Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
A. Makanan Bayi
Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan adalah terdiri dari Air Susu Ibu (ASI)
dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI (Makanan Pendamping Air
Susu Ibu)adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari
ASI. MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu,
terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan
harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum
dikonsumsi
Kegiatan Pemberian MP-ASI lokal adalah serangkaian kegiatan meliputi :
1. Pengelolaan manajemen MP-ASI lokal yaitu : pendataan sasaran, pelatihan,
penyediaan dana, pemantauan, evaluasi,pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan teknis pembuatan MP-ASI lokal yaitu :pembelian bahan makanan,
persiapan, pemasakan, penyajian dan sampai dikonsumsi sasaran.
3. Bahan makanan lokal adalah bahan makanan yang tersedia setempat, mudah
diperoleh dan harga terjangkau oleh masyarakat.
4. Hari Makan Anak (HMA) adalah jumlah hari bayi dan anak usia 6-24 bulan
5. mendapat MP-ASI lokal yaitu selama 90 hari berturut-turut.
6. Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus ada
di dalam MP-ASI lokal setiap hari yaitu sebesar 250 Kalori, 6-8 gram protein
untuk bayi usia 6 12 bulan dan 450 Kalori, 12 - 15 gram protein untuk anak
usia
12 - 24 bulan.
7. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16 gram protein.
8. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI) adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka
9. kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori dan 6 gram protein.
10. Kebutuhan gizi bayi usia 12 24 bulan adalah sekitar 850 Kalori dan 20 gram
protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 Kalori dan 8 gram protein,
maka
kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram
protein.

Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI (ASI Eklusif). Pada
masa itu saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI yang mampu
dicerna dan diserap usus.
Hal yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut
a. Makanan bayi harus dapat memenuhi tujuan pemberian makanan yaitu :
-

Untuk tumbuh kembang

Untuk memenuhi kebutuhan psikologis

Keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan makanan yang baik

b. Pengenalan makanan pendamping ASI dilaksanakan secara bertahap dan


berangsur-angsur
c. Makanan baru diperkenalkan satu persatu agar diterima dengan baik
d. Urutan pemberian makanan perlengkapan : buah-buahan, tepung-tepungan,
sayuran, dan daging. Sumber protein hewani misalnya kuning telur diberikan
terakhir (umur 6 bulan)
e. Perhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan (alat makanan dan minuman)
f. Libatkan peran ayah dan anggota keluarga lainnya
Jenis makanan Bayi
Macam makanan bayi :
a. Makanan utama : ASI/ PASI
b. Makanan pelengkap/ pendamping ASI : Sari buah, Makanan lumat (contoh : bubur
susu, bubur tepung), makanan lembek (contoh : tim saring lengkap, bubur beras
lengkap, puree campur, makaroni)
Makanan Lumat dan Lembik
a. Bayi berumur 6-9 bulan mulai dapat diperkenalkan dengan makanan lembik yaitu
berupa Tim saring, bubur tepung dan lambat laun pindah ke makanan lembik
seperti tim saring.

b. Tim saring dapat dibuat sendiri yang terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut :
Makanan pokok (beras) 20gr, lauk hewani (daging ayam) 25gr, lauk nabati (tahu
tempe) 20gr, sayuran (wortel bayam) 25gr, air 3-4 gelas
c. ASI terus diberikan sesuka bayi
Makanan Lunak
a. Bayi umur 9-12 bulan diberi makanan lunak berupa bubur nasi lengkap atau tim
lengkap tanpa disaring lagi. Bayi jangan diberi makanan yang terlalu banyak
mengandung minyak, margari atau mentega karena lemak yang dikandungnya akan
memperberat kerja pencernaannya.
b. Nasi tim merupakan makanan bayi lengkap gizi, sebagaimana makanan perintis
untuk nasi remas lengkap atau hidangan makanan pokok beserta lauk pauk untuk
orang dewasa.
c. ASI terus diberikan sesuka bayi
Jadwal pemberian makanan pada bayi
Umur

Macam makanan

Pemberian selama 24 jam

1-2 minggu

ASI atau
formula adaptasi

Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml

3 minggu-3 bulan

ASI atau
formula adaptasi

Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml

3 bulan

ASI atau
formula adaptasi
Jus buah

Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml

4-5 bulan

ASI atau
formula adaptasi
Bubur Susu
Jus buah

Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 kali 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml

6 bulan

ASI atau
formula adaptasi
Bubur Susu
Jus buah

Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 kali 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml

7-12 bulan

ASI atau

Sesuka bayi

formula adaptasi
Bubur Susu
Nasi tim
Jus buah

2 kali 200-250 ml
2 kali 40-50 g bubuk
2 kali 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml

B. Makanan Anak Umur 3-4 Tahun


Anak usia 3-4 tahun mulai fase negatifistik yaitu menolak makan karena
menunjukkan keakuannya. Makanan selalu ditolak, kadang bisa jadi anak tidak
lapar karena sudah terlalu banyak makan makanan selingan. Anak usia 3-4 atau
sekitar 4 tahun, sering sekali susah untuk makan karena mereka lebih asyik untuk
bermain. Dalam mengatasi masalah ini harus dapat memenuhi ketiga fungsi
pemberian makan, sehingga kebutuhan fisiologis, psikologis, hubungan ibu dan
anak, sosial dan edukasi dapat terpenuhi. Cara mengatasinya adalah :
a. Berikan makan pada saat anak tidak lelah
b. Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering
c. Jadwal disesuaikan
d. Tunggu anak lapar
e. Beri kasih sayang
f. Berikan makan pada saat anak tidak lelah
g. Berikan bersama dengan makanan kesukaannya
h. Ajak makan dengan keluarga
i.

Berikan makan sambil bermain

j.

Biarkan anak belajar makan sendiri

k. Tempatkan makanan pada wadah yang menarik


l.

Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya

m. Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak


n. Variasikan makanan

Menu yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung :


Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang, havernut

Bahan makanan sumber zat pembangunan

Protein hewani : telur, ikan, daging, susu, keju

Protein nabati : tempe, tahu

Bahan makan sumber zat pengatur

Sayuran : bayam, buncis, wortel, tomat

Buah : pisang,pepaya, jeruk, apel

Tips memberikan makanan untuk balita :


a. Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambung anak belum mampu
mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering,
sekitar 5-6 kali sehari (3 kali makan berat ditambah cemilan sehat)
b. Berikan porsi kecil. Balita dikenal sebagai anak yang mempunyai nafsu makan
yang naik-turun. Kadang doyan makan, kadang hanya makan sedikit, namun tetap
bisa tumbuh dengan sehat
c. Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman bisa mempengaruhi
nafsu makan batita. Agar batita tumbuh dengan baik, ia membutuhkan 2-3 cangkir
susu (atau 2-3 porsi susu dan produk susu olahan) per hari. Bataasi pemberian jus
menjadi maksimal 120 ml per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak
kehilangan nafsu makan dan atau diare.
d. Tumbuhkan ketrampilan makan. Saat batita mengetahui cara makan sendiri,
mereka biasanya menjadi terlalu bersemangat ingin makan tanpa bantuan.
e. Kurangi makanan/ minuman lemak secara bertahap. Walaupun batita
membutuhkan kalori lebih sedikit dari masa bayinya, jangan batasi kadar lemak
dalam makanannya sampai ia berusia 2 tahun. Setelah anak menginjak usia 2
tahun, secara bertahap mengurangi kadar lemak di makanannya, dan
meningkatkan asupan sereal, sayuran, dan buah-buahan.

f. Berikan makanan kaya zat besi. Berikan batita Anda makanan kaya zat besi
seperti daging, ungggas, ikan, dan sereal yang diperkaya zat besi
g. Jadikan waktu makan sebagai saat yang menyenangkan
-

Jangan paksa batita untuk makan

Dudukkan batita pada posisi yang nyaman

Kurang kegiatan serta sumber suara atau visual yang bisa menggangu
perhatiannya
Bantu batita dengan memberikan suasana yang menyenangkan

BAB III
PENUTUP
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Tjokronegoro, PhD, Arjatmo, dan dr. Utama, SpFK, Hendra. 2005. Ilmu Gizi klinis
Pada Anak : Edisi Keempat. Jakarta : Gaya Baru
Waryana. 2010. Gizi reproduksi. Yogyakarta : Pustaka rihama

Anda mungkin juga menyukai