
Kornea bertanggung jawab terhadap kekuatan optik dari mata. Dengan tidak adanya
pembuluh darah maka untuk memenuhi kebetuhan nutrisi dan pembuangan produk metabolik
pada kornea dilakukan melalui aqueous humor pada bagian posterior dan melalui air mata yang
melewati air mata pada bagian anterior. Korena diinervasi oleh cabang pertama dari nervus
trigeminus yang menyebabkan segala kerusakan pada kornea (abrasi kornea, keratitis, dll)
menimbulkan rasa sakit, fotofobia, dan refleks lakrimasi.3
Secara histologis, kornea dibagi menjadi 5 bagian yaitu:
a. Epitel kornea1,3
Epitel kornea merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa
lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak dengan
dunia luar dan terdiri atas 5-6 lapis sel. Basal sel kolumnar pada lapis sel pertama melekat
dengan membran basement dibagian bawahnya dengan hemidesmosome. Dua lapisan diatas
sel basal tersebut merupakan sel wing, atau sel payung, dan dua lapisan diatas berikutnya
merupakan sel gepeng.
Epitel kornea ini mengandung banyak ujung- ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di
permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang
bermigrasi dengan cepat. Stem cell epitelial ini terletak pada superior dan inferior limbus.
b. Membran Bowman 1,2
Membran Bowman merupakan lapisan fibrosa aseluler yang terletak di bawah epitel tersusun
dari serat kolagen tipe 1.
c. Stroma Kornea1,2
Stroma kornea tersusun dari serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk
lamel kolagen dengan sel-sel fibroblast diantaranya. Lamel kolagen ini berjalan paralel dengan
permukaan kornea dan bertanggung jawab terhadap kejernihan kornea. Ketebalan stroma
kornea mencakup 90% dari ketebalan kornea. Stroma kornea tidak dapat beregenerasi.
d. Membran Descemet1,2,3
Membran descemet merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat kolagen
yang dapat dibedakan dari stroma kornea. Memiliki ketebalan sekitar 3 mm pada saat lahir dan

meningkat ketebalannya sepanjang usia. Membran Descemet memiliki potensi untuk


beregenerasi.
e. Endotel kornea
Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari epitel selapis gepeng
atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan untuk memelihara
membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai
pompa natrium yang akan mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli
anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma
akan diserap oleh endotel sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi
(kurang cairan), suatu faktor yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea.
Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan cara
difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor aquoeus di bagian tengah.
Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.
Pada manusia dewasa, densitas dari endotel kornea adalah sekitar 2.500 sel/mm 2. Densitas ini
berkurang sepanjang usia kurang lebih 0,6% setiap tahun dan sel-sel endotel tetanga membesar
berusaha untuk mengisi ruang kosong. Sel-sel endotel ini tidak dapat beregenerasi. Pada
densitas 500 sel/mm2, akan terjadi edema kornea dan transparansi menjadi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai