Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SENSORI

Sistem sensorik merupakan organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan
tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh system saraf sensoris dari berbagai organ indra
menuju otak untuk ditafsirkan dan di respon. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat
menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus
listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi. Sensasi dibagi atas
sensasi umum dan sensasi khusus. Yang termasuk sensasi umum adalah suhu, nyeri, sentuhan,
tekanan, getaran, dan proprioreseptor (reseptor yang pada tubuh bagian dalam seperti otot,
tendon, persendian dan lain-lain). Reseptor sensori umum ini tersebar pada seluruh tubuh.
Sedangkan sensasi khusus misalnya sensasi bau, liat, rasa, keseimbangan, dan pendengaran.
Reseptor sensori khusus berada di lokasi organ-organ khusus seperti, penglihatan dan
pendengaran yang berfungsi melindungi jaringan sekitar.
Berdasarkan sumber sensasi, reseptor dibagi atas eksteroseptor,proprioseptor,
dan intereseptor. Eksteroseptor merupakan, reseptor yang sangat sensitive trhadap sensasi
eksternal tubuh dan terletak pada dekat permukaan tubuh seperti sensasi sentuhan, tekanan,
nyeri, penciuman, penglihatan, maupun pendengaran. Proprioseptor terletak pada tubuh dalam
otot, tendon, persendian, telinga bagian dalam untuk keseimbangan. Sedangkan intereseptor
merupakan reseptor yang berada pada organ tubuh bagian dalam dan pembuluh darah.
Untuk mendeteksi adanya stimulus, reseptor mempunyai karakteristik khusus yang
sensitive terhadap stimulus tertentu. Misalnya mekanoreseptor yang sensitive terhadap
renggangan, fibrasi, pendengaran, tekanan darah, termoreseptor yang sensitive terhadap
perubahan suhu, nosiseptor sensitive terhadap kerusakan jaringan, dan kemoreseptor yang
sensitive terhadap perubahan kimia.

A. Indera Peraba (Kulit)


Kulit merupakan organ tubuh paling besar yaitu sekitar 15-20% dari berat badan. Kulit
mempunyai 3 lapisan yaitu dermis, epidermis, subkutaneus.
1. Epidermis
Merupakan lapisan tertipis pada bagian terluar kulit dan langsung berhubungan dengan dunia
luar. Tersusun atas sel-sel tanduk (kratonosit), dan sel melanosit. Epidermis mempunyai 5
lapisan dan 4 tipe sel.
Lapisan epidermis
Stratum korneum, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan sel tanduk, gepeng
dan tidak berinti. Pada lapisan ini terdapat sel-sel mati, dan berganti dengan yang baru.
Stratum lusidum, lapisan ini ditemukan pada kulit yang tebal seperti pada telapak tangan, dan
telapak kaki. Pada lapisan ini terdiri dari sel yang sangat gepeng dan bening fungsinya sebagai
bantalan dan proteksi trauma.
Stratum granulosum , merupakan lapisan-lapisan dengan sel-sel yang bergranula keratohialin
yang merupakan perkusor pembentukan keratin. Keratin merupakan protein keras, untuk
melindung terhadap kehilangan kelembapan kulit. Fungsinya lapisan ini adalah proteksi benda
asing , kuman, dan bahan kimia yang masuk dalam tubuh.
Stratum spinosum, adalah lapisan sel spina atau tanduk, karena sel-selnya dibentuk oleh
tonjolan yang menyerupai spina. Fungsi lapisan ini adalah menambah gerakan dan tekanan dari
luar.
Stratum gremintivum atau stratum basalis, lapisan ini merupakan lapisan dasar pada epidermis
dan lapisannya mempunyai inti sel sehingga terjadi pembelahan inti sel yang cepat dan sel-sel
baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.

