Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN GIZI UNTUK MENGURANGI RESIKO KESEHATAAN PADA


PEKERJA KANTORAN

Oleh :
Kelompok VI

Alwis Kaida 811415109


Putra Nulhakim Dunggio 811415044
Yulianti Dunggio 811415102
Dea Nurjannah Deu 811415057
Siska Nento 811415015

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena alhamdulillah dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat
serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada para
Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Makalah berjudul “peranan gizi untuk mengurangi resiko kesehtan pada pekerja kantoran”
ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah gizi kerja.Dan
semonga selain memenuhi tugas tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca
pada umumnya dan kami khususnya.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan makalah ini.Karena kami
sangat menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan.

Gorontalo, 3 November 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................

1.1 Latar belakang....................................................................................................................


1.2 Rmusan masalah.................................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................

2.1 Gizi tenangga kerja..............................................................................................................


2.2 Peranan gizi pada pekerja kantoran....................................................................................
2.3 Resiko kesehatan pada pekerja kantoran
2.4 Peranan gizi untuk mengurangi resiko kesehatan

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................

3.1 kesimpulan...........................................................................................................................
3.2 saran.....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi dan pasar bebas AFTA 2003, kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus
dipenuhi oleh seluruh anggota termasuk Indonesia. Oleh karena itu pencapaian kesehatan di
lingkungan kerja sudah menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Selain itu status kesehatan yang tinggi mmerupakan faktor pendukung tercapainya effisiensi dan
produktivitas kerja. (Setyaningsih, 2008).
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Pada batasan ini, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik
(badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh
hygienitas, medis, diet (pola makan) dan olah raga. Kesehatan mental mencakup tiga komponen
yaitu pikiran emosionaldan spiritual. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu
berhubungan dengan orang lainsecara baik. Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivias
seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyongkong
hidup dan keluarganya secara finansial (Yuniastuti, 2008).
Di tempat kerja, permasalahan pemenuhan gizi sangat berpengaruh terhadap pencapaian
kesehatan. Dalam melakukan suatu pekerjaan, pekerja memerlukan zat gizi yang dapat
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis pekerjaan. Pekerjaan dengan beban fisik yang berat
perlu konsumsi kalori yang banyak. Sebaliknya, pekerjaan sedang dan pekerjaan ringan
memerlukan kalori tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini pada dasarnya untuk mencapai
keseimbangan antara asupan gizi dengan beban kerja. Dalam kaitan dengan pekerja, pemenuhan
gizi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan
kapasitas kerja (Setyaningsih, 2008).
Pelayanan kesehatan dan gizi yang belum memadai antara lain dapat terlihat pada pekerja
kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP),
anemia serta sering menderita penyakit infeksi. Sedangkan pada pekerja kelas menengah keatas,
umumnya terjadi kegemukan atau obesitas yang merupakan pemicu penyakit degeneratif seperti
jantung, hypertensi dan diabetes melitus (Setyaningsih, 2008).
Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu  mendapat perhatian
yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja  hendaknya memenuhi syarat-syarat
gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat  pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga
zat tersebut harus  seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan kalori yang tepat.
Berdasarkan ketentuan yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 23  tahun 2003
tentang Kesehatan pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa perbaikan gizi  diselenggarakan untuk
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan gizi. Dan dalam  pasal 20 ayat 2 menyebutkan bahwa
perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan  status dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan, dan
atau pemulihan akibat gizi  yang salah. Maka perusahaan wajib memperhatikan gizi kerja para
tenaga  kerjanya sehingga kebutuhan gizi terpenuhi dan status gizi meningkat. Selain itu  dengan
perbaikan gizi kerja dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas, proteksi terhadap penyakit
akibat kerja, peningkatan imunitas, meningkatka derajat kesehatan dengan menurunkan absensi
kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi gizi tenaga kerja?
2. Peranan gizi pada pekerja kantoran?
3. Resiko kesehatan pada pekerja kantoran?
4. Peranan gizi untuk mengurangi resiko kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi gizi tenaga kerja?
2. Untuk Mengetahui Peranan gizi pada pekerja kantoran?
3. Untuk Mengetahui Resiko kesehatan pada pekerja kantoran?
4. Untuk Mengetahui Peranan gizi untuk mengurangi resiko kesehatan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi Tenaga Kerja


