8.Irmawilis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai tujuan untuk hidup,
pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan. Hal tersebut dapat ditunjang dengan adanya
perawatan yang baik dalam menjaga kesehatan hidup. Salah satu penunjang tersebut dapat
dilihat dari tujuan keperawatan yaitu meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan
dengan adaptasi manusia dan stimulus fokal, konstektual dan residual.
Penerapan konsep model praktek bagi para perawat dapat diambil atau diadaptasi dari
berbagai sumber model yang telah berkembang sejak dahulu, yang sudah dikembangkan dan
dikombinasikan oleh para pakar keperawatan. Konsep dan teori dari pakar keperawatan ini
bisa dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam dunia keperawatan serta untuk
mengetahui bagaimana batasan dan kewenangan yang diperbolehkan bagi perawat. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai teori-teori keperawatan menurut para ahli keperawatan
yang dimaksud, akan dibahas pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penyusun dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa itu teori keperawatan menurut Betty Neuman?
2. Apa itu teori keperawatan menurut Callista Roy?
3. Apa itu teori keperawatan menurut Martha E. Rogers?
4. Apa itu teori keperawatan menurut Faye Glenn Abdellah?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui teori keperawatan menurut Betty Neuman.
2. Untuk mengetahui teori keperawatan menurut Callista Roy.
3. Untuk mengetahui teori keperawatan menurut Martha E. Rogers.
4. Untuk mengetahui teori keperawatan menurut Faye Glenn Abdellah.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem
adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai
input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah
sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam
empat cara adaptasi yaitu, fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang
hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan
lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik
sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai
suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan
balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari
lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel
standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari
rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya
dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang
telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan
kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara
adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
2. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan
merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya
lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan
menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan
didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan,
perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.
3. Kesehatan.
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan
secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan
atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas
adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini
lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera. Model
adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang
bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus
yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi
kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan
kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses
koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi
holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses
adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian
pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal
yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus
fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor
menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping
yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah
kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan
respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik
equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus
dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi
mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
4. Keperawatan
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai
ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang
secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang.
Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da praktek dari peningkatan
adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan
secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi
yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih
spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu
keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan
aktivitas keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang
berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan
eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping
mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak
efektif, manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun
diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan
ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai
proses untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi
peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep
diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas
adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan
damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan
tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana
manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon
stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan
kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.
Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang
digunakan pada proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan,
intervensi dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang
dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang
dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan.
Proses pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses
pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data
tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data tersebut
dikumpulkan dari data observasi penilaian respond an komuniokasi dengan individu. Dari
data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah perilaku dapat
menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan data
tentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama tingkat pengkajian ini perawat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada
pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor utama
yang mempengaruhi perilaku. Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
4) Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah atau memanipulasi stimulus
fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu atau zona adaptasi,
sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan indMdu untuk beradaptasi. Tindakan
keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku adaptif. Hal ini menekankan
kembali pentingnya mengidentifikasi penyebab selama pengkajian tahap II.
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan
dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah laku pasien setelah
diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh
dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan
penjumlahan dari bagian-bagiannya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit
atau penyakit.
1) Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan
dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada
gelombang perubahan.
2) Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dengan
lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-
pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan,
merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan
ritmitasi.
3) Integrality
Integrality adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan lingkungannya
secara berkesinambungan.
D. Konsep Teori Keperawatan Abdellah dalam Tomey dan Alligood (2006)
Adapun tiga teori keperawatan Abdellah dalam Tomey dan Alligood (2006), yaitu:
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Perawatan didasarkan pada seni dan ilmu pengetahuan yang menyiapkan perawat dengan
sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis yang siap membantu orang sakit
maupun sehat untuk memenuhi kebutuhannya dengan penuh keinginan dan kemampuan.
2. Masalah Keperawatan
Abdellah mendifinisikan masalah keperawatan dalam tiga konsep, yaitu kebutuhan
pasien secara fisik, sosiologis, dan emosional; jenis hubungan interpersonal antara perawat
dan pasien; unsur umum perawatan pasien.
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah keperawatan merupakan proses mengidentifikasi,
menginterpretasikan, menganalisa, dan memilih tindakan yang tepat untuk menyelesaikan
masalah. Salah satu proses ini adalah menentukan diagnosa keperawatan.
2. Pendidikan Keperawatan
Teori dan konsep Abdellah dikembangkan di tahun 1950 dan merupakan rekor klinis
yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan menyediakan struktur kurikulum
pendidikan keperawatan. Pendekatan berpusat pada pasien merupakan dasar yang digunakan
pada saat itu untuk model keperawatan. Teori Abdellah merupakan teori yang paling
berpengaruh dibanding teori lainnya. Teori ini digunakan untuk merubah pola pengajaran
berbasis medik ke pendektan berpusat apada pasien untuk pendidikan keperawatan (Tomey
and alligood, 2000)
3. Riset Keperawatan
Teori 21 tipologi masalah keperawatan Abdellah merupakan teori yang berbasis riset. Hal
ini menjadi sangat memungkinkan untuk dilanjutkan dengan riset lainnya. Abdellah sangat
percaya bahwa gagasan penelitian keperawatan akan menjadi faktor kunci dalam membantu
perawatan muncul sebagai profesi yang benar. Penelitian ekstensif dilakukan tentang
kebutuhan pasien dan masalahnya telah menjadi landasan untuk pengembangan dari apa
yang sekarang dikenal sebagai diagnosis keperawatan.
Teori Abdellah melahirkan penelitian keperawatan dalam mengembangkan model
keperawatan untuk merencaranakn pola staff keperawatan di klinik. Pola staff ini yaitu unit
perawatan intensif, unit perawatan intermediate, unit perawatan jangka panjang, unit
perawatan mandiri dan unit perawatan home care. Dengan mengelompokkan pasien seuai
kesamaan kebutuhan, selain dengan kesamaan diagnosa keperawatannya, pelayanan
keperawatan akan dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan baik (Tomey and Alligood,
2006).
2. Person
Abdellah menjelaskan sebagai orang-orang yang memiliki kebutuhan -kebutuhan fisik,
emosional, dan sosiologis. Kebutuhan ini dapat berupa yang nampak jelas seperti sejumlah
besar kebutuhan-kebutuhan fisik, atau yang tersembunyi, seperti kebutuhan emosional dan
sosial. Tipologi nursing problems dikatakan berkembang (evolve) dari mengenali suatu
kebutuhan untuk pendekatan patient-centered ke perawatannya sendiri. Pasien dijelaskan
sebagai satu-satunya alasan pembenaran hadirnya perawatan. Tetapi seperti dikatakan
sebelumnya pasien tidak menjadi fokus utama karya Abdellah.
Orang-orang ditolong dengan mengidentifikasi dan meringankan masalah-masalah yang
mereka alami. Model tersebut menyatakan bahwa dengan memecahkan setiap masalah,
seseorang kembali ke kondisi sehat atau kondisi lain dimana ia dapat mengatasi sendiri,
karenanya ide holisme sendiri tidak dijumpai dalam model ini. Keseluruhan, yakni si pasien,
tidak lebih besar dari akumulasi bagian-bagiannya, yang merupakan masalah-masalah pasien
tersebut.
Dalam model Abdellah semua orang memiliki kemampuan mandiri (self-help) dan
kemampuan untuk belajar, dimana keduanya berbeda antara individu satu dengan lainnya.
Karena pengidentifikasikan ukuran-ukuran ini mungkin mengalami kesulitan, pada orang
yang pingsan (tidak sadarkan diri) atau pada anak balita bila tanpa sumber-sumber dari
keluarga, maka kelalaian dapat saja terjadi tatkala hendak menyusun perawatan pasien
dengan model seperti ini.
3. Environment
Masalah environment merupakan konsep yang paling sedikit dibahas dari model Abdellah
ini. Nursing problem nomor 17, dari tipologi, yakni "to create and maintain a therapeutic
environment". Abdellah juga menyatakan bila reaksi perawat kepada pasien adalah
bermusuhan atau negatif, suasana di dalam ruangan mungkin juga negatif (bermusuhan). Hal
ini menunjukkan bahwa pasien berinteraksi dan merespon terhadap lingkungan mereka serta
bahwa perawat adalah merupakan bagian dari environment (lingkungan) tersebut.
Lingkungan juga termasuk rumah da masyarakat tempat asal pasien. Sekalipun dibicarakan
sepintas, Abdellah berpendapat bahwa para perawat tidak dibatasi dengan identifikasi
masalah perawatan kepada hal-hal yang ada di rumah sakit aja. Ia memprediksi suatu
community center di masa datang yang akan meluas melewati batas dinding rumah sakit
memasuki masyarakat.
4. Health
Kesehatan, seperti didiskusikan Abdellah dalam Patient-centered Approaches to Nursing,
adalah suatu kondisi tidak tersangkut paut dengan penyakit. Sehat idefinisikan secara implisit
sebagai suatu kondisi ketika seseorang tidak memiliki ketidaksinkonan kebutuhan-kebutuhan
dan tidak ada kelemahan-kelemahan aktual atau yang harus diantisipasi. Banyak praktik
perawatan di tahun 1950-an memfokuskan pada penyembuhan atau penanganan penyakit,
sehingga tidak mengherankan jika status sehat (health) belum didefinisikan dengan jelas.
Tetapi 30 tahun berlalu semenjak terbitnya buku tesebut dan Abdellah sekarang menyatakan
dan "akan memberikan perhatian besar sekarang ini pada status sehat sebagai bagian penting
dari rangkaian kesatuan masalah penyakit-penyakit". Dia juga mendukung penuh pendekatan
holistik untuk perawatan patient-centered dan faktor-faktor lingkungan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Secara garis besar teori model Betty Neuman mengemukakan bahwa dalam
memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami stress
(gangguan mental) perawatan harus dilaksanakan melalui beberapa pendekatan perorangan
secara total dengan memperhatikan faktor – faktor antara lain tekanan, struktur pokok sumber
energi, struktur ketahanan, garis normal pertahanan, gangguan ketahanan, intervensi, tingkat
– tingkat pencegahan dan penyesuaian kembali.
Teori keperawatan Calista Roy mengemukakan bahwa ada tiga tipe teori keperawatan
yaitu terpusat pada keterikatan, timbal balik dan out come. Model penyesuaian Roy
dikelompokkan dalam teori out come ditegaskan oleh penulisannya sebagai “konsep
artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang
beraturan” Roy dalam mengapikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari sistem dan
disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan dan penelitian. Konsep-konsepnya tentang
peson (Roy menjelaskan bahwa person berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara
menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dengan lingkungan terjadi pertukaran
informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan
menyebabkan perubahan baik internal mauoun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini,
individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi) dan proses kontribusi
perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.
Teori keperawatan Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung
adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan
dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri. Ilmu
keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak. Inti pengetahuan
ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan secara
humanistik.
Teori keperawatan Faye Glenn Abdellah mengemukakan bahwa pemberian asuhan
keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual,
sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini,
perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam hubungan interpersonal,
psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga
pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan keterampilan kepearawatan tertentu.. dalam
teorinya Abdellah mengidentifikasikan kebutuhan klien secara spesifik yang sering dikenal
sebagai 21 masalah keperawatn Abdellah. Disiniah peran perawat dalam membuat keputusan
sebagai jalan menyelesaikan masalah klien.
Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatn dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktik keperawatan.
Daftar Pustaka
http://dwinoviapritama.blogspot.co.id/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
http://dwinoviapritama.blogspot.co.id/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
https://ayuarwana.wordpress.com