Lapisan sel-sel epidermis


Keratinosit, merupakan sel-sel tanduk dan penyususn terbesar dari epidermis. Kratinosit
menghasilkan keratin yang merupakan lapisan berier terluar dari kulit untuk melindungi dari
kuman pathogen, serta kehilangan cairan tubuh.
Melanosit, merupakan pigmen epidermal yang memproduksi menanosum yang mengandung
melanin (pigmen pada kulit). Warna kulit dihasilkan oleh adanya 4 pigmen yaitu karotinoit untuk
warna kuning,melanin untuk warna coklat, oksigenisasi hemoglobin pada kapiler menimbulkan
warna merah dan penurunan hemoglobin pada venula menimbulkan warna biru. Melanin
berperan penting untuk warna kulit, dihasilkan pada lapisan epidermis dan disimpan dalam
lapisan dermis. Perbedaan warna kulit disebabkan oleh ukuran dan kualitas melanosom dan
produksi melanin. Pigmen kulit juga di pengaruhi oleh faktor keturunan, hormone dan faktor
lingkugan. Hormone yang berperan produksi melanosit adalah hormone melanosit stimulating
hormone (MSH) yaitu dengan merangsang perpindahan menalosom ke cabang sitoplasma.
Sel merkel, berada pada lapisan basal, merupakan reseptor mekanik atau sentuh pada telapak
tangan, telapak kaki, mulut.
Sel langerhans, merupakan sel yang berbentuk bintang, berada menyebar diantara kratinosit di
epidelmal. Sel ini aslinya berasal dari sumsum tulang kemudian bermigrasi ke epidermis. Fungsi
utama sel langerhands berperan dalam reaksi immune pada kulit.

2. Lapisan dermis
Lapisas dermis lebih tebal, sekitar 1-4mm berada di bawah erpidermis. Lapisan dermis tersusun
dari fibroblast,makrofag, mast sel dan klimfosit untuk meningkatkan penyumbuhan luka. Pada
lapisan ini juga terdapat limfatik kulit, faskuler dan jaringan saraf.
Lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu papilla dermis dan reticular dermi. Lapisan
papilla dermis mengandung lebih banyak kolagen, pembuluh darah, kelenjar keringat, dan elastin
yang berhubungan langsung dengan erpidermis. Sedangkan lapisan reticular mengandung
banyak jaringan ikat yang lebih tebal, sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, saraf, kelenjar sebasea, sel lemak, dan otot penegak rambut. Pada lapisan ini
membentuk jaringan koples serabut sensorik yang sensitive terhadap nyeri, sentuhan dan suhu.
Empat tipe utama dalam sensasi yaitu nyeri, sentuhan, panas dan dingin. Rasa nyeri dapat di
sebabkan oleh fisik,kimia,stimulus mekanik.

3. Lapisan subkutanius
Merupakan lapisan khusus dari jaringan konektive atau disebut lapisan adi posa karena
mengandung lemak. Fungsi dari jaringan subkatanius adalah untuk simpanan lemak, pencegahan
troma, dan pengaturan suhu.

Table Lapisan kulit dan fungsi nya


Struktur Fungsi
EPIDERMIS
Stratum korneum Proteksi terhadap troma,
mikroorganisme,barier terhadap
kehilangan cairan, elektrolitdan zat
kimia.
Keratinosit Sintesis keratin dan empat belas hari
migrasi ke epidermis
Melanosit Memproduksi melanosom, melanin
untuk warna kulit, pencegahan terhadap
efek panas matahari.
Sel langerhans Reaksi imun
Sel basal Reproduksi epidermal
DERMIS
Kolagen, reticulum, elastin Merupakan protein kulit, berperan
dalam membentuk tekstur kulit
Fibroblast Sintesi kolagen, memberikan struktur
pada kulit dan penyembuhan pada luka
Makrofag Memfagosit benda asing dan mikroba.
Mast sel Mengasilkan histamine untuk
vasodilatasi dan berperan dalam respos
inflamasi.
Kelenjar limfatik Pembersihan mikro organism dan
pengeluaran cairan interstestial
Pembuluh darah Pembersihan hasil metabolic pada kulit
dan pengaturan suhu
Serabut saraf Presepsi dari stimulus
SUBKUTANEUS Cadangan enegi dan keseimbangan
energy

Kelenjar-kelenjar pada kulit


Kulit mempunyai kelenjar-kelenjar seperti :
a. Kelenjar keringat
Hampir diseluruh kulit terdapat kelenjar keringat, kecuali pada kulit bagian dasar kuku batas
bibir, glans penis dan gendang telinga kelenjar ini banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.
Kelenjar keringat terbagi menjadi dua yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin. Kelenjar
keringat ekrin mensekresi air dan membantu pendinginan evaporative tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh. Kelenjar ini terdapat diseluruh tubuh dan lebih banyak pada area
telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Kelenjar apokrin merupakan kelenjar keringat khusus dan
aktif mulai masa pubertas. Terletak pada area khusus seperti pada daerah ketiak. Kelenjar ini
memproduksi cairan yang tidak berbau dan akan berbau jika berhubungan dengan bakteri.
b. Kelenjar sbasea
Kelenjar sebasea mengasilkan sebum yang merupakan campuran lemak, zat lilin, minyak dan
pecahan sel yang berfungsi sebagai pelembut kulit dan bersifat bakterisd. Kelenjar ini bermuara
pada folikel rambut pada area glans penis, labium minus dan kelenjar pada kelopak mata.
c. Kelenjar mamae
Merupakan kelenjar apokrin yang termodifikasi yang khusus mengasilkan asi. Kelenjar ini
berfungsi untuk proses menyusui.

Fungsi kulit
a) Proteksi, kulit melapisi organ luar tubuh sehinga sangat efektif mwlindungi tubuh dari
ancaman seperti invansi bakteri, panas, benda asing, trauma, zat kima dan radiasi.
b) Sensasi, stimulus dari luar akan di terima oleh reseptor-reseptor kulit sesuai dengan jenisnya.
Ujung reseptor kulitselalu memonitor kondisi lingkungan. Fungsi resepsor adalah mendektesikan
sensasi suhu, nyeri, raba dan tekanan ke susunan saraf pusat.
c) Homeostasis dan keseimbangan cairan
Stratum korneum lapisan paling luar dari epidermis memiliki kemampuan untuk mengabsorsi air
dan mencegah pengeluaran air dan elektrolit dari tubuh. Sementara itu kulit juga sebagai media
pengeluaran cairan atau keringat melalui evaporasi atau insersible water loss ( IWL).
d) Produksi vitamin D
Jika kulit terpapar sinar ultraviolet atau sinar matahari vitamin D dapat disintesis dalam kulit.
Vitami D sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang.
e) Pengaturan suhu tubuh
Adanya pembuluh darah pada kulit yang dapat vasodilatasi dan vasokontriksi menimbulkan kulit
terasa hangat atau dingin dan suhu tubuh dipertahankan sekitar 37oC pada keadaan lingkungan
yang panas tubuh akan banyak mengeluarkan banyak keringat untuk menlembabkan dan
mendinginkan badan.
f) Komunikasi
Adanya reseptor-reseptor pada kulit yang mampu medektesi berbagai stimulus sehingga kita
dapat membedakan berbagai jenis sensasi.

Mekanisme sensasi
Proses mekanisme sensasi di mulai dengan adanya stimulus, transduksi, konduksi atau implus
dan intregrasi. Adanya perubahan lingkungan merupakan stimulus yang dapat mengaktifkan
saraf sensori tersebut. Stimulus akan diterima oleh ujung-ujung saraf yang melekat pada reseptor,
dimana di setiap ujung saraf tersebut melekat satu refseptor. Terdapat empat sensasi kulit yaitu
raba-tekan, dingin hangat dan nyeri. Adanya refseptor pada kulit stimulus dari dalam dan luar
akan didektesi sesuai dengan jenisnya yang berupa sensasi. Reseptor-reseptor tersebut mampu
mengubah energi menjadi potensial aksi pada saraf sensorik. Pontensial aksi di bangkitkan
dengan adanya depolarisasi yaitu perubahan muatan ion pada intra dan extrasel secara cepat. Bila
potensial mencapai ambang letuk, maka implus akan diantarkan kesusun kearah saraf pusat
untuk di interpretasikan menjadi presepsi. Interpretasi dari implus sampai menjadi presepsi di
lakukan oleh bagian spesifik dari otak.

B. Indra pengeliatan
Mata merupakan organ untuk pengeliatan dan sangat sensitif terhadap cahaya karena terdapat
photoreceptor. Inplus saraf dari stimulasi photoceptor dibawah ke otak pada lobus oksipital di
serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat
merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik
1. Struktur mata
Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh
tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid
dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata. Pada orbit terdapat
lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital
superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri
dari.
a. Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya,
kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola
mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
b. kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian depan
mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane ,
buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim
c. lapisan koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen mengandung
banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada
koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid
membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
d. Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan permukaan
lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya
cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat
berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-
serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil.
e. Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan tidak
berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan
diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang disebut
zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu
bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang
disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian
belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa
pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada korne dan lensa .
lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa
berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi
yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang
beragam.
f. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian belakang.
Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian
mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen
dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada
lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel
akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod atau sel batang . sel
kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen tersebut akan
terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh
karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari
sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam
pengliatan disiang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang merupakan senyawa
protein dan vitamin A apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A
pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut adaptasi gelap
sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka
terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan
pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna.
g. Saraf Optik
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke
otak.

2. Mekanisme penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi inplus saraf sehingga dapat
diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat
dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau
cahaya yang masuk kemata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne,
okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya
dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat diretina. Jumlah cahaya yang masuk akan
diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos
yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar
sianar objek ,menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang
disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan
mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuas lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat
atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina merupakan bagian mata
veterbrata yang peka terhadap cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk
dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada retina terdapat lapisan saraf
atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan
reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones)
sel batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya
redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa
iodoksinyang peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum
berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam bayangan pertama kemudian
akan diubah kembali jadi bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan
ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan primer untuk dihasilkan
fisual penglihatan.

C. Indra Pendengaran
Merupakan bagaian dari organ sensorik khusus yang mampu mendeteksi berbagai stimulus
bunyi. Indara pendengaran sangat penting dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari. Ogan
yang berperan dalam indra pendengaran adalah telinga.
1. Struktur telinga
Struktur telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikula) dan saluran telinga luar (meatus
auditorius externus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata tersusun oleh tulang
rawan atau kartilago dan otot kecil yang dilapisi oleh kulit sehingga menjadi tinggi, keras dan
lentur. Daun telinga dipersyarafi oleh saraf fasialis. Fungsi dari daun telinga adalah
mengumpulkan gelombang suara untuk diteruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya
kegendang telinga.
Saluran telinga luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5cm dari daun telinga
kemembran timpani. Saluran ini tidak beraturan dan dilapisi oleh kulit yang mengandung
kelenjar khusus, glandula serumminosa yang menghasikan serumen. Serumen berfungsi untuk
melindungi kulit dari bakteri, menagkap benda asing yang masuk ketelinga. Serummen juga
dapat menggangu pendengaran jika terlalu banyak batas telinga luar dan dalam adalah membrane
timpani. Membrane timpani membentuk kerucut dengan dia meter 1cm. tersusun atas 3lapisan
yaitu bagian luar adalah lapisan epitel, bagian tengah terdapat lapisan fibosa dan lapisan dalam
muklosa fungsi dari membrane timpani adalah menlindungi organ telinga tengah dan
menghanatarkan fibrilasi suara dari telinga luar ke tulang pendengaran atau (osikel). Kekuatan
getaran suara mempengaruhi tegangan, ukuran dan ketebalan membrane timpani.
b. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dalam bagian fetrosis tulang temporar.
Rongga tersebut dilalui oleh 3 tulang kecil yaitu meleuis, inkus dan stapes yang membentang
dari membrane timpani kekoramen ovale. Sesuai dengan namanya, tulang meleus berbentuk
seperti palu dan menempel pada membran timpani. Tulang inkus menghubungkan meleos
dengan stapes dan tulang stapes melekat pada jendela oval dipintu masuk telinga dalam. Tulang
stape disokong oleh otot stpeteus yang berperan menstabilkan hubungan antara hubungan stapes
dengan jendela oval dan mengatur hantaran suara. Jika telinga mendengar suara yang keras,
maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang akan kaku sehingga hanya
sedikit suara yang dihantarkan. Rongga telinga tengah berhubungan dengan tuba eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring. Fungsi tuba eustachius untuk keseimbangan
tekanan antara sisi timpani dengan cara membuka atau menutup pada keadaan biasa tuba
menutup tetapi dapat membuka pada saat menguap, menelan dang mengunyah.
c. Telinga dalam atau labirin
Telinga dalam atau labirin mengandung organ organ yang sensitive dalam pendengaran
keseimbangan dan saraf kermial kedelapan. Telinga dalam berisi cairan dan berada pada
perterosa tulang temporal. Telinga dalam tersusun atas bagian yaitu :
1) Labirin tulang
Meruapakan ruang yang berisikan cairan yang merupai cairan serebrospinalis yang disebut
cairan perilimf. Labirin tulang tersusun atas vestibula, kanalis semisirkularis dan kolea. Vestibula
menghubungkan kolea dengan kanalis semisirkularis, saluran semi sikularis merupakan 3 saluran
yang berisi cairan yang berfungsi menjaga keseimbangan pada saat kepala ditegakan cairan
tersebut bergerak dari salah satu saluran sesuai dengan arah gerak kepala. Saluran ini
mengandung sel sel rambut yang memberikan respon terhadap gerak cairan utntuk disampaikan
pesan keotak sehingga terjadi proses keseimbangan. Kolea berbentuk rumah siput didalamnya
terdapat duktus koklealiris yang berisi cairan endolimf dan banyak reseptor pendengaran kolea
bagian labirin dibagi atas 3 ruangan (skala) yaitu bagian atas yang disebut skjala festibuli,
bagaian tengah disebut skala media dan bagian dasar disebut skala timpani . anatara skala
festibuli dengan skala media dipisahkan oleh memberan resiar sedangakan antara skala media
dan skala timpani dipisahkan oleh membrane basiler.
2) Labirin membrannosa
Labirin membrannosa terendam dalam cairan perilimf yang mengandung cairan endolimf kedua
cairan tersebut terdapat keseimbangan yang tepat ditelinga dalam sehingga pengaturan
keseimbangan tetap terjaga. Labirin membranenosa terususun atas utrikulus, sakulus dan kanalis
semisirkularis, duktus kolealis dan organ korti. Utrikulis terhubung dengan duktus
semisirkularis, sedangkan sakulus terhubung dengan dukturkoklearis dalam koklea. Organ korti
terletak pada membrane basiler, tersusun atas sel-sel rambut yang merupakan reseptor
pengdengaran ada dua tipe sel rambut yaitu sel rambut baris atau baris tunggal internal dan 3
baris sel rambut eksternal. Pada bagian samping dan dasar sel rambut bersinap dengan jaringan
ujung saraf koklealis.
2. Mekanisme pendengaran
Gelombang suara dari luar dikumpulkan oleh daun telinga (pinna masuk kesaluran eksternal
pendenganran (meatus dan kanalis ouduktirius eksternal) yang selanjutnya masuk ke membran
timpani. Adanya gelombang suara yang masuk ke membran timpani menyebabkan membrane
timpani bergetar dan bergerak maju mundur gerakan ini juga mengakibatkan tulang-tulang
pendengaran seperti meleus, onkus dan stapes ikut bergerak dan selanjutnya stapes menggerakan
voramen ovale serta menggerakan cairan felim pada skala vestibule. Getaran selanjutnya melalui
membrane resner yang mendorong endoklimf dan membrane basiler kearah bawah dan
selanjutnya menggerakan ferilim pada skala timpani pergerakan skala dalam timpani
menimbulkan aksi timpani pada sel rambut yang selanjutnya diubah menjadi implus listrik.
Implus listrik selanjut dihantarkan kenukleus kolearis, thalamus kemudian korteks pendengaran
untuk diasosiasikan.

Mekanisme Bunyi dan Cahaya

A. BUNYI
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat sering menimbulkan
gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi/getaran dari molekul molekul zat dan
saling beradu satu sama lain
Berbicara tergantung pada sunstansi yang menjalar apabila suara mencapai tapal batas maka
suara tersebut akan terbagi dua yaitu sebagian energi transmisikan/diteruskan dan sebagian
drefleksikan (dipantulkan).

Gelombang Bunyi Dan Kecepatan


Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada gas, zat cair atau gas yang
merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi ini menjalar secara transversal
atau longitudinal, lain dengan cahaya menjalar secara transversal saja.

Sumber Bunyi
Banyak sekali fenomena menghasilkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan instrumen musik, gerakan
dahan, pohon atau daun juga menghasilkan bunyi. Ruang mulut dan ruang hidung manusia
merupakan struktur resonasi untuk menghasilkan vibrasi melalui pita suara; demikian pula
garputala yang digetarkan akan menghasilkan bunyi . dari contoh diatas dapat disimpulkan bunyi
itu bisa berasal dari alam, dan berasal dari perbuatan manusia.
Sifat Sifat Bunyi
Sifat-sifat bunyi meliputi :
Merambat membutuhkan medium
Merupakan gelombang longitudinal
Dapat dipantulkan

Pembagian Frekwensi Bunyi


Berdasarkan frekwensi maka bunyi dibedakan dalam 3 daerah frekwensi yaitu:
a. 0 16 Hz (20Hz) : Daerah Infrasonik, Yang Termasuk Disini Adalah Getaran
Tanah, Gempa Bumi.
b. 16 20.000 Hz : Daerah Sonik, Yaitu Daerah Yang Termasuk Frekwensi Yang Dapat
Didengar (Audiofrekwensi)
c. Di Atas 20.000 Hz : Daerah Ultrasonik

Pemantulan gelombang bunyi memenuhi Hukum Pemantulan yang menyatakan sebagai berikut :
1. Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut bunyi datang sama dengan sudut bunyi pantul.

Tingkat Kebisingan di Rumah Sakit


Menurut ketentuan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Penerapan Baku Mutu
Tingkat Kebisingan yaitu Kep.48/MENLHJ/11/1996, tingkat kebisingan di rumah sakit tidak
melebihi angka 55 dB. Berdasarkan penelitian, bising diatas 70 dB secara terus menerus dapat
mengakibatkan orang gugup, linglung, tidak dapat mencerna makanan secara normal atau dapat
dikatakan terjadi gangguan kesehatan. Bising diatas 85 dB dapat menyebabkan kondisi tubuh
menurun serta pendengaran menjadi rusak, menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja (Doelle,
1990).

B. CAHAYA
Cahaya dapat bersifat gelombang dan partikel. Cahaya sendiri pada hakekatnya tidak dapat
dilihat kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut mengenai benda.

Sumber dan Sifat Cahaya


Secara garis besar sumber cahaya dapat di bagi dalam dua macam :
1. Cahaya alam (natural lighting)
Yang termasuk dalam cahaya alam adalah matahari yang merupakan sumber cahaya utama dan
dominan.
Adapun cahaya matahari tergantung kepada waktu siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak.
2. Cahaya Buatan
Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik (cahaya fluoresen), cahaya gas, lampu minyak dan lilin.
Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap untuk penerangan ruangan dan sebagainya.

Sumber cahaya dari cahaya buatan dipergunakan untuk penerangan ruangan yang berbeda
dengan cahaya matahari dalam hal panjang gelombang.
Seluruh sumber cahaya buatan berbeda dengan sinar matahari dalam hal distribusi spektrum
terutama terhadap lampu pijar yang kaya akan spektrum merah lampu fluoresen merkuri dengan
tekana tinggi mempunyai distribusi sebagian sebagian dengan puncak yang tajam pada daerah
biru, hijau dan kuning. Sedangkan pada lampu fluoresen putih mempunyai distribusi sprektum
tinggi pada daerah sekitar 600 nm.

Sifat Sifat Cahaya


Cahaya merambat lurus
Cahaya dapat menembus benda bening
Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya dapat dibiaskan
Dapat dilihat oleh mata
Memiliki arah rambat yang tegak lurus dengan arah getar (tranversal)
Merambat menurut garis lurus
Memiliki energy
Dipancarkan dalam bentuk radiasi
Dapat melakukan interferensi, difraksi(lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah
getarnya).

Pemantulan Cahaya
Ada dua butir hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh Snellius, yaitu :
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang dan berpotongan di satu
titik pada bidang itu.
Sudut antara sinar pantul dan garis normal (sudut pantul/r) sama dengan sudut antara sinar
datang dengan garis normal (sudut datang/i) (i=r).
Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada bidang datar.

Sistem pencahayaan di Rumah Sakit


Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pada rumah sakit intensitas
pencahayaan untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux dengan warna cahaya
sedang, sementara pada saat tidur maksimum 50 lux, koridor minimal 60 lux, tangga minimal
100 lux, dan toilet minimal 100 lux. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak
menimbulkan silau dan intensitasnya sesuai dengan peruntukannya.
Sastrowinoto (1985) mengungkapkan bahwa pada dasarnya prinsip fisiologis dari cahaya buatan
berlaku juga pada cahaya siang. Namun secara alami cahaya siang mempunyai fungsi yang
berbeda dengan penerangan. Cahaya siang menyebabkan kita kontak dengan dunia luar,
memberikan pemandangan mengenai lingkungan sekitar.
1. Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan
buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.
2. Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
3. Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang di langit-langit.
4. Kebanyakan pencahayaan ruangan menggunakan lampu fluorecent, tetapi dapat juga
menggunakan lampu pijar. Lampu-lampu recessed tidak mengumpulkan debu.
5. Pencahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai