Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah
kelahiran bayi. Bayi saat dalam

kandungan

mendapatkan suplai nutrisi dari

plasenta ibunya, sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Setelah itu
bayi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. Oleh
sebab itu, WHO dan IDAI menetapkan beberapa hal yang berkaitan dengan
pemberian makan pada bayi. WHO merekomendasikan ASI eksklusif untuk bayi
sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping
ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Hal tersebut ditetapkan karena telah
banyak penelitian yang membuktikan keunggulan ASI sebagai nutrisi bayi.3
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia
menunjukan peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013.
Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai
dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh
kembangnya yang tidak optimal.5 Menurut penelitian J. Lancet 2003 dan K.
Edmond menunjukkan bahwa memberi kesempatan bayi menyusu segera setelah
lahir dapat menurunkan 22% angka kematian bayi. Bila menyusu dilakukan pada
24 jam pertama, dapat menurunkan 16% kematian bayi.7
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
angka menyusui eksklusif di Indonesia baru mencapai 32%.Sedangkan menurut
Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu kurang dari satu jam
setelah persalinan.3 Oleh sebab itu penting untuk mengetahui bagaimana pemberian
makanan pada bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang secara
optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pola pemberian makanan pada bayi sehingga bayi dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jadwal pemberian makanan pada bayi sesuai usia
2. Mengetahui jenis makanan yang dapat diberikan pada bayi sesuai kemampuan
pasase saluran cerna

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Periode Pemberian Makanan Pada Bayi


Pemberian makanan pada bayi dibagi menjadi 3 periode, yaitu: periode 1 ( ASI
eksklusif), periode 2 (ASI dan Makanan Pendamping ASI/MP-ASI), periode 3 (makanan
keluarga). Berikut diagram periode pemberian makanan pada bayi.
Diagram 1. Periode Pemberian Makanan Pada Bayi

Sumber : infant feeding practice-slide


Tabel 1 Anjuran Pemberian Makanan pada Bayi (Azmi Nurul)

Keterangan:
Usia 0-6 bulan: hanya diberikan ASI saja
Usia 6-8 bulan : diberikan ASI dan makanan lumat berseling
Usia 9-11 bulan : diberikan ASI dan makanan lembik berseling
3

Usia 12-23 bulan : diberikan ASI dan makanan keluarga


Usia 24-59 bulan : diberikan makanan keluarga

Anjuran makan untuk anak menurut Depkes 2011:2


Usia 0-6 bulan:
Diberikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari pada pagi,siang atau malam
hari
Usia 6-9 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan


Mulai memberikan Makanan

Pendamping

ASI

(MP-ASI)

seperti

bubur

susu,pisang,papaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring dan lain-lain secara

bertahap sesuai pertambahan umur


Berikan bubur tim lumat dengan kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging
sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak

Usia 9-12 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan


MP-ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek
Tambahkan telur/tempe/ikan/ayam/tahu/bayam/santan/minyak/kacang hijau
Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti buah, biskuit
dan kue

Usia 12-24 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan


Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak
Porsi sebanyak 1/3 orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah
Berikan makanan selingan yang mengandung zat gizi sebanyak 2 kali sehari diantara

waktu makan
Makanan sebaiknya bervariasi

Usia lebih dari 24 bulan:

Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3-1/2 porsi makan dewasa yang
terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan buah
4

Berikan makanan selingan yang mengandung zat gizi sebanyak 2 kali sehari diantara
waktu makan

2.1.1 ASI Eksklusif


2.1.1.1 Definisi
ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses laktasi.8 ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa
suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu
selain ASI ataupun tambahan makanan padat ( pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
nasi tim).3 Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama
pemberian ASI eksklusif. Menurut rekomendasi WHO/UNICEF 1999, ASI eksklusif
diberikan sejak lahir sampai usia 6 bulan, namun dapat dilanjutkan sampai usia 2
tahun.
2.1.1.2 Jenis ASI
Berdasarkan masa pengeluarannya, ASI pada masa laktasi dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara
dari hari pertama sampai hari keempat. Cairan sifatnya kental dan berwarna
kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru lahir.
olostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan
sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih
dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu
pertama sering defekasi dan feces berwarna hitam. Kandungan tertinggi dalam
Kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih
sangat lemah, yaitu IgA. Kandungan protein dalam Kolostrum lebih tinggi
dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur.
2. ASI Transisi
ASI transisi diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi
ASI Peralihan memiliki protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang
5

makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan
pemenuhan terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi
terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi
fisik ibu.
3. ASI Matur
Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu
Matur merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai berumur 6 bulan. Air Susu Matur merupakan cairan yang berwarna
kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin
dan karoten.
2.1.1.3 Manfaat ASI Eksklusif
Manfaat pemberian ASI diantaranya:
a. Manfaat bagi bayi:
-Sebagai nutrisi
- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi , karena kolostrum banyak mengandung Ig A
- Meningkatkan kecerdasan
- Meningkatkan jalinan kasih sayang
- Mencegah terjadinya hipotermia
b. Manfaat bagi ibu:
- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
-Mengurangi terjadinya anemia
- Sebagai kontrasepsi alami
- Membantu memperkecil rahim
- Membantu menurunkan berat badan
- Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan ovarium
- Lebih ekonomis
- Praktis
- Memberikan kepuasan bagi ibu
2.1.1.4 Langkah-langkah Menyusui yang Benar. 3
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola di sekitarnya. Manfaatnya
adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
c. Ibu duduk dengan posisi santai kaki tidak boleh menggantung.
d. Posisikan bayi dengan benar:

Bayi diposisikan dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan di dekat lengkungan siku

ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.


Perut bayi menempel ke tubuh ibu
Mulut bayi berada di depan puting ibu
Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan

bayi. Tangan yang diatas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
Telinga dan lengan yang diatas berada dalam satu garis lurus.
e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
f. Cek apakah perlekatan sudah benar:

Dagu menempel ke payudara ibu


Mulut terbuka lebar
Sebagian besar areola terutama yang berada

di bawah, masuk ke dalam mulut bayi


Bibir bayi terlipat keluar
Pipi bayi tidak boleh kempot
(karena

tidak

menghisap

tapi

memerah ASI)
Tidak boleh terdengar bunyi decak,

hanya

boleh

terdengar

bunyi

menelan

Gambar 1 dikutip dari www.google.co.id

Ibu tidak kesakitan


Bayi tenang
2.1.1.5 Kontraindikasi pemberian ASI
Ada beberapa kontraindikasi pemberian ASI, yaitu:3

Bayi yang menderita galaktosemia, dalam hal ini bayi tidak memiliki enzim

galaktase sehingga galaktosa tidak dapat dipecah


Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan susu formula yang memenuhi
syarat
7

Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal

jantung
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obatan tertentu misalnya

kemoterapi
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu
menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5 kali waktu paruh
obat.

2.1.1.6 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu
dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara
bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain
menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan
The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. Berikut merupakan tahapan
Inisiasi Menyusu Dini, yaitu:1
1. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30
menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini
gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1
jam melekat.
2. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
3. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut
bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air
ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi
mencari baunya.
4. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya
menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus
tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim
membantu proses persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.
5. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat
mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan
kegiatan itu.

6. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan
menyusu untuk pertama kalinya. Proses sampai bisa menyusui bervariasi. Ada yang
sampai 1 jam.

2.2 Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI)


2.2.1 Definisi
Menurut WHO tahun 2003, MP-ASI (penyapihan/weaning) adalah makanan
atau minuman selain ASI yang mengandung nutrisi, yang diberikan kepada bayi
selama periode pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada
saat makanan atau minuman lain di berikan bersama pemberian ASI. Bayi usia 6
bulan, sejalan dengan bertambahnya usia bayi, kebutuhan nutrisi baik makronutrien
maupun mikronutrien tidak dapat lagi terpenuhi hanya dengan ASI. Selain itu,
keterampilan makan terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat akan
makanan lain selain yang berbentuk susu (ASI). Makanan pendamping tidak
menggantikan ASI, tetapi secara bertahap menambahkan sesuai kebutuhan gizi bayi.
Keberhasilan pemberian MP ini dipengaruhi juga oleh perkembangan fungsi sistem
syaraf, saluran cerna dan ginjal bayi (saripediatri). WHO menyepakati bahwa umur
yang tepat untuk pemberian MP-ASI adalah usia 6 bulan dan dikatakan tidak ada
untungnya memberikan MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan.4

