Hari :
Tanggal :
Samsinar.,S.ST, M.Kes
NIDN.0919078901
Halaman Pengesahan
Laporan Praktik Klinik Neonatus, Bayi dan Balita ini telah disahkan sebagai tugas
laporan Praktik Klinik Keterampilan Dasar Kebidan anmahasiswa Profesi bidan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo
Palopo,……………..………….2023
Samsinar.,S.ST, M.Kes
NIDN.0919078901
LAPORAN PENDAHULUAN
NEONATUS
A. DEFENISI
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram,
dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir
yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sisem pernafasan,
sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa.
B. ETIOLOGI
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm antara 37- 42
minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm, lingkar
dada 30- 38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm,
frekuensi DJ 120- 160 x permenit, pernafasan ± 40- 60 x permenit, kulit
kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo
tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR > 7, gerakan aktif, bayi langsung menangis
kuat, refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan
menelan) sudah terbentuk dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk bila
dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping (menggenggam)
sudah baik, genetalia sudah terbentuk sempurna , pada laki- laki testis sudah
turun ke skrotum dan penis berlubang, pada perempuan: Vagina dan uretra
yang berlubang, serta labia mayora sudah menutupi labia minora, eliminasi
baik, mekonium dalam 24 jam pertama, berwarna hitam kecoklatan.
C. KLASIFIKASI DATA
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1. Berat lahir rendah : <2500 gram.
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.
D. PATOFISIOLOGI
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda
seperti: sulit minum, sianosis setral (lidah biru), perut kembung, priode apneu,
kejang/priode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat
badan lahir < 1500 gram.
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah
melakukan upaya pencegahan infeksI.
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di dekat ibu
misalnya diantara kedua kaki ibu atau I sebelah ibu) pastikan area tersebut
bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh
dengan kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan penilaian awal sebagai
berikut: (a) apakah menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?; (b)
apakah bergerak dengan aktif atau lemas?; jika bayi tidak bernafas atau
megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir.
E. DIAGNOSIS MEDIK
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda
kegawatan/kelainan yang menujukan suatu penyakit. Bayi baru lahir
dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antra lain:
Sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi didada, malas
minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah
(500- 2500gram) dengan kesulitan minum.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, asuhan segera, aman dan bersih untuk
bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat
telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin
pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Mencegah kehilangan panas :
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga
merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai
pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban
dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan
kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas
dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya
pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam
pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah
lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
1) Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum
memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia
atau hipotermi)
2) Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh
stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh
bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi
secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan
bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan
kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan
bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu
(paling sedikit) satu (1) jam.
3) Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami
masalah pernapasan
4) Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya
hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih
dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan
beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk
menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
5) Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan
hangat
6) Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk
bersih dan kering
7) Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan
kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar.
Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
8) Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan
diselimuti dengan baik
9) Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan
ibu untuk menyusukan bayinya
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama
dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong
ibu untuk segera memberikan ASI
4. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis
spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis,
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidakmenekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar.
e. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
f. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
g. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar
Score)
h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau
mulut harus diperhatikan.
5. Merawat tali pusat
a. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat
atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
c. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
d. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau
kain bersih dan kering.
e. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik
tali pusat (disinfeksi tingkattinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
f. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling
ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul
kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
g. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan
klonin 0,5%
h. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas
tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas
(hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi
dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami
hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi
prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya
hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
c. Tutup bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
e. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
7. Pencegahan infeksi
a. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K
per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
b. Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan,
yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %,
sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
1) Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3) Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan
benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril,
jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru.
4) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain
yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
5) Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer,
stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci
setiap setelah digunakan).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Dokter akan mendiagnosis hipotermia dengan melakukan wawancara
medis serta pemeriksaan fisik dengan termometer khusus, yang dapat
mengukur suhu tubuh yang rendah serta mengonfirmasi diagnosis.
Pemeriksaan radiografi CT-Scan, neonatus yang tidak menunjukkan
kelainan (normal) terdapat pada 14 dari 31 neonatus diamati (45,2%),
sedangkan kelainan yang sering muncul ialah ground glass opacity/GGO
(29%). Pada pemeriksaan laboratorium, limfopenia merupakan kelainan
tersering (32,2%), sedangkan leukositosis, leukopenia, trombositopenia,
peningkatan PCT, AST, dll juga bisa terjadi. Dari semua literatur yang dikaji,
tidak ditemukan kasus kematian neonatus
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ’’ T ’’
UMUR SATU HARI DENGAN DEMAM
DI RSUD dr PALEMMAI TANDI
TANGGAL 19 MARET 2023
No.Register : XX XX XX
Tgl lahir : 18 Maret 2023 Pukul 08.18Wita
Tgl pengkajian : 19 Maret 2023 Pukul 10.00 Wita
Nama pengkaji : Naharia
LANGKAH.VII EVALUASI
Tanggal 19 Maret 2023, pukul 11.00 Wita
1. Suhu tubuh bayi turun menjadi 37.5
2. Bayi tidak kejang
3. Tidak terjadi infeksi tali pusat ditandai dengan tidak adanya merah, bengkak,
panas, nyeri, dan tidak ada pengeluaran pus/nanah.
4. Keadaan bayi baik DJ: 120x/i, P: 50x/I, S: 37,5oC
Mengetahui
No Register : XX XX XX
Tgl Lahir : 18 Maret 2023 pukul 08.18 Wita
Tgl Pengkajian : 19 Maret 2023 pukul 09.00 Wita
Nama pengkaji : Diana Djabar
A. Pengkajian Dan Analisa Data Dasar
I. Identitas bayi dan Orangtua
1) Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny“T”
Umur : 1 hari
Tanggal lahir : 18 Maret 2023, Pukul 08.18 Wita
Anak ke : Ketiga
2) Identitas orangtua
Nama : Ny.”T” / Tn. “J”
Umur : 27 tahun / 37 tahun
Suku : Bugis /Bugis
Agama : Islam /Islam
Pendidikan : S1 /S1
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Tendri Ajeng
Mengetahui
Preseptor Lahan Preseptor Institusi
B. DATA SUBJEKTIF
1. Melahirkan tanggal 19 maret jam 12.07
2. Pengeluaran Asi belum Lancar
3. Bayi sering tidur dan jarang menyusi
C. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum bayi baik.
2. Bayi nampak kuning
3. Berat badan lahir : 2500 gram
4. Panjang badan lahir : 48 cm
5. Tanda-tanda vital
a. Frekuensi jantung : 40 kali/menit (nilai normal 120-160 kali/menit)
b. Pernafasan :Belum bernafas spontan (nilai normal 40-60
kali/menit
c. Suhu : 36,5°c (36,5°c - 37,5°c)
6. Melakukan pemeriksaan fisik.
a. Kepala
Rambut hitam, tipis, ubun-ubun belum tertutup, tidak ada benjolan.
b. Mata
Simetris kanan dan kiri, sclera putih, kongjungtiva merah muda, dan
kelopak mata tidak oedema, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Hidung
Simetris kanan dan kiri, gerakan cuping hidung tidak ada.
d. Mulut dan bibir
Bibir tampak kering dan pucat, terdapat banyak lendir, tidak ada
kelainan bawaan dan pallatum, refleks isap tidak ada.
e. Telinga
Simetris kanan dan kiri, tampak bersih, tidak ada secret dan daun
telinga elastis.
f. Leher
Tidak ada pembesaran atau benjolan.
g. Dada dan Perut
Simetris kanan dan kiri, gerakan dada tidak ada, keadaan tali pusat
tampak basah, dan terjepit dengan penjepit tali pusat.
h. Punggung dan Bokong Tonjolan punggung tidak ada.
i. Genitalia
Testis sudah turun.
j. Anus
Tampak ada lubang anus.
k. Ekstremitas
Simetris kanan dan kiri, jumlah jari-jari tangan dan kaki lengkap,
tidak ada pergerakan yang aktif, warna biru dan teraba dingin.
l. Kulit
Verniks kurang, warna kekuningan, tidak ada tanda lahir
7. Pemeriksaan neurologis :
a. Refleks moro : Tidak ada
b. Refleks hisap : Tidak ada
c. Refleks rooting : Tidak ada
D. ASSESMENT
Neonatus usia 1 hari dengan ikterus.
Melakukan tindakan segera dan berkolaborasi dengan dokter
E. PLANNING
Tanggal 21-03- 2023, pukul 12.30 wita.
1. Mencuci tangan sebelum merawat bayi dan menggunakan sarung
tangan saat memegang bayi; tangan telah bersih dan sarung tangan telah
dipakai
2. Melakukan pemeriksaan TTV
3. Menilai derajat ikterus pada bayi
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
5. Mengcarkan ibu cara perawatan payudara
6. Mengajarkan ibu cara menyusui bayi
7. HE tentang gizi seimbang
8. HE tentang personal Hygiene.
9. Melakukan Pendokumentasian
Mengetahui
No Register : XX XX XX
Tgl Lahir : 06 Agustus 2022 pukul 20.30 Wita
Tgl Pengkajian : 27 Maret 2023 pukul 10.00 Wita
Nama pengkaji : Diana Djabar
Assessment (A)
Bayi “W” Usia 7 Bulan dengan demam
Planning (P)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Observasi tanda-tanda vital telah dilakukan.
3. Mengajarkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi pada bayinya
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi eksklusif nol hari sampai 6 bulan
6. Mengganti popok bayi saat basah
7. Mengobservasi eliminasi bayi
8. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
9. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
10. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
11. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene pada diri dan
bayinya
12. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yang harus
diwaspadai
13. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
14. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
15. Melakukan pendokumentasian
Mengetahui
Preseptor Lahan Preseptor Institusi
No Register : XX XX XX
Tgl Lahir : 02 Februari 2023 pukul 21.25 wita
Tgl Pengkajian : 22 Maret 2023 pukul 10.00 Wita
Nama pengkaji : Diana Djabar
Assessment (A)
Bayi “K” Usia 1 Bulan dengan Muntah
Planning (P)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
- Observasi tanda-tanda vital telah dilakukan.
- Mengkaji frekuensi muntah
- Menjelaskn kepada ibu penyebab muntah
- Menganjurkan ibu untuk memberikan asi eksklusif nol hari sampai 6 bulan
- Mengganti popok bayi saat basah
- Mengobservasi eliminasi bayi
- Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
- Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
- Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene pada diri dan
bayinya
- Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yang harus
diwaspadai
- Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
- Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Kolaborasi dengan dokter spesiali Anak
- Melakukan pendokumentasian
Mengetahui
No Register : XX XX XX
Tgl Lahir : 03 Mei 2019
Tgl Pengkajian : 05 April 2023 pukul 10.00 Wita
Nama pengkaji : Diana Djabar
Assessment (A)
An.”A” Usia 3 tahun dengan demam
Planning (P)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh Anak
- Observasi tanda-tanda vital telah dilakukan.
- Mengajarkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat
- Mengganti popok bayi saat basah
- Mengobservasi eliminasi bayi
- Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
- Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang Anak
- Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan selanjutnya
- Melakukan pendokumentasian
Mengetahui
No Register : XX XX XX
Tgl Lahir : 02 Februari 2022
Tgl Pengkajian : 06 April 2023 pukul 10.00 Wita
Nama pengkaji : Diana Djabar
Planning (P)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh Anak
- Observasi tanda-tanda vital telah dilakukan.
- Mengkaji frekuensi muntah
- Menjelaskn kepada ibu penyebab muntah
- Menganjurkan ibu untuk memberikan asi
- Mengganti popok bayi saat basah
- Mengobservasi eliminasi bayi
- Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
- Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
- Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene pada diri dan
bayinya
- Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada Anak yang harus
diwaspadai
- Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui a secara on demand
- Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Kolaborasi dengan dokter spesiali Anak
- Melakukan pendokumentasian
Mengetahui