Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

TEORI MYRA ESTRINE LEVINE

Nama Kelompok :
1. Asmaul Husna
2. Kurrotul Aini
3. Martha Ayu Agustin
4. Octafiansyah Alwan K.W

(151.0005)
(151.0026)
(151.0031)
(151.0040)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
dan Taufik sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami asuhan keperawatan.
Harapan kelompok kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bantuk maupun isi makalah
ini, dengan demikian kami dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih jauh dari kata sempurna. Karena pengalaman kami
dalam membuat sebuah asuhan keperawatan masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 17 Oktober 2015

(penyusun)

DAFTAR ISI

1.
2.
3.
4.

Halaman Cover............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan
1.1Latar Belakang......................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3Tujuan...................................................................................................................1
1.4Manfaat.................................................................................................................2
5. BAB II : Tinjauan Pustaka
2.1 Riwayat Hidup.....................................................................................................3
2.2 Teori yang Dikemukakan.....................................................................................4
2.3 Pengertian............................................................................................................5
Model Konservasi Levin.....................................................................................5
1. Konservasi Energi..........................................................................................5
2. Konservasi Integritas Struktur.......................................................................5
3. Konservasi Integritas Personal......................................................................5
4. Konservasi Integritas Sosial..........................................................................5
2.4 Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi.......................................................5
A. Wholeness (keutuhan) ..................................................................................5
B. Adaptasi ........................................................................................................6
a. Lingkungan .............................................................................................6
b. Respon Organisme...................................................................................6
c. Trophicognosis........................................................................................7
C. Konservasi.....................................................................................................7
2.5 Aplikasi Dalam Keperawatan..............................................................................8
2.6 Keterbatasan Teori...............................................................................................9
6. BAB III : Pembahasan
3.1 Tinjauan Kasus...................................................................................................11
3.1.1 Pengkajian................................................................................................11
3.1.2 Integritas social.........................................................................................11
3.1.3 Trophicognosis..........................................................................................11
3.1.4 Hipotesis...................................................................................................12
3.1.5 Intervensi..................................................................................................12
3.1.6 Evaluasi....................................................................................................12
7. BAB IV : Penutup
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................13
4.2 Saran...................................................................................................................13
8. Daftar Pustaka..........................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan
konsep keperawatan.Teori keperawatan juga mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus
yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Selain itu teori keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model
konsep keperawatan.
Adanya teori keperawata nmembantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian masalah
keperawatan, pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.

Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam
keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
bidang keperawatan, yang mmemiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang
hendak dicapai serta pengetahuan dan ketrampilan yang ada.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.

Bagaimanakah riwayat hidup seorang Myra Levine?


Apa teori yang dikemukakan oleh Myra Levine?
Bagaimanakah penjelasan dari teori Myra Levine tersebut?
Bagaimanakah bentuk aplikasinya dalam ilmu keperawatan?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.4. MANFAAT
1.4.1
1.4.2
1.4.3

Mengetahui riwayat hidup seorang Myra Levine


Mengetahui teori yang dikemukakan oleh Myra Levine
Mengetahui penjelasan dari teori Myra Levine
mengetahui bentuk aplikasi teori Myra Levine dalam ilmu keperawatan
Menambah pengetahuan tentang model-model konsep keperawatan
Dapat menjadi inspirasi dalam praktik keperawatan
Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam asuhan keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. RIWAYAT HIDUP
Nama

: Myra Estrin Levine

Tempat, tanggal lahir

: Chicago, Illinois in 1920

Meninggal

: Hospice of the North Shore at Evanston Hospital in 1996.

Riwayat Pendidikan

:Myra Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena

ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan. Levine
lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science
of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja
sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi
keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State
University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002)
seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel.
Aktivita tambahan

:Levine adalah seorang pemimpin aktip di dalam Asosiasi Perawat

Amerika dan Asosiasi Perawat Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara
pada program, tempat kerja, seminar dan panel, dan seorang penulis berbakat mengenai ilmu
perawatan dan pendidikan. Walaupun dia tidak pernah berniat untuk mengembangkan teorinya,
akan tetapi dia menyajikan suatu struktural pengajaran tentang medical-surgical dan suatu
stimulus untuk pengembangan teori. " Empat Prinsip Konservasi Keperawatan" adalah statmen
pertama dari prinsip konservasi
Tonggak karir

:Levine memiliki berbagai macam karir. Pengalamannya dalam

ilmu keperawatan seperti menjadi staff keperrawatan, administrasi dan tenaga pengajar, instruksi
teknis dan pengarah dalam jasa keperawatan.
Artikel Yang Diterbitkan

:Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk

artikel An Introduction to Clinical Nursing yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada

tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University
pada tahun 1992.
Penghargaan

A charter fellow of the American Academy of Nursing(1973)

An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)

Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Association

Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)

Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)

Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)

Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)

First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for excellence in teaching from

Sigma Theta Tau (1977)

Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical Nursing, received

American Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and her 1971 book, Renewal for
Nursing was translated to Hebrew

Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University of Chicago

(1992)
2.2. TEORI YANG DIKEMUKAKAN
Nursing is human interaction.Nursing knowledge, thoroughly grounded in modern scientific
concepts, allows for a sensitive and productive relationship between the nurse and the
individual entrusted to her care. In the care of the sick, this has always been true, but never
before has there been available to the nurse so rich and demanding a body of knowledge to use
in the patients behalf Myra Levine (1973, p. 1)
Model Levine berfokus pada individual sebagai makhluk holistic dan area utama yang
menjadi konsern perawat dalam memelihara keutuhan seseorang (persons wholeness). Model
konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Dan intervensi keperawatan adalah suatu
aktivitas konservasi dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi pertimbangan.Kemudian

sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi, sedangkan dalam
keperawatan terdapa tempat konservasi di antaranya energy klien, struktur integritas, integritas
personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan
padapengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
2.3. PENGERTIAN
Model Konservasi Levine
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model
dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan.
Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sbb:
1.

Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan

untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
2.

Konservasi Integritas Struktur


Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat

harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan
intervensi keperawatan.
3.

Konservasi Integritas Personal


Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.

Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur.
4.

Konservasi Integritas Sosial


Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang

telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas social.
2.4. Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi
A.

Wholeness (Keutuhan)

Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem


terbuka:Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified
functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan
menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagianbagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka) Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa
interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang
terbuka dan cair, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi
konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi
kehidupan. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal
menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
B.

Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan

integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi
adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity.
Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi.
Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a.

Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan

internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan
aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional
dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi
dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi
individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung,
seperti mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya,

dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan
pengalaman.
b.

Respon organisme
Respon

organisme

adalah

kemampuan

individu

untuk

beradaptasi

dengan

lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap
stress, dan kewaspadaan persepsi.
1)

Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu
baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan

2)

untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.


Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri
dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu
adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau

3)

patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan

4)

dengan pengaruh yang

menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan.


Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan
pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua
pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual
individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan
cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.
c.
Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis

sebagai alternatif untuk diagnosa

keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana
keperawatan.
C.

Konservasi

Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi
tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

2.5. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN


Aplikasi Pada Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)
Proses
Pengkajian
Mengumpulkan
wawancara

Pembuatan keputusan
Perawat mengobservasi

pasien

dengan

data provokatif melalui melihat respon organisme teradap penyakit,


dan

observasidengan membaca catatan medis, evaluasi hasil

menggunakan prinsip konservasi

diagnostik dan berdiskusi dengan pasien


tentang kebutuhan akan bantuannya.n

Konservasi energi
Integritas struktur

Perawat

mengkaji

pengaruh

lingkungan

eksternal dan internal pasien dengan prinsip


konservasi.

Integritas personal

Fakta provokatif yang perlu dikaji:


Keseimbangan suplai dan kebutuhan

Integritas sosial
energi

Sistem pertahanan tubuh


harga diri
Kesiapan

seseorang

dalam

berpartisipasi dalam sosial sistem


Keputusan Tropihicognosis

Fakta provokatif disusun sedemikian rupa

Diagnosa keperawatan menyimpulkan untuk


fakta provokatif

menunjukkan

kemungkinan

dari

kondisi pasien. Sebuah kep utusan mengenai

bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat .


Keputusan ini disebut tropihicognosis
Hipotesis

Berdasarkan

Mengarahkan

intervensi

keputusan,

keperawatan memvalidasi

masalah

perawat

pasien,

lalu

dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi mengemukakan hipotesis tentang masalah
adaptasi

dan

solusinya.

Ini

Intervensi

keperawatan.
Perawat menggunakan

disebut
hipotesis

rencana
untuk

memberi arah dalam melakukan perawatan.


Uji hipotesis

Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip


konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur,
personal dan sosial.
Pendekatan

ini

mempertahankan

keutuhan

dan

mampu
promosi

adaptasi.
Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan

Evaluasi
Observasi

diharapkan

repon

organisme

intervensi

terhadap mengkaji respn organisme apakah hipotesis


membantu atau tidak.

2.6. KETERBATASAN TEORI


Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan.
Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan
kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian
individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada
saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini.
Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien
tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini
akan menjadi daerah konflik.

Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Model diterapkan:
1.

Konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien.
Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,
ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan
terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.

2.

Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur


anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki
keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat
tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi
pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan.
Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.

3.

Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan


kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis didukung.
Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu, lumpuh dan
tidak bisa memahami,serta menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh
diri.

