Anda di halaman 1dari 3

Resume pertemuan 5

Nama: Astuti
NIM: 201081009
Prodi: D3 Kebidanan Semester 4
Penggolongan obat
- Sedian farmasi: obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik (UU No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan)

- Menurut WHO Obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik dan psikis.
- Obat khusus terdiri dari: obat baru, obat standar, obat esensial, obat genereik, obat
jadi, obat paten, obat asli.

- Bahan obat/bahan baku


1) Obat tradisional, menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 1
ayat 9 obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sedian sarian galenik atau campuran dari
bahan tersebut yag cara turun temurun telah diguanakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
Sesuai keputusan kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tertanggal 17 mei
2004 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam
indonesia terdapat 3 macam logo serta kriteria masing-masing (logo jamu, logo
obat herbal berstandar, logo fitofarmaka)
- Kosmetik
Penggolongan kosmetik
Kosmetik golongan 1 yaitu kosmetik yang digunakan untuk bayi, sekitar mata, rongga
mulut, dan mukosa lainnya. Yang mengandung bahan dg persyaratan kadar dan
penandaan dan kosmetik yang mengandung bahan yang fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanannya dan kemanfaatannya
Kosmetik golongan 2 adalah kosmetik yang tidak termasuk golongan 1

- Penggolongan obat digolongkan berdasarkan beberapa cara


1) nama,
2) bentuk sedian (bentuk padat, setengah padat, cair, dan gas)
3) cara pengguanaan/lokasi pemakaian/jalur pemberian (obat luar > Beretiket biru,
obat dalam > beretiket putih
rute pemberian (oral, sublingaul, topikal, intranasal/hidung, intraokular/mata,
rektal/rektum dubur, dan parenteral/injeksi)
4) penandaan pada kemasan (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika)
5) efek farmakologi/kelas terapi/mekanisme aksi/tujuan terapi, sumber/asal mula
bahan baku
- Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
tanpa resep dokter di apotek.

- Penggolongan narkotik dan psikotropika berdasarka Permenkes RI No. 57 tahun 2017


dan perubahan penggolongan narkotika berdasarkan permenkes RI No. 44 tahun 2019
1) Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan: Golongan I (Potensi aman), golongan II
(kuat), Golongan III (sedang), Golongan IV (ringan)
2) Narkotika dibagi menjadi 3 golongan: golongan I (sangat tinggi), golongan II
(tinggi), golongan III (ringan)

- Perbedaan antara
1) obat paten, adalah obat yang memiliki hak paten dan diberikan kepada industri
farmasi pada obat baru yang ditemukannya berdasarkan riset. Contohnya: Norvask
(amlodipin), plavix (klopidogrel), oradexon (deksametason)
2) obat generik, adalah obat yang habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi
oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Terbagi menjadi
obat generik berlogo dan obat generik bemerek( kandungan zat aktif diberi
nama/merek. Contohnya: parasetamol, amoksisilin, ranitidin, simetidin,
kloramfenikol dll

- Penggolongan obat berdasarkan kategori keamanan jika diberikan pada ibu hamil dan
menyusui
1) Kategori A, Obat yang terkategori A merupakan obat-obat yang cukup aman
dikonsumsi ibu hamil. Studi menunjukkan bahwa obat kategori ini tidak
menyebabkan risiko kehamilan atau malformasi pada trimester pertama. contoh
(parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin, isoniazid, dan asam folat)
2) Kategori B, Kategori ini meliputi obat-obat yang masih jarang dikonsumsi ibu
hamil namun juga tidak menunjukkan adanya efek malformasi bagi janin. Studi
reproduksi hewan telah gagal menunjukkan risiko pada janin. Contoh (B1:
simetidin, dipiridamol, spektinomisin. B2: tiraksilin, amfoterisin, dopamine,
asetilkistein, alkaloid belladonna. B3: karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin,
trimethoprim, mebendazol)
3) Kategori C, Obat kategori ini bisa berdampak buruk pada janin namun biasanya
dampaknya bisa membaik kembali. Studi reproduksi hewan telah menunjukkan
efek buruk pada janin, tetapi karena manfaat potensial mungkin beberapa ibu
hamil memerlukan penggunaan obat ini. Contoh obat: tramadol, gabapentin,
amlodipine, trazodone.
4) Kategori D, Obat-obat golongan ini terbukti bisa menyebabkan malformasi dan
berbahaya bagi janin. Risiko bahayanya bersifat menetap atau tidak bisa membaik
dengan sendirinya. Ada bukti positif risiko janin manusia berdasarkan data reaksi
yang merugikan dari pengalaman investigasi atau studi pada manusia. Contoh
obat: lisinopril, alprazolam, losartan, clonazepam, lorazepam
5) Kategori X Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan
dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini memiliki efek negatif yang
nyata dibandingkan manfaatnya pada ibu hamil. Contoh obat: atorvastatin,
simvastatin, warfarin, methotrexate, finasteride.

Anda mungkin juga menyukai