Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN NSTEMI + DM TIPE


2 + HIL + ULKUS PEPTIK DI RUANG ICCU RSD dr. SOEBANDI
JEMBER

oleh
Yuan Ferdi Aridatama, S.Kep
NIM 212311101125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS
(INSTALASI RAWAT INTENSIF)

Nama Mahasiswa :Yuan Ferdi Aridatama, S.Kep


NIM 2123111010125
Tempat Pengkajian : Ruang ICCU RSD dr. Soebandi Jember
Tanggal : Senin, 03 Oktober 2022
Pukul : 17.00 WIB

I. Identitas Pasien
Inisial : Tn. D Tanggal Masuk RS : 03-10-2022
Tanggal Lahir : 18-12-1957 (64 tahun) Asal Ruang/ RS : RS Kalisat
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Pengkajian : 03/10/2022
Agama : Islam Sumber Informasi : Pasien, RM No.
Pendidikan : S1 RM : XXXXXXX282
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Alamat : Sumberdanti, Sukowono

II. Pengkajian
1. Diagnosa Medis
NSTEMI + DM Tipe 2 + HIL + Ulkus Peptik
2. Keluhan utama dan alasan instalasi rawat intensif
Nyeri Dada
3. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSD dr. Soebandi pada tanggal 03 Oktober 2022 dengan
keluhan nyeri dada sebelah kiri dan terasa panas, pasien merasakan nyeri sejak 2 hari
yang lalu, nyeri hilang timbul dengan skala 6, nyeri yang dirasakan menjalar hingga
kepunggung, nyeri timbul jika klien beraktivitas dan berkurang jika klien beristirahat
secara total, sebelum ke RSD dr. Soebandi pasien sempat dirawat di RS Kalisat.
Setelah dirujuk ke IGD RSD dr. Soebandi lalu pasien dibawa ke ruang ICCU pada
tanggal (03/10/2022), dengan riwayat DM tipe 2 dan Ulkus Peptik. Hasil
pemeriksaan ekg di IGD menunjukan adanya Nstemi dan hasil pengkajian pada
tanggal 03 Oktober 2022 pukul 17.00 TTV pasien TD 103/66 mmHg, N 103x/menit,
RR 28x/menit, S 37ºC dan SpO2 99 %.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah dirawat di RS dr. Soebandi dengan penyakit yang
sama sekitar 3 tahun yang lalu.
b. Alergi (obat, makanan dll)
Pasien mengatakan tidak mengalami alergi terhadap obat obatan, makanan , dan
lainnya
c. Imunisasi
Pasien mengatakan sudah lupa terkait imunisasi apa saja yang sudah dilakukan
d. Kebiasaan
Pasien mengatakan saat di rumah ketika melakukan aktivitas yang berat seperti
bersih bersih rumah, keluhan nyeri dirasakan dan memberat, namun sesak
tersebut berkurang saat beristirahat.
e. Obat – obatan yang digunakan
Pasien telah mengkonsumsi obat obat penyakit jantung dan DM seperti
Glunenorm.
5. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sebelumnya mengalami penyakit
jantung atau penyakit kronis lainnya.

III. Pengkajian Keperawatan


1. Keadaan umum
Keadaan umum pasien cukup, GCS pasien E4V5M6 (Composmentis), pasien dalam
posisi tirah baring di tempat tidur, pasien mampu melakukan miring kanan dan kiri,
terpasang infus pada tangan kanan, terpasang dower katater dan monitor, penampilan
diri tampak rambut rapi dan beruban, dan tidak mampu melakukan personal hygine
secara mandiri seperti mandi.
2. Tanda vital dan nyeri
a. Tekanan darah : 103/66 mmHg,
b. Nadi : 103x/menit,
c. RR : 28x/menit
d. Suhu : 370C
e. SPO2 : 99%
3. Pernafasan
Bentuk dada simetris, pola napas reguler spontan, tidak ada retraksi dada, tidak
tampak penggunaan otot bantu pernapasan, tidak terdengar suara tambahan, tidak ada
sianosis.
4. Kardiovaskuler
ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba pada ICS 5 mid clavicularis sinistra,
pasien mengatakan dada agak berdebar - debar, bunyi jantung pekak, terdengar bunyi
S1 dan S2 reguler.
5. Neurologi dan sensori
Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada dada tapi hilang timbul, tingkat
kesadaran komposmentis (E4V5M6), kadang tangan berkeringat , gelisah (-), kaku
kuduk (-), kejang (-), tremor (-), pupil isokor (+ 2mm, +2mm), refleks pupil (+),
badan lemas (+).
6. Gastrointestinal
Bentuk perut simetris, tidak ada lesi dan luka,tidak asites dan jaundice, tidak
terpasang NGT, bising usus : 10 x/menit, tidak teraba hepatosplenomegali, tidak ada
nyeri tekan,
7. Muskuloskeletal dan integument
Pada ekstermitas atas
Look : tidak ada kemerahan , warna kulit kecoklatan, distribusi rambut/bulu merata,
tidak ada jejas dan edema, Sianosis (-)
Feel : Akral hangat, kering, tidak ada krepitasi, CRT < 2 detik, tidak ada nyeri tekan
Move : Pergerakan rom bebas

Pada ekstermitas bawah :


Look : tidak ada kemerahan , warna kulit kecoklatan, distribusi rambut merata, tidak
ada jejas dan edema, Sianosis (-)
Feel : Akral hangat, kering, tidak ada krepitasi, CRT < 2 detik, tidak ada nyeri tekan
Move : Mobilitas di tempat tidur dilakukan seperti miring kanan dan kiri, terjadi
penurunan kekuatan otot pada kaki.
Kekuatan otot
5 5

4 4

8. Resiko keamanan
NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.
Riwayat jatuh : Apakah pernah Tidak 0 0
1.
jatuh dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
Diagnosa sekunder : Apakah Tidak 0 15 NSTEMI +
2.
memiliki lebih dari satu Ya 15 DM Tipe 2 +
penyakit? HIL + Ulkus
Peptik

3. Alat Bantu Jalan : 0 Pasien bed


0
Bed Rest / dibantu perawat rest
Kruk / Tongkat / Walker 15
Berpegangan pada benda – benda di
30
sekitar
(kursi, lemari, meja)
Terapi Intravena : Apakah saat ini Tidak 0 20 Infus NaCl
4.
terpasang infus? Ya 20 0,9%
5. Gaya berjalan / cara berpindah : 10 Bed rest
Normal / Bed Rest / Immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri)
Lemah (tidak bertenaga) 10
Gangguan / tidak normal (pincang / 20
diseret)
6. Status Mental : 0
0
menyadari kondisi dirinya
mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 45 Resiko
rendah
9. Aktivitas, istirahat dan mobilisasi
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di Tempat Tidur 
Berpindah 
Ambulasi atau ROM 

Keterangan :
0 = Tergantung total, 1 = dibantu orang lain dengan alat, 2 = dibantu orang lain
3 = tidak dibantu orang lain , menggunakan alat, 4 = Mandiri
Interpretasi : pasien mengalami keterbatasan dalam mobilisasi di tempat tidur
sehingga pasien tidak mampu melakukan ADL secara mandiri
10. Spiritual
Selama masa perawatan pasien tidak mampu melaksanakan kegiatan ibadah secara
mandiri sehingga dalam pelaksanaannya dibantu oleh rohanian yang memfasilitasinya
di tempat tidur.
11. Keadaan lokal
Pasien masih merasakan nyeri, pasien tampak lemah terbaring di tempat tidur, badan
terasa lemas, tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, pasien
cenderung menghabiskan waktunya untuk bed rest.
IV. Terapi (11/4/2022)

Nama Obat Dosis Indikasi


/Cairan Infus
Infus NaCl 500 cc/24 digunakan pada kondisi kekurangan natrium dan klorida,
0,9% (7 tpm) jam pengganti cairan 8ectoris plasma, juga digunakan sebagai
pelarut sediaan injeksi.
NTG 10 mcg/ NTG diindikasikan untuk penyakit jantung, angina (nyeri
menit dada) akut. Mekanisme kerja obat ini adalah Glyceryl
trinitrate membentuk nitrat oksida (NO), yang merangsang
guanylate cyclase dalam sel otot polos vaskular yang
menghasilkan relaksasi otot polos. NTG mengurangi
permintaan oksigen jantung dengan mengurangi preload dan
dapat mengurangi afterload, melebarkan pembuluh darah
jantung dan meningkatkan aliran kolateral ke daerah iskemik.
Lovenox 1 x 6000IU Lovenox adalah obat yang mengandung enoxaparin sodium.
Obat ini digunakan untuk mencegah deep vein thrombosis
(DVT) atau trombosis vena dalam serta mengatasi DVT
akut. Selain itu, obat ini dapat mencegah komplikasi angina
tidak stabil dan infark miokard.
Ceftriaxone 1x2g Cefriaxone merupakan obat antibiotik golongan sefalosporin
yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri
atau membunuh bakteri. Obat ini juga dapat digunakan
untuk mencegah infeksi pada luka operasi. Obat ini tidak
dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti
flu.
Pantoprazole 2 x 40 mg Pantoprazole adalah obat untuk meredakan gejala akibat
peningkatan asam lambung, seperti rasa panas di dada, asam
lambung naik, atau sulit menelan. Obat ini umum digunakan
pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD),
esofagitis erosif, tukak lambung, atau sindrom Zollinger-
Ellison
Novorapid 3 x 6 IU Novorapid mengandung insulin, digunakan untuk mengurangi
tingkat gula darah tinggi pada orang dewasa, remaja dan
anak-anak berusia 10 tahun ke atas dengan diabetes mellitus
(kencing manis). Novorapid digunakan untuk memasukkan
insulin guna membantu memperbaiki produksi insulin yang
dihasilkan tubuh dengan cepat, dengan cara disuntikkan ke
dalam tubuh
Levemir 1 x 10 IU Levemir merupakan sediaan yang mengandung Insulin
Detemir yang termasuk dalam golongan insulin analog kerja
panjang (Long-Acting) dan bekerja hingga 24 jam. Insulin ini
digunakan untuk pengobatan diabetes melitus pada orang
dewasa, remaja dan anak berusia 2 tahun dan diatasnya.
Levemir dapat diberikan secara tunggal maupun
dikombinasikan dengan tipe insulin bolus dan dengan obat
antidiabetik oral lainnya.
Ondansentron 3 x 8 mg Penanganan mual dan/atau muntah yang disebabkan oleh
kemoterapi dan radioterapi yang emetogenik dan dapat juga
digunakan untuk pencegahan mual dan/atau muntah pasca-
operasi
.
Aspilet 1 x 1 tablet Aspilet adalah obat yang mengandung Asam Asetilsalisilat.
Asam Asetilsalisilat sendiri adalah obat yang dapat digunakan
untuk meredakan nyeri, pengencer darah, dan pereda demam
serta flu. Kegunaan Aspilet lainnya adalah untuk mencegah
stroke dan serangan jantung.
CPG 1 x 1 tablet CPG adalah sediaan obat yang mengandung zat aktif
Clopidogrel. CPG digunakan untuk membantu mencegah
serangan jantung dan stroke pada pasien dengan penyakit
jantung, stroke, atau penyakit sirkulasi darah (penyakit
pembuluh darah perifer).
Atorvastatin 1 x 1 tablet Atorvastatin adalah obat untuk menurunkan kolesterol jahat
(LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol
baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam darah
tetap terjaga dalam kadar normal, risiko terjadinya stroke
dan serangan jantung akan semakin rendah.
Braxidin 3 x 1 tablet Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul
akibat gangguan kecemasan, diare, irritable bowel
syndrome, kolitis, tukak lambung, dan dismenore. Obat
Braxidin berfungsi sebagai antispasmodik, yang bekerja
dengan cara melemaskan otot-otot pada saluran cerna dan
saluran kemih.
Sucralfat 1x1 sendok Obat ini digunakan untuk pengobatan pada tukak lambung
dan usus, gastritis kronik. Obat ini bekerja dengan cara
membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi
tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan pepsin.
Colcisin 1x1 tablet Colchicine adalah obat untuk mengatasi nyeri akibat serangan
gout yang terjadi tiba-tiba. Obat ini juga bisa digunakan untuk
mencegah kambuhnya serangan gout (penyakit asam urat)
yang ditandai dengan rasa nyeri hebat di sendi, seperti sendi
ibu jari atau lutut, akibat peningkatan kadar asam urat
V. Pemeriksaan Laboratorium

JENIS HASIL INTERPRETASI


NORMAL SATUAN
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI LENGKAP (DL)
Hemoglobim 14,9 13,5-17,5 gr/dL Rendah
Leukosit 10,9 4,5 – 11,0 µL Normal
Eos/Bas
/Stab/Seg
Hitung Jenis 1/-/-/66/26/7 /Lim/Mono Normal
0-4/0-1
/3-5/54-62
/25-33/2-6
Hematokrit 46 41-53 % Normal
Trombosit 176 150 - 450 µL Normal
FAAL GINJAL
Kreatinin serum 1,42 0,6-1,3 mg/dL Tinggi

Bun 9 6-20 mg/dL Normal

Urea 19 12-43 mg/dL Normal

GULA DARAH
Glukosa Sewaktu 166 <200 Mg/dL Normal
ELEKTROLIT
Natrium 139,0 135-155 mmol/L Normal
Kalium 3,54 3,5-5,0 mmol/L Tinggi
Chlorida 109,6 90-110 mmol/L Normal
LAIN-LAIN
Troponin-I Negatip Negatif Positif

VI. Pemeriksaan Penunjang


Jember, 03 Oktober 2022
Pengambil Data

Yuan Ferdi A., S.Kep


NIM 212311101125
ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


1 DS Risiko Infark miokard
1. Pasien mengeluh nyeri penurunan
dada curah jantung
DO (D.0008) NSTEMI
1. Irama jantung tidak
teratur
2. Gambaran EKG NStemi Kontraktilitas
3. Foto Thoraks menurun
menunjukkan
Hepatomegali
Cardiac Output
menurun

Penurunan
Curah Jantung

2 DS : Nyeri akut Suplai O2 ke


1. Pasien mengeluh nyeri (D.0077) miokard menurun
dada pada sebelah kiri,
nyeri hilang timbul,
terasa panas, skala 6 Produksi asam laktat
DO : naik
1. Pasien meringis
kesakitan
2. RR : 28X/ Menit Nyeri akut
3. Pasien gelisah
4. Pasien sulit tidur
3 DS : Intoleransi Infark miokard
1. Pasien mengeluh lelah Aktivitas
2. Pasien mengatakan (D.0056)
mudah lelah saat NSTEMI
beraktivitas
DO :
1. TD : 103/66 Kontraktilitas
2. N : 103X/ Menit menurun
3. Gambaran EKG NStemi

Cardiac Output
menurun

Pembentukan
energy menurun

Intoleransi
Aktivitas
4 Faktor Resiko : Resiko Infark miokard
Efek agen farmakologis Lovenox Perdarahan
dan Aspilet (D.0012)
NSTEMI

