Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD FIKRI ROBBANI

NIM : 20003277074
KELAS : TK 1-B
DOSEN PENGAMPU : APT. MARLINA INDRIASTUTI, M.SC
MATA KULIAH : ILMU DASAR KEPERAWATAN II

FARMAKOLOGI

A. Pengertian Farmakologi
Ilmu tentang obat (pharmacon dan logos), Ilmu yang mempelajari interaksi
obat dengan organisme hidup, Studi terintegrasi tentang sifat-sifat zat kimia
dan organisme hidup serta segala aspek interaksinya.

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan obat


denagn seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan
fisiologi, resorbsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Ilmu khasiat obat
mencaup beberapa bagian yaitu farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika
dan farmakodinamika serta farmakoterapi.

B. Peran Farmakologi
Bagian dari kontrol kualitas, serta pengembangan obat tahap praklinik
maupun klinik, sejalan dengan perkembangan pelayanan kefarmasian.

C. Obat (medicine, drugs)


a) Sifat alami obat : Ada yang padat, ada yang bersifat asam lemah atau basa
b) Ukuran obat : Bervariasi dari sangat kecil sampai sangat besar
c) Bentuk obat : Harus fit dengan reseptornya seperti kunci dan gemboknya

D. Pengertian Obat
senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis,
penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya
membuat seseorang infertile atau melumpuhkan otot rangka selama
pembedahan.

E. Penggolongan obat
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan
Sesuai PERMENKES No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang daftar
wajib obat jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah
penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib Apotek, obat keras, psikotropika
dan narkotika.
a) Obat Bebas : Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter.
b) Obat Bebas Terbatas : disebut daftar W . Obat golongan ini juga
relative aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada.
c) Obat Wajib Apotek (OWA) : Menurut Keputusan Mentri Kesehatan
Nomor : 347/ MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek yaitu
obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di
Apotek tanpa resep dokter.
d) Obat Keras , Obat Narkotika , Obat Psikotropika
2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
 Obat Luar (Topikal) pemakaiannya tidak melalui saluran pencernaan
(mulut).
 Obat Dalam yaitu semua obat yang penggunaannya melalui mulut.

3. Berdasarkan Sumber
Tanaman (Obat dapat bersumber dari akar, batang, daun, dan biji), Hewan
(Dapat berupa hormon atau enzim, misalnya insulin.), Mineral (Mineral
Dapat berupa elemen-elemen organik atau bentuk garamnya), Sintesis
(Kebanyakan obat yang digunakan sekarang bersumber dari semisintesis
atau sintesis).
4. Berdasarkan Efek yang Ditimbulkan,
Misalnya, Antiinfeksi, Antijamur, Antihitamin, Antihipertensi, Vaksin,
Antikanker.
5. Berdasarkan Bentuk Sediaan
Padat, Cair, Semi padat, Gas Berdasarkan Bentuk Sediaan : Padat, Cair,
Semi padat, Gas
6. Berdasarkan Penamaan
Obat Generik, Obat dengan nama dagang, Obat dengan nama kimia.
7. Penggolongan obat berdasarkan keamanan Jika diberikan selama
kehamilan;

 Kategori A (Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita


hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau
pengaruh buruk lainnya),
 Kategori B (Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita
hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi
malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin,
 Kategori C (Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada
janin tanpa disertai malformasi anatomic semata-mata karena efek
farmakologiknya)
 Kategori D (Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya
kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan
janin yang bersifat ireversibel),
 Kategori X (Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko
tinggi terjadinya pegaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin
jika diminum pada masa kehamilan).

8. Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas Terapi


Analgetik, antipiretik, antiinflamasi non steroid, Anestetik, Antialergi,
Antidotum dan obat lain untuk keracunan.

F. Beberapa istilah penting dalam farmakologi

Obat dosis layak dapat menyembuhkan


,meringankan, atau mencegah penyakit berikut
gejalanya.

Ilmu Farmakologi mempelajari cara dalam mana fungsi sistem


hidup dipengaruhi obat.

Ilmu Farmakokinetik (ADME: absorbsi, distribusi, metabolisme,


ekskresi).Secara singkat artinya pengaruh
tubuh terhadap obat.

Ilmu Farmakodinamik pengaruh obat terhadap sel hidup.

Ilmu Farmakoterapi penggunaan obat untuk menyembuhkan


penyakit.

Ilmu Toksikologi mempelajari keracunan oleh berbagai bahan


kimia terutama obat.

G. Efek-efek Obat
Efek terapi, Efek samping, Efek teratogen, Efek toksis, Idiosinkrasi,
Fotosensitisasi

H. Efek-efek obat Dipandang dari segi luasnya area dibagi dua


Efek sistemik, Efek local.

I. Cara-cara penggunaan obat yang memberi efek sistemik ialah


Oral, Sublingual, Bukal, Injeksi atau parenteral, Implantasi subkutan,
Rektal.
J. Cara penggunaan obat yang memberi efek lokal, ialah
 Inhalasi : diberikan melalui jalur nasal atau oral respiratorik
 Penggunaan obat pada mukosa seperti mata, telinga, hidung, vagina, dan
sebagainya dengan obat tetes, busa dan sebagainya.
 Penggunaan pada kulit dengan salep, krim,losion dan sebagainya.

K. Efek Penggunaan Obat Campuran


Sinergisme, Antagonis, Interaksi obat.

L. Dosis Obat
Berat badan (mg/kg bb/hari), Umur, Jenis kelamin, Kondisi patologi
pasien (Obat tertentu perlu dinaikkan atau diturunkan dosisnya pada kondisi
penyakit tertentu).

M. Indikasi
suatu kondisi yang menandakan pasien perlu mendapatkan obat tersebut.

N. Kontraindikasi
Suatu hal yang harus diperhatikan sebelum minum obat, yaitu
menerangkan kondisi-kondisi yang tidak cocok utk pasien dgn konsumsi obat
tsb, dan berisiko menimbulkan kerugian/bahaya.

O. Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia


Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia pada saat ini semakin meningkat
baik dipergunakan langsung oleh masyarakat, industri kecil maupun besar,
Ketersediaan bahan baku obat (simplisia) yang melimpah ini sangat
mendukung pengembangan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dengan
memformulasikannya menjadi obat tradisional maupun kosmetik tradisional
dalam bentuk kemasan yang aman dan terstandarisasi berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Peraturan No.760/MENKES/PER/IX/1992 tentang Fitofarmaka, UU RI
No. 23 tahun 1992, pengamanan terhadap obat tradisional dimana penjabaran
dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia nomor: HK.00.05.4-2411 tanggal 17 Mei 2004 tentang ketentuan
pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia. dalam
Keputusan Kepala Badan POM tersebut, berdasarkan cara pembuatan serta
jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam
Indonesia dikelompokkan secara berjenjang menjadi 3 kelompok yaitu :
 Jamu
 Obat Herbal Terstandar
 Fitofarmaka

Anda mungkin juga menyukai