PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ADI KURBIANTORO
01.18.054
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Proposal Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Farmasi Akademi Kesehatan Arga Husada
Oleh :
ADI KURBIANTORO
01.18.054
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN SOKHLETASI TERHADAP
RENDEMAN EKSTRAK DAUN PATIKAN KEBO (EUPHORBIA HIRTA l.)
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
ADI KURBIANTORO
01.18.054
Disetujui untuk diuji kan di hadapan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal : Pare, ........
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Akademi Kesehatan Arga Husada
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
ADI KURBIANTORO
01.18.054
Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada ujian di Program Diploma III
Farmasi Akademi Kesehatan Arga Husada Pare
Tanggal :
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua : apt. Vita Kresnawati, M.Farm.Klin.
Mengetahui
Akademi Kesehatan Arga Husada
iii
SURAT PERNYATAAN
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.
ADI KURBIANTORO
01.18.054
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
iv
KATA PENGANTAR
v
7. Serta semua pihak yang telah mendukung penulis dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis
menyadari bahwa penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan dan kelemahan, walaupun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat hasil yang
optimal.
Penulis berharap ada masukan, kritik ataupun saran yang membangun diri
semua pihak, untuk kesempurnaan Proposal karya Tulis Ilmiah ini. Penulis juga
berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini akan bermanfaat bagi penulis maupun
pihak terkait.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Surat Penyataan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Singkatan
vii
2.6.1 Uji Alkaloid
2.6.2 Uji Flavonoid
2.6.3 Uji Tanin dan Polifenol
2.6.4 Uji Saponin
2.7 Kerangka konsep
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
Tabel 3.1 Hasil Uji Perhitungan Bobot Rendeman Daun Patikan Kebo
(Euphorbia hirta L.)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Klasifikasi Daun Patikan Kebo
(Euphorbia hirta L.)
Gambar 2.7 Kerangka Konsep Perbandingan Metode Ekstraksi
Maserasi dan Sokhletasi Terhadap Rendeman Ekstrak Daun
Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Perbandingan Metode Ekstraksi
Maserasi dan Sokhletasi Terhadap Rendeman Ekstrak Daun
Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)
x
FeCl3 = Feri Chlorida
Hcl = Hidrochlorida
I2 = Iodida
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
hasilnya akan terus meningkat sampai pada titik jenuh dari pelarut tersebut
(Chairunnisa dkk, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Syamsul dkk, 2020) yang
berjudul “Perbandingan Ekstrak Lamur (Aqualaria malaccensis) dengan
Metode Maserasi dan Refluks” didapatkan hasil rendeman terbanyak dengan
metode refluks 30,70% dibandingkan dengan metode maserasi sebesar
29,97% hal ini karena metode maserasi tidak menggunakan bantuan
pemanasan maka untuk menarik senyawa yang lebih maksimal dibutuhkan
pula waktu dan lamanya proses ektraksi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Dewi dkk, 2020) pada penelitiannya
yang berjudul “Perbandingan Metode Sokhletasi dengan Maserasi terhadap
Daya Aktivitas Antioksidan Bunga Tasbih (Canna hybrida Hort.) diperoleh
ekstraksi yang dilakukan dengan sokhletasi memiliki daya antioksidan yang
sangat kuat dibandingkan dengan metode maserasi karena metode sokhletasi
memiliki keuntungan dalam segi waktu yang digunakan untuk mengekstrak
sampel lebih cepat sehingga sampel tidak teroksidasi dan tidak mempengaruhi
daya antioksidan, serta proses ekstraksi terjadi lebih sempurna karena pelarut
yang diembunkan akan mencegah kejenuhan pelarut.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Risdayanti dkk, 2020) yang
berjudul “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Patikan Kebo
(Euphorbia hirta L.) peneliti menggunakan metode ektraksi maserasi karena
struktur dari daun yang lunak, disamping melihat kemampuan sampel untuk
tersari dengan mudah dalam cairan penyari, juga karena metode maserasi
merupakan metode dengan cara dingin, dimana bila dilakukan dengan metode
ekstraksi dengan cara panas dikhawatirkan adanya komponen yang rusak
akibat pemanasan. Dalam penelitian ini juga menggunakan ethanol 96%
karena bersifat semipolar yaitu ethanol dapat menyari senyawa kepolaran yang
tinggi dan kepolaran yang rendah, sehingga diharapkan komponen kimia yang
terdapat pada sampel tersari lebih seragam.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
perbandingan metode maserasi dan sokhletasi untuk mengetahui hasil bobot
rendeman terbanyak dari masing-masing metode yang digunakan dalam
4
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
(1) Alkaloid
Alkaloid adalah kelompok metabolit sekunder yang ditemukan
pada tumbuhan. Alkaloid di alam tidak pernah berdiri sendiri, karena
berupa campuran dari beberapa alkoloid utama dan kecil. Alkaloid
khas yang berasal dari sumber tumbuhan yang bersifat basa,
mengandung satu atau lebih atom nitrogen (dalam bentuk cincin
hetrosiklik) (Julianto, 2019).
(2) Flavonoid
Flavonid pada umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada
gula sebagai glikosida dan aglikon. Flavanoid terdapat dalam semua
tumbuhan berpembuluh tetapi beberapa kelas flavonoid ada yang
terdapat pada semesta (Harborne, 1984).
(3) Tanin
Tanin merupakan suatu senyawa fenolik yang berasa pahit,
sepat atau kelat, dapat bereaksi, dan mengumplakan protein atau
senyawa organik lainya yang mengandung asam amino dan alkaloid.
Tanin memiliki berat molekul sekitar 500-3.000 (ester asam galat)
dan lebih besar dari 20.000 (proantosianidin). Tanin dikelompokkan
menjadi dua bentuk senyawa yaitu tanin terhidrolisis dan tanin
terkondensasi (Julianto, 2019).
(4) Saponin
Senyawa ini memberikan efek pembentukan gelembung yang
permanen pada saat digojok dengan air. Senyawa ini memiliki
aktivitas ekspektoran dan anti inflamasi contoh senyawa glikosida
saponin adalah liquorice (Julianto, 2019).
2.1.5 Manfaat Daun Patikan Kebo
Tanaman Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dapat dimanfaatkan
untuk mengobati gangguan nafas menahun (asma), gangguan
penglihatan, batuk, sariawan, menyembuhkan luka yang disebabkan oleh
mikroba seperti gonorrhea dan disentri. Daun dan getah untuk
mengobati borok (Dodo dkk, 2016).
9
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan yang tidak saling larut. Prinsip dari suatu
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dan pelarut polar dan senyawa non
polar dalam senyawa non polar. Cairan penyari yang digunakan untuk proses
ekstraksi berpengaruh terhadap rendeman ekstrak dan kadar suatu senyawa,
dimana semakin besar kepolaran penyari, semakin besar pula jumlah senyawa
yang dapat diperoleh dari proses ekstraksi (Fakhruzy, 2020). Ada beberapa
macam metode ekstraksi bahan dari yang paling sederhana dan kuno sampai
modern yaitu ekstraksi dengan cara dingin meliputi maserasi dan perkolasi.
Sedangkan ekstraksi dengan cara panas yaitu refluks, sokhletasi, ultrasonikasi,
dan ekstraksi dengan pelarut yang bertekanan (Pressurized solvent extraction).
Pemilihan metode berdasarkan beberapa alasan yaitu sifat bahan, kestabilan
metabolit sekunder, rendeman, kualitas yang diinginkan, maupun karena biaya
dan waktu (efisiensi) (Nugroho, 2017).
2.2.1Cara dingin
(1) Maserasi merupakan cara ekstraksi sederhana yaitu dengan
merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang
mengandung zat aktif. Zat aktif akan terlarut, kemudian dengan
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel
dengan diluar sel, maka zat aktif (zat terlarut) ditarik keluar. Peristiwa
tersebut terjadi secara berulang-ulang hingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan diluar dan didalam sel. Metode maserasi
digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang
mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks, dan
lilin. Keuntungan dari metode ini adalah cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Pada
umumnya maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel dalam
bejana dengan cara 10 bagian simplisia dimasukan kedalam suatu
bejana kemudian ditambah dengan 75 bagian penyari, ditutupi dan
10
ini digunakan untuk simplisia tahan panas seperti akar, batang, biji,
dan herba (Najib, 2018).
(6) Sokhletasi dengan cara meletakan bahan yang akan diekstraksi dalam
sebuah kantong ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat
ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu dengan pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas
bulat setelah melewati pipa sifon (Najib, 2018). Alat yang digunakan
adalah labu didih, ektraktor, dan kondensor. Sampel dalam sokhletasi
perlu dikeringkan sebelum disokletasi dengan tujuan menghilangkan
kandungan air yang terdapat dalam sampel dan sampel juga perlu
dihaluskan dengan tujuan mempermudah senyawa terlarut dalam
pelarut. Didalam sokhletasi digunakan pelarut yang mudah menguap.
Jenis Pelarut tergantung pada tingkatannya, polar atau non polar.
Ekstraksi dengan metode ini digunakan untuk simplisia yang
jumlahnya sedikit dan tahan terhadap pemanasan (Achmad dan
Sugiarto, 2020).
2.3 Pelarut (Solvent)
Pelarut merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam proses
ektraksi, sehingga banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
pelarut yaitu pelarut harus mempunyai daya larut yang tinggi dan tidak
berbahaya atau tidak beracun, pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus
dapat melarutkan ekstrak yang akan dilakukan percobaan, mempunyai
kelarutan yang besar, tidak menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen ektrak, titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat. Selain itu
syarat pelarut yang digunakan harus bersifat selektif artinya pelarut harus
dapat melarutkan suatu senyawa dengan cepat. Syarat kedua harus
mempunyai titik didih yang cukup rendah, hal ini supaya pelarut dapat
diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi, namun titik didih pelarut juga
tidak boleh terlalu rendah karena akan menyebabkan kehilangan kadar
senyawa dalam penguapan. Syarat ketiga bersifat inert artinya pelarut tidak
12
Alkaloid
Saponin
Ektraksi
Maserasi Sokhletasi
Pemekatan Pemekatan
Penimbangan Penimbangan
Bobot Bobot Rendaman
Rendeman
Uji Fitokimia Uji Fitokimia
Analisa Data
Hasil
Kesimpulan
METODE PENELITIAN
15
16
Tanaman Obat
Herbal
Preparasi Sampel
Analisa Data
Kesimpulan
(7) Tanin
Suatu senyawa fenolik yang memberikan rasa pahit dan sepat/kelat,
dapat bereaksi dan menggumpalkan protein atau senyawa organik lainnya
yang mengandung asam amino atau alkaloid.
(8) Saponin
Saponin merupakan senyawa berasa pahit , ditandai dengan
penambahan larutan koloidal dengan air yang apabila digojog
menimbulkan buih. Saponin dimanfaatkan sebagai reumatik dan sebagai
bahan pengemulsi.
(9) Bobot Rendeman
Bobot rendeman suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain dipengaruhi oleh jenis pelarut dan konsentrasinya.
(10) Skrining Fitokimia
Uji fitokimia yang bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder dari suatu senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
3.7 Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.7.1 Pengumpulan Data
(1) Pengambilan Sampel
Pengambilan daun Patikan kebo (Euphorbia hirta L.)
dilakukan di pagi hari yang diperoleh dari Desa Ngablak Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Daun yang digunakan
diambil dalam keadaan segar berwarna hijau keunguan, tidak kering
dan tidak berwarna kuning kecoklatan.
(2) Pengolahan Sampel
Daun Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dilakukan sortasi
basah untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing yang
terdapat pada simplisia. Daun Patikan kebo (Euphorbia hirta L.)
kemudian dicuci dengan air mengalir, ditiriskan, ditimbang sebagai
berat basah kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di
udara yang terlindungi dari sinar matahari langsung. Daun yang
telah kering kemudian diserbuk dengan cara dihaluskan dan diayak
dengan pengayak mesh 60.
20
% Rendeman
Sampel Rata-rata
I II III
A
B
C
Tabel 3.1 Hasil Uji Perhitungan Bobot Rendeman Daun Patikan Kebo
(Euphorbia hirta L.)
(2) Skrining Fitokimia
Uji fitokimia pada ekstrak hasil maserasi dan sokhletasi dengan
pembuatan ekstrak daun Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dengan
menimbang sebanyak 0,5 gram kemudian dilarutkan dengan etanol
96% sebanyak 10 ml dalam labu ukur 100 ml hingga larut sempurna,
lalu ditambahkan dengan air suling hingga 100 ml.
a. Uji Alkaloid
1. Pereaksi Mayer
Sepuluh tetes ekstrak dimasukan kedalam tabung reaksi,
lalu ditambahkan dengan pereaksi mayer sebanyak 2-3 tetes
menghasilkan endapan putih kekuningan menunjukan adanya
senyawa alkaloid.
2. Pereaksi Bouchardat
Sepuluh tetes ekstrak dimasukan kedalam tabung reaksi,
lalu ditambahkan pereaksi bouchardart sebanyak 2-3 tetes
22
Arsa. A. K., Achmad. Z. ( 2020). Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu
Ireng (Curcuma Aeruginosa Roxb) Dengan Pelarut Etanol Dan N-Hexana.
Jurnal Technologi Technoscientia: Vol 13 No 1.
Choirunnisa. S., Wartini. M. N., Suhendra. L. (2019). Pengaruh Suhu Dan Waktu
Maserasi Terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus
Mauritiana L) Sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen
Agroindustri. Vol 7 No 4.
Dodo., Solihah. S. M., Yuzammi. (2016). Koleksi Kebun Raya Banua Tumbuhan
Berpotensi Obat. Jakarta: LIPI Press.
24
25