Kontraktilitas
menurun

Cardiac Output
menurun

Penurunan Curah
Jantung

Pemberian Obat
Antikoagulan

Efek samping obat

Resiko Perdarahan

5 DS : Deficit Nyeri
1. Pasien mengatakan nyeri perawatan diri
dada saat beraktifitas (D.0109)
DO : Tidak mampu
1. Pasien tidak mampu melakukan hygiene
melakukan aktifitas fisik.
Skor ADL 4 (tergantung)
Defisit perawatan
diri
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077) b.d sindrom koronenr akut d.d Pasien mengeluh
nyeri dada pada sebelah kiri, nyeri hilang timbul, terasa panas, skala 6,
Pasien meringis kesakitan, RR : 28X/ Menit, Pasien gelisah, Pasien sulit
tidur
2. Risiko Penurunan curah jantung (D.0008) d.d sindrom coroner akut,
Pasien mengeluh nyeri dada, Irama jantung tidak teratur, Gambaran EKG
NStemi, Foto Thoraks menunjukkan Hepatomegali
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056) b.d Tirah Baring d.d Pasien mengatakan
lelah saat beraktifitas, Paisen mengatakan mudah lelah, TD : 103/66, N :
103X/ Menit, Gambaran EKG NStemi.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa TTD/
No Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Nama
1 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri (1.08238)
b.d sindrom koronenr keperawatan selama 8 jam diharapkan Observasi
akut d.d Pasien masalah keperawatan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
mengeluh nyeri dada menurun dengan kriteria hasil : kualitas dan intensitas nyeri
pada sebelah kiri, nyeri Tingkat Nyeri (L.08066) Keluhan 2. Identifikasi skala nyeri
hilang timbul, terasa Terapeutik
nyeri menurun Gelisah menurun
3. Mengajarkan teknik benson untuk mengurangi nyeri
panas, skala 4, Pasien Kesulitan tidur menurun Frekuensi
4. Menganjurkan untuk memulai tidur
meringis kesakitan, RR nadi membaik
Edukasi
: 33X/ Menit, Pasien 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
gelisah, Pasien sulit Kolaborasi
tidur Kolaborasi pemberian aspilet 80mg/24 jam (1-0-0),CPG
75 mg/24 jam (1-0-0)
2 Risiko penurunan curah Setelah dilakukan intervensi Perawatan jantung (1.02075)
jantung (D.0008) b.d keperawatan selama 8 jam diharapkan Observasi
sindrom coroner akut masalah keperawatan risiko 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
d.d Pasien mengeluh penurunan curah jantung menurun jantung (meliputi, dipsnea, kelelahan, edema)
nyeri dada, Irama dengan kriteria hasil : 2. Monitor tekanan darah
jantung tidak teratur, Curah Jantung (L.02008) 3. Monitor saturasi oksigen
Gambaran EKG Stemi, Gambaran aritmia jantung menurun 4. Monitor EKG 12 sandapan
Foto Thoraks Bradikardia menurun 5. Monitor aritmia
menunjukkan Takikardia menurun Terapeutik
Hepatomegali Hepatomegali menurun
6. Posisikan pasien semi fowler
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94% : 3 lpm
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian Lovenox 2x6000IU,
Atorvastatin 40mg/24 jam, Ondansentron 3x8mg
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan intervensi Dukungan perawatan diri (I.11348)
(D.0109) b.d nyeri dada keperawatan selama 8 jam diharapkan Observasi
d.d Pasien mengatakan masalah keperawatan deficit 1. Monitor tingkat kemandirian pasien
nyeri dada saat perawatan diri membaik dengan 2. Identifikasi kebutuhan alat bantu
beraktifitas, Pasien kriteria hasil :
kebersihan diri,berpakaian, dan makan
tidak mampumelakukan Perawatan diri (L.11103)
Terapiutik
aktifitas fisik. Skor Mempertahankan kebersihan diri
pasien meningkat 3. Berikan perawatan diri pada pasien
ADL 4 (tergantung)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama
Hari/
No. DX Jam Implementasi Evaluasi terang
Tanggal
dan paraf
Senin, 1 17.30 1. Monitor TTV dan mencatat S:
3/10/22 WIB pada lembar observasi 1. Pasien masih mengeluh nyeri dada
R: TTV: TD : 110/60 O:
17.35 mmHg, N: 96x/menit RR : 2. TTV: TD : 96/60 mmHg, N: 96x/menit
WIB 16x/menit, Suhu : 37,0, Spo2 RR : 23x/menit, Suhu : 37,0,Spo2 :
: 99% 99%
17.45 2. mengidentifikasi tanda/gejala 3. Pasien berekspresi meringis nyeri saat
WIB primer penurunan curah memiringkan badan
jantung (meliputi, dipsnea, 4. EKG: Irama ireguler, peningkatan
edema) segmen ST, gelombang Q patologis
R: RR: 16x/menit, tidak ada A : Masalah keperawtan penurunan curah jantung
edema belum teratasi
3. Monitor EKG P : Lanjutkan intervensi
R: Irama ireguler, peningkatan Perawatan jantung (1.02075)
segmen ST, gelombang Q Observasi
patologis
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
4. Memberikan posisi semi curah jantung (meliputi, dipsnea, kelelahan,
fowler edema)
R: Pasien mengatakan lebih 2. Monitor tekanan darah
3. Monitor saturasi oksigen
nyaman 4. Monitor keluhan nyeri dada
5. Monitor EKG 12 sandapan
5. Memberikan oksigen 3 lpm
6. Monitor aritmia
R: Pasien mengatakan dapat
Terapeutik
bernapas dengan lebih
nyaman, tidak sesak napas 7. Posisikan pasien semi fowler
8. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94% : 3 lpm
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat Lovenox
Atorvastatin, Ondansentron

Senin, 2 18.00 1. Monitor TTV dan mencatat S:


3/10/22 WIB pada lembar observasi 1. Pasien mengeluhkan nyeri dada, nyeri
R: TTV: TD : 110/60 seperti ditusuk skala 5, nyeri saat
18.15 mmHg, N: 96x/menit RR : beraktifitas (duduk atau berpindah posisi)
WIB 16x/menit, Suhu : 37,0, Spo2 2. Pasien mengatakan nyaman setelah
: 99% dilakukan terapi benson
2. Mengidentifikasi lokasi, O:
karakteristik, durasi,
1. TTV: TD : 96/60 mmHg, N: 96x/menit
frekuensi, kualitas dan RR : 23x/menit, Suhu : 37,0, Spo2 : 99%
intensitas nyeri 2. Pasien tampak rileks
R: P: nyeri akibat SKA, Q:
Nyeri seperti ditusuk, R: A: Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
Nyeri dada, S: Skala 5, T: sebagian
Nyeri saat beraktifitas P: Lanjutkan intervensi
3. Mengajarkan teknik benson Manajemen nyeri (1.08238)
R: Pasien mengikuti terapi Observasi
benson, pasien 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
mengatakan lebih frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
nyaman, nyeri dapat 2. Identifikasi skala nyeri
berkurang Terapeutik
4. Menganjurkan untuk 3. Mengajarkan teknik benson untuk
memulai tidur mengurangi nyeri
R: Pasien mengikuti anjuran 4. Menganjurkan untuk memulai tidur
5. Kolaborasi memberikan obat Edukasi
aspilet 80mg, CPG 75 mg 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
peroral, dan melakukan Kolaborasi
injeksi Ranitidin 50mg 7. Kolaborasi pemberian obat aspilet dan
R: Pasien meminum obat yang CPG
diberikan

Senin, 3 18.30 1. Memonitor kemandirian S:


3/10/22 WIB pasien 1. Pasien mengatakan tidak dapat melakukan
R: Pasien tidak dapat personal hygiene karena masih nyeri dada
melakukan personal hygiene O:
karena nyeri ketika aktifitas 1. Mulut pasien bersih
dan terpasang infus 2. Badan pasien lebih bersih setelah
2. Membantu menyeka pasien dilakukan bantuan personal hygiene
R: Setelah dilakukan seka A: Masalah keperawatan deficit perawatan diri
pasien tampak lebih bersih teratasi sebagian
dan fresh P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri (I.11348)
Observasi
1. Monitor tingkat kemandirian pasien
2. Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri,berpakaian, dan makan
Terapiutik
3. Berikan perawatan diri pada pasien
Selasa 1 08.30 1. Monitor TTV dan mencatat S:
4/10/22 WIB pada lembar observasi 1. Pasien mengeluh nyeri dada berkurang
R: TTV: TD : 100/68 O:
mmHg, N: 103x/menit RR : 2. TTV: TD : 103/68 mmHg, N:
18x/menit, Suhu : 36oC, 103x/menit RR : 18x/menit, Suhu
Spo2 : 99% :36oC, Spo2 : 99%
08.40 2. mengidentifikasi tanda/gejala 3. Tidak terdapat tanda tanda penurunan
WIB primer penurunan curah curah jantung: N; 103x/menit, tidak
jantung (meliputi, dipsnea, terdapat edema
kelelahan, edema) 4. EKG : irama tidak teratur, gelombang
R: N: 103x/menit, tidak Q patologi
terdapat edema di A : Masalah keperawtan penurunan curah jantung
ekstremitas teratasi sebagian
3. Memonitor keluhan nyeri P : Lanjutkan intervensi
dada Perawatan jantung (1.02075)
Observasi
R: Pasien mengeluh nyeri
dada, skala 3 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung (meliputi, dipsnea, kelelahan,
edema)
4. Memberikan posisi semi
2. Monitor tekanan darah
fowler
3. Monitor saturasi oksigen
R: Pasien mengatakan lebih
4. Monitor EKG 12 sandapan
nyaman setelah diberikan
5. Monitor aritmia
posisi semifowler
Terapeutik
5. Memberikan oksigen 3 lpm
R: Pasien dapat bernapas 6. Posisikan pasien semi fowler
dengan baik, pasien tidak 7. Berikan oksigen untuk mempertahankan
mengeuhkan sesak napas saturasi oksigen >94% : 3 lpm
setelah diberikan oksigen Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Selasa 2 08.45 1. Monitor TTV dan mencatat S:
4/10/22 WIB pada lembar observasi 1. Pasien mengeluhkan nyeri dada berkurang,
R: TTV: TD : 120/70 P: Nyeri akibat penyakit jantung, Q: Nyeri
mmHg, N: 98x/menit RR : seperti ditusuk, R: nyeri dada, S: skala 4,
18x/menit, Suhu : 36oC, T: Nyeri saat beraktifitas, hilang timbul
Spo2 : 99% O:
08.50 2. Mengidentifikasi lokasi, 1. TTV: TD : 120/70 mmHg, N: 98x/menit
WIB karakteristik, durasi, RR : 18x/menit, Suhu : 36oC, Spo2 : 99%
frekuensi, kualitas dan 2. Tidak menunjukan ekspresi nyeri
intensitas nyeri A: Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
sebagian
R: Pasien menyeluhkan nyeri
P: Lanjutkan intervensi
berkurang, P: Nyeri akibat
SKA, Q: Nyeri seperti Manajemen nyeri (1.08238)
ditusuk, R: nyeri dada, S: Observasi
skala 4, T: Nyeri saat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
beraktifitas, hilang timbul frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Mengajarkan teknik benson Terapeutik
3. Mengajarkan teknik benson untuk
R: Pasien mengikuti terapi mengurangi nyeri
benson, pasien 4. Menganjurkan untuk memulai tidur
mengatakan lebih nyaman Edukasi
setelah dilakukan terapi 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
benson Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Selasa 3 09.00 1. Memonitor kemandirian S:


4/10/22 WIB pasien 1. Pasien mengatakan tidak dapat melakukan
R: Pasien bedrest, pasien personal hygiene karena masih nyeri
tidak dapat melakukan O:
personal hygiene karena masih 1. Pasien belum bisa membersihkan diri
nyeri sendiri
2. Membantu Menyeka pasien, 2. Mulut pasien bersih
dan membantu mengganti 3. Badan pasien lebih bersih setelah
baju pasien dilakukan personal hygiene
R: Pasien tampak bersih dan A: Masalah keperawatan deficit perawatan diri
segar setelah dilakukan teratasi sebagian
personal hygiene P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri (I.11348)
Observasi
1. Monitor tingkat kemandirian pasien
2. Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri,berpakaian, dan makan
Terapiutik
3. Berikan perawatan diri pada pasien

Anda mungkin juga menyukai