PENDAHULUAN
kandungan
plasenta ibunya, sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Setelah itu
bayi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. Oleh
sebab itu, WHO dan IDAI menetapkan beberapa hal yang berkaitan dengan
pemberian makan pada bayi. WHO merekomendasikan ASI eksklusif untuk bayi
sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping
ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Hal tersebut ditetapkan karena telah
banyak penelitian yang membuktikan keunggulan ASI sebagai nutrisi bayi.3
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia
menunjukan peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013.
Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai
dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh
kembangnya yang tidak optimal.5 Menurut penelitian J. Lancet 2003 dan K.
Edmond menunjukkan bahwa memberi kesempatan bayi menyusu segera setelah
lahir dapat menurunkan 22% angka kematian bayi. Bila menyusu dilakukan pada
24 jam pertama, dapat menurunkan 16% kematian bayi.7
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
angka menyusui eksklusif di Indonesia baru mencapai 32%.Sedangkan menurut
Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu kurang dari satu jam
setelah persalinan.3 Oleh sebab itu penting untuk mengetahui bagaimana pemberian
makanan pada bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang secara
optimal.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jadwal pemberian makanan pada bayi sesuai usia
2. Mengetahui jenis makanan yang dapat diberikan pada bayi sesuai kemampuan
pasase saluran cerna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
Usia 0-6 bulan: hanya diberikan ASI saja
Usia 6-8 bulan : diberikan ASI dan makanan lumat berseling
Usia 9-11 bulan : diberikan ASI dan makanan lembik berseling
3
Pendamping
ASI
(MP-ASI)
seperti
bubur
susu,pisang,papaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring dan lain-lain secara
waktu makan
Makanan sebaiknya bervariasi
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3-1/2 porsi makan dewasa yang
terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan buah
4
Berikan makanan selingan yang mengandung zat gizi sebanyak 2 kali sehari diantara
waktu makan
makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan
pemenuhan terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi
terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi
fisik ibu.
3. ASI Matur
Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu
Matur merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai berumur 6 bulan. Air Susu Matur merupakan cairan yang berwarna
kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin
dan karoten.
2.1.1.3 Manfaat ASI Eksklusif
Manfaat pemberian ASI diantaranya:
a. Manfaat bagi bayi:
-Sebagai nutrisi
- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi , karena kolostrum banyak mengandung Ig A
- Meningkatkan kecerdasan
- Meningkatkan jalinan kasih sayang
- Mencegah terjadinya hipotermia
b. Manfaat bagi ibu:
- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
-Mengurangi terjadinya anemia
- Sebagai kontrasepsi alami
- Membantu memperkecil rahim
- Membantu menurunkan berat badan
- Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan ovarium
- Lebih ekonomis
- Praktis
- Memberikan kepuasan bagi ibu
2.1.1.4 Langkah-langkah Menyusui yang Benar. 3
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola di sekitarnya. Manfaatnya
adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
c. Ibu duduk dengan posisi santai kaki tidak boleh menggantung.
d. Posisikan bayi dengan benar:
Bayi diposisikan dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan di dekat lengkungan siku
bayi. Tangan yang diatas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
Telinga dan lengan yang diatas berada dalam satu garis lurus.
e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar:
tidak
menghisap
tapi
memerah ASI)
Tidak boleh terdengar bunyi decak,
hanya
boleh
terdengar
bunyi
menelan
Bayi yang menderita galaktosemia, dalam hal ini bayi tidak memiliki enzim
Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal
jantung
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obatan tertentu misalnya
kemoterapi
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu
menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5 kali waktu paruh
obat.
6. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan
menyusu untuk pertama kalinya. Proses sampai bisa menyusui bervariasi. Ada yang
sampai 1 jam.
d) Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar
dan nafsu makan yang ditunjukan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai
dengan usia bayi.
Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun
terlambat akan menimbulkan berbagai masalah.
Tabel 2 Dampak Pemberian MP-ASI yang tidak tepat waktu
Terlalu dini ( < 4 bulan )
Resiko diare
Dehidrasi
Produksi ASI menurun
Sensitisasi alergi
Gangguan tumbuh kembang
10
Perubahan psikologis pada bayi yang sudah siap dilakukan penyapihan atau
pemberian MP-ASI:
11
1. Mulailah sedikit demi sedikit, secara berhati-hati, dari bentuk yang encer
secara berangsur ke bentuk yang lebih kental.
2. Jangan memberikan berbagai macam makanan sekaligus dalam waktu yang
pendek. Sebaiknya diberikan satu per satu dalam selang waktu 1-2 minggu,
dengan memperhatikan bahwa bayi benar-benar dapat menerima dengan baik
dan menyukainya.
3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi diberikan terakhir
4. Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan waktu lapar
Menurut IDAI 2010 pemberian MP-ASI harus sesuai baik itu dari tekstur,
konsistensi, frekuensi dan jumlah per kali makan sesuai golongan usia. Tekstur
makanan yang diberikan dapat berupa makanan cair,padat atau lunak.
Sedangkan jenis makanannya meliputi bubur susu, jus, biskuit, nasi tim.
2.2.6 Jenis MP-ASI
Jenis MP-ASI menurut Kemenkes 2010:2
1. Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus. Contoh:
bubur susu, bubur sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya saring, tomat
saring, nasi tim saring.
2. Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan
tampak berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.
3. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair dan
biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus,
biskuit,dll.
Tekstur
Frekuensi
(bulan)
6-8
Tahun 2009.
2.3.1 Makanan Keluarga
Masa bayi dan balita merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi. Masa lima tahun pertama
kehidupan anak (balita) merupakan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas (kemenkes,2010). Masa ini merupakan masa pertumbuhan yang nantinya
akan memengaruhi kehidupan di periode selanjutnya. Oleh karena itu, pada masa ini
dibutuhkan nutrisi yang cukup agar mereka dapat tumbuh kembang dengan sempurna.2
Anjuran pemberian makanan menurut Moehji (1988) untuk usia 1-5 tahun:2
Pada usia ini anak bersifat konsumen pasif. Makanannya tergantung pada apa yang
disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum dapat digunakan untuk mengunyah
makanan yang terlalu keras. Namun sebaiknya anak sudah diarahkan untuk mengikuti
pola makanan orang dewasa
Pada usia ini anak bersifat konsumen aktif, yaitu mereka telah dapat memilih makanan
yang mereka sukai. Sebaiknya anak sudah diberikan kebiasaan makan yang baik melalui
pendidikan gizi di rumah atau di sekolah.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah kelahiran
bayi. Bayi saat dalam
kandungan
sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Oleh sebab itu, pemberian ASI eksklusif
untuk bayi sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping
ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih sangat dianjurkan.
Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun
terlambat akan menimbulkan berbagai masalah. Jika pemberian terlalu dini (< 4 bulan ) dapat
mengakibatkan resiko diare, dehidrasi, sensitisasi alergi, gangguan tumbuh kembang. Atau
bahkan terlalu lambat ( > 7 bulan) dapat berakibat potensial untuk terjadi gangguan tumbuh
kembang dan defisiensi zat besi.
3.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan tentang manfaat ASI dan menyusui kepada
masyarakat, khususnya kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan, dan ibu menyusui.
2. Peningkatan peran tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, dan posyandu
dalam edukasi masyarakat terkait pola pemberian makan pada bayi
DAFTAR PUSTAKA
14
15