4.

Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien
tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun
orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. TINJAUAN KASUS
Tn. R. Usia 55 tahun, pendidikan terakhir tamat SD. Pekerjaan buruh, alamat
mendungan RT 01/ RW 04. Ny. S. Umur 53 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga. Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti karena dalam satu rumah ada suami, istri
dan anak. Pada keluarga Tn. R yang sedang sakit adalah Ny. S yaitu sakit stroke non hemorargi.
Ny. S mengetahui bahwa dia sakit stroke sudah 2 tahun yang lalu, hal ini diketetahui saat Ny. S
sakit oleh keluarga di bawa ke klinik Abu salman, dan Ny. S menderita stroke. Ny. S dan
keluarga mengatakan Ny. S sudah pernah di opname di rumah sakit dan itu sudah satu tahun
yang lalu. Saat ini pasien mengatakan merasakan pusing, sulit tidur, dan ini sering kambuh
apabila pasien banyak pikiran. Keluarga juga mengatakan hanya mengetahui kalau Ny . S hanya
sakit stroke saja, tetapi keluarga pasien tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan
gejala,pencegahan dan komplikasi dari stroke jika segera tidak di tangani.
3.1.1. PENGKAJIAN
Ny.S menderita penyakit stroke sejak 2 tahun yang lalu dan pernah di rawat di rumah
sakit. Usia pasien 53 tahun, berat badan 67 kg. keluhan saat ini adalah nyeri kepala (pusing) dan
susah tidur. Tekanan darah pasien 170/130 mmHg, suhu 36,7

C, nadi 98x/menit, respirasi

(pernafasan) 24x/menit.
3.1.2. INTEGRITAS SOSIAL
Perawat melakukan pendekatan terhadap pasien dan keluarga. Menanyaakan dan
memenuhi kebutuhan pasien. Selain itu, membimbing keluarga pasien dengan cara memberi

edukasi mengenai kesehatan, terutama penyakit stroke. Karena pada kasus ini keluarga tn. R dan
Ny. S tidak mengetahui pengertian, penyeabab, tanda dan gejala, pencegahan dan komplikasi
dari penyakit stroke.

3.1.3. TROPHICOGNOSIS
Trophicognosis yang muncul pada Ny. S adalah nyeri kepala dan sulit untuk tidur.
Bantuan yang dapat diberikan adalah dengan mengompres air hangat dan masase tujuannya
untuk mengurangi nyeri pada kepala.
3.1.4. HIPOTESIS
Pasien menderita penyakit stroke sejak 2 tahun yang lalu, akibatnya penyakitnya sering
kambuh dan pasien sering nyeri kepala sehingga menyebabkan sulit untuk tidur. Untuk
mengatasi nyeri kepala bisa dilakukan dengan masase atau mengompres dengan air hangat pada
kepala. Dengan air hangat bisa mengurangi rasa nyeri di kepala.
Ketidaktahuan pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit stroke, akhirnya
meremehkan tanda dan gejala yang terjadi pada Ny. S, oleh karena itu perawat membimbing
pasien dan keluarganya mengetahui tentang stroke, tujuannya untuk mengatasi kekambuhan yang
terjadi.
3.1.5. INTERVENSI
Mengompres dengan air hangat dan masase dapat meringankan rasa nyeri pada kepala
Ny. S. Dengan cara yang sederhana ini, akan memberikan rasa nyaman terhadap Ny. S karena
rasa nyeri di kepalanya sudah berkurang, dengan demikian pasien bisa mudah untuk tidur.
3.1.6. EVALUASI
Ny. S merasa lebih nyaman karena nyeri pada kepalanya berkurang dan mudah untuk
tidur. Keluarga pasien menerima dan melaksanakan edukasi yang di berikan perawat. Faktor
pendukung keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah kesungguhan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang sakit stroke dengan memanfaatkan sumber yang ada
untuk mencapai kemandirian keluarga dalam melaksanakan perawatan.

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Model Konservasi Levine terdiri atas: Konservasi Energi, Konservasi Integresitas struktur,
Konservasi Integresitas personal, dan Konservasi Integresitas sosial
4.2. SARAN
1.
2.
3.

Bagi calon perawat semoga bisa mencontoh tauladan dari ilmuwan yang disebutkan diatas.
Tingkatkan ilmu dari para ilmuwan yang telah diberikan dari kata-kata diatas.
Tingkatkan solidararitas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://rdwiguspi.blogspot.co.id/2014/03/konsep-dasar-keperawatan-myra-levine.html
http://egasilviaroza.blogspot.co.id/2013/11/teori-dan-model-konseptual-keperawatan.html
http://mongrizal.blogspot.co.id/2014/02/teori-keperawatan-levine_1.html

Anda mungkin juga menyukai