Anda di halaman 1dari 19

9

efektivitas obat terhadap penyakit dan meminimalkan efek sampingnya.Contoh Obat


Keras : Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin HCL,
Alprazolam, Clobazam, Chlordiazepokside, Amitriptyline,
Lorazepam, Nitrazepam, Midazolam, Estrazolam, Fluoxetine,
Sertraline HCL, Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin,
Levodopa, Benzeraside, Ibuprofen, Ketoprofen dll
7. Simbol Logo Obat Narkotik/Psikotropik
Obat narkotik adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran warna putih dan tanda palang merah, garis tepi
warna hitam.
Kemasan obat golongan ini ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+)
berwarna merah. Obat narkotika bersifat
adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat golongan narkotika
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter yang asli (tidak dapat menggunakan kopi
resep). Contoh dari obat narkotika/Psikotropik antara lain: pada bagian bawah coretan
ini. Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai
anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit.
8. Obat Psikotropik
obat yang secara efektif dapat mempengaruhi susunan saraf pusat
dan akan mempengaruhi tingkah laku dan aktivitas.
Menurut UU No.35 Tahun 2009 tentang narkotika dan psikotropika digolongkan
menjadi : beserta contohnya Psikotropika golongan I yaitu psikotropika yang tidak
digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
E. Penggolongan Obat
1. Berdasarkan Jenisnya
a) Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
10
Obat Bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan warung, tanpa
resep dokter, ditandai lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
Obat Bebas Terbatas (dulu
disebut daftar W = Waarschuwing = peringatan), yakni obat-obatan yang dalam
jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai lingkaran
biru bergaris tepi hitam.
b) Obat Keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
c) Psikotropika dan Narkotika
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan prilaku. Narkotika
adalah zat atau obatyang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruhpengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh manusia
(Chaerunisaa, dkk, 2009).
2. Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat
a) Obat yang bekeja terhadap penyebab penyakit, misalnya penyakit karena bakteri
atau mikroba, contoh: antibiotik.
b) Obat yang bekerja mencegah keaadan patologis dari penyakit, contoh: serum, vaksin.
c) Obat yang menghilangkan gejala penyakit = simptomatik, missal gejala penyakit
nyeri, contoh: analgetik, antipiretik.
d) Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang kurang,
contoh: vitamin, hormon.
e) Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yang tanpa zat berkhasiat untuk
orang-orang yang sakit secara psikis, contoh: aqua proinjection Selain itu, obat dapat
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan antihipertensi, cardiaca,
diuretic, hipnotik, sedative dan lain-lain (Chaerunisaa, dkk, 2009).
3. Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaiaannya
a) Obat Dalam, misalnya obat-obat peroral. Contoh: antibiotik, acetaminophen
11
b) Obat Topikal, untuk pemakaian luar badan. Contoh sulfur, antibiotik (Anief, 1994).
4. Berdasarkan Cara Pemberiannya
a) Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh: serbuk, kapsul,
tablet sirup.
b) Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal. Contoh supositoria,
laksatif.
c) Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendirdan masuk ke pembuluh
darah, efeknya lebih cepat. Untuk penderita tekanan darah tinggi, Contoh: tablet
hisap, hormone.
d) Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikan secara
intravena, subkutan, intramuscular, intrakardial.
e) Langsung ke organ, contoh intrakardial.
f) Melalui selaput perut, intraperitoneal (Anief, 1994).
5. Berdasarkan Efek yang Ditimbulkannya
a) Sistemik: masuk ke dalam system peredaran darah, diberikan secara oral
b) Lokal : pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan, misalnya pada kulit, telinga,
mata (Anief, 1994).
6. Berdasarkan Penamaannya
Menurut Widodo (2004), penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat.
b) Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang disepakati
sebagai nama obat dari suatu nama kimia.
c) Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-masing produsen
obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten.
F. Obat dengan Menggunakan nama kimia
Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia yang menggambarkan struktur
molekulnya. Karena itu, nama kimia obat biasanya amat kompleks sehingga tak mudah
diingat orang awam. Untuk kepentingan penelitian acapkali nama kimia ini disingkat dengan
12
kode tertentu, misalnya PH 131. Setelah obat itu dinyatakan aman dan bermanfaat melalui uji
klinis, barulah obat tersebut di daftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
1. Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
2. Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
3. Bersifa paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan
sembuh, bila tidak akan menjadi racun yang berbahaya.
4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan
segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5. Reakdi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain,
terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
6. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal,
mengakibatkan lemak darah.
G. Obat Nama Generik
Pengertian Obat Generik Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama
generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN
(International Nonpropietary Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi
sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat tunggal. Obat generik
berlogo yaitu obat yang diprogram oleh pemerintah dengan nama generik yang dibuat secara
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Harga obat disubsidi oleh pemerintah. Logo
generik menunjukkan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan (Menkes) RI.
Obat generik esensial adalah obat generik terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat (Widodo, 2004).
 Manfaat Obat Generik
Menurut Widodo (2004) manfaat obat generik secara umum adalah :
1. Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Dari segi ekonomis obat generik dapat dijangkau masyarakat golongan ekonomi
menengah kebawah.
3. Dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama dengan obat
yang bermerek dagang (obat paten).
H. Menggunakan nama paten/nama dagang
13
Yang dimaksud obat paten/nama dagang adalah nama sediaan obat yang diberikan
oleh pabriknya dan terdaftar di departemen kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai
merek terdaftar. Dari satu nama generik dapat diproduksi berbagai macam sediaan obat
dengan nama dagang yang berlainan ,misal : Pehamoxil (berisi : Amoxicillin), Diafac (berisi :
metformin) dll.
Nama dagang ini sering juga disebut nama paten. Perusahaan obat yang menemukan obat
tersebut dapat memasarkannya dengan nama dagang. Nama dagang biasanya diusahakan
yang mudah diingat oleh pengguna obat. Jadi, pada dasarnya obat generik dan obat paten
berbeda dalam penamaan, sedangkan pada prinsipnya komposisi obat generik dan obat paten
adalah sama.
Disebut obat paten karena pabrik penemu tersebut berhak atas paten penemuan obat tersebut
dalam jangka waktu tertentu. Selama paten tersebut masih berlaku, tidak boleh diproduksi
oleh pabrik lain, baik dengan nama dagang dari pabrik peniru ataupun dijual dengan nama
generiknya. Produksi obat generiknya baru dapat dilakukan setelah obat nama dagang
tersebut berakhir masa patennya. Jika pabrik lain ingin menjual dengan nama generik atau
dengan nama dagang dapat dilakukan dengan mengajukan ijin lisensi dari pemegang paten.
Obat nama dagang yang telah habis masa patennya dapat diproduksi dan dijual oleh pabrik
lain dengan nama dagang berbeda yang biasa disebut sebagai me-too product (di beberapa
negara barat disebut branded generik) atau tetap dijual dengan nama generik.
I. Obat Tradisional
a)Penggolongan Obat Tradisional
Penggolongan obat di atas adalah
maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak.

Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan
fitofarmaka.
a) Jamu (Empirical based herbal medicine) Logo Jamu :
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya,
jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari
berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam
bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-
menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

b) Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) Logo Obat Herbal
terstandar :
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang
dapat berupa tanaman obat , binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses
ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah
dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan
pembuatan ekstrak.Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada
umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian
preklinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak
tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas
akut maupun kronis

b)Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) Logo Fitofarmaka :


Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan
bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih
meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan
kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa, Obat merupakan zat yang dikonsumsi tubuh
untuk mengurangi rasa sakit maupun menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna
untuk menyembuhkan jenis-jenis penyakit yang diderita oleh manusia. Penetapan diagnosa.
Peran obat secara umum ada beberapa manfaat salah satunya yaitu : Untuk pencegahan
penyakit, menyembuhkan penyakit, memulihkan (rehabilitasi) kesehatan, mengubah fungsi
normal tubuh untuk tujuan tertentu, penigkatan kesehatan, mengurangi rasa sakit.
Penggolongan obat dalam farmakologi di bagi berdasarkan jenisnya, mekanisme kerja obat,
berdasarkan tempat dan lokasi pemakaian, berdasarkan cara pemakaian, berdasarkan efek
yang ditimbulkannya, berdasarkan penamaan. Kemudian Pengertian Obat Generik Obat
Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Nonpropietary Names) dari
WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Manfaat obat
generik antara lain : Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Dari segi ekonomis obat generik dapat dijangkau masyarakat
golongan ekonomi menengah kebawah. Dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau
khasiat yang sama dengan obat yang bermerek dagang (obat paten). Kebijakan obat generik
adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di mana obat dipasarkan
dengan nama bahan aktifnya.
Kemudian regulasi obat di Indonesia sudah di tetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi.
B. Saran
Bagi masyarakat umum, khususnya para pembaca diharapkan mampu mengetahui regulasi
obat di Indonesia, apakah itu legal atau ilegal. Dan bertujuan agar masyaraka mengetahui
jenis obat, efek yang ditimbulkan , dan cara pemakaian obat yang benar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Guidelines for Developing National Drug Policies. World Healt Organization,
Genewa.
Wahab, SA, 2005, Analis Kebijakan dan Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara,
Bumi Aksara : Jakarta
Sampurno, 2009, Pemasaran Farmasi Universitas Gadjah Mada, Press : Yogyakarta
https://revaauliadanuarta.wordpress.com/2014/03/25/contoh-karya-tulis-mengenai-obat-
tradisional/
https://www.deherba.com/obat-tradisional-vs-obat-kimia.html
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/08/18/perbedaan-obat-herbal-dan-obat-
kimia-673746.html
https://www.academia.edu/7005738/PENGGOLONGAN_OBAT
http://www.slideshare.net/gdisschoi/sesi-5-penggolongan-obat-menurut-pemerintah
Download
of 16
regulasi obat di indonesiaa
by diah-retnani

on Sep 27, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 5

Comment: 0

71

views

Share

Comments

Description

farmakologi
Download regulasi obat di indonesiaa

Transcript

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang sebenarnya


mempunyai suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan sakit, dan
hal ini sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan mereka. Potensi disini yang di artikan sebagai kemampuan, daya, kesanggupan,
kekuatan yang dapat dikembangkan. Namun, sayang apa yang Negara kita punya tampaknya
masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan. Padahal saat ini biaya pengobatan
modern cukup mahal ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang melanda bangsa ini belum
sepenunya berakhir. Hal tersebut di khawatirkan dapat membuat kemampuan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal semakin menurun. Selama ini perkembangan
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional dan alternatif tampak semakin pesat sekitar
32% masyarakat kita memakai pengobatan dan obat tradisional ketika sakit. Perkembangan ini
telah mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat-obat modern dan obat tradisional, mulai dari
budidaya tanaman obat, industri obat, dan distribusi/regulasi. Secara kasat mata distribusi atau
regulasi obat di Negara Indonesia tampaknya cukup aman-aman saja, namun pada dasarnya di
balik semua itu banyak orang yang menyelewengkan obat-obatan palsu, obat yang bercampur
bahan kimia beberapa waktu lalu, kejadian itu akan semakin menambah keraguan masyarakat
akan khasiat dan keamanan mengkonsumsi jamu dan obat tradisional sudah lama dilakukan oleh
masyarakat. Obat tradisional ini tentunya sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai
dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi
obat? 2. Apa peran obat secara umum? 3. Apa saja bentuk sedian Obat ? 4. Apa saja arti simbol
dalam kemasan ? 5. Ada berapa penggolongan obat? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa
mampu menjelaskan Regulasi Obat di Indonesia 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu
menjelaskan pengertian obat b. Mahasiswa mampu menjelaskan peran obat c. Mahasiswa
mampu menjelaskan penggolongan obat d. Mahasiswa mampu menjelaskan macam macam
bentuk sediaan obat e. Mahasiswa mampu menjelaskan arti simbol dalam kemasan obat f.
Mahasiswa mampu menjelaskan peraturan tentang perdagangan besar farmasi atau regulasi obat
di Indonesia. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Obat Obat merupakan sedian atau paduan
bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005). Defenisi menurut
Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta
mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Definisi secara umum Obat
merupakan zat yang dikonsumsi tubuh untuk mengurangi rasa sakit maupun menghilangkan
suatu penyakit. Obat dapat berguna untuk menyembuhkan jenis-jenis penyakit yang diderita oleh
manusia B. Peran Obat Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran
obat secara umum adalah sebagai berikut: 1. Penetapan diagnosa 2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit 4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan 5. Mengubah fungsi normal
tubuh untuk tujuan tertentu 6. Penigkatan kesehatan 7. Mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk,
2009) C. Macam-Macam Bentuk Sediaan Obat 1. Aerosol Sediaan yang dikemas di bawah
tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sIstem katup yang sesuai di
tekan. Sedian ini digunakan untuk pemakaian topiKal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal
pada hidung. 2. Kapsulae (Kapsul) Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:Â a)
Menutupi bau dan rasa yang tidak enak b) Menghindari kontak langsung dengan udara dan
sinar matahari c) Lebih enak dipandang d) Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur
secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih
kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar. e) Mudah
ditelan. 3. Tablet (Compressi) -Sedian padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan. 4. Krim Sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. 5. Emulsi Merupakan sediaan
berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi
sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi. 6.
Ekstrak Sediaan pekat yang di peroleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simpliisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hamper semua
pelarut di uapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat yang ditetapkan. 7. Gel (geli)Â Sistem semi padat terdiri dari suspense yang di
buat partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrsai oleh suatu
cairan. 8. Immunosera (Imunoserum) Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin
khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman
(bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen. 9. Implan atau Pelet Sedian dengan massa
padat berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat
dengan cara pengempaan atau pencetakan. 10. Infusa Sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90†™ selama 15 menit. 11. Inhalasi
Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek local atau sistemik. 12.
Injectiones (Injeksi)Â Sediaan steril untuk kegunaan parenteral, yaitu dibawah atau menembus
kulit atau selaput lender. 13. Irigasi Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga tubuh, penggunaan adalah secara topical. 14.
Lozenges atau tablet hisap Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur
perlahan dalam mulut. 15. Sediaan Obat mata a) Salep mata Salep steril yang digunakan
pada mata. b) Larutan Obat mata Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedimikian rupa hingga  sesuai di gunakan untuk mata. 16. PastaÂ
Sediaan semi padata yang mengandung satu atau lebih bahan yang di tujukan untuk pemakaiaan
topical. 17. Plester Bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang
dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut. 18. Serbuk Campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang
tak terbagi. 19. Solutiones (Larutan) Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara
peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). 20.
Suppositoria Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. 21. Pilulae
(PIL)Â Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan
kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu. 22. Suspensi Merupakan sediaan cair
yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara
lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit),
suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering. Arti Simbol
dalam Kemasan Obat D. Arti Simbol dalam Kemasan Obat 1. Simbol Logo Obat Jamu Jamu
adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara
tradisional. 2. Simbol Logo Obat Herbal Terstandar Obat Herbal Terstandar (OHT) Adalah obat
tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman
obat, binatang, maupun mineral. Contoh OHT (Diapet, Hi-Stimono, Irex-Max, Kiranti Pegel
Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan) OHT adalah strata ke-dua setelah Jamu 3. Simbol Logo Obat
Fitofarmaka Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah, protokol
uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan
uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akanlebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di saranapelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah. 4. Simbol
Logo Obat Bebas Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat
Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk
peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari
obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.Obat
Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran
hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi
nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping ,nomor batch,
nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya. penandaan akan berubah
pada produk obat bebas terbatasContoh Obat Bebas adalah Paracetamol, Aspirin, Promethazine,
Guafenesin, Bromhexin HCL, Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn
Sulfate, Proliver, Tripid, Gasflat, Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut
dalam kombinasi) 5. Simbol Logo Obat Bebas Terbatas Berbeda dengan Obat Bebas terlihat
pada pengertian dan logonya, Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk
mengobatipenyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas
termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan
ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, disertai tanda
peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang
menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang
digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen,
petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian,peringatan serta kontra indikasiContoh Obat
Bebas Terbatas : Theophiline, Allerin, Pseudoefedrin HCL, Tilomix, Tremenza, Bodrex extra,
Lactobion, Antasida plus, Dexanta, asam acetylsalisil, Asmadex, ephedrin HCL,
Dextromethorphan dll (penyebutan merk karena obat kombinasi) 6. Simbol Logo Obat KerasÂ
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus
luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya
terdapat huruf †œK†• yang menyentuh garis tepi. Obat yang masuk ke dalam golongan obat
keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral, baik
dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat
baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia
serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. diperlukan informasi lengkap terkait penggunaan obat ini karena jika tidak
digunakan secara tepat dapat menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi tubuh sebaiknya
konsultasikan kepada Apoteker jika anda mendapatkan obat-obat berlabel obat keras dari resep
dokter, penggunaan obat yang terpat akan meningkatkan efektivitas obat terhadap penyakit dan
meminimalkan efek sampingnya.Contoh Obat Keras : Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin
HCL, Alprazolam, Clobazam, Chlordiazepokside, Amitriptyline, Lorazepam, Nitrazepam,
Midazolam, Estrazolam, Fluoxetine, Sertraline HCL, Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin,
Levodopa, Benzeraside, Ibuprofen, Ketoprofen dll 7. Simbol Logo Obat Narkotik/PsikotropikÂ
Obat narkotik adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pada kemasan ditandai
dengan lingkaran warna putih dan tanda palang merah, garis tepi warna hitam. Kemasan obat
golongan ini ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat golongan
narkotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter yang asli (tidak dapat menggunakan kopi
resep). Contoh dari obat narkotika/Psikotropik antara lain: pada bagian bawah coretan ini. Dalam
bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetika/obat penghilang rasa sakit.
8. Obat Psikotropik obat yang secara efektif dapat mempengaruhi susunan saraf pusat dan akan
mempengaruhi tingkah laku dan aktivitas. Menurut UU No.35 Tahun 2009 tentang narkotika dan
psikotropika digolongkan menjadi : beserta contohnya Psikotropika golongan I yaitu
psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang
sangat kuat
E. Penggolongan Obat
1. Berdasarkan Jenisnya
a) Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Obat Bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di
apotek, bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat
Bebas Terbatas (dulu disebut daftar W = Waarschuwing = peringatan), yakni obat-obatan yang
dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai lingkaran biru
bergaris tepi hitam.
b) Obat Keras Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai tanda
lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
c) Psikotropika dan Narkotika Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas
otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan prilaku. Narkotika adalah
zat atau obatyang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menimbulkan pengaruhpengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya kedalam tubuh manusia (Chaerunisaa, dkk, 2009).
2. Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat
a) Obat yang bekeja terhadap penyebab penyakit, misalnya penyakit karena bakteri atau mikroba,
contoh: antibiotik.
b) Obat yang bekerja mencegah keaadan patologis dari penyakit, contoh: serum, vaksin. c) Obat
yang menghilangkan gejala penyakit = simptomatik, missal gejala penyakit nyeri, contoh:
analgetik, antipiretik.
d) Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang kurang, contoh:
vitamin, hormon.
e) Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yang tanpa zat berkhasiat untuk orang-
orang yang sakit secara psikis, contoh: aqua proinjection Selain itu, obat dapat dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan antihipertensi, cardiaca, diuretic, hipnotik, sedative
dan lain-lain (Chaerunisaa, dkk, 2009).
3. Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaiaannya
a) Obat Dalam, misalnya obat-obat peroral. Contoh: antibiotik, acetaminophen
b) Obat Topikal, untuk pemakaian luar badan. Contoh sulfur, antibiotik (Anief, 1994).

4. Berdasarkan Cara Pemberiannya


a) Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh: serbuk, kapsul, tablet
sirup.
b) Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal. Contoh supositoria, laksatif.
c) Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendirdan masuk ke pembuluh darah,
efeknya lebih cepat. Untuk penderita tekanan darah tinggi, Contoh: tablet hisap, hormone.
d) Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikan secara intravena,
subkutan, intramuscular, intrakardial.
e) Langsung ke organ, contoh intrakardial. f) Melalui selaput perut, intraperitoneal (Anief,
1994). 5. Berdasarkan Efek yang Ditimbulkannya a) Sistemik: masuk ke dalam system peredaran
darah, diberikan secara oral b) Lokal : pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan, misalnya
pada kulit, telinga, mata (Anief, 1994). 6. Berdasarkan Penamaannya Menurut Widodo (2004),
penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu : a) Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat. b)
Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang disepakati sebagai nama
obat dari suatu nama kimia. c) Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh
masing-masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten. F. Obat dengan
Menggunakan nama kimia Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia yang menggambarkan
struktur molekulnya. Karena itu, nama kimia obat biasanya amat kompleks sehingga tak mudah
diingat orang awam. Untuk kepentingan penelitian acapkali nama kimia ini disingkat dengan
kode tertentu, misalnya PH 131. Setelah obat itu dinyatakan aman dan bermanfaat melalui uji
klinis, barulah obat tersebut di daftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 1. Lebih
diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja. 2. Bersifat sympthomatis yang hanya
untuk mengurangi penderitaannya saja. 3. Bersifa paliatif artinya penyembuhan yang bersifat
spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak akan menjadi racun yang berbahaya. 4.
Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti
asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain. 5. Reakdi cepat, namun bersifat
destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam
jangka waktu lama. 6. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan
ginjal, mengakibatkan lemak darah. G. Obat Nama Generik Pengertian Obat Generik Obat
Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Nonpropietary Names) dari WHO (World
Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan
sebagai judul dari monografi sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat
tunggal. Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram oleh pemerintah dengan nama generik
yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Harga obat disubsidi oleh
pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Mentri
Kesehatan (Menkes) RI. Obat generik esensial adalah obat generik terpilih yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Widodo, 2004). · Manfaat Obat
Generik Menurut Widodo (2004) manfaat obat generik secara umum adalah : 1. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Dari segi
ekonomis obat generik dapat dijangkau masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. 3.
Dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama dengan obat yang
bermerek dagang (obat paten). H. Menggunakan nama paten/nama dagang Yang dimaksud obat
paten/nama dagang adalah nama sediaan obat yang diberikan oleh pabriknya dan terdaftar di
departemen kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai merek terdaftar. Dari satu nama generik
dapat diproduksi berbagai macam sediaan obat dengan nama dagang yang berlainan ,misal :
Pehamoxil (berisi : Amoxicillin), Diafac (berisi : metformin) dll. Nama dagang ini sering juga
disebut nama paten. Perusahaan obat yang menemukan obat tersebut dapat memasarkannya
dengan nama dagang. Nama dagang biasanya diusahakan yang mudah diingat oleh pengguna
obat. Jadi, pada dasarnya obat generik dan obat paten berbeda dalam penamaan, sedangkan pada
prinsipnya komposisi obat generik dan obat paten adalah sama. Disebut obat paten karena pabrik
penemu tersebut berhak atas paten penemuan obat tersebut dalam jangka waktu tertentu. Selama
paten tersebut masih berlaku, tidak boleh diproduksi oleh pabrik lain, baik dengan nama dagang
dari pabrik peniru ataupun dijual dengan nama generiknya. Produksi obat generiknya baru dapat
dilakukan setelah obat nama dagang tersebut berakhir masa patennya. Jika pabrik lain ingin
menjual dengan nama generik atau dengan nama dagang dapat dilakukan dengan mengajukan
ijin lisensi dari pemegang paten. Obat nama dagang yang telah habis masa patennya dapat
diproduksi dan dijual oleh pabrik lain dengan nama dagang berbeda yang biasa disebut sebagai
me-too product (di beberapa negara barat disebut branded generik) atau tetap dijual dengan nama
generik.
I. Obat TradisionalÂ
a) Penggolongan Obat Tradisional Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis kimia
modern, padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal sebagai obat
tradisional. Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat
tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah
diciptakan peralatan berteknologi t inggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu
maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Saat ini obat tradisional
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka.Â
a) Jamu (Empirical based herbal medicine) Logo Jamu :Â Jamu adalah obat tradisional yang
disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun
dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 †“ 10 macam
bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi
cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-
puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara
langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
b) Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) Logo Obat Herbal terstandar :
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat , binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.Selain proses produksi
dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah
berupa penelitian-penelitian preklinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart
pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akut maupun kronis
b) Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) Logo Fitofarmaka : Merupakan bentuk obat
tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan
obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah. BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa, Obat merupakan zat yang dikonsumsi
tubuh untuk mengurangi rasa sakit maupun menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna
untuk menyembuhkan jenis-jenis penyakit yang diderita oleh manusia. Penetapan diagnosa.
Peran obat secara umum ada beberapa manfaat salah satunya yaitu : Untuk pencegahan penyakit,
menyembuhkan penyakit, memulihkan (rehabilitasi) kesehatan, mengubah fungsi normal tubuh
untuk tujuan tertentu, penigkatan kesehatan, mengurangi rasa sakit. Penggolongan obat dalam
farmakologi di bagi berdasarkan jenisnya, mekanisme kerja obat, berdasarkan tempat dan lokasi
pemakaian, berdasarkan cara pemakaian, berdasarkan efek yang ditimbulkannya, berdasarkan
penamaan. Kemudian Pengertian Obat Generik Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat
dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN
(International Nonpropietary Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Manfaat obat generik antara lain : Sebagai sarana pelayanan
kesehatan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dari segi ekonomis
obat generik dapat dijangkau masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Dari segi
kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama dengan obat yang bermerek dagang
(obat paten). Kebijakan obat generik adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga
obat, di mana obat dipasarkan dengan nama bahan aktifnya. Kemudian regulasi obat di Indonesia
sudah di tetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/Vi/2011
Tentang Pedagang Besar Farmasi. B. Saran Bagi masyarakat umum, khususnya para pembaca
diharapkan mampu mengetahui regulasi obat di Indonesia, apakah itu legal atau ilegal. Dan
bertujuan agar masyaraka mengetahui jenis obat, efek yang ditimbulkan , dan cara pemakaian
obat yang benar. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1998. Guidelines for Developing National Drug
Policies. World Healt Organization, Genewa. Wahab, SA, 2005, Analis Kebijakan dan Formulasi
ke Implementasi Kebijakan Negara, Bumi Aksara : Jakarta Sampurno, 2009, Pemasaran Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Press : Yogyakarta
https://revaauliadanuarta.wordpress.com/2014/03/25/contoh-karya-tulis-mengenai-obat-
tradisional/ https://www.deherba.com/obat-tradisional-vs-obat-kimia.html
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/08/18/perbedaan-obat-herbal-dan-obat-kimia-
673746.html https://www.academia.edu/7005738/PENGGOLONGAN_OBAT
http://www.slideshare.net/gdisschoi/sesi-5-penggolongan-obat-menurut-pemerintah
X

Recommended

peraturan regulasi obat di indonesia

farmakologi
skripsi penelitian korupsi di indonesiaa

salah satu skripsi penelitian terhadap korupsi di indonesia yang mencakup baik bidang ekonomi,
sosial dan politik indonesia..

Obat Dan Regulasi

OBAT DAN REGULASI · Obat merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kesehatan
· Obat terutama obat esensial merupakan hak asasi manusia · Dalam pemenuhan
kebutuhan…

Tutorial APKMANAGER Indonesiaa

ini adalah tutorial menggunakan apk manager


Hotel Berbintang Indonesiaa

skb

Desain Dan Regulasi Kemasan Obat

2 3 4 5 6 7 Isi kemasan Komposisi Logo obat Indikasi Nama Produk Aturan Pakai Preview
Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Aturan Simpan I l u s tr a s i Identitas Pabrik…

regulasi perbankan di indonesia.docx

memberikan penjelasan tentang perjalanan bank syariah di indonesia

REGULASI TELEKOMUNIKASI DI THAILAND

Seperti halnya BRTI di indonesia ,thailand pun memiliki badan regulasi yang mengatur
telekomunikasi di negara tersebut,sperti apa bentuk nya ?
REGULASI PERBANKAN DI INDONESIA

REGULASI PERBANKAN DI INDONESIA. Objektif Menguasai dan mampu menjelaskan


konsep sistem perbankan Bagaimana kedudukan BI dalam sistem perbankan Ruang lingkup
pengawasan perbankan,…

01 status keanekaragaman hayati indonesiaa

education

01 status keanekaragaman hayati indonesiaa

1. (BIODIVERSITAS) KELOMPOK VIII SITI FITRIATIRISKI NURAIN HUNOU YUSLI


MOH.TOMI MUSTAFA 2. Apa Pengertian Biodiversitas…? <ul><li>BIODIVERSITAS
ADALAH : </li></ul><ul><li>KEANEKARAGAMAN…

Permasalahan Regulasi di Kota Surabaya


Tugas Hukum dan Administrasi Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, setiap manusia memiliki cara pandang yang berbeda -beda akan suatu hal. Cara
pandang…

Regulasi GMO Di Luar Negeri

Regulasi GMO di Luar Negeri, Pemasaran, dan Dampaknya pada Berbagai Aspek Regulasi
GMO di Luar Negeri, Pemasaran, dan Dampaknya pada Berbagai Aspek Muhammad Fajar
Rahadian…

Regulasi Bank Syariah Di Indonesia

A. Regulasi Bank Syariah di Indonesia Perkembangan industri keuangan syariah secara informal
telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional…

10 Penyakit Mematikan Yang Ada Di Indonesiaa Faa

this is for
2 the blackspot investigation process indonesiaa

1. Bagaimana melakukaninvestigasi “blackspot”Semarang18 & 19 April 2012 Phillip Jordan,


ConsultantRoad Safety International Pty Ltd 2. Bagaimana melakukan investigasi…

Pengaruh Stimulus Fiskal Pada Perekonomian Indonesiaa

Perpajakan

Masalah Regulasi

Masalah Regulasi 1. Penyerobotan Tanah • Artikel 1: (Studi kasus tanah Bekas Tanah Kas Desa,
Sidotopo) Regulasi: UU No. 5 tahun 1960/ UUPA Pasal 2 (4) Hak menguasai dari…
Regulasi Jabfungsurta

21 Februari 2011 TUGAS I Regulasi Jabatan Fungsional Survei dan Pemetaan Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli Nama : Ratih Destarina…

Regulasi laboratorium

Regulasi Laboratorium (Kimia) Pertemuan 1 LABORATORIUM MANAGEMEN


LABORATORIUM AKREDITASI LABORATORIUM BADAN AKREDITASI
STANDARSTANDAR Pengertian laboratorium • Di dalam…

View more

Anda mungkin juga menyukai