Etiologi DM
Ada bukti menunjukan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam-macam meskipun
berbagai lesi dengan jenis berbeda akhirnya akan. Mengarah pada insufisiensi insulin, tetapi
determinan genetic biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita DM.
DM tipe-1 adalah penyakit autoimun yang ditemukan secara genetic dengan gejala-
gejala yang pada akhirnya menuju proses bertahap perusak imunologik sel-sel yang
memproduksi insulin. Maninfestasi klinis DM terjadi 90% sel-sel beta menjadi rusak sehingga
terjadi insulinopenia dan semua kelainan metabolic yang berkaitan dengan defisiensi insulin.
Pada pasien-pasien DM tipe-2, penyakit ini memiliki polafamilia yang kuat. Indeks untuk
DM tipe-2 pada kembar monozigot hamper 100%. Resiko berkembangnya DM tipe-2 pada
saudara kandung mendekati 40% dan 33% untuk anak cucunya. Transmisi genetic adalah paling
kuat dan contoh terbaik terdapat dalam diabetes awitan muda (MODY), yaitu subtype penyakit
diabetes yang turun dengan pola autosomal dominan. Jika orang tua menderita diabetes type-2
rasio diabetes pada anak adalah 1 : 1, dan sekitar 90% pasien membawa (carrier) DM type-2
Silvia A. price
Lorraine M. Wilson. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit
Volume 2. edisi 6
Sumber : ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016
“HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DENGAN KADAR GULA DARAH
PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR”
https://media.neliti.com/media/publications/110128-ID-hubungan-antara-perilaku-olahraga-
dengan.pdf
Hipertensi
Prevalensi penderita hipertensi di Singapura mencapai 27,3% dan prevalensi penderita hipertensi di
Negara Malaysia mencapai 22,2%. Angka ini masih lebih rendah jika di bandingkan dengan prevalensi
penderita hipertensi yang ada di Indonesia sebesar 31,7% dari total penduduk dewasa (Depkominfo,
2011). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas (2007) menyebutkan, bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 31,7% dari total penduduk dewasa. dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih
banyak pada perempuan (52%) dan pada laki-laki (48%). Pada tahun 2008 sedikitnya 30% penduduk
Indonesia mempunyai tekanan darah tinggi. Dari sekitar 31,7% tersebut hanya sekitar 0,4% kasus yang
patuh meminum obat hipertensi, rendahnya penderita yang berobat, karena hipertensi atau penyakit yang
sering disebut sebagai darah tinggi ini tidak terdiagnosis dan juga tidak menunjukkan gejala (Riskesdas
Nasional, 2007).
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 57 responden yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi
yang menderita hipertensi sebanyak 43 orang (75,4%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
tidak mempunyai riwayat keluarga hipertensi sebanyak 25 orang (45,5%) dari 55 reponden.
Sumber :
M. Hasan Azhari
Program Studi DIII Keperawatan Akper Kesdam II Sriwijaya Jln. Sultan Mahmud Badaruddin II No
Palembang Email:azharim.hasan88@gmail.com