Anda di halaman 1dari 29

Kegawatdaruratan

Pada Bayi Baru Lahir

Prof. Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
Lingkup Bahasan
1 Beberapa Pengertian
2 Kriteria Kegawatdaruratan
3 SDGs Bidang Kesehatan
4 Adaptasi Bayi Baru Lahir
5 Transportasi Bayi Baru Lahir
6 Kompetensi Perawat
Beberapa Pengertian
• Gawat Darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
• Pasien Gawat Darurat adalah orang yang berada dalam
ancaman kematian dan kecacatan yang memerlukan
tindakan medis segera.

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47


Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan)
Kriteria Kegawatdaruratan
a. mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan;
b. adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;
c. adanya penurunan kesadaran;
d. adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
e. memerlukan tindakan segera.

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 47 Tahun 2018, Ps. 3)


Pelayanan Kegawatdaruratan
PMK No. 48 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
Pasal 5 ayat (1) menyebutkan:
 Pelayanan kegawatdaruratan prafasilitas pelayanan kesehatan
meliputi pertolongan pertama dan evakuasi medik.
 Evakuasi medik merupakan upaya memindahkan pasien dari
tempat kejadian ke fasyankes dengan menggunakan ambulans
gawat darurat disertai upaya resusitasi dan stabilisasi.
Sustainable Development Goals (SDGs)

Goal 3 SDGs:
Ensuring healthy lives and promoting well-being at all ages

For
Target: Children?
3.2 By 2030, end preventable deaths of newborns and children under 5 years of age,
with all countries aiming to reduce neonatal mortality to at least as low as 12 per
1,000 live births and under-5 mortality to at least as low as 25 per 1,000 live births.
(https://www.un.org/sustainabledevelopment/health/)
Tren Angka Kematian Bayi Baru Lahir, Bayi,
dan Balita di Indonesia, Tahun 1991-2017
 Angka kematian bayi di
Indonesia tertinggi di
ASEAN
 Lebih dari setengah dari
kematian bayi terjadi pada
periode neonatal
(Ministry of National Development
Planning/ National Development
Planning Agency, nd, p. 19)

 80% dari kematian neonatal,


terjadi pad 6 hari pertama
kehidupannya (Ministry of Health
RI, 2020)
Proporsi Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (0-28 Hari)
Di Indonesia, 2019
Adaptasi Bayi Baru Lahir
 Ketidakmampuan bayi untuk bernapas pertama kali
setelah lahir merupakan salah satu masalah
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

Diperlukan upaya resusitasi tepat, tata laksana dini dengan


cepat, pemantauan dan evaluasi yang tepat agar komplikasi
dan kematian dapat dihindari
Proses Adaptasi Bayi Baru Lahir
Dukungan dari
ibu terputus

Kehidupan di Kehidupan di
dalam kandungan luar kandungan
Dukungan tenaga
kesehatan

Mampu beradaptasi Tidak mampu 1% memerlukan


beradaptasi resusitasi
Asuhan normal
Perawatan khusus/intensif
Tatalaksana Bayi Segera Setelah
Lahir
M
E
M Membersihkan jalan napas
B
E
R Memfasilitasi pernapasan pertama
I

K Mempertahankan suhu tubuh


E
H
A
N
Mencegah terjadinya perdarahan
G
A
T
Identifikasi bayi
A
N
Helping Babies Breathe

C:\Users\acer\Videos\Helping Babies Breathe with a Training Doll - Newborn Care Series.mp4

Video
•.

Hipotermia
Salah satu penyebab tingginya angka kematian adalah kelahiran bayi berat
lahir rendah (BBLR) atau prematur

Hypothermia (suhu tubuh < 36,5º C)


dapat menyebabkan hipoksia, hipoglikemia, asidosis kematian
(Lunze & Hamer, 2012)
Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir

Normal: 36,5 °C – 37,5 °C

Hipotermia:
 Hipotermia: Bila suhu tubuh 36°C-36,4°C
 Hipotermia sedang: 35,9°C-32°C
 Hipotermia berat : < 32°C

Hipertermia: > 37,5°C


Konsep Kunci dalam Pencegahan
Hipotermia
 Mempertahankan suhu tubuh normal bayi harus menjadi prioritas, baik itu
bayi sakit maupun sehat
 Bayi prematur dan BBLR sangat rentan untuk terjadinya hipotermia berat
 Bayi yang mengalami resusitasi dalam jangka waktu lama atau sakit akut
risiko hipotermia meningkat

Perlu ekstra proteksi terhadap kehilangan panas


Mekanisme Kehilangan Panas
 Panas akan berpindah dari yang lebih hangat ke yang lebih dingin
 Kehilangan panas akan lebih cepat bila terjadi melalui lebih dari satu
mekanisme kehilangan panas :
Perpindahan panas antara dua objek karena kontak
Konduksi langsung
bila panas berpindah dari bayi ke objek lain tanpa
Radiasi kontak langsung

Konveksi perpindahan panas karena hembusan udara dingin

Evaporasi perpindahan panas karena penguapan


Bayi-bayi yang mempunyai risiko tinggi
hipotermia selain BBLR/prematur:
Bayi:
 kecil dari masa kehamilan
 yang memerlukan resusitasi dalam jangka waktu lama
 mengalami penyakit akut, seperti pembedahan
 hipotonia atau penurunan aktivitas otot karena obat sedasi, analgetik,
atau lainnya

Hipotermia dapat terjadi selama dalam perawatan atau saat


proses transportasi/rujukan
Gambaran Stabilitas Fungsi Fisiologis Bayi Rujukan

 64,7% bayi rujukan saat masuk rumah sakit berada dalam


kondisi tidak stabil
 kondisi tidak stabil yang paling sering ditemui adalah
ketidakstabilan suhu (38,1%) terutama hipotermia

Alasiry, E. (2011). Profil bayi rujukan berdasarkan Program STABLE. Sari Pediatri, 13(4), 235-8.
Trasportasi Pada Bayi Baru Lahir
Sangat penting karena akan mempengaruhi kondisi
bayi

PROGRAM STABLE: MEMBUAT KONDISI BAYI


“WARM, PINK, AND SWEET
Program STABLE adalah panduan yang dibuat untuk
tata laksana bayi baru lahir yang sakit, mulai dari
pasca-resusitasi/pra-transportasi
(Kemkes, 2010)
Sistem transportasi bayi sangat penting
Tujuan: Bayi yang dirujuk dalam kondisi stabil

S = Sugar and Save Care


T = Temperature: inkubator transpor, Perawatan Metode Kanguru
A = Airway
B = Blood pressure
L = Lab work
E = Emotional support
Karlsen, K.A. (2006). Pre-transport/post-resuscitation stabilization care of sick infants guidelines for neonatal healthcare providers. Edisi ke-5. Park
City: Utah. Didapat dari: http://www.stable program.org
Sistem Transportasi
 Sistem transportasi untuk neonatus
disebut dengan Newborn
Emergency Transport Service (NETS)
 Merupakan tim khusus dokter dan
perawat yang memberikan
pelayanan intensif kepada bayi baru
lahir selama transportasi
Fokus NETS
Perhatian terhadap:
 Pengendalian temperatur
 Keadekuatan oksigenasi dan ventilasi

Dapat meningkatkan kondisi bayi saat masuk NICU,


sehingga menurunkan mortalitas dan morbiditas

Komunikasi dengan pelayanan kesehatan


yang akan dituju sangat penting
Metode Transportasi Alternatif
Perawatan Metode Kanguru (PMK) Vs
Inkubator Transport
 Tidak berbeda bermakna dalam menstabilkan
fungsi fisiologis bayi
 Perawatan Metode Kanguru biayanya lebih
murah
(Berg, et al., 2021)
PMK sebagai Metode Alternatif
Trasportasi Bayi
 Selama transportasi 10-300 menit: frekuensi denyut
jantung, frekuensi napas, saturasi oksigen, suhu tubuh
bayi dalam keadaan stabil
 Orangtua merasa nyaman

PMK: Metode transportasi yang aman

Sontheimer, D., Fischer, C. B., & Buch, K. E. (2004). Kangaroo transport instead of
Iicubator transport. Pediatrics, 113(4), 920. DOI: 10.1542/peds.113.4.920
Mekanisme Transfer Panas Pada PMK

Panas dihantarkan melalui


kontak kulit ke kulit: konduksi

Terhindar Terhindar dari


dari kematian
hipotermia
Pendekatan dalam Asuhan
Keperawatan Anak

Family Centered Care dimana keluarga


diyakini memegang peranan penting dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan
anak.
Kompetensi Perawat
Clinical judgment (keputusan klinik)
Caring practices: menciptakan
lingkungan yang terapeutik
Komunikasi dan edukasi

Advocacy: bekerjasama dengan tim


kesehatan lain atas nama klien/pasen
Kolaborasi: bekerjasama dengan tim
kesehatan lain untuk memberikan
kontribusi optimal
Penutup

Perlu tatalaksana
Bayi dengan cepat dan tepat: Hidup dan
kondisi
kegawatan Peran perawat & berkualitas
profesi lain

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai