Anda di halaman 1dari 14

KONSEP IMUNITAS, ANATOMI DAN

FISIOLOGI SISTEM DARAH

MAKALAH

Dosen pengampu:
Siti Damawiyah S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Gebby Laurent Geovanca (1150022007)
2. Sri Anisa Istiqomah (1150022013)
3. Amelya Jelita Putri ( 1150022024)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat sehingga
makalahini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demikesempurnaan makalah ini

Surabaya, 15 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 KONSEP IMUNITAS...........................................................................................2
2.1.1 Definisi Konsep Imunitas......................................................................2
2.1.2 Komponen Sistem Imun........................................................................2
2.1.3 Fungsi Respons Imun............................................................................3
2.2 Anatomi..................................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Anatomi Darah....................................................................3
2.2.2 Kandungan Dalam Darah......................................................................4
2.2.3 Fungsi Darah.........................................................................................4
2.2.4 Komposisi.............................................................................................4
2.3 Fisiologi Sistem Darah.........................................................................................6
2.3.1 Sel Darah Merah ( Eritrosit ).................................................................6
2.3.2 Sel Darah Putih ( Leukosit )..................................................................6
2.3.3 Sel Pembeku ( Trombosit )/Keping Darah............................................7
2.3.4 Plasma Darah........................................................................................8
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................10
2.4 Kesimpulan..........................................................................................................10
2.5 Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin,
sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya
yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari
pusat. Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem
yang disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau
kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum
tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan
beberapa organ lainnya.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecualitumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigenyang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasilmetabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padatyaitu sel
darah. Volume darah secara keseluuhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45%sisanya terdiri atas sel
darah. Angka ini dinyatakan dalamnilai Hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara40-47. Diwaktu sehat volume darah konstan dan
sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan
dalam jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari Imunitas ?
2) Bagaimana komponen sistem imun?
3) Bagaimana cara respon sistem imun?
4) Apa yang dimaksud darah manusia?
5) Apa saja kandungan yang ada pada darah?
6) Apa saja fungsi darah Manusia?
7) Apa saja Komposisi darah Manusia?
8) Apa saja bagian-bagian Darah Manusia?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari Imunitas;
2) Untuk mengetahui komponen sistem imun;
3) Untuk mengetahui respon sistem imun;
4) Untuk mengetahui apa itu darah;
5) Untuk mengetahui apa saja kandungan pada darah;
6) Untuk mengetahui fungsi darah manusia;
7) Untuk mengetahui Komposisi darah Manusia;
8) Untuk mengetahui bagian-bagian darah Manusia.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP IMUNITAS
2.1.1 Definisi Konsep Imunitas
Konsep imunitas dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang bersifat
faali yang melengkapi manusia dan binatang dengan suatu kemampuan untuk
mengenal suatu zat sebagai asing terhadap dirinya, yang selanjutnya tubuh akan
mengadakan tindakan dalam bentuk netralisasi, melenyapkan atau memasukkan
dalam proses metabolisme yang dapat menguntungkan dirinya atau menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh sendiri. Konsep imunitas tersebut, bahwa yang pertama-
tama menentukan ada tidaknya tindakan oleh tubuh (respons imun), adalah
kemampuan sistem limforetikuler untuk mengenali bahan itu asing atau tidak
(Bellanti,1985: Marchalonis, 1980; Roitt,1993).
Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar
suatu zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini
dinamakan antigen atau imunogen dan proses serta fenomena yang menyertainya
disebut dengan respons imun yang menghasilkan suatu zat yang disebut dengan
antibodi. Jadi antigen atau imunogen merupakan potensi dari zat-zat yang dapat
menginduksi respons imun tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun
humoral. Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan
terjadi dua jenis respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun
spesifik.
Walaupun kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun telah
dibuktikan bahwa kedua jenis respons imun diatas saling meningkatkan
efektivitasnya. Respons imun yang terjadi sebenarnya merupakan interaksi antara
satu komponen dengan komponen lain yang terdapat didalam system imun.
Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama dan serasi (Grange, 1982;
Goodman, 1991; Roit dkk., 1993)
2.1.2 Komponen Sistem Imun
Sistem imun dilengkapi dengan kemampuan untuk memberikan respons imun
non spesifik, misalnya fagositosis, maupun kemampuan untuk memberikan
respons imun spesifik yang dilakukan oleh sel-sel dan jaringan limfoid yang
tergolong kedalam system limforetikuler (Oppenheim dkk.,1987; Abbas
dkk.,1991; Roit dkk.,1993). Sistem ini terdiri atas sejumlah organ limfoid yaitu :
1. kelenjar timus
2. kelenjar limfe
3. limfa
4. Tonsil
5. berbagai jenis sel serta jaringan diluar organ limfoid, seperti :
a. peyer patches yang terdapat pada dinding usus

2
b. jaringan limfoid yang membatasi saluran nafas dan saluran urogenital
c. jaringan limfoid dalam sumsum tulang dan dalam darah

Sistem limforetikuler inilah yang merupakan system kendali dari semua


mekanisme respons imun. Disamping system limforetikuler diatas, masih ada
unsur-unsur lain yang berperan dalam mekanisme respons imun, dan factorfaktor
humoral lain diluar antibody yang berfungsi menunjang mekanisme tersebut.
2.1.3 Fungsi Respons Imun
Dalam pandangan modern, system imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
1. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar
tubuh seperti invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua
kemungkinan yang terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang
berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang merugikan atau
sebaliknya, apabila fihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan),
maka tubuh akan menderita sakit.
2. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma
multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari 12
setiap jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh keseimbangan tersebut,
terjadilah proses degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsure
seluler yang telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh
misalnya dalam proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis
masa hidupnya.
3. Perondaan
Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama
ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap sel-sel yang berubah menjadi
abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat terjadi spontan
atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus.
Fungsi perondaan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu
waspada dan mengenal adanya perubahabperubahan dan selanjutnya secara
cepat membuang konfigurasi yang baru timbul pada permukaan sel yang
abnormal.
2.2 Anatomi
2.2.1 Pengertian Anatomi Darah
Darah berasal dari kata “haima”, bahasa yunani yang berasal dari akar kata
hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuhyang
mengalir dalam arteri, kapiler dan vena, yang mengirimkan oksigendan zat-zat
gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbahlainnya.Darah
merupakan suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit, sebagai transpor masal berbagai bahan antarasel dan
lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri, transpor semacam ini esensial

3
untuk mempertahankan homeostasis. Dalam keadaan fisiologik,darah selalu
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankanfungsinya.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecualitumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigenyang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahankimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuhterhadap virus atau bakteri. Darah
memiliki warna merah yang berasal darikandungan oksigen dan karbon dioksida
di dalamnya. Adanya oksigendalam darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat
ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di dalam tubuh,
temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45
2.2.2 Kandungan Dalam Darah
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garamfosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol,dan
asam amino)
2.2.3 Fungsi Darah
a. Sebagai alat pengangkut yaitu:
A) Mengambiloksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
B) Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
C) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
dandibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
D) Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuhuntuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
E) Mengedarkan hormone (hormon untuk membantu proses fisiologis)
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalamtubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Regulasi dari pH dan komposisi dari cairan intersisial.Sebagai pengatur
regulasi yaitu, mempertahankan PH dan konsentrasielektrolit pada cairan
interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial.
d. Restriksi dari kehilangan cairan pada daerah yang luka.
e. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
f. Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari
kerusakan.
2.2.4 Komposisi
Darah terdiri atas 2 komponen utama :
a. Plasma darah : bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,elektroit,
dan protein darah.

4
Plasma protein terdiri dari albumin (58%), globulin α, β, γ (38%),fibrinogen
(4%), other solutes 2%.
b. Formed elements, yang terdiri atas :
Eritrosit : sel darah merah (SDM)- red blood cell (RBC)
Leukosit : sel darah putih (SDP)-white blood cell (WBC)
Trombosit : butir pembeku-platelet

5
2.3 Fisiologi Sistem Darah
2.3.1 Sel Darah Merah ( Eritrosit )
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0.007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kira kira 5 juta dalam 1 mm² (41/2 juta) Warnanya kuning
kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin,
warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen
Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi Membran ini
elastis dan flexible, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler
(pembuluh darah terkecil) Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul
hemoglobin, sejenis pernafasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin
mencapai 1/3 volume sel Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi
warna merah pada darah Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut
globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan
rantai polipeptida yang mengandung hexi (Fe) Fungsi utama hemoglobin adalah
membentuk oksihemoglobin.
2.3.2 Sel Darah Putih ( Leukosit )
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di
bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan
dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai
bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya.
warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm darah kira-kira 6000

6
9000 Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwama dan menunjukkan
gerakan amuboid Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan
antigen Proses keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis Rentang kehidupan
Leukosit setelah diproduksi di suansum tulang, leukosit bertahan kurang lebih
satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan
selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, tergantung jenis
leukositnya.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut
yaitu mengangkut membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga
terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia Pada kebanyakan penyakit disebabkan
oleh masuknya kuman infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan
lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal
di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan
tubule dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi
10000 mm² disebut leukositosis deukimia dan kurang dari disebut leukopenia.
Sedangkan Leukosita ini menyebabkan mudah alergi
2.3.3 Sel Pembeku ( Trombosit )/Keping Darah
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/ mm² Bagian ini merupakan fragmen
sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai
setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran
plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses
koagulasi darah Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah
(hemostasis). Jika banyakuya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus menerus. Trombosit lebih
dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200 000 disebut trombositopenia Trombosit
memiliki masa hidup dalam darah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati
diambil dari sistem peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan Lebih dari
separuh trombosit drambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah
melewati organ tersebut. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut
membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca" dan fibrinogen.
Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka ketika kita luka maka
darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase.

7
2.3.4 Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan,
merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah
merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi
bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ. Plasma darah adalah
bagian darah yang cair Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat-zat
terlarut. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang
meliputi glukosa sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam
amino lon-ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na') dan
klor (C) lon-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau
berfungsi untuk membentuk peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasuna
darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%, serum
globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang tidak
mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah). Albumin
adalah protein plasma yang terbanyak, tetapi ukurannya paling kecil. Albumin
disintesis di hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah,
Globulin membentuk sekitar 30% protein plauna. Ada dua globulin yaitu: alfa dan
beta globulin dan gamma globulin. Fibrinogen disintesis di hati dan merupakan
komponen asensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi Antibodi merupakan protein
yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen
merupakan molekul (protein) asing yang memacu pembentukan antibodi Antibodi
terebentuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari
globulin dalam sel-sel plasma Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda
untuk mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu dengan
menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau dengan mengaktifkan
sistem komplemen yang kemudian akan merasak penyebab penyakit tersebut
Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit tersebut, atau dengan
mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian akan merusak penyebab
penyakit tersebut. Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit dengan cara
sebagai berikut:
1. Aglutinasi: terbentuknya gumpalan gumpalan yang terdiri dan struktur besar
berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau sel darah merah
2. Presipitasi: terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut,
misalnya racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan
mengendap
3. Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat- tempat
yang toksik dari agen penyebab penyakit.
4. Lisis: beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kailang
kadang mampu langsung menyerang membran sel agen penyebab penyakit
sehingga menyebabkan sel-sel tersebut rusak.

8
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran
albumin yang besar melalui glomerulus ginjal Hampir 90% dari plasma darah
terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya

9
BAB 3
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan oksigen dan karbon
dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di
dalam tubuh temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45. Fungsi darah adalah sebagai
alat transportasi atan alat pengangkut pengatur Regulasi dari PH dan komposisi
dari cairan intersisial, alat Pertahanan melawan toxin dan patogen dan pengatur
suhu tubuh (termoregulasi)
2.5 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anjasari, Fiana 2012 Anatomi Fisiologi Darah (http://fianaanjasari blogspot co
id/2012/03/anatomi-fisiologi-darah.html, diakses tanggal 22 Maret 2012)
Azmi 2013, Fisiologi Darah (http://arıjal-ridz- arti
blogspot.co.id/2013/05/fisiologi-darah html)
Bakta, I made Hematologi Klinik ringkas 2012. Jakarta: EGC
Fina Febriani 2014. Anatomi dan Fisiologi Darah (http://fefitria
blogspot.co.id/2015/01/anatomi-dan-fisiologi-darah.html. diakses tanggal 22
Januari 2015)
Pearce Evelyn 2002. Anatomi dan fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia
Sherwood, fauralee Fisiologi mamusia dari sel ke sistem Edesi 6. 2012 jakarta:
EGC

11

Anda mungkin juga menyukai