                        Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang
disebut sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidakdigunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsinormal
dari organ-organ serta menghasilkan energi (Supariasa, 2012).
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yangberasal dari
tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zatgizi tidak dapat dipenuhi hanya dengan
satu atau dua macam bahanmakanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu bahan
makananyang mengandung bahan makanan secara lengkap. Gizi mempunyai nilaiyana sangat
penting bagi tubuh, yaitu, 1) untuk memelihara proses tubuhdalam pertumbuhan dan
perkembangan dan 2) memperoleh energi gunamelakukan kegiatan fisik sehari-hari
(Kertasapoetra, 2002).
Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik
bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Hal ini
dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari35% setiap hari di tempat kerja.
Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupangizi yang cukup dan sesuai dengan jenis/beban
pekerjaan yang dilakukannya.Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja
ataupun adahubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suaturangkaian
kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulaidari rencana
perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikankecukupan kalori dan zat gizi,
pemilihan jenis dan bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu
dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau
perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan /
setiapsumber daya yang digunakan).

2.2  Peranan gizi pada pekerja kantoran


Peranan gizi t pada pekerja kantoran adalah untuk memperoleh tenaga dari makanan stlh 3-4
jam terjadi penurunan daya kerja. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya pembongkaran
cadangan makanan tubuh akibat tidak sarapan pagi (sedikit cadangan). Gizi tenaga kerja juga
untuk menghindari penurunan produktifitas kerja dan kelelahan kerja, sehingga untuk
meningkatkan produktivitas kerja diperlukan:
1. Sarapan pagi cukup dengan menu seimbang.
2. Istirahat dan makan bergizi sesudah 3-4 jam bekerja hal ini bertujuan untuk
mengembalikan tenaga yang telah digunakan selama bekerja.
3. Konsumsi makanan sesuai dengan kecukupan atau kebutuhan zat gizi pekerja.

2.3 Resiko Kesehatan pada pekerja Kantoran

1. Nyeri punggung bawa


Menurut sebuah penelitian, nyeri punggung merupakan alasan utama para karyawan
untuk mangkir dari pekerjaan. Duduk selama delapan jam dengan posisi yang salah dapat
membahayakan kesehatan. Posisi duduk yang benar adalah duduk dengan membagi beban berat
tubuh sehingga tidak hanya bertumpu pada pinggang.
2. Penyakit diabetes.

Penyakit diabetes berpeluang diderita oleh orang yang sering duduk di atas delapan jam
setiap harinya. Bahkan, sekalipun Anda membiasakan diri dengan aktif berolahraga selama
minimal 30 menit tiap hari, kemudian masih duduk selama berjam-jam dalam tiap harinya,
resiko terjangkit penyakit ini tetap tinggi.

3. Memicu Penyakit Jantung.


Salah satu pemicu menumpuknya kolesterol di dalam darah yang menyebabkan
penyakit jantung adalah memiliki gaya hidup salah, yaitu kebiasaan hidup seseorang jarang
beraktivitas fisik atau berolahraga. Walaupun kamu duduk selama delapan jam sehari, sempatkan
olahraga ya. Supaya jantungmu tetap sehat.
4. Mata lelah.
Menatap layar komputer terlalu lama bisa membuat penglihatan terganggu dan mata
sensitif. Menurut Mayo Clinic, gejala-gejala seperti mata kering, berair, sakit kepala, atau sakit
leher, bisa digolongkan sebagai gejala mata lelah (eyestrain). Untuk mencegahnya, besarkan
ukuran huruf di layar komputer sehingga Anda tidak perlu terlalu sering berkedip. Selain itu,
kurangi pancaran sinar dari layar komputer dan istirahatkan mata secara berkala dengan cara
menatap ke arah lain.

5. Situasi stres.
Satu dari enam pekerja di Amerika mengatakan, rasa kesal dan marah di kantor bisa
menimbulkan dampak buruk. Sekitar dua atau tiga persen mengatakan, mereka pernah
menampar atau memukul rekan kerjanya. Selain itu, 22 persen pekerja mengaku pernah
menangis akibat rasa stres di tempat kerja. Waw, jangan sampai hal ini terjadi padamu ya.
Setelah delapan jam bekerja, usahakan tetap bahagia sepulang bekerja ya guys.
6. Meningkatkan obesitas.

