Kelompok 9
1. Cinthia mitra J.
2. Nika Nurul H.
3. Sabda Uli M.
DIII KEBIDANAN
STIKES SALSABILA SERANG
Jl. Raya Serang-Pandeglang No. 33 (Pal 6) Kemanisan Curug,
Kota Serang-Banten
2019/2020
MEMBUAT RENCANA ASUHAN BAYI 2-3 HARI
Yang terakhir adalah lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah
(varney, 1997)
B. Pemberian minum
Konsep dasar
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi oleh bayi baru lahir
dan diberikan secara cepat atau dini adalah air susu ibu (asi) karena asi merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Asi diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai
kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan asi sesering
mungkin sesuai keinginan bayi atau sesuai keinginan ibu jika payudara penuh atau sesuai
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan asi dari salah satu
payudara sampai payudara benar-benar kosong setelah itu kalau masih kurang baru
diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan asi saja (asi esklusif) sampai bayi baru
berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian asi diberikan hingga anak berusia 2 tahun
dengan penambah makanan lunak/padat yang disebut mpasi (makanan pendamping asi)
banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari asi. Tidak saja dalam keuntungan
pertumbuhan dan perkembangan bayi tapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi memberikan dukungan yang sangat pesat terhadap terjadinya proses pembentukan
emosi positif pada anak dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Rangsangan isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut saraf ke hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan
memacu payudara untuk menghasilkan asi. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila
penghisapan puting susu cukup kuat maka akan dihasilkan secara bertahap menghasilkan
10-100 cc asi. Produksi asi akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi asi 700-800 cc asi perhari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang
bayi. Produksi asi mulai menurun 500-700 cc setelah 6 bulan pertama danmenjadi 400-
600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi asi akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia
anak (jnpk-kr, 2007)
Adapun reflek lataksi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya :
a. Reflek mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya atau
didekat mulut berusaha untuk menghisap
b. Reflek menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan
langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan asi.
c. Reflek menelan (swallowing), dimana asi dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut
dan faring sehingga mengaktifkan reflek menelan dan mendorong asi ke dalam
lambung (jnpk-kr, 2007)
Keuntungan pemberian asi diantaranya adalah adanya keterkaitan emosional ibu dan bayi
sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi dan merangsang kontraksi uterus. (jnpk-
kr, 2007)
Pada saat memulai pemberian asi lakukan secara dini begitu bayi lahir tali pusat diikat
dan dipotong segera telungkupkan bayi diatas perut ibu skin to skin kemudian diselimuti
mereka berdua, biarkan bayi mencari puting susu ibunya, dan ibu membantu memegang
tubuh bayi agar tidak jatuh, biarkan bayi diatas perut ibu minimal 1 jam sampai berhasil
menyusu pada ibu dan anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya, sehingga dapat
merangsang produksi asi, memperkuat reflek menghisap bayi (reflek menghisap paling
kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). (jnpk-kr, 2007)
E. Memandikan bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa
bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara 36,5°c – 37,5°c) jika suhu tubuh bayi
masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian
kepala, tempatkan bersama ibunya, tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil
dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan
pernapasan. Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin.
Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan,
segera keringkan dan selimuti bayi kemudian berikan kepada ibunya untuk disusui asi.
(jnpk-kr, 2007)
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut, pada saat memandikan
usahakan membasuhi bagian tubuh tidak langsung sekaligus :
1. Bagian kepala : lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun,
kemudian lap dengan handuk, lalu basuhi kepala bayi dengan air kemudian pakaikan
shampoo kalau rambut kotor kemudian dibilas lalu keringkan dengan handuk.
2. Bagian tubuh : buka pembungkus bayi pakaian dan popok kalau bayi bab, bersihkan
terlebih dahulu kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut memakai waslap
yang telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan
cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air
hangat 37°c
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan dengan
handuk, pakaikan minyak telon pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung
jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju kemudian bayi dibungkus agar hangat dan
dekatkan ketubuh ibu.
F. Menjaga keamanan bayi
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun
ke mulut bayi selain asi, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat
buatan ditempat tidur bayi.
G. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orangtua harus
mengetahuinya seperti :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2. Terlalu hangat (>38°c) atau terlalu dingin (<36°c)
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) , biru, pucat, memar.
4. Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebih.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah.
6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar
cairan, pernapasan sulit.
7. Tidak bab dalam 3 hari, tidak bak dalam 24 jam, tinja lembek atau encer, sering
berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus
menerus
H. Penyuluhan sebelum bayi pulang
Secara umum bayi yang dapat dipulangkan apabila bayi dapat bernapas tanpa kesulitan
dan tidak ditemukan masalah lagi, atau perawatan bayi dapat dilanjutkan dengan rawat
jalan. Selain itu suhu tubuh bayi harus bisa dipertahankan dalam rentang 36,5-37,5°c bila
bayi kecil menggunakan cara pengukuran suhu yang dapat digunakan di rumah. Bayi
yang akan dipulangkan harus dapat menyusu dengan baik dan petugas yakin ibu mampu
memberi minum dengan salah satu bayi yang akan dipulangkan harus bertambah dan ibu
merasa yakin bisa merawat bayinya. Bayi yang akan dipulangkan juga tidak terdapat
ikterus atau apabila mengalami ikterus, derajat ikterusnya jelas menurun. Bidan harus
menganjurkan ibu untuk kembali ke rumah sakit apabila ditemukan tanda-tanda bahaya
pada bayi.
1. Sentuhan
Atau indra peraba dipakai secara ekstensif oleh orangtua dan pengasuh lain
sebagai suatu saran untuk mengenali bayi baru lahir engan cara mengekplorasi
tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata
orangtua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang.
3. Suara
Saling mendengar dan meresponi suara orangtua dan bayinya juga penting.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin atara orangtua dan bayi ialah respon terhadap aroma
atau bau masing-masing.
5. Entrainment
Bayi baru lahir bergerak- gerak sesuai dengan struktur pembicara orang dewasa.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya.
7. Kontak dini
Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini
setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua dan anak.
Sumber:
Hidayat, AAA, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba Medika, Jakarta.
Johnson, R dan Taylor, W, Alih Bahasa Suharyati Samba. 2005. Buku Ajar Praktik
Kebidanan. EGC, Jakarta.
Kosim, MS, dkk. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter,
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit. IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI, Jakarta.
MNH, JNPK-KR dan Depkes. 2007. Buku Acuan Persalinan Normal. DepKes RI, Jakarta.
Saifudin, AB., dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. JNPKKR-POGI-YBPSP, Jakarta.
Seotjiningsih, DSAK. 1998. Tumbuh Kembang Anak Laboraorium Ilmu Kesehatan Anak.
UNAIR. Surabaya.
Varney, Helen. 1997, Varney’s Midwifery 3nd ed. Chapter 383. Jones and Barlett Publisher
Internasional, London.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans Info Media,
Jakarta.