NIM : 18012001
PEMINATAN GIZI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam
keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada
Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi
ummat-Nya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….……… 4
B. Tujuan Penulisan……………………………………………….……… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Gizi Kerja…………………………………..………………………… 5
A. Kesimpulan………………………………….……………………… 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran
penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan
produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari
35% setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan
gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis / beban pekerjaan yang dilakukannya.
Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari
akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti : pertahanan tubuh terhadap
penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi
kurus, muka pucat kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis
dan lain sebagainya. Dalam keadaan yang demikian itu tidak bisa diharapkan
tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal.
B. Tujuan
Tujuaan dari makalah ini yaitu :
1. Masalah Gizi pada Tenaga Kerja
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Tenaga Kerja
3. Menu Seimbang dan Sehat pada Tenaga Kerja.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gizi Kerja
Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan
suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang
diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja
yang setinggi-tingginya.
Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada
hubungan dengan kerja.Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian
kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari
rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan
kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan
dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan
antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap
sumber daya yang digunakan).
5
diperlukan untuk pertumbuhan dan pembangunan fisik maupun mental. Dari berbagai
penelitian yang dilakukan ternyata bahwa gizi mempunyai kaitan dengan
produktifitas kerja; hal ini terbukti dari hasil-hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa secara umum kurang gizi akan menurunkan daya kerja serta produktifitas
kerja.
Dalam ketiga indikator yang disebut diatas, unsur yang menyangkut derajat
kesehatan selalu merupakan salah satu unsurnya. Hal ini menunjukkan bahwa derajat
kesehatan merupakan kontributor penting bagi kualitas sumber daya manusia yang
mana erat kaitannya dengan kreativitas dan peningkatan produktiftas kerja yang
selanjutnya akan dapat meningkatkan perekonomian clan pendapatan masyarakat.
6
pentingnya dipenuhinya kebutuhan dasar penduduk yaitu pangan, sandang,
perumahan dan sebagainya, sebelum dipenuhinya kebutuhan lain yang kurang
mendesak dan umumnya yang hanya dibutuhkan oleh sejumlah kecil penduduk.
Dalam upaya pembangunan sumber daya manusia pendekatan ini sangat berarti
karena dapat mengurangi kurang gizi, penyakit dan kebodohan akibat kurang
pendidikan.
7
belian yang melihat bahwa gizi salah berarti penurunan modal. Di Brazil Timur Laut,
pemilik pabrik gula segera mengetahui bahwa jika orang Afrika yang bekerja padanya
disiksa atau mendapat tekanan, akan memberikan hasil yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan keadaan bila diurus dengan baik yang berarti diberi makanan
yang bergizi cukup baik. Beberapa tuan dari budak belian di Amerika Serikat juga
telah sadar akan adanya hubungan erat antara susunan makanan dengan
pengembalian ekonomis. Seorang tuan tanah Virginia memberikan nasihat dalam
Farmer's Register pada tahun 1837. Ia mengatakan bahwa pokok persoalan yang
paling penting dalam manajemen budak belian adalah pemberian makanan yang
mencukupi. Tuan yang memberikan kepada pekerja ladangnya setengah pon daging
sehari dan sayur mayur akan mendapat keuntungan lebih baik dalam bentuk tenaga
kerja budak belian tersebut dibandingkan dengan mereka yang memberikan jatah
biasa kepada budak beliannya.
Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh
aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan maka
kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh, seorang pria
dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2.800 kilokalori.
Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat membutuhkan 3.800 kilokalori.
Selain energi, tentu keseimbangan zat gizi lain seperti protein, lemak, vitamin
dan mineral sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan kondisi kesehatan dan
8
kinerja yang baik. Nutrisi yang tepat berarti mengkonsumsi makanan dan cairan yang
memadai yang dapat memberikan :
Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan
terdiri dari 50 -55% karbohidrat, 25 -35 % lemak, 10 -15 % protein dan secukupnya
air, vitamin serta mineral.
9
Menu mengandung semua zat gizi (nutrient) sesuai dengan pedoman 4sehat 3
sempurna (makanan pokok, lauk pauk, hewani-nabti, sayur mayor, buah-
buahan dan susu).
2. Kualitas cukup
Jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan vitamin dan
mineral akan cukup.
Catatan:
Kalsium :(mineral) fungsi sebagai produksi syaraf dan otot. Sumber:
daging dan susu, sayuran hijau, roti, ikan kecil yang dimakan
beserta tulangnya.
Besi :(mineral) fungsi pembentukan hemoglobin. Sumber kacang, biji-
bijian, organ, daging merah, telur, sayuran hijau.
Karoten :(Vitamin A) fungsi proses penglihatan jaringan ikat, kulit.
Sumber: hati, telur, wortel, sayuran hijau, susu, keju.
Tiamin :(Vitamin B) fungsi metabolism karbohidrat, fungsi susunan
syaraf pusat. Sumber: daging, padi-padian, kacang-kacangan.
Riboflavin :(vitamin B12) fungsi metabolism karbohidrat,penglihatan, kulit.
Sumber: hati, susu, daging,dan sereal.
Niasin :(vitamin) metabolism karbohidrat dan lemak. Sumber: hati,
daging, kacang tanah, produk sereal.
3. Proporsi zat gizi yang mengandung energy harus seimbang, agar zat-zat gizi
tersebut dapatdigunakan di dalam tubuh dengan sempurna yaitu:
Protein : 12% - 15% untuk orang dewasa proporsi protein hewani dan nabati
sama banyakny. Sedangkan untuk anak-anak sebaiknya protein
hewani 2 kali lebih banyak dibanding protein nabati.
Lemak : 20% - 25%
Hidrat Arang : 60% - 70%
4. Syarat-syarat lain sesuai dengan pola makanan sehari-hari, tidak bertentangan
dengan kepercayaan,memenuhi selera makan dan lain-lain.
10
Jenis Usia BB Kalori Putih Telur Kalsium Besi Karoten Tiamin Riboflavin Niasin Vit. C
Kelamin (Th) (Kg) (Kcal) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Dari makalah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa status gizi mempunyai
korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik status gizi seseorang
semakin baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan
pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu
dengan status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan
oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi
terjadi kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para
penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi
daripada yang menderita anemia. Pemberian diet yang mengandung kalori sejumlah
yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya.
Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh
aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan maka
kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh, seorang pria
dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2.800 kilokalori.
Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat membutuhkan 3.800 kilokalori.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi status gizi tenaga kerja antara lain :
1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.
2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin,umur,
hamil,menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena
tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan,
kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi
biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.
3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia,
biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di
tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan kimia, parasit dan
mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.
DAFTAR PUSTAKA
Alan Berg dan Robert J. Muscat: Faktor Gizi (terjemahan), Penerbit Bhratara
12
Karya Aksara, Jakarta, 1985
Phyllis Sullivan Howe: Basic Nutrition in Health and Disease, including selection
and care of food, seventh edition, W.B. Saunders Company, USA, 1981.
13