2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan masalah
sebagai berikut:
1. untuk mengetahui biografi Betty Neuman dan latar belakang teori.
2. untuk mengetahui dasar perkembangan teori Neuman.
3. untuk mengetahui sumber-sumber teori Betty Neuman.
4. untuk mengetahui konsep utama dan definisi teori Neuman.
5. untuk mengetahui asumsi teori Betty Neuman.
6. untuk mengetahui bentuk logika teori Betty Neuman.
7. untuk mengetahui teori Betty Neuman dalam lingkungan komunitas.
8. untuk mengetahui teori Betty Neuman dengan konsep utama
keperawatan.
9. Aplikasi kasus dalam keperawatan Betty Newman
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
B. Dasar Perkembangan Teori Neuman
Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan
pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah
perawat di University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan
adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis.
Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio
kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman terbentuk dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan
stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien terhadap
stress serta faktor pemulihan (adaptasi).
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem
yang unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan
lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio
kultural, perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon
harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan
internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan
bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.
Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu
mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan. Pencegahan
sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah. Perawat
berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa
mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan
kesehatan, perawat membantu adaptasi dan reduksi untuk mencegah
komplikasi.
Asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi
reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem Neuman
4
bertujuan untuk stabilitas sistem. Hal ini dapat dilukiskan sebagai cincin
dengan satu pusat yang mengelilingi inti. Cincin paling dalam mewakili garis
pertahanan untuk elawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan defens
mekanism. Cincin terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan
normal pasien. Defens mekanism tersebut adalah mekanisme bertahan koping.
5
Merupakan penggerak untuk melakukan aktifitas
3. Tingkat ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan
4. Garis pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi
tekanan di batas normal.
a. Garis fleksibel pertahanan
Garis pertahanan fleksibel adalah hambatan luar atau
bantal ke garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan
struktur inti. Jika garis pertahanan fleksibel gagal untuk
memberikan perlindungan yang memadai terhadap garis
pertahanan normal, garis perlawanan menjadi aktif. Para garis
pertahanan fleksibel bertindak sebagai bantal dan digambarkan
sebagai akordeon seperti sejalan dengan berkembangnya
menjauh dari atau kontrak lebih dekat dengan garis pertahanan
normal. Garis pertahanan fleksibel bersifat dinamis dan dapat
berubah / diubah dalam waktu yang relatif singkat waktu.
b. Normal pertahanan
Garis normal mewakili garis pertahanan stabilitas
sistem dari waktu ke waktu. Hal ini dianggap sebagai tingkat
biasa stabilitas sistem. Garis normal pertahanan dapat berubah
dari waktu ke waktu sebagai respons untuk mengatasi atau
menanggapi lingkungan. Contohnya adalah kulit, yang stabil
dan cukup konstan, tetapi dapat menebal menjadi kalus dari
waktu ke waktu.
c. Line of resistance-garis pertahanan
The lines of resistance protect the basic structure and
become activated when environmental stressors invade the
normal line of defense. Garis-garis perlawanan melindungi
6
struktur dasar dan menjadi aktif ketika tekanan lingkungan
yang menyerang garis pertahanan normal. Contoh: aktivasi
respon kekebalan setelah invasi mikroorganisme. Jika garis
resistensi yang efektif, sistem ini dapat menyusun kembali dan
jika garis resistensi yang tidak efektif, kehilangan energi yang
dihasilkan dapat mengakibatkan kematian.
5. Gangguan pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-tingkat pencegahan
a. Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)
Mengidentifikasikan faktor-faktor resio, berusaha
mengeliminasi stressor dan fokus pada pengaman kubu
pertahanan normal dan penguatan kubu pertahanan fleksibel.
Suatu reaksi belum lagi terjadi, namun tingkat resiko telah
diketahui.
b. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)
Berhubungan dengan intervensi adalah penyembuhan aktif
yang dimulai setelah gejala-gejala yang telah terjadi. Fokusnya
adalah penguatan kubu-kubu resistensi internal. Mereduksi
reaksi dan meningkatkan faktor resistansi.
c. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan)
Mengarah pada intervensi yang menyertai intervensi dalam
tahap sekunder. Hal ini terfokus pada readaptasi dan stabilitas
serta mengamankan pemulihan kembali pada keafiatan yang
menyertai penyembuhan.Perawat menekankan pendidikan
7
klien dalam penguatan resistansi terhadap stressor dan cara-
cara pertolongan pencegahan kambuhnya reaksi atau rekresi.
9. Penyesuaian kembali
Adaptasi dari tindakan yang beasal dari sekitar baik secara inter
personal, intra personal dan ektra personal. Faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Fisiologi individu, fisika merujuk dari struktur dan fungsi
tubuh.
b. Psikologi individu, mengacu pada proses mental dan emosi.
c. Sosial kultural, mengacu pada hubungan sosial / budaya.
d. Perkembangan individu, merujuk kepada mereka yang terkait
dengan proses pembangunan selama usia.
e. Spiritual, mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual.
8
F. Bentuk Logika Teori Betty Neuman
Bentuk logika teori Betty Neuman menggunakan logika deduktif dan
induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan
terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori
dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan. Teori Betty Neuman
pertama kali dipublikasikan tahun 1972. Model keperawatan menurut Betty
Neuman disebut The Neuman Health Care System yaitu model konsep yang
menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan diri
secara fleksibel (flexible line of difense) adalah dinamis dan dapat secara cepat
berubah pada periode singkat waktu atau normal (normal line of difense)
mempresentasikan kondisi kesetimbangan personal / kondisi adaptasi yang
dikembangkan atau dikelola tiap waktu dan dianggap normal oleh personal
tersebut maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor
mempengaruhi keseimbangan homeostatis jika keseimbangan ini terganggu
maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya”. Untuk membuat kehidupan
menjadi seimbang, maka rangkaian sistem tersebut harus menjadi interaksi
antara sesama manusia. Interaksi ini akan membuat seseorang meningkatkan
ketahanan dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu
berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan
sosial kultural. Adanya stress sebagai penyakit menyebabkan seseorang
bereaksi untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan
masalah atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal dari diri sendiri,
dari luar individu atau karena interaksi dengan prang lain. Pada hubungan
individu dengan stres, reaksinya atas stres, dan faktor-faktor pemulihan
kembali yang dinamis secara alamiah. Pemulihan kembali (rekonstitusi)
adalah kondisi adptasi terhadap terhadap stressor. Model keperawatan Betty
9
Neuman yang diterima secara luas adalah komunitas keperawatan, secara
nasional atau internasional.
G. Model Betty Neuman dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan
ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus
pada empat intervensi yaitu:
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan
yang bersifat fleksibel yang berupa:
a. Pendidikan kesehatan
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang besifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu :
a. Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh
kembang balita, keluarga dan lain lainnya.
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai
klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama yaitu komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu:
a. Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana
perawatterfokus pada klien untuk mendapatkan data base
10
yang komprehensif untuk mengetahui keadaan dan
kesehatan yang ada dan aktualisasi atau potensial reaksi
terhadap stres lingkungan.
b. Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga
menyediakan perawatan dasar untuk diagnosis. The nursing
diagnostic statement should reflect the entire client
condition.Pernyataan diagnostik perawat harus
mencerminkan seluruh kondisi klien.
c. Perencanaan, melibatkan negosiasi antara
pemberiperawatan dan klien. Tujuan menyeluruh dari
pemberi perawatan adalah membimbing klien untuk
menghemat energi dan menggunakan energi sebagai
kekuatan untuk bergerak melampaui masa sakit.
d. Pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada
sintesis data base yang komprehensif tentang klien dan
teori yang sesuai dengan klien dan pengasuh persepsi dan
kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan.
Menurut evaluasi langkah ini menegaskan bahwa yang
diantisipasi atau yang ditentukan perubahan yang telah
terjadi. Segera dan tujuan jangka panjang yang terstruktur
dalam kaitannya dengan tujuan jangka pendek.
e. Evaluasi, yang diantisipasi atau perubahan yang ditentukan
telah terjadi jika tidak mencapai tujuan.
11
H. Teori Betty Neuman dengan Konsep Utama Keperawatan
Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat
terhadap klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam
pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau stress. Klien dalam
hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat
keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya.
Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien yaitu :
1. Individu atau pasien itu sendiri
Orang adalah multidimensi yang berlapis. Setiap lapisan terdiri dari
lima orang variabel atau subsistem:
a. Fisik / Fisiologis.
b. Psikologis.
c. Sosial budaya.
d. Perkembangan.
e. Spiritual.
12
2. Lingkungan sekitarnya
Lingkungan dipandang sebagai totalitas internal dan kekuatan
eksternal yang mengelilingi seseorang dan dengan mana mereka
berinteraksi pada waktu tertentu.These forces include the intrapersonal,
interpersonal and extra personal stressors which can affect the person's
normal line of defense and so can affect the stability of the system.
Kekuatan ini mencakup intrapersonal, interpersonal dan stres pribadi
tambahan yang dapat mempengaruhi orang normal dan garis pertahanan
sehingga dapat mempengaruhi stabilitas sistem.
a. Lingkungan internal ada dalam sistem klien.
b. Lingkungan eksternal ada di luar sistem klien.
c. Neuman juga mengidentifikasi lingkungan yang menciptakan
lingkungan yang diciptakan dan dikembangkan secara tidak sadar oleh
klien dan sistem simbolis keutuhan.
3. Kesehatan
Neuman mendefinisikan kesehatan adalah kondisi di mana semua
bagian dan subpart (variabel) selaras dengan seluruh klien. Sebagai orang
yang berada dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan, keadaan
kesehatan (dan implikasinya negara lainnya) berada dalam kesetimbangan
dinamis, bukan di segala macam kondisi mapan. Neuman mengusulkan
wellness (penyakit kontinum), dengan posisi orang yang kontinum
dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan variabel dan tekanan yang
mereka hadapi. Sistem klien bergerak ke arah penyakit dan kematian bila
dibutuhkan lebih banyak energi daripada yang tersedia. Sistem klien
bergerak ke arah kesehatan ketika lebih energis tersedia daripada yang
dibutuhkan.
4. Pelayanan
Neuman melihat keperawatan sebagai profesi yang unik yang
berkaitan dengan semua variabel-variabel yang mempengaruhi tanggapan
13
seseorang terhadap stressor. Neuman melihat personal sebagai
keseluruhan, dan tugas perawat untuk mengatasi seluruh masalah yang
dihadapi pasien. Neuman mendefinisikan keperawatan sebagai tindakan
yang membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mempertahankan
tingkat maksimum kesehatan, dan tujuan utama adalah stabilitas pasien/
sistem klien melalui intervensi keperawatan untuk mengurangi stres.
Neuman menyatakan persepsi perawat akan mempengaruhi perawatan
yang diberikan kepada pasien. Peran perawat dilihat dari segi derajat
reaksi terhadap stres, dan penggunaan primer, sekunder dan tersier
intervensi dalam memberikan perawatan terhadap pasien.
Neuman membayangkan sebuah 3-tahap proses keperawatan:
1. Diagnosis Keperawatan, berdasarkan kebutuhan dalam penilaian
menyeluruh, dan dengan pertimbangan yang diberikan kepada
lima variabel penekan dalam tiga wilayah.
2. Tujuan Keperawatan, ini harus dirundingkan dengan pasien, dan
memperhatikan pasien dan persepsi perawat varians dari penyakit.
3. Hasil Keperawatan, mempertimbangkan hubungannya dengan
lima variabel, dan dicapainya tujuan keperawatan melalui primer,
sekunder dan tersier intervensi.
I,Aplikasi Kasus
14
A.Penyelesaian kasus
Dalam kasus diatas ada 3 sresor yang dialami oleh klien tn K, yaitu
1.stresor Intrapersonal
2.stresor Interpersonal
15
c.Pencegahan Tersier
Anjurkan keluarga untuk membawa tn K ke rumah sakit bila kondisi
fisik semakin menurun
2.Masalah psikologis
a. Pencegahan Primer
b.Pencegahan Sekunder
c.Pencegahan Tersier
a. Pencegahan Primer
b.Pencegahan Sekunder
16
Perhatikan budaya yang dianut oleh pasien menyangkut gaya dan pola
kebiasaan
Perhatikan kebiasaan yang dilakukan dalam penyelesaian masalah
c.Pencegahan Tersier
4.Masalah Perkembangan
5.Masalah Spiritual
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar teori model Neuman mengemukakan bahwa dalam
memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang
mengalami stress (gangguan mental) perawatan harus dilaksanakan melalui
beberapa pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan
memperhatikan faktor-faktor antara lain tekanan, struktur pokok sumber
energi, struktur ketahanan, garis normal pertahanan, gangguan ketahanan,
intervensi, tingkat-tingkat pencegahan dan penyesuaian kembali.
B. Saran
Sebagai perawat ada baiknya kita harus mengetahui tindakan apa yang
harus kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang
memberikan respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan atau
stressor terhadap pasien dan akibat yang mungkin bisa terjadi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
19