2.2.2 Syarat Pemberian MP-ASI


WHO dan UNICEF tahun 2003 didalam Global Strategy for Infant and Young
Child Feeding (GSIYCF), menyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat
berikut :8
a) Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan nutrien
melebihi yang didapat dari ASI
b) Adekuat (adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein dan
mikronutrein
c) Aman (safe) : penyimpanan,penyiapan dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus
higienis.

d) Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar
dan nafsu makan yang ditunjukan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai
dengan usia bayi.
Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun
terlambat akan menimbulkan berbagai masalah.
Tabel 2 Dampak Pemberian MP-ASI yang tidak tepat waktu
Terlalu dini ( < 4 bulan )
Resiko diare
Dehidrasi
Produksi ASI menurun
Sensitisasi alergi
Gangguan tumbuh kembang

Terlambat ( > 7 bulan)


Potensial untuk terjadi gangguan
tumbuh kembang
Defisiensi zat besi

Sumber: Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemberian ASI eksklusif di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru,
Kecamatan Bekasi Barat Tahun 2009.
2.2.3 Tujuan Pemberian MP-ASI
Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah:8
1. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.
2. Melatih dan membiasakan bayi akan makanan yang akan dimakan
dikemudian hari.
3. Memberikan serat makanan sebagai pelancar defekasi untuk bayi yang
menderita konstipasi.
4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan
dengan berbagai rasa dan tekstur.
5. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
6. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.

2.2.4 Ciri-Ciri Bayi Siap MP-ASI


Perubahan fisik pada bayi yang sudah siap dilakukan penyapihan atau
pemberian MP-ASI:

Reflek menghisap berkurang

10

Kemampuan oral bertambah, diantaranya perubahan dari menghisap


menjadi menelan makanan padat dan dapat memindahkan makanan

dari depan ke belakang lidah


Mampu mengangkat kepala tanpa bantuan
Mampu duduk sendiri dan mempertahankan keseimbangan saat
berusaha untuk menggapai dan menggenggam objek dengan tangan

Perubahan psikologis pada bayi yang sudah siap dilakukan penyapihan atau
pemberian MP-ASI:

Kemajuan perilaku makan: dari refleksif dan imitasi menjadi lebih

independen dan cenderung mengeksplorasi


Bayi mampu menunjukkan rasa laparnya dengan mencondongkan
badan ke depan, membuka mulut dan menunjukkan ketidak
tertarikan terhadap sesuatu dengan berbalik arah.

Gambar 2 ciri fisik bayi siap menerima MP-ASI


dikutip dari instant-feeding-practice-slide

2.2.5 Cara Pemberian MP-ASI


Cara pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat untuk
bayi adalah sebagai berikut:

11

1. Mulailah sedikit demi sedikit, secara berhati-hati, dari bentuk yang encer
secara berangsur ke bentuk yang lebih kental.
2. Jangan memberikan berbagai macam makanan sekaligus dalam waktu yang
pendek. Sebaiknya diberikan satu per satu dalam selang waktu 1-2 minggu,
dengan memperhatikan bahwa bayi benar-benar dapat menerima dengan baik
dan menyukainya.
3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi diberikan terakhir
4. Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan waktu lapar
Menurut IDAI 2010 pemberian MP-ASI harus sesuai baik itu dari tekstur,
konsistensi, frekuensi dan jumlah per kali makan sesuai golongan usia. Tekstur
makanan yang diberikan dapat berupa makanan cair,padat atau lunak.
Sedangkan jenis makanannya meliputi bubur susu, jus, biskuit, nasi tim.
2.2.6 Jenis MP-ASI
Jenis MP-ASI menurut Kemenkes 2010:2
1. Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus. Contoh:
bubur susu, bubur sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya saring, tomat
saring, nasi tim saring.
2. Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan
tampak berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.
3. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair dan
biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus,
biskuit,dll.

Tabel 3 Pedoman Cara Pemberian MP-ASI


Umur

Tekstur

Frekuensi

(bulan)
6-8

Mulai dengan bubur halus,

2-3x/hari, ASI tetap masih

Jumlah RataRata/Kali Makan


Mulai dengan 2-3
12

lembut, cukup kental, di


sering di berikan.
sdm/ kali
lanjutkan bertahap menjadi Tergantung nafsu
ditingkatkan
lebih kasar
makannya, dapat di
bertahap sampai
berikan 1-2x selingan
mangkok (= 125 ml)
9-11
Makanan yang dicincang
3-4x/hari, ASI tetap di
mangkok (=125
halus atau disaring kasar,
berikan. Tergantung nafsu ml)
di tingkatkan semakin
makannya, dapat di
Kasar
berikan 1-2x selingan
12-23
Makanan keluarga
3-4x/hari, ASI tetap di
sampai 1
berikan. Tergantung nafsu mangkok
makannya, dapat di
(175-250 ml)
berikan 1-2x selingan
Sumber : Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI
eksklusif

di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat

Tahun 2009.
2.3.1 Makanan Keluarga
Masa bayi dan balita merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi. Masa lima tahun pertama
kehidupan anak (balita) merupakan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas (kemenkes,2010). Masa ini merupakan masa pertumbuhan yang nantinya
akan memengaruhi kehidupan di periode selanjutnya. Oleh karena itu, pada masa ini
dibutuhkan nutrisi yang cukup agar mereka dapat tumbuh kembang dengan sempurna.2
Anjuran pemberian makanan menurut Moehji (1988) untuk usia 1-5 tahun:2

Usia 1-3 tahun:

Pada usia ini anak bersifat konsumen pasif. Makanannya tergantung pada apa yang
disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum dapat digunakan untuk mengunyah
makanan yang terlalu keras. Namun sebaiknya anak sudah diarahkan untuk mengikuti
pola makanan orang dewasa

Usia 4-5 tahun:

Pada usia ini anak bersifat konsumen aktif, yaitu mereka telah dapat memilih makanan
yang mereka sukai. Sebaiknya anak sudah diberikan kebiasaan makan yang baik melalui
pendidikan gizi di rumah atau di sekolah.
BAB III
PENUTUP
13

3.1 Kesimpulan
Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah kelahiran
bayi. Bayi saat dalam

kandungan

mendapatkan suplai nutrisi dari plasenta ibunya,

sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Oleh sebab itu, pemberian ASI eksklusif
untuk bayi sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping
ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih sangat dianjurkan.
Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun
terlambat akan menimbulkan berbagai masalah. Jika pemberian terlalu dini (< 4 bulan ) dapat
mengakibatkan resiko diare, dehidrasi, sensitisasi alergi, gangguan tumbuh kembang. Atau
bahkan terlalu lambat ( > 7 bulan) dapat berakibat potensial untuk terjadi gangguan tumbuh
kembang dan defisiensi zat besi.
3.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan tentang manfaat ASI dan menyusui kepada
masyarakat, khususnya kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan, dan ibu menyusui.
2. Peningkatan peran tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, dan posyandu
dalam edukasi masyarakat terkait pola pemberian makan pada bayi

DAFTAR PUSTAKA

14

1. Suparyanto, IMD.Kamis 7 Juli 2014. www. drSuparyanto.blogspot.com. Diakases 1


February 2015.
2. Azmi Nurul, Gambaran Pola Pemberian Makan Pada Bayi dan Balita usia 0-59 Bulan
di Suku Badung Dalam dan Badung Luar Kecamatan Lunwidamar, Lebak, Banten
Tahun 2012, FKM UI. 2012
3. Buku Ajar Neonatologi, Penyunting, M.Sholeh Kosim, Ari Yunanto,Rizalya Dewi,Gatot
Wiryawan Sarosa, Ali Usman. IDAI 2009. Hal; 377-386
4. Soedibyo, Soepardi, F Winda. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pada
Bayi yang Berkunjung Keunit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri,vol-8. No4, Maret
2007
5. Orang Tua Kunci Tumbuh Kembang Anak. Agustus 2014, diakses dari
www.depkes.go.id, tanggal 2 Februari 2015.
6. Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir , Agustus 2013. Diakses dari www.
IDAI.or.id, Tanggal 1 Februari 2015.
7. Makanan Pendamping ASI yang Benar Bantu Cegah Malnutrisi Pada Anak, Januari
2014. Diakses dari www.rikarekan.org, Tanggal 1 Februari 2015.
8. Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI
eksklusif di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat
Tahun 2009. Skripsi Universitas Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai