Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Teori Model Community As Partner”

Oleh :

Kelompok 5

Muhammad Fadhan Jonaf (183110261)

Risma Tri Anisa (183110271)

Septri Annisa Azmi (183110272)

Shafira Izzati (183110273)

Sri Putri Jannah.b (183110274)

3.C

Dosen Pembimbing :

Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2020
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Teori Model Community As Partner”
dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai
hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus
penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.

Padang, 8 Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1) Latar Belakang........................................................................................
2) Rumusan Masalah...................................................................................
3) Tujuan Penulisan.....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1) Pengertian Community As Partner...........................................................


2) Teori model Community As Partner........................................................

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan..............................................................................................
2) Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan,
pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan
kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut
dengan keperawatan komunitas. Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley,
1985; Logan dan Dawkin, 1987).
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Community As Partner?
2. Bagaimana model teori Community As Partner?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Community As Partner.
2. Untuk mengetahui apa saja model teori Community As Partner.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Community As Partner


Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model
keperawatan dapat didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat
keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan. Model ini sebagai
panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan diagnosa;
perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi. Konsep Community as Partner
diperkenalkan Anderson dan McFarlane. Model ini merupakan pengembangan dari
model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan status kesehatan klien. Neuman memandang klien sebagai sistem
terbuka dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat
mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line
of defense, normal line of defense, dan resistance defense.
Agregat klien dalam model Community as Partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu
atau lebih karakteristik. Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu
komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance,
merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam
komunitas untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance.
Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model
Community as Partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua
bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan
bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat tersebut turut
berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi
masalah kesehatannya.
Peran perawat membantu komunitas untuk mencapai, mempertahankan, dan
mempromosikan kesehatan, sehingga komunitas mampu berespon positif terhadap
stressor. Untuk mengidentifikasi kapasitas dan kebutuhan komunitas diperlukan
pengkajian komunitas melalui proses pengumpulan dan analisis informasi dan data.
Community as Partner yang didasarkan pada Nueman’s model digunakan untuk
pengkajian di komunitas. Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam
pengkajian komunitas, analisis dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan
program evaluasi.

2. Model Pengkajian Community As Partner


Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian
komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core). (2) subsitem komunitas
(the community subsystems), dan (3) persepsi (perseptions). Model ini lebih berfokus
pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan
metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan
kesehatannya. (Anderson, 2011)
1. Data Inti
a. Demografi
Variable yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun
perempuan. Data diperoleh melalui puskesmas atau kelurahan berupa laporan
tahunan atau rekapitulasijumlah kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistik vital
Data statistic vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka
kematian balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari
penelusuran data sekunder baik dari puskesmas maupun kelurahan.
c. Karakteristik penduduk
Variable karakteristik penduduk meliputi:
- Fisik : jenis keluhan yang dialami warga terkait anaknya. Perawat
mengobservasi saat ada program posyandu.
- Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa
kesedihan karena anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak
sebaya lainnya dan pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk
berkembang.
- Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan
tidak memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, namun orang tua membawa anak ke posyandu rutin
untuk ditimbang.
- Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi
penyebab anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih
banyak orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub Sistem
a. Linkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap
penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor
untukmenjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain
itukerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko
peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b. Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa
tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program
kerjayang dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu
belum ada.
c. Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya
yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga
d. Kemanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk
mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan. Variabel keamanan
meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan
dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang ada.
e. Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang
sudah dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam
f. Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk,
khususnya komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga.
Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi
kesehatan gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
g. Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang
pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan, serta cara mencegahnya. Mayoritas
penduduk berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h. Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat
partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari
sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,
mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun
kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu penyakit.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane. Model ini
merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan
totalitas manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Neuman memandang
klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi
yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang
dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu
fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance defense.
Peran perawat membantu komunitas untuk mencapai, mempertahankan, dan
mempromosikan kesehatan, sehingga komunitas mampu berespon positif terhadap
stressor. Untuk mengidentifikasi kapasitas dan kebutuhan komunitas diperlukan
pengkajian komunitas melalui proses pengumpulan dan analisis informasi dan data.
Community as Partner yang didasarkan pada Nueman’s model digunakan untuk
pengkajian di komunitas. Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam
pengkajian komunitas, analisis dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan
program evaluasi.

2. Saran
Mahasiswa mampu untuk memahami, menjelaskan tentang tentang Community As
Partner dan model teori Community As Partner, serta peran dan fungsi keperawatan
komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M Agung. 2019. Konsep-konsep Dasar dalam Keperawatan Komunitas. Sleman ;


Deepublish

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2011. Community As Partner Sixth Edition. Philadelphia Wolters
Kluwer

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta;
Cv Sagung Seto

Kholifah, Nur Siti.2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta Selatan; Pusdik
SDM kesehatan

Yulianti, Eva. 2013. Pengembangan Keperawatan Pada Balita Sakit Berdasarkan Model
Keperawatan Community As Partner. Journals. Of Ners Community. 4, 66-74

Anda mungkin juga menyukai