Tidak banyak gerak, berlama-lama duduk, menurut sejumlah pakar gizi dapat
menyebabkan obesitas, atau kerap disebut dengan penyakit kegemukan. Dalam beberapa jurnal
kesehatan, disebutkan bahwa duduklah dengan porsi yang cukup, yakni maksimal 1,5 jam dan
kemudian diselingi dengan waktu berdiri atau bergerak yang agak lama.

7. Masalah pada sendi.

Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak. Kalau kamu hanya duduk dan tidak
menggerakkan sendi selama delapan jam maka sendi akan tegang. Karena itu, secara teratur
berdiri dan berjalan-jalanlah di sela waktu kerja.
8. Sindrom karpal tunel.

Gejala sindrom ini adalah nyeri, rasa kesemutan, serta sakit di jari tangan. Gangguan ini
bisa timbul karena penekanan mekanis yang berulang dan ritmis, seperti mengetik. Untuk
mencegahnya, lakukan peregangan ringan untuk mengendurkan tegangan di pergelangan tangan.

9. Kolesterol tinggi.

Setelah satu tahun duduk di tempat kerja, kamu pelan-pelan bisa mengalami kolesterol
tinggi. Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi metabolisme yang
mengakibatkan peningkatan kadar trigliserida plasma, menolak kadar high density lipoprotein
kolesterol.
2.4 Peranan gizi untuk mengurangi resiko kesehatan

Tonny Sajimin dari Jurusan Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
mengatakan bahwa status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin
baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh
untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh
individu dengan status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan
oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi
kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para penyadap getah yang
tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi daripada yang menderita
anemia. Pemberian diet yang mengandung kalori sejumlah yang diperlukan oleh pekerja berat
dapat meningkatkan produktifitasnya. Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang
sangat ditentukan oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang
dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh,
seorang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2.800 kilokalori.
Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat membutuhkan 3.800 kilokalori.

2003 Digitized by Usu digital library 6 Selain energi, tentu keseimbangan zat gizi lain
seperti protein, lemak, vitamin dan mineral sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan
kondisi kesehatan dan kinerja yang baik.

Nutrisi yang tepat berarti mengkonsumsi makanan dan cairan yang memadai yang dapat
memberikan :

 Bahan bakar (karbohidrat dan lemak) untuk energi.


 Bahan-bahan (protein) untuk membangun, memelihara, dan memperbaiki semua
 jaringan tubuh.
 Bahan-bahan (vitamin dan mineral) untuk membantu proses-proses metabolisme.
 Air, suatu medium cairan untuk membantu proses-proses metabolisme. Komposisi yang
cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri dari 50 -55%
karbohidrat, 25 -35 % lemak, 10 -15 % protein dan secukupnya air, vitamin serta mineral.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan guna peningkatan


kreatifitas dan produktifitas kerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan gizi
pekerja. Upaya perbaikan gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas fisik dalam artian
peningkatan daya tahan tubuh, peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas non
fisik seperti kecerdasan, aspirasi yang tinggi dan peningkatan ketrampilan yang selanjutnya dapat
meningkatkan tingkat pendapatan pekerja.

Yang penting dilakukan untuk meningkatkan kesuburan adalah mengkonsumsi makanan


yang bergizi seimbang, dengan beraneka ragam makanan. Fertilitas pada masa prakonsepsi dapat
ditingkatkan dengan memilih makan khusus pendukung fertilitas.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan.Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari dosen pembimbing agar dikemudian
hari dapat sesuai dengan yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Editor. Penuntun Diet Instalasi Gizi RS Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2007.

Arisman. 2002. Buku Ajar Ilmu Gizi-Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

Anaya Mandal. (2012). Penyebab Kekurangan Gizi. http://www.newsmedical.net/health/Causes-


of-malnutrition- (Indonesian).aspx. Diakses tanggal 12 Desember 2015. Jam 11.07

Depkes: Pedoman Pengelolaan Makanan Bagi Pekerja, Depkes, Jakarta, 1992.

Fatmah. 2011. Gizi Kebugaran dan Olahraga. Bandung: Lubuk Agung.

Anda mungkin juga menyukai