Anda di halaman 1dari 13

RUBELLA

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok Mata Kuliah Respirasi
Dosen Pengajar:
Ns. Iis Fatimawati, S.Kep.,M.Kes.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHANGTUAH SURABAYA
Tahun Akademik 2016/2017

RUBELLA
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok Mata Kuliah Respirasi
Dosen Pengajar:
Ns. Iis Fatimawati, S.Kep.,M.Kes.

Disusun Oleh:
Lila Watiningrum

(151.0027)

Martha Ayu Agustin

(151.0031)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHANGTUAH SURABAYA
Tahun Akademik 2016/2017

KATA PENGANTAR
1

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Rubella.Dalam penyusunan
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
penulis.Walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah
meskipuntersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerjasama antara dosen dan penulis serta beberapa kerabat yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya makalah ini.Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
padaumumnya.Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang
bersifatmembangun.

Surabaya, 14 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Cover.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3
Tujuan.............................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6

Rubella............................................................................................................................3
Definsi Rubella dan Rubeola..........................................................................................3
Patofisiologi Rubella......................................................................................................3
Epidemologi Rubella......................................................................................................4
Penularan Rubella...........................................................................................................4
Manifestasi Klinis Rubella.............................................................................................5
Pencegahan Rubella........................................................................................................6

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................8


DAFTAR PUSTAKA

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rubella (campak Jerman, Campak 3 hari) adalah sebuah infeksi yang menyerang
terutama kulit dn kelenjar getah bening. Penyakitini disebabkanoleh virus rubella yang
ditularkan melalui cairan yang dikeluarkan melalui hidung atau tenggorokan.Penyakit ini
juga dapat ditularkan melalui aliran darah seorang wanita yang sedang hamil kepada janin

yang dikandungnya.Bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita
hamil dapat menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin.
Rubela merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan dewasa muda, yang
ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran kelenjar getah bening
servikal, suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3 hari. Pada
anak yang lebih besar dan orang dewasa kadang terdapat infeksi berat disertai kelainan sendi
dan purpura.Rubela disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famili
Togaviridae.Virus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita.
Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin.
Sindroma rubella congenital (Congenital Rubella Syndrome, CRS) terjadi pada 90% bayi
yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella selama trimester pertama kehamilan;
risiko kecacatan congenital ini menurun hingga kira-kira 10-20% pada minggu ke-16 dan
lebih jarang terjadi bila ibu terkena infeksi pada usia kehamilan 20 minggu. Infeksi janin
pada usia lebih muda mempunyai risiko kematian di dalam rahim, abortus spontan dan
kecacatan congenital dari sistem organ tubuh utama. Cacat yang terjadi bisa satu atau
kombinasi dari jenis kecacatan berikut seperti tuli, katarak, mikroftalmia, glaucoma
congenital, mikrosefali, meningoensefalitis, keterbelakangan mental, patent ductus arteriosus,
defek septum atrium atau ventrikel jantung, purpura, hepatosplenomegali, icterus dan
penyakit tulang radiolusen.
Membedakan rubella dengan campak, demam scarlet (lihat infeksi Streptokokus) dan
penyakit ruam lainnya (misalnya infeksi eritema dan eksantema subitum) perlu dilakukan
karena gejalanya sangat mirip.Ruam makuler dan makulopapuler juga terjadi pada sekitar 15% penderita dengan infeksi mononucleosis (terutama jika diberikan ampisilin), juga pada
infeksi dengan enterovirus tertentu dan sesudah mendapat obat tertentu.Diagnosa klinis
rubella kadang tidak akurat.Virus bisa ditemukan dari contoh darah, urin dan tinja.Virus juga
bisa dideteksi dari katarak kongenital hingga bayi berumur 3 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rubella dan rubeola?
2. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi rubella?
3. Bagaimana epidemologi rubella?
4. Bagaimana cara penularan rubella?
5. Bagaimana manifestasi klinis rubella?
6. Bagaimana cara pencegahan rubella?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah respirasi sebagai kewajiban mahasiswa dalam
1.3.2

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.


Tujuan Khusus
2. agar mahasiswa mendapat pengetahuan mengenai penyakit rubella
3. agar mahasiswa dapat membedakan antara penyakit rubella dan rubeola
4. agar mahasiswa dapat memberikan pencegahan terhadap pasien rubella

BAB II
PEMBAHASAN
.1 Rubella
2.1.1 Definisi Rubella dan Rubeola
Rubella (campak Jerman, Campak 3 hari) adalah sebuah infeksi yang
menyerang terutama kulit dn kelenjar getah bening sedangkan Rubeola adalah erupsi
demam akut yang merupakan salah satu penyakit peradaban yang paling umum.
Meskipun sudah dikembangkan vaksin yang efektif, penyakit ini tetap menjadi
masalah kesehatan diseluruh dunia.
Pada akhir tahun 1930 dan 1940-an rubella ditularkan ke manusia dan monyet
melalui eksperimen dan pada tahun 1962 sebuah virus ditemukan dalam biakan sel
yang disuntikkan sekret nasofaring individu yang terinfeksi. Virus rubella,
berdiamater 60 sampai 70 nm, merupakan virus RNA yang agak menyerupai bola
yang dikelompokkan kedalam keluarga togavirus.
2.1.2

Patofisiologi Rubella
Rubella dapat ditimbulkan pada individu yang rentan melalui masuknya virus ke
dalam nasofaring, dan infeksi alami mungkin juga disebabkan dengan cara yang
sama. Replikasi awal virus dalam saluran pernapasan diikuti oleh penyebaran virus
melalui aliran darah.Viremia (kehadiran virus dalam darah) terdeteksi selama 8 hari
sebelum munculnya sampai 2 hari sesudah munculnya ruam dan virus yang
terbungkus dalam orofaring menetap sampai 8 hari setelah awitan (waktu kejadian)
gejala.
Rubella kongenital terjadi akibat penularan virus melalui plasenta ke janin dari ibu
yang terinfeksi dan dapat disertai oleh keterlambatan pertumbuhan, infiltrasi hati dan
limpa oleh jaringan hematopoietik (produksi sel darah di sumsum tulang),
pneumonia interstisial (bronchitis adalah peradangan paru-paru kronis yang sering
terjadi pada perokok atau mantan perokok) , penurunan jumlah megakariosit
(trombosit yang sangat besar) dalam sumsum tulang belakang dan berbagai
malformasi struktural kardiovaskuler dan sistem saraf pusat. Virus dapat menetap
dalam tubuh janin selama berada dalam rahim dan mungkin dikeluarkan selama 6
sampai 31 bulan setelah lahir.

2.1.3

Epidemologi Rubella
Rubella tidak cepat menular seperti campak, dan imunitas terhadap penyakit tidak
menyebar luas.Perkiraan kerentanan rubella diantara orang dewasa muda berkisar
antara 6% dan 11%. Jumlah kasus rubella yang dilaporkan di Amerika Serikat
menurun dari lebih 56.000 pada tahun 1969, saat vaksinasi rutin dimulai, sampai 225
pada tahun 1988. Lebih dari 900 kasus dilaporkan pada tahun 1990, sekitar 57%
terjadi pada individu yang berusia 15 tahun.Selain itu, sedikitnya 20 kasus sindroma
rubella kongenital didiagnosis di antara bayi baru lahir pada tahun 1990.
Waktu terpajan sampai munculnya ruam rubella adalah 14 sampai 21 hari,
biasanya sekitar 18 hari.Pada orang dewasa mungkin terdapat gejala prodromal yang
mendahului eksantem selama 1 sampai 7 hari.Gejala prodromal ini meliputi malaise,
sakit kepala.

2.1.4

Penularan Rubella
Cara Penularannya melalui kontak dengan sekret nasofaring dari orang
terinfeksi.Infeksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita.Pada
lingkungan tertutup seperti di asrama calon prajurit, semua orang yang rentan dan
terpajan bisa terinfeksi.Bayi dengan CRS mengandung virus pada sekret nasofaring
dan urin mereka dalam jumlah besar, sehingga menjadi sumber infeksi.
Penyebab rubella atau campak Jerman adalah virus rubella.Meski virus penyebabnya
berbeda, namun rubella dan campak (rubeola) mempunyai beberapa
persamaan.Rubella dan campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan
pada kulit pada penderitanya.
Perbedaannya, rubella atau campak Jerman tidak terlalu menular dibandingkan
campak yang cepat sekali penularannya. Penularan rubella dari penderitanya ke
orang lain terjadi melalui percikan ludah ketika batuk, bersin dan udara yang
terkontaminasi. Virus ini cepat menular, penularan dapat terjadi sepekan (1 minggu)
sebelum timbul bintik-bintik merah pada kulit si penderita, sampai lebih kurang
sepekan setelah bintik tersebut menghilang.
Namun bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak.Gejala baru
timbul kira-kira 14 21 hari kemudian. Selain itu, campak lebih lama proses
penyembuhannya sementara rubella hanya 3 hari, karena itu pula rubella sering
disebut campak 3 hari.

2.1.5

Manifestasi Klinis Rubella


1) Masa inkubasi
Masa inkubasi berkisar 14 21 hari. Dalam beberapa laporan lain waktu inkubasi
minimum 12 hari dan maksimum 17 sampai 21 hari.
2) Masa prodromal
Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya; jarang disertai
gejala dan tanda masa prodromal.Namun pada remaja dan dewasa muda masa
prodromal berlangsung 1-5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri
tenggorok, kemerahan pada konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati.Gejala
ini segera menghilang pada waktu erupsi timbul.Gejala dan tanda prodromal
biasanya mendahului 1-5 hari erupsi di kulit.Pada beberapa penderita dewasa
gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersifat lebih berat.Pada
20% penderita selama masa prodromal atau hari pertama erupsi timbul suatu
enantema, tanda Forschheimer, yaitu makula atau petekiia pada palatum
molle.Pembesaran kelenjar limfe bisa timbul 5-7 hari sebelum timbul eksantema,
khas mengenai kelenjar suboksipital, postaurikular dan servikal dan disertai nyeri
tekan.
3) Masa eksantema
Seperti pada rubeola, eksantema mulai retro-aurikular atau pada muka dan
dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh.Mula-mula
berupa makula yang berbatas tegas dan kadang-kadang dengan cepat meluas dan
menyatu, memberikan bentuk morbiliform.Pada hari kedua eksantem di muka
menghilang, diikuti hari ke-3 di tubuh dan hari ke-4 di anggota gerak.Pada 40%
kasus infeksi rubela terjadi tanpa eksantema.Meskipun sangat jarang, dapat terjadi
deskuamasi posteksantematik.
Limfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada
rubela.Biasanyapembengkakan kelenjar getah bening itu berlangsung selama 5-8
hari.Pada penyakit rubela yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita
sudah dapat bekerja seperti biasa pada hari ke-3.sebagian kecil penderita masih
terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata, rasa gatal selama 7-10 hari.

2.1.6

Pencegahan Rubella
Pada orang dewasa dan anak anak, rubella biasanya merupakan penyakit ringan
dengan komplikasi yang jarang.Namun demikian beratnya infeksi konginetal

mendesak usaha untuk mencegah penyakit ini. Pemberian gama globulin (preparat
antibodi yang disuntikkan untuk mencegah atau mengobati infeksi) kepada individu
yang terpajan dapat meringankan penyakit klinis, tetapi perubahan serologis dan
penularan penyakit dari ibu ke janin tetap dapat terjadi meskipun sudah diberikan
sejumlah besar gama globulin segara setelah terpajan.
Imunisasi aktif dengan vaksi rubella hidup yang dilemahkan sudah dilakukan di
Amerika Serikat sejak tahun 1969, terutama untuk anak-anak kecil.Tujuannya adalah
untuk menurunkan kekerapan infeksi pada masyarakat dan menurunkan
kemungkinan terpajannya perempuan hamil yang rentan.Vaksinasi sangat dianjurkan
untuk anak-anak remaja dan orang dewasa terutama kaum perempuan, kecuali sudah
terbukti kekebal (misalnya hasil uji serologis positif atau adanya catatan pemberian
vaksinasi rubella pada atau setelah ulang tahun pertama).Satu-satunya pengecualian
adalah individu tertentu yang merupakan kontraindikasi pemberian vaksin, seperti
yang dicantumkan dibawah.Individu yang bekerja di rumah sakit atau klinik mungkin
terkena rubella dari pasien yang terinfeksi, atau mereka yang jika terinfeksi dapat
menularkan infeksi ini ke pasien hamil ahrus mempunyai bukti kekebalan.
Virus yang dilemahkan dapat dikenali dalam sekret pernapasan penerima vaksin
selama 4 minggu setelah imunisasi, tetapi penularan kepada indvidu lain yang rentan
belum pernah dicatat selama lenih dari 20 tahun pengalaman. Vaksin ini akan
memacu timbulnya antibodi yang dapat diteksi yang menetap selama minimal 26
tahun dan mungkin seumur hidup pada sekitar 95% penerima vaksin. Setelah
pemajanan berat dalam masyarakat yang tertutup, individu yang sudah divaksinasi
kadang-kadang mengalami infeksi subklinis (didiagnosis berdasarkan kenaikan
antibodi dan isolasi virus). Namun demikian kegagalan menunjukkan adanya viremia
pada individu yang kebal menunjukkan bahwa perempuan hamil yang sebelumnya
sudah divaksinasi tidak akan menginfeksi janinnya bahkan jika menderika rubella
subklinis.
Efek samping berupa demam, ruam, limfadenopati I (pembengkakan pada
kelenjar limfe), polineuropati (kelainan fungsi saraf tepi di seluruh tubuh yang terjadi
secara bersamaan) atau atralgia sangat jarang terjadi pada anak yang divaksinasi;
nyeri sendi dan pembengkakan atau parestesi terlihat pada kurang dari 2%
perempuan yang mendapat vaksin yang didapat dari biakan sel firoblas embrionik
7

manusia.Vaksinasi rubella harus diberikan pada anak dan orang dewasa yang
terinfeks iHIV tanpa gejala.Jika mendapat imunoglobin (Ig) vaksin harus diberikan
minimal 14 hari sebelum pemberian Ig atau ditunda sampai minimal 6 minggu (lebih
baik 3 bulan) setelah itu. Imunisasi rubella bukan merupakan kontraindikasi jika baru
saja diberikan darah lengkap atau anti-Rho(D)Ig manusia, tetapi dianjurkan
pemeriksaan lanjutan 6 sampai 8 minggu kemudian untuk memastikan telah terjadi
serokonversi.

BAB III
KESIMPULAN
1. Rubella (German measles) merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan
dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran kelenjar
getah bening servikal, suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3
hari.
2. Di negara tropis, infeksi rubella lebih sering terjadi pada akhir musim hujan dan pada musim
panas dengan kecendrungan timbulnya epidemik setiap 5 tahun. Rubella masih prevalen di
beberapa penjuru dunia, terutama Asia Tenggara.
3. Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famili Togaviridae.
4. Cara Penularannya melalui kontak dengan sekret nasofaring dari orang terinfeksi. Infeksi
terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita.
5. Tidak ada obat yang spesifik untuk mencegah infeksi rubella.

DAFTAR PUSTAKA
9

http://ababar.blogspot.co.id/2008/12/rubella.html
http://epidemiologiunsri.blogspot.co.id/2011/11/rubella_05.html
Isselbacher,dkk. 1995. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam vol 2. ed 13. Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai