-ABDULLAH (19010001)
Contents
Anatomi fisiologi kulit.....................................................................................................................2
Pengertian....................................................................................................................................2
Fisiologis kulit...............................................................................................................................3
Gangguan system integument........................................................................................................6
Dermatitis........................................................................................................................................6
Dermatitis atopik.............................................................................................................................6
Pengertian....................................................................................................................................6
Patofisiologi..................................................................................................................................6
Etiologi..........................................................................................................................................7
Klasifikasi dermatitis....................................................................................................................7
Manifestasi klinis..........................................................................................................................7
Rencana asuhan keperawatan.....................................................................................................8
Luka bakar........................................................................................................................................9
Rencana Asuhan keperawatan..................................................................................................11
Daftar pustaka...............................................................................................................................14
Anatomi fisiologi kulit
Pengertian
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. (Buku Anatomi Fisiologi,Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010)
KULIT menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk (anatomi dan fisiologis
untuk paramedis.evelyn c.pearce)
Kulit adalah organ tubuh terbesar membentuk 15 persen berb total. (fisiologi dan
anatomi modern untuk perawat.jhon gibson)
Indera Kulit merupakan organ tubuh yang paling besar yaitu sekitar 15-20 persen dari
berat badan. (buku anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan,Ns.Tarwoto,S.Kep,Ns.Ratna Aryani,S.Kep,Dra.Wartonah,S.Kep.2009)
Kulit merupakan sebagai system organ tubuh yang paling luas,kulit tidak bisa
terpisahkan dari kehidupan. (buku keperawatan medical bedah edisi 8 vol 3 brunner
dan suddarth,2002)
Fisiologis kulit
Struktur Fungsi
Epidermis :
• Stratum korneum • Proteksi terhadap
trauma,mikroorganisme,barier terhadap
kehilangan cairan,elektrolit dan zat kimia
• Keratinosit • Sintesis kreatin dan 14 hari migrasi ke
epidermis
• Melanosit • Memproduksi melanosom,melanin untuk
warna kulit,pencegahan terhadap efek
panas matahari.
• Sel langerhans • Reaksi immun
• Sel basal • Reproduksi epidermal
Dermis :
kolagen,retikulum,elastin • Merupakan protein kulit,berperan dalam
membentuk tekstur kulit
Fibroblas • Sintesis kolagen,memberikan struktur yang
kuat pada kulit dan penyembuhan luka
Makrofag • Memfagosit benda asing dan mikroba
Mast sel • Menghasilkan histamin untuk vasodilatasi
dan berperan dalam respons inflamasi
Kelenjar limfatik • Pembersihan mikroorganisme dan
pengeluaran cairan intrestitial
Pembuluh darah • Pembersihan hasil metabolik pada kulit dan
pengaturan suhu
Serabut saraf • Persepsi dan stimulus
Kulit ari atau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan epitel gepeng yang
utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
1. Stratum korneum: Terdiri dari banyak lapisan sel tanduk (keratinasi), gepeng, kering,
dan tidak berinti. Sitoplasma diisi dengan serat keratin, membuat keluar letak sel
semakin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh, yang terkelupas memungkinkan
oleh sel yang lain. Zat tanduk me-rupakan keratin lunak yang susunan kimianya berada
dalam sel-selKeratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak mengadung udara karena
adanya penguapan udara, elastisnya kecil dan sangat efektif untuk mencegah
penguapan udara dari lapisan yang lebih dalam.
2. Stratum lusidum: Terdiri dari beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Sulit
melihat membran yang membatasi sel itu sehingga lapisannya secara keseluruhan
tampak seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan di daerah tubuh yang
berkulit tebal.
3. Stratum granulosum: Terdiri dari 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng, inti di tengah,
dan butiran butiran keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini
menahan masuknya benda asing, kuman, dan bahan kimia ke dalam tubuh.
4. Stratum spinosum: Terdiri dari banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti
terdapat di tengah dan pusatnya berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada
desmosom (jembatan sel) seluruh sel rapat rendah serat-serat itu sehingga secara
keseluruhan lapisan sel-selnya ber-duri. Lapisan ini untuk menahan beban dan tekanan
dari luar, sehingga harus ada di daerah tubuh yang banyak atau menahan tekanan
seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
5. Stratum malfighi: Unsur-unsur lapis taju yang terdiri dari susunan kimia yang khas, inti
bagian dasar lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino. Stratum malfiighi
lapisan terdalam dari epidermis dengan dermis di bawah, terdiri dari selapis sel
berbentuk kubus (batang). Desmosom banyak sekali pada membran sel merupakan sel
induk epidermis. Sel ini aktif bermitosis terus sampai individu meninggal. Sebanding
dengan terkelupasnya sel pada stratum korneum, sel induk inipun menggantinya
dengan yang baru dari bawah. Sejak terbentuk sampai terkelupas umur sel 15-30 hari.
Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel tkuanosa berupa tingket. Sel-sel yang
sedang menyusunnya secara rilis & bentuk oleh lapisan germinal dalam epitel dan mendaA
ketika dipuji oleh sel-sel baru ke arah permuka2n, tempat-tempat kalit terkikis oleh
perkembangannya. Lapisan luar mengandung keratin, pruten bertanduk; hanya sedikit
darinya pada permukaan tubuh yang terpajan untuk terpakai dan terkikis,seperti pada
permukaan dalam lengan dan paha,dan lebih banyak pada permukaan ekstensor ; lapisan
ini terutama tebal pada telapak kaki.Pigmentasi kulit terutama akibat adanya
melanin,pigmen hitam,pada lapisan dalam epidermis.makin banyak melanin,makin
gelap,waktu kulit.pigmentasi terutama dikendalikan oleh hormon adrenal dan
hipofisis.pigmentasi meningkat akibat ultraviolet.e
Dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan elastin.lapisan
superfisial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah papila kecil.lapisan yang lebih
dalam terletak pada jaringan subkutan dan fasia. Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe, dan saraf.
tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang klasik. Pada permukaan dermis
tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung
akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Keringat yang
berbentuk tabung berbelit-belit dan yang banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam
dermis, dan salurannya yang ke luar melalui dermis dan epidermis, bermuara di atas
permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa masalah
keringat yang berubah sifat yang dapat ditemukan di kulit di sebelah telinga, yaitu
kelenjar serumen. (anatomi dan fisiologis untuk paramedis.evelyn c.pearce)
Dermatitis
Dermatitis atopik
Pengertian
Dermatitis atopic adalah jenis eksim yang umum,kronis,sering kambuh,gatal yang dimulai pada
masa kanak-kanak.(buku keperawatan medikal bedah,J.M BLACK,J.H HAWKS,2014)
Patofisiologi
Patofisiologi dermatitis atopic (DA) kurang dimengerti. DA tampak disebabkan oleh disfungsi
sel T kulit. Rantai kejadian yang kompleks menyebabkan aktivasi dan poliferasi sel
T,menyebabkan pelepasan sitokin dan mediator inflamasi,menyebabkan manifestasi klinis DA.
Dibandingkan dengan kulit normal,kulit kering pada DA memiliki penurunan kapasitas mengikat
air,kecepatan hilangnya air transepidermis yang lebih tinggi,dan penmurunan kandungan air.
Hilangnya air menyebabkan kekeringan dan pecahnya kulit lebih lanjut,yang menyebabkan
lebih gatal. Menggaruk dan menggosok kulit gatal menyebabkan banyak perubahan yang
terlihat pada kulit. (buku keperawatan medikal bedah,J.M BLACK,J.H HAWKS,2014)
Etiologi
Dermatitis atopic (DA) disebabkan kombinasi kombinasi factor hereditas dan lingkungan. Aspek
genetic jelas; kebanyakan klien dengan dermatitis atopic melaporkan riwayat penyakit atopic
pada keluarga. Fitur pewarisan genetic mencantumkan kelainan genetic lain yang melibatkan
kulit. Dermatitis atopic menjadi semakin sering ditemukan pada Negara-negara
utara,industry,dan beriklim sedang. Banyak factor terlibatkan dalam peningkatan prevalensi
kelainan ini. Peneliti menunjuk polutan lingkungan,zat tambahan pada makanan,penurunan
pemberian ASI,dan gaya hidup yang terlalu banyak di dalam ruangan,yang meningkatkan
paparan terhadap tungau debu rumah tangga dan polusi udara dalam ruangan. Beberapa teori
mengemukakan bahwa gaya hidup modern yang terlalu steril,dengan kurangnya paparan
terhadap parasit,infeksi dan bakteri yang menstimulasi system imun,membuat
ketidakseimbangan dan imaturitas system imun yang menjadi predisposisi terhadap kelainan
atopic. (buku keperawatan medikal bedah,J.M BLACK,J.H HAWKS,2014)
Klasifikasi dermatitis
Jenis – jenis dermatitis
Dermatitis kontak alergi : erupsi akibat alergi terhadap tanaman poison
ivy,sumac,atau oak atau allergen lain yang terbukti
Dermatitis iritan : erupsi akibat kontak langsung dengan substansi yang
mengiritasi,yang dapat berupa apa pun termasuk kosmetik,bahan kosmetik,bahan
kimia,zat pewarna,atau deterjen
Dermatitis numularis : penampilan lesi basah,bebercak berkrusta,berbentuk koin.
Dermatitis seboroik : pengelupasan kulit kepala,wajah dan tubuh berwarna merah
muda kekuningan
Dermatitis stasis : erupsi akibat kelainan vena perifer
Dermatitis atopic : distribusi eksema yang khas pada orang dengan riwayat
asma,alergi serbuk bunga,atau eksim pada keluarga
(buku keperawatan medikal bedah,J.M BLACK,J.H HAWKS,2014)
Manifestasi klinis
Dermatitis atopik pada banyak klien dimulai saat masa bayi. Dermatitis umumnya memiliki
onset akut,dengan ruam merah,basah,dan berkrusta. Seiring waktu,kulit cenderung
menampakkan bentuk kronis dari dermatitis,dengan tekstur kering menebal,warna abu abu
kecokelatan,dan bersisik. Uam cenderung lokal pada lipatan-lipatan ektremitas besar saat klien
bertambah
usia. Pada anak yang ebih besar dan orang dewasa,ditemukan terutama pada lipatan
siku,lipatan leher,lipatan lutut,kekopak mata,serta punggung tangan dan kaki. Dermatitis
tangan dan kaki menjadi masalah signifikan pada sebagian orang dewasa.
Pruritus adalah manifestasi klinis utama dermatitis atopic dan menyebabkan morbiditas
terbesar. Kondisi ini dapat ringan dan hilang dengan sendirinya,atau dapat berat,mendorong
untuk menggaruk yang menyebabkan lesi dengan ekskoriasi,infeksi,dan pembentukan parut.
Klien dengan dermatitis atopik cenderung mengalami infeksi kulit viral,bacterial,dan jamur.
Tidak diketahui apakah infeksi kulit ini timbul sekunder terhadap gangguan fungsi barier normal
atau akibat penurunan imunitas lokal. Krusta bewarna seperti madu,perembesan cairan serosa
yang banyak,folikulitis,pioderma ,dan furunkulosis mengindikasikan infeksi bakteri,umumnya
sekunder terhadap kolonisasi Staphylococcus aureus pada klien dermatitis atopik. Klien
dermatitis atopic sering memiliki kolonisasi S.aureus yang banyak. Infeksi jamur superficial juga
dapat lebih sering timbul. Infeksi virus yang paling umum adalah herpes simpleks,yang
cenderung menyebar lokal atau menjadi generalisata (menyeluruh). (buku keperawatan
medikal bedah,J.M BLACK,J.H HAWKS,2014)
Rencana asuhan keperawatan
Luka bakar
Luka bakar disebabkan oleh pemindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Kedalaman
cedera pada suhu agen penyebab luka bakar dan kontak dengan agen tersebut. Luka bakar
merusak kulit, yang memicu peningkatan kehilangan cairan; infeksi; hipotermia, pembentukan
jaringan parut; penurunan imunitas, dan perubahan fungsi, penampilan, dan citra tubuh.
Anak-anak dan lansia terus mengalami peningkatan morbiditas dan mortalitas jika
dibandingkan dengan kelom-pok usia lain dengan cedera yang sama. Cedera inhalasi selain
luka bakar kutaneus prognosis cedera.
Dapat Luas Area Permukaan Rubuh Total yang terbakar ditentukan oleh salah satu metode
berikut Ini:
Pasien lansia berisiko tinggi mengalami cedera bakar karena penurunan koordina si, kekuatan,
dan sensasi perubahan penglihatan. Faktor predisposisi dan riwaya Pertimbangan Gerontologik
Pasien lansia berisiko tinggi mengalami cedera luka bakar karena penurunan koordins
kesehatan pada lansia memengaruhi asuhan untuk pasien. Pulsa fungsi monal terbatas pada
lansia, dan oleh sebab itu pertukaran udara jalan napas, paru, dan dapat mempengaruhi. Lebih
lanjut, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh riwayat merokok. Penurunan fungsi jantung dan
penyakit arteri koroner meningkat-kan risiko komplikasi pada pasien lansia dengan cedera luka
bakar. Malnutrisi de diabetes melitus atau gangguan lain menghadirkan tantangan dalam hal
nutrísi dan memerlukan pemantauan yang ketat. Berbagai derajat orientasi dapat di alami saat
masuk rumah sakit atau selama pemberian asuhan sehingga pengkajian nyeri dan kecemasan
menjadi tantangan tersendiri bagi tim luka bakar. Kulit lansia lebih tipis dan kurang elastis,
yang akan memengaruhi kedalaman cedera dan kemampuan untuk pulih.
Penatalaksanaan Medis Empat tujuan utama yang berhubungan dengan penatalaksanaan luka
bakar adalah pencegahan, pelaksanakan upaya kesehatan untuk individu yang mengalami luka
bakar berat, pencegahan disabilitas dan kecacatan(disfigurement),serta rehabilitasi
Penatalaksanaan
Keperawatan: Fase Darurat/Resusitatif Pengkajian Fokus pada prioritas utama trauma pasien,
uka bakar adalah pertimbangan kedua, meskipun penatalaksaan bakar aseptik dan slang invasif
tetap dilanjutkan.
- Kaji ruang lingkup di seputar terjadinya kecelakaan: cedera waktu, mekanisme luka
bakar, apakah luka bakar terjadi di ruang tertutup, kemungkinan mengirup zat
berbahaya,dan adanya trauma lain yang terkait.
- Pantau tanda-tanda vital dengan sering pantau status pernapasan secara ketat dan evaluasi
nadi apikal, karotid, dan femoral terutama sirkumferensial pada ekstremitas.
- Mulai pemantauan jantung jika diindikasikan (mis., riwayat masalah jantung atau
pernapasan , cedera listrik)
- Periksa nadi perifer pada ekstremitas yang terbakar setiap jam; gunakan Doppler sesuai
kebutuhan
- Pantau asupan cairan (cairan IV) dan haluaran cairan (kateter urin) dan ukur setiap jam
Catat jumlah urin yang diperoleh ketika kateter dimasukkan (mengindikasikan fungsi
ginjal sebelum luka bakar dan keadaan cairan).
- Kaji suhu tubuh, berat badan, riwayat berat badan sebelum luka bakar, alergi, teknik
tetanus, masalah bedah-medis di masa lalu, penyakit saat ini, dan penggunaan medikasi,
- Atur agar pasien yang mengalami luka bakar pada wajah menjalani pengkajian ce- dera.
- Lanjutkan dengan mengkaji luasnya luka bakar kaji kedalaman luka, dan identifikasi area
cedera dengan ketebalan penuh dan parsial.
- Kaji status neurologi: kesadaraan, status psikologis, tingkat nyeri dan ansietas, serta
perilaku.
• Kaji pemahaman pasien dan keluarga mengenai cedera dan terapi.
-Kaji sistem pendukung pasien dan keterampilan koping pasien. (buku keperawatan medikal
bedah,brunner dan suddarth,2011)
Riwayat
Laboratorium
- kadar gas arteri menunjukkan hipoksia (normal) : dewasa {pH :7,35-7,45;PCO
2:35-45 mmHg;PO2 : 75-100 mmHg;HCO3: 24-38 mEq/L;BE: +2-(-2)
mEq/L};anak {pH : 7,36-7,44;lainnya sama dengan dewasa}
diagnosis ,hasil,dan intervensi keperawatan
Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8.Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook
of medical-surgical nursing. (12th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, ML., Swansosn, E. (2013). Nursing Outcomes Classification
(NOC) Fiveth edition. St. Louis: Mosby Elseiver.