i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan
barkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Gizi kerja dan
produktifitas kerja ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen pada
Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Gizi kerja dan produktifitas kerja bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
pada itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini, Terima kasih.
Penulis
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................2
3. Tujuan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Gizi Pekerja.........................................................3
2. Status Gizi.............................................................................3
3. Faktor Gizi Pekerja................................................................3
4. Gizi yang di Perlukan Oleh Tubuh.......................................4
5. UU Gizi Pekerja....................................................................6
6. Pengertian Produktivitas Kerja..............................................7
7. Faktor Produktivitas Kerja....................................................7
8. Indikator Produktivitas Kerja................................................9
9. Lingkungan Perbaikan Produktivitas Kerja........................10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam
peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama pengelola tempat
kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap hari di
tempat kerja.Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pemenuhan gizi kerja tidak hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan, bertujuan lebih jauh lagi, yaitu untuk mencapai
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.Meningkatkan status gizi pekerja merupakan
proses pembentukan SDM yang berkualitas (sehat, cerdas, produktif, dan mandiri). Pekerja
yang tidak cukup mengkonsumsi pangan, atau mungkin konsumsi pangan sudah mencukupi
akan tetapi jika pada konsumsi sehari-hari tidak seimbang akan menimbulkan masalah pada
pekerja tersebut. Banyak masalah gizi yang terjadi pada tenaga kerja yang bersumber dari
faktor ekonomi, kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan arti penting gizi bagi pekerjaan,
higiene dan sanitasi lingkungan yang belum menunjang serta kurang partisipasi dari
pengusaha terhadap gizi tenaga kerja di perusahaannya.
Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan
investasi yang rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan,
dalam gizi kerja juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya
(Anies, 2005).Peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan
dan produktivitas kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat.
Status gizi masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan
produktivitas kerja (Satriono, 1999).
Pemenuhan kecukupan gizi selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan
syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat
kesehatan pekerja.Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja,
tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi
mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan
angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh
dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari
macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik
sehari-hari bagi para pekerja.Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang
cukup tinggi (Adrianto Dan Ningrum, 2010).
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka
waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi
yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang
tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. GIZI PEKERJA
Gizi kerja adalah nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan untuk meningkat daya
kerja dan kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya dengan tingkat gizi seseorang
(Suma‟mur, 1996).gizi kerja yang baik akan meningkat derajat kesehatan tenaga kerja yang
tinggi dan akan mempengaruhi produktivitas perusahaan dan produktivitas nasional.
Sedangkan gizi kerja yang buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan sering
menderita sakit dengan akibat absensi yang tinggi dan daya kerja fisik turun sehingga prestasi
rendah.
2. Status gizi
Status Gizi adalah suatu keadaan kesehatan (kondisi tubuh) sebagai hasil penyerapan zat-
zat gizi yang esensial dan ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi
lain yang diperoleh dari pangan yang dampak fisiknya dapat diukur. Terdapat tiga konsep
pengertian status gizi (Satriono, 1999):
1. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi disatu pihak dan
pengeluaran organisme di lain pihak.
2. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan
untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi.
3. Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh “nutriture” yang terlihat pada
variabel tertentu. Oleh karena itu dalam mengacu tentang keadaan gizi seseorang
perlu disebutkan.
3
Pengetahuan tentang kadar zat gizi dalam berbagai bahan makanan dapat membantu keluarga
memilih makanan bergizi,murah dan dapat menjadi selera untuk semua anggota keluarga.
3) Faktor prasangka buruk terhadap jenis makanan tertentu
Adanya orang berpikiran salah dengan menganggap bila makan sayuran banyak mengandung
vitamin dan mineral akan menurunkan harkat keluarga.
4) Faktor fadhisme
Yaitu kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu. Hal ini akan mengakibatkan
kurang bervariasinya makanan yang akhirnya tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
5) Faktor-faktor lingkungan kerja
Ini menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap keadaan gizi tenaga kerja yang
berlebihan maka penggunaan cadangan energipun akan bertambah besar,SPM di perusahaan
buruk . Dalam penelitian ini, untuk menilai status gizi salah satu bentuk penilaiannya
dengan indeks anthropometri tubuh menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)
4
Tubuh kita memerlukan setidak nya 14 jenis mineral, yaitu kalsium, fosfor, natrium, zat
bezi,iodium , dan seng. Mineral berfungsi dalam proses pembangunan sel , membantu reaksi
kimia tubuh, dan pembentukan dan pemeliharaan tulang.
5. Air
Air dalam tubuh manusia sekitar 60%-70%. Apabila dalam tubuh kekurangan air maka
tubuh akan terkena dehidrasi. Dari semua nutrisi yang masuk e dalam tubuh tidak dapat di
gunakan oleh sel sel tubuh bila tidak terlarut dalam air. Kebutuh air setiap orang berbeda
beda tergantung dari berat badan, tinggi badan, umur, aktivitas dan lain lain.
6. Kalori
Setiap orang mempunyai asupan kalori yang berbeda beda tergantung dari berat badan
dan tinggi badan nya.
5. Undang-Undang
5
Berdasarkan UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 20 ayat 1 menyebutkan
bahwa perbaika gizi di selenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan gizi. Pasal
20 ayat 2 menyebutkan bahwa perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu
gizi, pencegahan, penyembuhan dan atau pemulihan gizi yang salah. Perbaikan gizi kerja
juga dapat menjaga dan menigkatkan produktivitas, proteksi terhadap penyakit akibat kerja,
peningkatan imunitas , meningkatkan derajat kesehatan dan menurunkn absensi kerja. Erikut
yang menjadi landasan hukum terkait gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi pekerja
ialah sebagai berikut:
1. UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan
2. UU No. 1 Tahun 19451 dan UU No. 12 Tahun 1948 ( Meyebutkan kondisi fisik tenaga
kerja yang setelah bekerja terus-menerus selama 4 jam haru di beri istirahat
3. Permenkes RI No.329/MenKes/Per/XXI/1976 tentang produksi dan peredaran makanan
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1976 tentang
pengadaan kantin dan ruang makan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.712/Menkes/Per/x/1986 tentang persyaratan jasa
boga
6. Keputusuan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. 608/Men /1989 tentang
pemberian izin penympangan waktu kerja dan waktu istirahat bagi perusahaan perusahaan
yang memperkerjakan para pekerja 9 jam sehari dan 54 jam seminggu mewajibkan
perusahaan tersebut menyediakan makanan dan minuman 1.400 kalori
7. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No.
06./Kep/Menko/Kesra//VIII/1989 mengatur program pangan dan gizi yang berhubungan
dengan produktifitas kerja
8. Surat Edaran Direktur Jendral Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan pengawasan Norma
kerja No. SE.86/BW1989 Tentang perusahaan katering yang mengelola makanan bagi
tenaga kerja
9. Instruksi Mentri Tenaga Kerja RI No. Ins.1/MEN/1998 tentang peningkatan pengawasan
dan penertiban terhadapat pengadaan kantin dan toilet di perusahaan
10. Keputusan Menteri Kesehtan No.715/Menkes/SK/V/2003 tetang persyaratan hygiene
sanitasi jasa boga yang mengatur fasilitas penyelenggaran makanan sekitar 800-1.100
kalori perhari
B. PRODUKTIVITAS KERJA
6
1. Pengertian produktivitas kerja
7
Menurutnya, perubahan (peningkatan) produktivitaskerja dapat terjadi karena
pengaruh beberapa hal yaitu : (Kasnawi,2006)
a. Sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar ataumutu yang
lebih baik.
b. Sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang lebih banyak ataumutu yang
lebih baik.
c. Mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat.
d. Kondisi dan lingkungan kerja yang lebih baik.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah (2003) faktor yang
menentukan besar kecilnya produktivitas kerja antara lain :
1. Knowledge
Knowledge atau pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik
yang diproleh secara formal maupun nonformal yang memberikan kontribusi pada
seseorangdidalam memecahkan masalah, daya cipta termasuk dalam melakukan
ataumenyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yangtinggi,
seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
2. Skills
Skills atau keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis opesional
mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan
dengankemampuan seseorang untuk melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan- pekerjaan
yang bersifat teknis. Dengan keterampilan diharapkan mampumenyelesaikan pekerjaan
secara produktif.
3. Abilities
Abilities atau kemampuan berbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimilikioleh
seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan.
Dengan demikian apabila seorang mempunyai pengetahuan danketerampilan yang tinggi,
diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.
4. Attitude
Attitude merupakan kebiasaan yang terpolakan. Jika yang kebiasaan yangterpolakan
tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku pekerjaan maka akan
menggantungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal
tersebut dapat menjamin perilaku kerjayang baik pula, dengan kondisi pegawai tersebut,
maka produktivitas dapatdipastikan dapat terwujud.
Menurut Anogara dan Suyati (199 : 71-73) ada banyak faktor yangmempengaruhi
produktivitas, antara lain :
1) Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akanmempunyai
produktivitas kerja yang lebih baik. Karena dengan bekal pendidikan, maka orang akan lebih
mudah dalam mempelajari hal-halyang bersifat baru dalam suatu sistem kerja
2) Motivasi
Pimpinan harus perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja darisetiap
karyawan.dengan memotivasi itu maka pimpinan dapatmembimbing dan mendorong
karyawan untuk bekerja lebih baik.
3) Disiplin kerja
8
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yangsenantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturanyang telah ditentukan.
Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihanantara lain dengan bekerja menghargai
waktu dan biaya yang akanmemberikan pengaruh positif terhadap proktivitas kerja karyawan.
4) Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerjakaryawan. Keterampilan
karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkandengan kursus-kursus, latihan dan lain-lain.
5) Sikap etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yangserasi, selaras
dan seimbang di dalam kelompok itu snediri maupunkelompok lain sehingga tercipta
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan
meningkatkan produktivitas kerja.
6) Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makananyang
dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhikesehatan karyawan, dan
semua ini akan berpengaruh terhadap produtivitas kerja.
7) Tingkat penghasilan
Dengan penghasila yang cukup, akan memberikan semangat kerjakaryawan bagi setiap
karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai
8) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja disini termasuk hubungan antara karyawan, hubungandengan
pimpinan, suhu serta lingkungan kerja.
9) Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakinotomatis dan
canggih, yang bisa mendukung tingkat produksi danmempermudah manusia dalam
melaksanakan kerjanya.
10) Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
11) Jaminan social Perhatian dan pelayanan perusahaan
Kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar
karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk kerja.
12) Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik
pula. Sehingga produktivitas kerja karyawan tercapai.
13) Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya,dengan diberikan
kesempatan berprestasi, maka karyawan akanmeningkatkan produktivitas kerjanya.
9
a. Kualitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawandalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar yang ada atauditetapkan oleh perusahaan.
b. Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutudari suatu
produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal inimerupakan suatu kemampuan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaansecara teknis dengan perbandingan standar
yang ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketetapan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan padasetiap awal
waktu yang telah ditentukan, dilihat dari sudut koordinasidengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadapsuatu aktivitas yang disediakan awal waktu sampai
menjadi output.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gizi kerja yaitu nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan untuk meningkat daya
kerja dan kesehatan tenaga kerja yang baik, Sedangkan jika gizi pekerja sedang buruk akan
menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan sering menderita sakit dengan akibat absensi
yang tinggi dan daya kerja fisik turun sehingga prestasi rendah di karena kan gizinya yang
buruk.
Produktivitas kerja ini sangat di dasari perubahan seperti “ hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan cara kerja hari esok lebih baik dari hari ini “. Peningkatan
produktivitas dilakukan oleh pribadi dan kreatifitas pekerja itu sendiri . Selain itu, dalam
produktivitas di butuhkan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang
telah ada. Sikap ini yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas,
akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara
selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan.
Gizi kerja dan produktivitas sangat berkaitan antara keduanya karena jika gizi pekerja
sedang tidak baik-baik saja maka produktivitas nya tidak akan bisa terlaksana sesuai dengan
yang di rencanakan, begitupun dengan sebaliknya jika gizi pekerja nya baik dan terpenuhi
maka secara langsung produktivitas yang telah di atur akan terlaksana sesuai dengan yang di
harapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12