Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SWOT DI RUANG ANGGREK

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah :Kepemimpinan

Disusun Oleh :

1. Suksi Riani (NIM : 22020116410033)


2. Retno Lusmiati Anisah (NIM : 22020116410038)
3. Hendrik Kurniawan ( NIM : 22020116410041)
4. Ita Apriliyani ( NIM : 22020116410046)
5. Fany Anitarini ( NIM : 22020116410048)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RSUD Tugurejo Semarang adalah rumah sakit tipe B pendidikan milik
pemerintah provinsi Jawa Tengah yang berada di akses masuk Semarang Barat.
Pada bulan Desember 2014 RSUD Tugurejo Semarang lulus paripurna (bintang
5) versi 2012. Jumlah tempat tidur (TT) seluruh rumah sakit 396, yang terbagi
diberbagai ruang yaitu ruang Dahlia 1 sebanyak 9 TT, Dahlia 2 sebanyak 24 TT,
Dahlia 3 sebanyak 24 TT, Dahlia 4 sebanyak 24 TT, Dahlia 5 terdiri dari ruang
ICU sejumlah 8 TT, HCU sebanyak 4 TT, PICU sebanyak 3 TT, NICU sebanyak
1 TT. Ruang IBS sebanyak 5 kamar operasi, ruang IGD sebanyak 11 TT. Ruang
Alamanda sebanyak 34 TT, ruang Melati sebanyak 30 TT, ruang Amarilis 1
sebanyak 40 TT, Amarilis 2 sebanyak 28 TT, Amarilis 3 sebanyak 26 TT. Ruang
Kenanga sebanyak 18 TT, dengan HND sebanyak 3 TT.Ruang Nusa Indah 2
sebanyak 12 TT, Nusa Indah 3 sebanyak 13 TT, Nusa Indah 4 sebanyak 14 TT.
Ruang Mawar sebanyak 30 TT, ruang Anggrek sebanyak 35 TT.
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra pelayanan kesehatan di mata
masyarakat.Pelaksanaan kegiatan jaminan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit dapat pula dilakukan dalam bentuk pengendalian mutu.Kegiatannya dapat
dilaksanakan dalam dua tingkat yaitu tingkat rumah sakit dan tingkat ruang
rawat. Tingkat rumah sakit dapat dilaksanakan dengan cara mengembangkan
kendali mutu yang memiliki program baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit ada enam
yaitu : keselamatan pasien (patient safety), pengelolaan nyeri, tingkat kepuasan
pasien, perawatan diri, kecemasan pasien dan perilaku pasien (Marquis & Huston
dalam Nursalam, 2014, hlm.296).
Indikator penilaian mutu asuhan keperawatan ruang rawat terdiri dari 5
indikator yaitu indikator mutu aspek pelayanan, indikator mutu tingkat efisiensi
rumah sakit, indikator mutu kepuasan pasien, indikator pelayanan, dan indikator
mutu keselamatan pasien (patient safety). Indikator mutu tingkat efisiensi rumah
sakit terkait dengan nilai BOR: 70%-85%, BTO: 5-45 hari per satu tempat tidur
per tahun, TOI: 1-3 hari TT yang kosong, dan LOS: 7-10 hari. (Nursalam, 2014,
hlm.310-312).
Indikator mutu tingkat efisiensi Ruang Anggrek yaitu dengan nilai BOR:
80%, BTO: 5-45 hari per satu tempat tidur per tahun, TOI: 1-2 hari TT yang
kosong, dan LOS: 5-15 hari. Ruang Anggrek memiliki SDM perawat sejumlah
21 yang terdiri Karu 1 orang, Katim 2 orang, dan PP 18 orang. Administrasi
sebanyak 1 orang, pramu ruang sebanyak 3 orang. Karakteristik ruang Anggrek
terdiri dari Kamar A01 sebanyak 5 TT untuk pasien perempuan dan 1 kamar
mandi, kamar A02 sebanyak 5 TT untuk pasien laki-laki dan 1 kamar mandi,
kamar4 A03 sebanyak 5 TT untuk pasien perempuan dan 1 kamar mandi, kamar
A04 sebanyak 9 TT untuk pasien laki-lakidan 1 kamar mandi. Kamar A05 khusus
Isolasi sebanyak 1 TT. Kamar A09 sebanyak 3 TTuntuk pasien perempuan dan 3
kamar mandi. Kamar A10 sebanyak 3 TT untuk pasien laki-laki dan 1 kamar
mandi. Kamar A11 sebanyak 2 TT untuk pasien kemoterapi dan 1 kamar mandi.
Kamar A12 sebanyak 2 TT untuk pasien isolasi luka bakar dan 1 kamar mandi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisa SWOT di ruang Anggrek RSUD Tugurejo
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Strenght (kekuatan) di ruang Anggrek RSUD Tugurejo
Semarang
b. Untuk mengetahui Weakness (kelemahan) di ruang Anggrek RSUD
Tugurejo Semarang
c. Untuk mengetahui Opportunity (peluang) di ruang Anggrek RSUD
Tugurejo Semarang
d. Untuk mengetahui Threats (ancaman) di ruang Anggrek RSUD Tugurejo
Semarang

BAB II
ANALISA SWOT MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. STRENGTH (Kekuatan)
1. M1 (Man)
a. Jumlah tenaga diruangan:
Profesi Ners : 10
D3 Keperawatan : 11
Pramu ruang :3
b. Pelaksanaan tugas Karu dalam kategori baik sebesar 85,18%
c. Adanya pramu ruang yang mendukung kinerja di ruangan
d. Adanya kepedulian perawat dalam pelaksanaan Pencegahan Infeksi yaitu
sebesar 72,05 %
e. Adanya beberapa perawat yang mengikuti seminar dan workshop
f. Adanya kebijakan komite dalam usaha mendukung program PPI

2. M2 (Sarana dan Prasarana)


a. Rumah sakit tipe B sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan
b. Adanya program akreditasi KARS
c. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
d. Terdapat administrasi penunjang
e. Tersedianya Nurse Station

3. M3 MONEY (Pembiayaan)
a. Adanya pendanaan dari APBD daerah Jawa Tengah
b. Peningkatan BOR 85%
c. Sebagian besar masyarakat menggunakan BPJS (79,88%)

4. M4 METHOD (MAKP)
a. Sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode
moduler
b. Model yang digunakan sesuai dengan misi dan visi ruangan
c. Tersedia kebijakan RS mengenai program PPI dan Patient Safety
d. Pengkajian peningkatan kewaspadaan dan keamaan obat
e. Terlaksananya program pre conference diruangan secara rutin
f. Kelengkapan data dan dokumentasi 83,3 %

5. M5 Material & Machine


a. Mempunyai kebijakan mengenai pentingnya fasilitas dan keselamatan
pasien
b. Mempunyai peralatan medis dan mesin yang dalam keadaan baik
c. Mempunyai peralatan dan alat-alat kesehatan dengan ketersediaan yang
cukup
d. Ruangan yang bersih dan tenang

B. WEAKNESS (Kelemahan)
1. M1 (Man)
a. Kurangnya keinginan untuk membenahi diri sendiri
b. Belum dipahami tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar
c. Kurangnya seminar ataupun pelatihan mengenai program PPI dan Patient
Safety (17,64%)
d. Perawat professional (ners) hanya sebesar 17,64 %

2. M2 (Sarana dan Prasarana)


a. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal
b. Kurangya pelaksanaan kalibrasi ulang
c. Peralatan yang tidak sesuai dengan jumlah pasien

3. M3 (MONEY)
a. Tidak ada koperasi untuk memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan
pasien dalam ruangan
b. Tidak adanya pelayanan homecare dan fokus pelayanan pasien sesuai
dengan ketergantungannya
4. M4 (METHOD)
a. Kurangnya SPO mengenai program PPI dan patient safety
b. Tingginya resiko jatuh sebanyak 54,05% TT yg tidak ada pembatas
c. Belum terlaksananya post conference diruangan
d. Tidak adanya pengukuran insiden pasien jatuh (menggunakan skala morse)
e. Belum terlaksananya prinsip 7 benar dalam pemberian obat. Diruangan
hanya menuliskan nama panggilan, jam pemberian dan kamar pasien, tidak
menjelaskan nama dan fungsi obat yang akan diberikan, menvalidasi
identitas (mengecek nama pasien dalam gelang dan meminta pasien
menyebutkan namanya)
f. Kurangnya pelaksanaan dalam mencuci tangan 6 Langkah 5 Moment oleh
petugas diruangan
g. Belum terwujudnya pemasangan gelang pasien yang benar sepeti gelang
kuning sebagai penanda pasien resiko jatuh, merah sebagai penanda pasien
alergi terhadap obat tertentu
h. Komunikasi efektik belum terpenuhi yaitu sebesar 57,27%

5. M5 (Material & Machine)


a. Masih terdapatnya bed yang belum menggunakan pagar pengaman yaitu
sebesar 54,05 %
b. Kurangnya penunjuk evakuasi dan pembatasan pengunjung di ruangan

C. OPPORTUNITY (Peluang)
1. M1 (MAN)
a. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktek menejemen keperawatan di
ruang Anggrek
b. Adanya mahasiswa praktek klinik keperawatan dan kebidanan

2. M2 (Sarana dan Prasarana)


a. Lokasi RSUD Tugurejo Semarang yang strategis di pusat kota dan
transportasi yang mudah di jangkau
b. Adanya program akreditasi rumah sakit dari pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
c. Adanya kesepakatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak dipakai

3. M3 (MONEY)
a. meningkatnya harapan masyarakat terhadap kesehatan
b. meningkatnya cakupan layanan kesehatan
c. meningkatnya kepercayaan pihak ketiga seperti distributor obat dan alat
kesehatan

4. M4 (METHODE)
a. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat cukup baik
b. Adanya kerjasama institusi klinik-klinik independen
c. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat
d. Adanya kebijakan dari RS mengenai Program pengendalian infeksi dan
patient safety

5. M5 (Material & Machine)


a. Adanya kesempatan menambah anggaran
b. Adanya pendanaan dari APBD guna meningkatkan prasarana di RS

D. THREAT (Ancaman)
1. M1 (MAN)
a. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional
b. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

2. M2 (sarana dan Prasarana)


a. Adanya RS lain yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik

3. M3 (MONEY)
a. Adanya RS lain yang biayanya lebih terjangkau
b. Adanya kesulitan dalam klaim pembiayaan dengan asuransi

4. M4 (METHOD)
a. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
b. Kebebasan pers mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi didalam
ruangan kemasyarakatan

5. M5 (Material & Machine)


a. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan
prasarana
b. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang
diperlukan
BAB III
TABEL ANALISIS SWOT
No Analisis SWOT Bobot Rating Score (Bobot x Rating)

1 M1 (Man) S-W=
a. Internal Factor (IFAS) 1,6-2,8= -1,2

Kekuatan (STRENGTH)
1) Jenis ketenagaan diruangan:
Profesi Ners : 10 orang (1 Karu, 2 Katim, 2 PJ Shift, 5
PP) 0,05 2 0,1
D3 Keperawatan : 11 orang (3 PJ Shift, 8 PP)
Pramu Ruang : 3 orang
Administrasi : 1 orang 0,04 3 0,12
(Analisis ruang Anggrek: terdiri dari 35 TT, BOR 0,06 2 0,12
80%, BTO: 5-45 hari per satu tempat tidur per
tahun, TOI: 1-2 hari TT yang kosong, dan LOS: 5-
15 hari. ) 0,30 1 0,30

2) Adanya sistem pengembangan staff berupa pelatihan


atau in house training dan diikuti oleh 90% perawat.
a. Kepala ruang: management bangsal, 0,08 1 0,08
kegawatdaruratan bangsal, logistik bangsal,
problem solving for better hospital (PSBH), service
excelent, pelatihan jenjang karir, promosi kesehatan 0,25 2 0,50
RS (PKMRS), PPGD, patient safety, hospital
disaster plan, PPI.
b. Katim: kegawatdaruratan bangsal, logistik bangsal,
problem solving for better hospital (PSBH), service
excelent, pelatihan jenjang karir, PPGD, patient
safety, PPI.
c. PP: orientasi bangsal, PPGD, service excelent, 0,12 2 0,24
EKG, DC-Shock, trolly emergency, administrasi
obat, perawatan luka, penanganan pasien kritis,
plebotomi, BGA, PPI. 0,10 1 0,10
d. Pramu Ruang : Hand Hygiene, logistik bangsal,
APAR, penanganan limbah medis, PPI.
e. Administrasi : koding diagnosa pasien, purchasing
logistic, SIM RS, reporting dan recording RS,
pelatihan akutansi, PPI. 1 1,56

3) Masa kerja perawat Karu 10 tahun, Katim 12 tahun


sebanyak 2 orang, PP yang 3 tahun sebanyak 8 orang, 0,15 3 0,45
yang 5 tahun sebanyak 3 orang, yang 2 tahun sebanyak
4 orang, <1 tahun sebanyak 2 orang. Pramu Ruang 8
tahun sebanyak 1 orang, 1 tahun sebanyak 2 orang. 0,10 3 0,30
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Machmudi.(2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik


dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

PERMENKES RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan kebijakan


dasar Puskesmas

PERMENKESRI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai