Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI FISIOLOGI

MAKALAH TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM GETAH


BENING/LIMFATIK DAN IMUNITAS TUBUH

NAMA KELOMPOK :

 MUHAMMAD ALIF KHUZAIFI (p21345121047)


 TAZKIA HAYATINNISA (p21345121074)
 NABILA ANJANI RAHMADINA (p21345121051)
 YOSUA GERALDI TAMBUNAN (p21345121080)

KELAS : 1 D3B SANITASI

KELOMPOK 2

2021 / 2022
KATA PENGHANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Struktur dan Fungsi Sistem
Getah Bening/Limfatik dan Imunitas Tubuh” dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan
syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata kuliah anatomi fisiologi semester ganjil.

Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Dra. Tjipto Rini, M.Kes selaku dosen
pembimbing, dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
dari awal hingga akhir penulisan.

Sekiranya makalah yang telah kami susun ini agar dapat berguna bagi kami dan orang
yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini dan kami juga memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI

Kata Penghantar ..................................................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang ........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Definisi anatomi dan fungsi sistem limfatik ...........................................................6


B. Nodus limfe, mekanisme dan gangguan dinamika aliran limfe .............................6
C. Imunitas aktif (didapat dan alami) serta imunitas pasif ..........................................7
D. Pertahanan spesifik (definisi, karakteristik dan komponen respon imun) ..............8
E. Pertahanan non spesifik (barier fisik, kimia dan mekanik, fagositosis, dan zat anti
virus dan bakteri non spesifik) ................................................................................10
F. Sel-sel yang terlibat dalam sel respon imun ...........................................................12
G. Kelainan/gangguan respon imun ............................................................................12

BAB III (PENUTUP)

Kesimpulan .........................................................................................................................14

Daftar Pustaka .....................................................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Sering kali timbul
benjolan-benjolan di daerah tempat kelenjar getah bening berada. Sistem limfatik
merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan
alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai
saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang
interstisial. Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung
protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh
limfatik. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan
jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel.
Sebagian cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi
melalui dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe,
pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan
limfoid difus (misal tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem
limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anatomi dan fungsi sistem limfatik ?
2. Bagaimana nodus limfe, mekanisme dan gangguan dinamika aliran limfe ?
3. Bagaimana imunitas aktif (didapat dan alami) serta imunitas pasif ?
4. Bagaimana pertahanan spesifik (definisi, karakteristik dan komponen respon imun) ?
5. Bagaimana pertahanan non spesifik (barier fisik, kimia dan mekanik, fagositosis, dan
zat anti virus dan bakteri non spesifik) ?
6. Bagaimana sel-sel yang terlibat dalam sel respon imun ?
7. Bagaimana kelainan/gangguan respon imun ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anatomi dan fungsi sistem limfatik.
2. Untuk mengetahui nodus limfe, mekanisme dan gangguan dinamika aliran limfe.
3. Untuk mengetahui imunitas aktif (didapat dan alami) serta imunitas pasif.
4. Untuk mengetahui pertahanan spesifik (definisi, karakteristik dan komponen respon
imun).
5. Untuk mengetahui pertahanan non spesifik (barier fisik, kimia dan mekanik,
fagositosis, dan zat anti virus dan bakteri non spesifik).
6. Untuk mengetahui sel-sel yang terlibat dalam sel respon imun.
7. Untuk mengetahui kelainan/gangguan respon imun.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi anatomi dan fungsi sistem limfatik

Secara garis besar sistem limfatik tubuh dapat dibagi atas sistem konduksi, jaringan
limfoid dan organ limfoid. Sistem konduksi mentransportasi limfe dan terdiri atas pembuluh-
pembuluh tubuler yaitu kapiler limfe, pembuluh limfe dan duktus torasikus. Hampir semua
jaringan tubuh memiliki pembuluh atau saluran limfe yang mengalirkan cairan dari ruang
interstisial. Definisi jaringan limfatik adalah jaringan penyambung retikuler yang diinfiltrasi
oleh limfosit. Jaringan limfoid ini terdistribusi luas di seluruh tubuh baik sebagai organ
limfoid ataupun sebagai kumpulan limfosit difus dan padat. Organ limfoid sendiri merupakan
massa atau sekumpulan jaringan limfoid yang dikelilingi oleh kapsul jaringan penyambung
atau dilapisi oleh epitelium.

Sistem limfatik memiliki 3 fungsi utama yaitu:

1. Mengosongkan kelebihan cairan instertisial.

Pembuluh limfatik mengosongkan kelebihan cairan (termasuk protein) instertisial dari


jaringan dan mengembalikannya ke darah. Fungsi ini berhubungan erat dengan sistem
cardiovascular. Tanpa fungsi ini, volume darah dalam sirkulasi tidak mungkin bisa
dipertahankan.

2. Mentransport lemak makanan.

Pembuluh limfatik mentransport lemak dan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) yang
diserap di saluran pencernaan.

3. Berperan dalam respon imunitas.

Jaringan limfatik mengawali respon spesifik yang tinggi melawan mikroba dan sel abnormal
secara langsung.

B. Nodus limfe, mekanisme dan gangguan dinamika aliran limfe


 Nodus limfe
Nodus Limfa adalah salah satu komponen sistem limfatik yang berbentuk seperti
kacang kecil dan tersebar secara luas di seluruh tubuh. Nodus limfa yang satu dengan yang
lain dihubungkan oleh struktur yang disebut pembuluh limfa. Nodus limfa berukuran 1-2 cm,
manusia biasanya memiliki 500-600 nodus limfa, fungsi utama nodus limfa ialah untuk
melawan infeksi. Bagian tubuh yang terdapat banyak nodus limfa antara lain bagian dada,
leher, ketiak, dan perut.

 Mekanisme

Sistem kerja pada nodus limfa berhubungan dengan sistem kerja pembuluh limfa,
pembuluh limfa lemak diasbsorpsi di usus halus dan diangkut ke darah serta cairan pada
jaringan yang berlebih akan dikembalikan ke sistem peredaran darah pada manusia. Sistem
Kerja nodus limfa dengan mencegah tubuh terserang virus, bakteri dan jamur. Apabila nodus
limfa yang ada dalam tubuh dekat dengan sumber infeksi, maka akan menimbulkan rasa sakit
dan radang. Hal ini karena sel putih pada nodus limfa sedang menghancurkan bakteri agar
tidak berada dalam tubuh. Selain itu sel darah putih membantu dalam sistem pertahanan
tubuh.

 Gangguan dinamika aliran limfe

Infeksi : Pada kondisi tertentu, reaksi ini menyebabkan peradangan kelenjar getah bening
atau limfadenitis, yang dapat ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
Kanker : Adanya tumor dapat menghalangi saluran limfatik yang mengganggu aliran cairan
getah bening. Kanker yang muncul pada sistem limfatik dikenal sebagai limfoma.

Obstruksi: Obstruksi dalam sistem limfatik menyebabkan penumpukan cairan (limfedema),


dapat disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut akibat kerusakan pada pembuluh getah
bening

C. Imunitas aktif (didapat dan alami) serta imunitas pasif


 Imunitas aktif

Imunitas aktif dapat diperoleh dengan melakukan kontak langsung antara toksin
atau patogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri. Imunitas aktif
terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :

- Aktif alami : Imunitas alami terbentuk karena seseorang terpapar penyakit.


Kemudian sistem imunitas akan memproduksi antibodi dan limfosit khusus
terkait penyakit tersebut. Imunitas alami dapat bersifat seumur hidup,
seperti pada kasus cacar dan campak. Tetapi ada juga yang sementara
seperti pada kasus gonore dan pneumonia.
- Aktif buatan : imunitas buatan timbul karena adanya rangsangan dari patogen
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin yang kemudian
mengaktifkan sistem imun. Vaksin merupakan patogen yang sudah
dilemahkan atau toksin yang sudah diubah sebelumnya. Oleh karena itu,
vaksin tidak menimbulkan penyakit. Contohnya seperti vaksin TFT (tetanus
formol toxoid) untuk melawan tetanus.
 Imunitas pasif

Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya.
Imunitas pasif terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :

- Pasif alami : Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi,
saat antibodi IgG (imunoglobulin G) milik ibu masuk ke plasenta. Antibodi IgG
tersebut dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah kelahiran.

- Pasif buatan : Imunitas pasif buatan diperoleh dari injeksi antibodi manusia atau
hewan lain yang tahan terhadap antigen tertentu. Contoh lainnya adalah pada
pemberian serum antibisa ular dan immunoglobulin lainnya dari orang yang telah
kebal. Hal ini hanya bertahan beberapa minggu.
D. Pertahanan spesifik (definisi, karakteristik dan komponen respon imun)
 Definisi

Pertahanan spesifitas merupakan sistem kompleks yang memberikan respon imunitas


terhadap antigen yang spesifik. Antigen spesifik, contohnya bakteri, virus, toksin, atau zat
lain yang dianggap asing. Pertahanan spesifik mampu mengenal benda asing bagi dirinya dan
memiliki memori (kemampuan mengingat kembali) terhadap kontak sebelumnya dengan
suatu agen tertentu. Benda asing yang pertama kali terpajang dengan tubuh segera dikenal
dan menimbulkan sensitisasi (kontak pertama kali) sehingga jika antigen yang sama masuk
ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, akan segera dikenal dan dihancurkan lebih cepat.

 Karakteristik
- Bekerja ketika pertahanan non spesifik gagal.
- Imunitas terbentuk setelah terkena antigen
- Imunitas hasil kerja yaitu limfosit B dan limfosit T.
- Limfosit B membuat sel plasma menghasilkan antibodi, protein yang mampu
menetralkan antigen. Antibodi ini disekresikan ke darah, limfa, dan cairan tubuh lain.
- Limfosit T menyerang langsung ke sel yang terkena antigen. Sel T yang lain mengatur
respons imun.
- Limfosit mengenal antigen karena memiliki molekul reseptor pada permukaannya.
Reseptor dan antigen sering disebut lock and key.
- Jutaan antigen yang berbeda terjadi diversifikasi limfosit selama proses maturasi.
 Komponen respon imun

Komponen respon imunitas spesisfik melibatkan dua komponen yaitu antigen dan antibody.

- Antigen yaitu zat yang merangsang respon imunitas terutama dalam menghasilkan
antibody. Umumnya berupa zat dengan berat molekul besar dan kompleks, seperti
protein dan polisakarida. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan
polisakarida yang bersifat antigen sehingga antigen dapat berupa bakteri, virus,
protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen memiliki bagian-bagian yang
meliputi pertama determinan antigen (epitop) yaitu bagian antigen yang dapat
membangkitkan respon imunitas. Kedua, hapten yaitu molekul kecil yang jika
sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi. Namun, hapten akan bersifat
imunogenik (mampu menginduksi produksi antibodi) jika bergabung dengan carrier
yang bermolekul besar. Contohnya, penisilin akan memicu respon imunitas jika
bergabung dengan protein serum. Antibodi yaitu protein terlarut yang dihasilkan oleh
sistem imunitas sebagai respon terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi
dengan antigen tersebut.
- Antibody merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig). Terdapat lima
kelas immunoglobulin yaitu pertama, IgA berfungsi untuk melawan mikroorganisme
yang masuk ke dalam tubuh. Kedua, IgD berfungsi membantu memicu respon
imunitas. IgD banyak ditemukan dalam limfosit B. Ketiga, IgE terikat pada reseptor
sel mast dan basophil. Menyebabkan pelepasan histamine dan mediator kimia lainnya.
IgE dapat ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun, kadarnya
akan meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitic tertentu. Keempat,
IgG berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi.
IgG berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi
komplemen, dan meningkatkan efektivitas sel fagositik. Kelima, IgM merupakan
antibody yang pertama tiba di lokasi infeksi. IgM menetap didalam pembuluh darah
dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur relatif pendek serta berfungsi
mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis.

E. Pertahanan non spesifik (barier fisik, kimia dan mekanik, fagositosis, dan zat
anti virus dan bakteri non spesifik)

Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen


normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta
menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan ini disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan untuk melawan antigen tertentu, tetapi dapat memberikan
respon langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah komponennya
dapat meningkat oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih akan meningkat jika terjadi
infeksi. Pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik, kimia, dan mekanis terhadap agen
infeksi; fagositosis; inflamasi; serta zat antimikroorganisme nonspesifik yang diproduksi oleh
tubuh.

 Barier fisik kimia dan mekanik

Pertama adalah kulit yang sehat dan utuh menjadi garis pertahanan pertama terhadap
antigen. Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang (misalnya, akibat luka bakar) akan
meningkatkan risiko infeksi. Luka kecil jarang menyebabkan infeksi yang parah karena luka
kecil dapat diatasi oleh respon imunitas kulit. Kedua adalah membran mukosa yang melapisi
permukaan bagian dalam tubuh, menyekresikan mukus sehingga dapat memerangkap antigen
serta menutup jalan masuk ke epitel. Contohnya partikel yang besar dalam saluran
pernapasan akan dikeluarkan saat bersin dan batuk. Partikel kecil dan mikroorganisme yang
mungkin lolos dari pertahanan mucus akan ditangkap oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan
atau ditelan bersama mucus ke dalam saluran pencernaan. Ketiga adalah cairan tubuh yang
mengandung zat kimia antimikroorganisme. Yang membentuk lingkaran yang buruk bagi
beberapa mikroorganisme. Contohnya, lisozim yang terkandung dalam keringat, ludah air
mata, dan air susu ibu (ASI) dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri.
Laktooksidase dan asama neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia
coli dan Straphylococcus sp. Zat anti mikroorganisme lainnya adalah HCl dalam lambung,
enzim proteolitik, empedu dalam usus halus, serta keasaman cairan vagina. Ketiga adalah
pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine yang berperan juga dalam perlindungan terhadap
infeksi.

 Fagositosis

Fagositosis merupakan garis pertahanan kedua bagi tubuh terhadap agn infeksi.
Fagositosis meliputi proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang
berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag (derivate
monosit). Neutrofil dan makrofag bergerak keseluruh jaringan secara kemotaksis
(dipengaruhi oleh zat kimia). Zat kimia tersebut diproduksi oleh mikroorganisme, leukosit
lain, atau komponen sel darah lainnya. Makrofag dapat dibedakan beberapa jenis yaitu
makrofag jaringan ikat (histiosit) merupakan makrofag yang menetap atau berkeliaran. Kedua
adalah makrofag dan prekursornya (monosit) yang bergabung untuk membentuk sel raksasa
asing (sel multinukleus) sebagai barrier (penahan) diantara massa benda asing yang besar dan
jaringan tubuh. Ketiga adalah sistem fagosit mononukleus (sistem retikuloendotelial)
merupakan kombinasi antara monosit fagositik, makrofag bergerak, dan makrofag jaringan
tetap. Makrofag jaringan tetap contohnya makrofag alveolus pada paru-paru, sel Kupffer
dalam hati, sel Langerhans pada epidermis, mikroglia pada sistem saraf pusat, sel mesangial
pada ginjal, dan sel reticular dalam limfa, timus, serta sumsum tulang.

 Zat anti virus dan bakteri non spesifik

Zat anti mikroorganisme nonspesifik ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen
dan antibodi sebagai pemicu. Pertama adalah interferon (IFN) yaitu protein antivirus yang
dapat disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respon terhadap infeksi virus, stimulasi
imunitas, dan stimulant kimia. Interferon berfungsi menghalangi multiplikasi virus.
Contohnya, IFN-∝ (diproduksi oleh leukosit yang terinfeksi virus) dan IFN-𝛽 (diproduksi
oleh fibroblas yang terinfeksi virus). Kedua adalah komplemen yaitu beberapa jenis protein
plasma yang tidak aktif, tetapi dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen, seperti
liposakarida bakteri. Aktivasi komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme
atau antigen asing, tetapi terkadang menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri.

F. Sel-sel yang terlibat dalam sel respon imun

Sel-sel tubuh yang bertugas dalam sistem imun adalah kelompok sel-sel darah putih
(leukosit). Dalam menjalankan tugasnya sel-sel leukosit ini terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu :

- Kelompok pertama berperan dalam sistem imun alami, antara lain sel makrofag, sel
neutrofil, sel eosinofil, dan sel dendritic yang disebut sel APC (antigen presenting
cells). Sel-sel APC merupakan sel yang bertugas mengenali dan mengolah imunogen,
yang nantinya akan diserahkan ke sel-sel yang berperan dalam respon imun adaptif.
Selain sel APC, ada sel NK (natural killer) yang berperan dalam respon imun alami.
- Kelompok sel kedua merupakan sel-sel yang berperan dalam respon imun adaptif,
yaitu sel limfosit B (yang menghasilkan antibodi) dan sel limfosit T yang berperan
menghasilkan sitokin. Sitokin ini akan mengaktifkan sel-sel yang berperan dalam
sistem imun untuk lebih aktif dalam mempertahankan tubuh terhadap serangan
mikroba yang sifat infektifnya tinggi, seperti bakteri gram negatif, bakteri gram
positif, dan virus.

G. Kelainan/gangguan respon imun


- Alergi atau Hipertensitif
Alergi atau hipersensitif merupakan suatu respons imun yang berlebihan terhadap sesuatu
yang biasanya tidak berbahaya. Zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi alergi disebut
allergen. Reaksi alergi terjadi karena respons kekebalan humoral yaitu kekebalan yang
diperantai oleh sekresi Imunoglobulin E ke dalam darah dan limfa. Jika seseorang terpapar
allergen, Imunoglobulin E akan terikat pada basophil yang berisi histamine. Histamine
merupakan bahan kimia yang menyebabkan gejala alergi yang umum yaitu hidung gatal,
mata berair, dan bersin-bersin.

- AIDS

AIDS merupakan penyakit menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang akibat infeksi
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV ini menyerang sel-sel T penolong (T
helper). Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia. Namun selama masa dorman
tersebut virus HIV dapat ditularkan kepada orang lain. Virus HIV ditularkan melalui air
mani, cairan vagina, darah, penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV dan berhubungan
seks.

- Autoimun

Autoimunitas adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang organ
atau jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah benda asing.

- Rematik

Rematik atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi.
Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi, sehingga
sel imun menyerang sendi dan menyebabkan radang, pembengkakan, dan nyeri. Orang
dengan rematik biasanya merasakan gejala seperti sendi sakit, kaku, dan bengkak, sehingga
dapat mengurangi geraknya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi


mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar
limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Cairan Limfe mengandung sel-sel darah
putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan
ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi
seluruh jaringan tubuh. Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan
erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa
termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. Secara
anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi
limfosit dan makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ
pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah. Limpa dibungkus
oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan jaringan penyokong yang tebal
dan satu lapisan otot halus. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat
pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat. Pembuluh limfe dibedakan
menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan dan pembuluh limfe kiri. Pembuluh
limfa kanan berfungsi menampung cairan limfe yang berasal dari daerah kepala, leher
bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini bermuara pada vena yang
berada di bawah selangkang kanan. Pembuluh limfa kiri berfungsi menampung getah
bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh
bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah selangka kiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/zlv87rry-makalah-sistem-limfatik-docx.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319833/pendidikan/IMUNISASI.pdf

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/FISIOLOGI%20SISTEM
%20LIMFATIK%20KURBA%202020.pdf

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-imun-
10851/

https://www.suara.com/health/2021/07/05/105500/ini-2-jenis-imunitas-tubuh-yang-
berperan-penting-dalam-melawan-penyakit

https://farmasi.ugm.ac.id/id/perlunya-peningkatan-sistem-imun-pada-pandemi-covid-
19/

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-thtklcf24d49744full.pdf

https://www.dosenpendidikan.co.id/nodus-limfa/

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mekanisme-pertahanan-tubuh-10038/

http://repository.unpas.ac.id/37417/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai