Anda di halaman 1dari 15

MEMBUAT RENCANA ASUHAN BAYI 2-3 HARI &

ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA

Kelompok 9

1. Cinthia mitra J.
2. Nika Nurul H.
3. Sabda Uli M.

DIII KEBIDANAN
STIKES SALSABILA SERANG
Jl. Raya Serang-Pandeglang No. 33 (Pal 6) Kemanisan Curug,
Kota Serang-Banten
2019/2020
MEMBUAT RENCANA ASUHAN BAYI 2-3 HARI

A. Rencana asuhan 2-6 hari


Sebelum bidan membuat rencana asuhan yang akan diberikan kepada bayi baru lahir
berumur 2-6 hari, maka dari data yang diperoleh baik dari wawancara dan pemeriksaan
fisik maka selanjutnya tentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan bayi baru lahir.
Rencana asuhan pada bayi baru lahir secara efisien dan aman yaitu misalnya :
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan memastikan bayi tetap
hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu, gantilah kain atau handuk
yang basah dan bungkus dengan selimut yang kering dan bersih. Selain itu dengan
memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit apabila terasa dingin segera periksa suhu
aksila bayi.
2. Perawatan mata 1 jam pertama setelah lahir dengan obat mata eritromicin 0,5% atau
tetrasiklin 1% untuk mencegah infeksi mata karena klamidia.
3. Memberikan identitas pada bayi dengan memasang alat-alat pengenal bayi segera
setelah lahir dan tidak dilepaskan sebelum bayi pulang dari perawatan.
4. Memberikan suntikan vitamin k untuk mencegah pendarahan karena dedisiensi
vitamin k pada bayi baru lahir.
5. Memberikan konseling tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian asi, perawatan
tali pusat dan mengawasi tanda-tanda bahaya, dll. (varney, 1997)

Yang terakhir adalah lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah
(varney, 1997)

B. Pemberian minum
Konsep dasar
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi oleh bayi baru lahir
dan diberikan secara cepat atau dini adalah air susu ibu (asi) karena asi merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Asi diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai
kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan asi sesering
mungkin sesuai keinginan bayi atau sesuai keinginan ibu jika payudara penuh atau sesuai
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan asi dari salah satu
payudara sampai payudara benar-benar kosong setelah itu kalau masih kurang baru
diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan asi saja (asi esklusif) sampai bayi baru
berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian asi diberikan hingga anak berusia 2 tahun
dengan penambah makanan lunak/padat yang disebut mpasi (makanan pendamping asi)
banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari asi. Tidak saja dalam keuntungan
pertumbuhan dan perkembangan bayi tapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi memberikan dukungan yang sangat pesat terhadap terjadinya proses pembentukan
emosi positif pada anak dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Rangsangan isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut saraf ke hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan
memacu payudara untuk menghasilkan asi. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila
penghisapan puting susu cukup kuat maka akan dihasilkan secara bertahap menghasilkan
10-100 cc asi. Produksi asi akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi asi 700-800 cc asi perhari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang
bayi. Produksi asi mulai menurun 500-700 cc setelah 6 bulan pertama danmenjadi 400-
600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi asi akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia
anak (jnpk-kr, 2007)
Adapun reflek lataksi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya :
a. Reflek mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya atau
didekat mulut berusaha untuk menghisap
b. Reflek menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan
langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan asi.
c. Reflek menelan (swallowing), dimana asi dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut
dan faring sehingga mengaktifkan reflek menelan dan mendorong asi ke dalam
lambung (jnpk-kr, 2007)

Keuntungan pemberian asi diantaranya adalah adanya keterkaitan emosional ibu dan bayi
sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi dan merangsang kontraksi uterus. (jnpk-
kr, 2007)

Pada saat memulai pemberian asi lakukan secara dini begitu bayi lahir tali pusat diikat
dan dipotong segera telungkupkan bayi diatas perut ibu skin to skin kemudian diselimuti
mereka berdua, biarkan bayi mencari puting susu ibunya, dan ibu membantu memegang
tubuh bayi agar tidak jatuh, biarkan bayi diatas perut ibu minimal 1 jam sampai berhasil
menyusu pada ibu dan anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya, sehingga dapat
merangsang produksi asi, memperkuat reflek menghisap bayi (reflek menghisap paling
kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). (jnpk-kr, 2007)

C. BAB dan BAK


BAB pada bayi
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah
paling banyak adalah hari ketiga dan keenam. Feses transisi kecil-kecil berwarna coklat
sampai hijau karena adanya mekonium terus dikeluarkan sejak hari ketiga sampai
keenam. Bayi baru lahir yang diberikan makanan lebih awal akan lebih cepat
mengeluarkan tinja daripada mereka yang diberikan makanan kemudian. Tinja dari bayi
yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang diberi susu botol. Tinja dari bayi yang
disusui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberikan makanan atau defekasi satu kali setiap
3-4 hari walaupun demikian konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari
bayi yang minum susu botol berbentuk namun tetap lunak berwarna kuning pucat dan
memiliki bau yang khas jumlah tinja akan berkurang pada minggu kedua dari 5 atau 6
kali defekasi setiap hari 1 kali defekasi setiap kali diberikan makanan menjadi satu atau
dua kali sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada mingggu kedua kehidupannya.
Dengan tambahan makanan pada tinja bayi akan menyerupai tinja orang dewasa. Bayi
biasanya dalam 3 hari pertama bab, tinja masih berbentuK mekonium dan normalnya bayi
bab paling tidak satu kali sehari.

BAK pada bayi


Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa sebelum
terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine
terdapat kandungan kemih bayi baru lahir tapi bayi baru lahir mungkin tidak
mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini.
Berkemih 6-10 kali dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup
atau berkemih > 8 kali pertanda asi cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan
urine 15-16 ml atau kg atau hari. Untik menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering,
maka setelah bak harus diganti popoknya.
D. Kebutuhan istirahat / tidur
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai
usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam
hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak
terlalu panas atau terlalu dingin.
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi pola ini
dapat terlihat pada tabel berikut :

Usia Lama tidur


1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam

E. Memandikan bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa
bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara 36,5°c – 37,5°c) jika suhu tubuh bayi
masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian
kepala, tempatkan bersama ibunya, tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil
dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan
pernapasan. Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin.
Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan,
segera keringkan dan selimuti bayi kemudian berikan kepada ibunya untuk disusui asi.
(jnpk-kr, 2007)
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut, pada saat memandikan
usahakan membasuhi bagian tubuh tidak langsung sekaligus :
1. Bagian kepala : lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun,
kemudian lap dengan handuk, lalu basuhi kepala bayi dengan air kemudian pakaikan
shampoo kalau rambut kotor kemudian dibilas lalu keringkan dengan handuk.
2. Bagian tubuh : buka pembungkus bayi pakaian dan popok kalau bayi bab, bersihkan
terlebih dahulu kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai waslap
yang telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan
cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air
hangat 37°c
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan dengan
handuk, pakaikan minyak telon pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung
jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju kemudian bayi dibungkus agar hangat dan
dekatkan ketubuh ibu.
F. Menjaga keamanan bayi
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun
ke mulut bayi selain asi, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat
buatan ditempat tidur bayi.
G. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orangtua harus
mengetahuinya seperti :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2. Terlalu hangat (>38°c) atau terlalu dingin (<36°c)
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) , biru, pucat, memar.
4. Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebih.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah.
6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar
cairan, pernapasan sulit.
7. Tidak bab dalam 3 hari, tidak bak dalam 24 jam, tinja lembek atau encer, sering
berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus
menerus
H. Penyuluhan sebelum bayi pulang
Secara umum bayi yang dapat dipulangkan apabila bayi dapat bernapas tanpa kesulitan
dan tidak ditemukan masalah lagi, atau perawatan bayi dapat dilanjutkan dengan rawat
jalan. Selain itu suhu tubuh bayi harus bisa dipertahankan dalam rentang 36,5-37,5°c bila
bayi kecil menggunakan cara pengukuran suhu yang dapat digunakan di rumah. Bayi
yang akan dipulangkan harus dapat menyusu dengan baik dan petugas yakin ibu mampu
memberi minum dengan salah satu bayi yang akan dipulangkan harus bertambah dan ibu
merasa yakin bisa merawat bayinya. Bayi yang akan dipulangkan juga tidak terdapat
ikterus atau apabila mengalami ikterus, derajat ikterusnya jelas menurun. Bidan harus
menganjurkan ibu untuk kembali ke rumah sakit apabila ditemukan tanda-tanda bahaya
pada bayi.

ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA

A. Peran bidan pada bayi sehat


Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk
orang tua maupun bayi oleh karena itu bidan harus dapat menfasilitasi proses tersebut.
Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi
meninggalkan ruang persalinan. Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara
multidisiplimer yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak.
Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati 6 minggu
pertama kelahiran.
Pengawasan yang dilakukan kepada bayi antara lain sebagai berikut:
 Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan
sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit atau sebelum bidan
pulang (jika lahir di rumah)
 Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening berhubungan dengan
kelahiran
 Pemeriksaan kedua lebih konferensif termasuk usia dan riwayat kehamilan.
 Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6-12 jam bidan harus menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari sesudah lahir
 Jika bayi baru lahir tinggal di rumah sakit sampai 48 jam kunjungan ulang dapat
ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.

Tujuan kunjungan ulang bayi baru lahir ialah :

 Mengidentifikasi gejala penyakit


 Menawarkan tindakan screening metabolik
 Memberikan kie kepada orang tua
 Hendaknya dipoliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi
terlindung dari anak-anak yang sakit
 Jika orangtua setuju maka perlu dilakukan screening metabolik, apabila
sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidism
kongenital dan kadar penilketonuria serta penyakit metabolik
B. Bounding attechment
Menurut brazelton (1978) bouding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama
antara individu misalnya antara orangtua dan anak pada saat pertama kali bertemu.
Attechment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu
dengan individu lain
Menurut nelson dan may (1996) attechment merupakan ikatan antara individu
meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut klaus, knell (1992) bounding attechment bersifat unik, spesifik, dan bertahan
lama. Ikatan orangtua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya
walaupun dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak
terlihat.
Tahapan-tahapan bounding attechment :
1. Perkenalan (acqainttance) dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara,
dan mengeksplorasi segera setelah pengenalan bayinya .
2. Bounding (keterikatan)
3. Attechment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lainnya.

Elemen-elemen bounding attechment :

1. Sentuhan
Atau indra peraba dipakai secara ekstensif oleh orangtua dan pengasuh lain
sebagai suatu saran untuk mengenali bayi baru lahir engan cara mengekplorasi
tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata
orangtua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang.
3. Suara
Saling mendengar dan meresponi suara orangtua dan bayinya juga penting.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin atara orangtua dan bayi ialah respon terhadap aroma
atau bau masing-masing.
5. Entrainment
Bayi baru lahir bergerak- gerak sesuai dengan struktur pembicara orang dewasa.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya.
7. Kontak dini
Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini
setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua dan anak.

Prinsip dan upaya meningkatkan bounding attechment

Prinsip penting dan upaya untuk meningkatkan terjalinnya bounding attechment


antara orangtua dan bayi adalah dilaksanakan sejak menit pertama jam pertama
adanya sentuhan orangtua pertama kali terhadap bayiadanya ikatan yang baik dan
sistematis, kedua orangtua terlibat dalam proses persalinan, adanya persiapan
perawatan bayi setelah lahir sebelum, adaptasi, kontak sedini mungkin sehingga dapat
membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta
memberi rasa nyaman, fasilitas untuk kontak lebih lama, penekanan pada hal-hal
positif, keberadaan bidan atau perawat maternitas khusus melibatkan anggota
keluarga lainnya serta informasi bertahap mengenai bounding attechment.

C. Rencana asuhan pada bayi usia 6 minggu pertama


1. Pengkajian data subjektif
Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan data objektif pada pemberian
asuhan primer pada bayi usia 6 minggu pertama :
a. Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi
b. Tanyakan ibu masalah-masalah yang dialami terutama dalam proses menyusui
c. Jika ibu sedang menyusui bayinya amati letak mulut bayi pada puting, posisi
menyusui, hisap atau reflek menelan bayi
d. Apakah ada orang lain didalam rumahnya atau disekitarnya yang dapat
membantu ibu baru tersebut
e. Amati keadaan rumah dan kebersihannya
f. Amati persediaan makanan dan air
g. Amati keadaan suasana hati ibu baru
h. Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya
i. Kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan bayi)
j. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan pertambahan berat badan
k. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya
l. Apakah bayi menyusu dengan baik
m. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali
n. Apakah bayi berkemih 6-8 kali sehari
o. Apakah bayi menderita demam
p. Apakah bayi tampak waspada saat bangun
q. Apakah matanya mengikuti gerak ibu

2. Pengkajian data objektif


1. Sistem pernafasan
Alveol-alveoli pada bayi mengalami pertumbuhan hingga beberapa tahun.
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit.
2. Sistem kardiovaskuler darah
Sirkulasi perifer gejala lambat ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada
tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.
3. Sistem ginjal
Beban kerja ginjal dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan telah
meningkat, kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk
berwarna merah muda, disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
4. Sistem gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan meningkatkan dalam minggu pertama
kehidupan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
5. Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermia dikarenakan belum matangnya
hipotalamus yang mengakibatkan tidak sesuainya pengaturan suhu tubuh bayi.
6. Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi terutama
yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal.
7. Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sprema setelah memasuki masa pubertas. Anak
perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telum sejak dalam bayi.
8. Sistem muskuluskeletal
Ubun-ubun kecil atau fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8
minggu
9. Sistem neurologi
Pada bayi relatif belum matang setelah lahir keberadaan reflek fisiologis pada
bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan
sistem muskuluskeletal.
10. Panca indra
a. Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam, putih
yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20
cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada
saat menyusui. Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya
dari muka yang tidak dikenal.
b. Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu
terutama asi. Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu
ibu dengan bau susu orang lain.
c. Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan
kesukaan yang kuat pada rasa manis
d. Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara
dalam lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada
akhir bulan pertama, bayi baru lahir lebih menyukai suara dengan pola
yang sama. Bayi baru lahir juga lebih menyukai suara ibunya daripada
orang lain dan merasa tenang dengan suara suara bernada rendah.
e. Indra peraba atau sentuhan
Bayi mudah memperlihatkan reaksi terhadap berbagai hal dengan adanya
beberapa refleks fisiologis. Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan. Bayi
merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan
tangan, pelayan dan gerak ayun. Bayi bereaksi terhadap sentuhan dan
adanya refleks genggam untuk memperkuat hubungan titik
11. Assessment
Assessment ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian dan pak subjektif dan
data obyektif. Setelan yang dapat ditegakkan pada asuhan primer bayi usia 6
minggu pertama, antara lain:
a. Bayi usia 6 minggu pertama dalam kondisi normal
b. Bayi usia 6 minggu pertama dengan komplikasi tertentu
c. Bayi usia 6 minggu pertama dengan masalah tertentu
12. Planning
Planning disusun dan dilaksanakan berdasarkan hasil interpretasi data yang
tertulis dalam assessment. Dalam pemberian asuhan primer pada bayi usia 6
minggu pertama, bidan harus melakukan beberapa pendidikan kesehatan
melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta konseling. Bidan perlu
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang perawatan bayi,
antara lain:
13. Pemilihan tempat tidur yang tepat
Tempat tidur bayi harus sangat, diletakkan didekat tempat tidur ibu. Tempat
tidur bayi dan ibu yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur pada satu tempat
tidur yang sama, dapat menyebabkan kematian bayi yang tidak disengaja.
Ruang perawatan bayi di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan, adalah tempat untuk merawat bayi bermasalah bukan
tempat yang tepat bagi bayi sehat
14. Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah 6 minggu pertama yang bertujuan untuk
mempertahankan verniks kaseosa dalam tubuh bayi guna stabilisasi suhu
tubuh. Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan menyukainya secara
lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya. Sabun dengan kandungan
cholorophene tidak dianjurkan tidak dianjurkan karena diserap kulit dan
menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi.
15. Mengenakan pakaian bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Baju
bayi seharusnya tidak membuat bayi berkeringat. Pakaian berlapis-lapis tidak
dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa
mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi
membutuhkan pakaian dalam dan popok.
16. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar pada bayi adalah dengan tidak membubuhkan
apapun pada pusar bayi. Menjaga pusar bayi agar tetap kering. Untung bayi
akan segera lepas pada minggu pertama.
17. Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. Hindari
memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
18. Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan
menuangkan minyak hangat ke dalam kanal atau lubang telinga karena akan
lebih menambah kotoran dalam telinga
19. Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari
sekali. Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet
pada kulit bayi.
20. Kapan membawa bayi keluar rumah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar rumah selama satu atau dua jam sehari
bila udara baik. Pada saat bayi dibawa keluar rumah. Gunakan pakaian
secukupnya tidak perlu terlalu tebal atau tipis. Bayi harus terbiasa dengan
sinar matahari namun hindari pancaran langsung sinar matahari di pandangan
matanya.
21. Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan baiklah mendapatkan beberapa imunisasi
dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi
hepatitis B1 sudah diberikan segera setelah lahir. Imunisasi hepatitis B2
diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi hepatitis B1,
yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio oral dosis awal telah diberikan setelah
lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi polio oral kedua
diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi polio oral
pertama, yaitu usia 1 bulan. Apabila imunisasi polio diberikan dengan
Innactivated Polio Vaccine (IPV), maka diberikan pada saat bayi berusia 2
bulan nanti.
22. Pemeriksaan
Selama satu tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin titik
23. Perawatan intensif
Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau
permasalahan membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi atau
masalah yang menyertai bayi
24. Perawatan lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan
berat badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap
bulan

Sumber:

A.H. Markum. 1991. Ilmu Kesehatan Anak, FKUI. Jakarta.

Dep.Kes. 2002. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Dep.Kes RI, Jakarta.

Hidayat, AAA, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba Medika, Jakarta.

Johnson, R dan Taylor, W, Alih Bahasa Suharyati Samba. 2005. Buku Ajar Praktik
Kebidanan. EGC, Jakarta.

Kosim, MS, dkk. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter,
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit. IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI, Jakarta.

Lousada. 1997. Pregnancy and Baby Care. Shelton Books, London.

MNH, JNPK-KR dan Depkes. 2007. Buku Acuan Persalinan Normal. DepKes RI, Jakarta.

PPKC. 2004. Modul Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. PPKC, Jakarta.

Saifudin, AB., dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. JNPKKR-POGI-YBPSP, Jakarta.

Seotjiningsih, DSAK. 1998. Tumbuh Kembang Anak Laboraorium Ilmu Kesehatan Anak.
UNAIR. Surabaya.

Varney, Helen. 1997, Varney’s Midwifery 3nd ed. Chapter 383. Jones and Barlett Publisher
Internasional, London.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans Info Media,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai