DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA : 1. Ariesta Arisesuni (PO.71.20.1.20.044)
2. Ereza Monicha (PO.71.20.1.20.033)
3. Riani (PO.71.20.1.20.032)
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah Subhahu Wa Ta’ala
yang berkat anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Aspek Legal Pendokumentasian” ini. Sholawat serta selama kita haturkan kepada
junjungan agung Nabi Besar Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah
memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa ajaran
agama islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena mampu menyelesaikan makalah ini tepat
waktu sebagai pemenuh tugas Dokumentasi keperawatan yang bertemakan“Aspek
Legal Pendokumentasian”Selain itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang membantu kami untuk merampungkan makalah ini
sampai selesai.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta saran yang bersifat
membangun untuk makalah ini dalam rangka perbaikan makalah-makalah yang akan
datang.
Sekian Terimakasih, Wassalamualaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
TIJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................32
ii
PENUTUP.............................................................................................................................32
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................32
3.2 SARAN........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand,
Singapore, Malaysia, sudah memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan
(Nursing Practice Acts) sejak puluhan tahun yang lalu.Mereka siap untuk
melindungi masyarakatnya dan lebih lebih lagi siap untuk menghadapi
globalisasi perawat asing masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di
negara lain. Pada makalah ini akan dibahas terkait dengan aspek legal
dokumentasi keperawatan dan aturan atau norma yang mengatur hal tersebut.
2
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
3
yang diberikan kepada pasien. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan
penting yang dibuat oleh perawat baik dalam bentuk elektronik maupun manual
berupa rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh perawat meliputi lima tahap yaitu: 1)
pengkajian, 2) penentuan diagnosa keperawatan, 3) perencanaan tindakan
keperawatan, 4) pelaksanaan/implementasi rencana keperawatan, dan 5) evaluasi
perawatan.
4
2.sebagai bukti akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang
bukti akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat
kepada pasiennya.
1.Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang
mereka lakukan harus dipertanggung jawabkan.
5
5. Biaya pencetakan formulir dokumentasi cukup mahal ,sehingga sering
ditemukan kejadian formulir pendokumentasian tidak tersedian.
6
tersebut tidak valid dan membingungkan.hal tersebut menyebabkan terjadinya
kesalahan interpretasi,sehingga prosedur dan kualitas pelayanan kesehatan .
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dapat
dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi datalengkap, nyata dan
tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitandari pasien, tetapi juga jenis/type,
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
7
kebutuhan sarana prasarana dan sumber daya manusia di masa mendatang, sebagai
sarana pendidikan yang dapat dijadikan media belajar bagi mahasiswa dan bahan
penelitian dalam pengembangan ilmu keperawatan, sebagai sumber data dalam audit
keperawatan untuk alat ukur dalam penilaian kinerja perawatan, sebagai dokumen
yang bisa dijadikan aspek legal dan bukti autentik bagi perawat ketika menghadapi
masalah hukum, sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan
keperawatan (Setiadi,2012).
8
menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dijadikan
sebagai referensi
pembelajaran bagi peserta didik profesi keperawatan, aspek keuangan semua asuhan
keperawatan yang belum, sedang atau telah diberikan didokumentasikan yang dapat
dijadikan acuan atau pertimbangan biaya bagi klien, aspek penelitian dapat dijadikan
sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan,aspek
akreditasi pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai indikator dalam penilaian
suatu pelayanan keperawatan dalam akreditasi rumah sakit (Nursalam,2007).
Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan
secara tertulis (paper based documentation). Metode ini mempunyai kelemahana
yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia,
membutuhkam biaya percetakan form yang
cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang luas
dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. Disamping itu masih banyak
perawat yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi
keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan
menggunakan pencatatan berbasis elektronik.
9
Pencatatan berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju,
namun di Indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan
berbasis elektronik ini memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu
pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila
dibandingkan dokumentasi dalam format kertas. Pengembangan dokumentasi
keperawatan berbasis elektronik tetap harus memperhatikan prinsip kerahasiaan data
klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi
perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas bagi tenaga
perawat dalam menjalankan sistem ini.
penting, pastikan kebenaran setiap data-data yang akan dicatat, data harus objektif
bukan data penafsiran perawat, dokumentasikan bila terjadi perubahan kondisi atau
timbul masalah baru, hindarkan dokumentasi yang baku karena setiap pasien
mempunyai masalah yang berbeda, hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak
jelas dalam pencatatan harus disepakati dan atas kebijakan institusi, data harus ditulis
dengan tinta bukan pensil agar tidak mudah dihapus, bila terjadi kesalahan dalam
penulisan dicoret dan ganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani, setiap
dokumentasi cantumkan waktu, tanda tangan, nama jelas penulis, wajib membaca
setiap tulisan dari anggota kesehatan lain sebelum menulis, dokumentasi harus dibuat
dengan tepat, jelas dan lengkap.
10
tindakan keperawatan, evaluasi, pengesahan (tanda tangan/paraf dan nama terang
perawat), dan catatan keperawatan diisi secara lengkap dan jelas, resume keperawatan
(Catatan pasien pulang atau meninggal dunia).
Dokumentasi yang baik tidak hanya mencerminkan kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap perawat dalam memberikan perawatan. Ciri
dokumentasi asuhan keperawatan yang baik menurut Potter dan Perry (2010)
berdasarkan atas :
3. Progress Notes,
11
kemampuan koknitif dan ketrampilannya akan semakin meningkat.
Dengan motivasi yang tepat, karyawan akan mendorong untuk membuat semaksimal
mungkin dalam melaksankan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan
organisasi mencapai tujuan dan berbagai
12
2.sebagai bukti akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang
bukti akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat
kepada pasiennya.
1.Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang
mereka lakukan harus dipertanggung jawabkan.
13
5. Biaya pencetakan formulir dokumentasi cukup mahal ,sehingga sering
ditemukan kejadian formulir pendokumentasian tidak tersedian.
14
tersebut tidak valid dan membingungkan.hal tersebut menyebabkan terjadinya
kesalahan interpretasi,sehingga prosedur dan kualitas pelayanan kesehatan .
3. perilaku
15
A. pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang legal .
5.dokumentas yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadinya dan
yang telah dilakukan.
16
6. Standar pelayanan :standar yang berlaku yang harus ditepai oleh orang
yang bersangkutan.
Menurut sue Dill Calloway berikut ini adalah beberapa situasi yang memperngaruhi
proses litigasi.
4.Klien terbakar.
6.Dispensasi pengobatan.
17
1.Kegagalan untuk memberikan asuhan sesuai dengan standar dan
menyebabkan kerugian.
18
hasil pemeriksaan atau assesment keperawatan, analisa keperawatan, perencanaan
tindak lanjut keperawatan. Harus diyakini bahwa keberhasilan tujuan keperawatan
akan sangat bergantung pada keberhasilan mekanisme pendokumentasian.
19
lembaran expertise pemeriksaan radiologi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
EKG dll. Berdasarkan hal diatas serta melihat pada tanggung jawab atas tugas profesi
dengan segala risiko tanggung gugatnya dihadapan hukum, maka dokumentasi
keperawatan memang benar diakui eksistensinya dan keabsahannya serta mempunyai
kedudukan yang setara dengan dokumen medik lain. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan Permenkes yang
berisikan tentang kewajiban tenaga kesehatan untuk mendokumentasikan hasil
kerjanya didalam rekam kesehatan juga berlaku untuk profesi keperawatan.
Standar diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu yang hamper
sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, properties, dan performen
yang diharapkan dfalam suatu tindakan, pelayanan dan seluruh komponen yang
terlibat. Nilai suatu standar ditentukan oleh adayna pemakaian konsistensi dan
evaluasi. Standar keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan kualitas
karakteristik, property, atau performen yang diharapkan terhadap beberapa aspek
praktik keperawatan.
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap
penyimpanan dan teknik pencatatan yang benar. Oleh karena itu standar harus
dipahami oleh teman sejawat dan tenaga kesehatan professional lainnya, termasuk tim
akreditasi. Siapa saja yang membutuhkan catatan keperawatan yang akurat dan
informasi yang bertmanfaat mempunyai hak terhadap dokumentasi tersebut sesuai
dengan standar yang berlaku. Jika standar dappat diobservasi, perawat, pekerja, dan
pasien akan dihargai dan dilindungi daari kesalahan (misconduct).
20
terhadap standar keperawatan
• Dibentuk oleh penguasa yang telah diakui • Didasarkan pada definisi keperawatan
dan proses keperawatan yang sudah ditentukan
• Mendefinisikan suatu tingkat kualitas atau pelaksanaan yang sesuai terhadap tujuan
yang spesifik • Diaplikasikan terhadap semua perawat yang praktik dalam sistem
pelayanan kesehatan
• Menjelaskan keamanan minimum sikap praktik • Petunjuk tindakan keperawatan
• Dinyatakan dengan istilah yang rsional, jelas, dan mencakup secara luas • Dapat
dipertahankan dan promosi kesehatan yang optimal
• Dipublikasikan untuk perkembangan terhadap hal – hal yang perlu diperhatikan •
Bahasanya bermakna dan dimengerti oleh perawat yang melakukan standar tersebut
• Dapat diperoleh siapa saja yang memerlukan
21
6. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak responden dilindungi
7. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan standar
praktik/pelayanan keperawatan dan pendidikan
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan tenaga perawat lainnya
dengan partisipasi dalam kegiatan profesi
9. Mempromosikan kesehatan dengan bekerjasama dengan masyarakat dan tenaga
kesehatan lainnya
10. Menolak untuk memberikan persetujuan untuk promosi atau menjual produk
komersial, pelayanan atau hiburan lainnya
22
2. Penghisapan secret
3. Pengaturan posisi
4. Informasi dari rekaman cardiac
5. Dll
23
keperawatan, menggambarkan catatan kesehatan klien dan dijadikan alat komunikasi
dengan tenaga kesehatan lainnya.dokumentasi terdapat dalam berupa kertas,
elektronik, audio maupun visual dokumentasi tersebut dapat digunakan untuk
memantau kemajuan klien serta dapat dijadikan alat komunikasi dengan tenaga
kesehatan lainnya. Hal ini juga dapat
dibuat serta dapat menjadi bukti hukum apabila terjadi hal hal yang tidak
diinginkan juga merupakan perlindungan hukum bagi perawat.
24
b. Conservatism: setiap pendokumentasian kesimpulan diagnosa keperawatan
harus akurat, didasarkan pada informasi yang terkumpul baik secara subjektif atau
objektif.
Menurut Yustiana & Abdul tahun 2016 standar dokumentasi yang lengkap
(1) Komunikasi,
(3) Keamanan.
Standar 1: Komunikasi
Indikator Perawat
25
b. Memberikan tanda tangan lengkap, dan inisial pada data base saat
initialling dokumentasi; c. Memastikan bahwa dokumentasi tulisan tangan terbaca
dan menggunakan tinta permanen; d. Menggunakan singkatan dan simbol yang
masing-masing singkatan dan simbol tersebut memiliki interpretasi berbeda dan
telah disepakati dan diterima dalam bidang pelayanan dan profesi kesehatan;
26
e. Mendokumentasikan komunikasi yang signifikan dengan anggota
keluarga/orang lain yang signifikan, pengganti pengambil keputusan dan penyedia
perawatan lainnya,
Indikator Perawat:
27
e. Mengoreksi entri data yang keliru sambil memastikan bahwa informasi asli
tetap terlihat. f. Dilarang menghapus, mengubah atau memodifikasi dokumentasi
orang lain
g. Dokumen apapun yang tak terduga, kejadian tak terduga atau abnormal
untuk klien, harus di rekam berdasarkan fakta kejadian dengan berkaiatan dengan
proses perawatan.
Standar 3: Keamanan
Indikator Perawat
28
e. Menjaga kerahasiaan klien lain dengan menggunakan inisial atau kode
ketika mengacu pada klien lain dalam catatan kesehatan klien (misalnya,
menggunakan inisial ketika mengutip teman sekamar klien)
Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan
secara tertulis (paper based documentation). Metode ini mempunyai kelemahana
yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia,
membutuhkam biaya percetakan form yang
29
Pencatatan berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara
negara maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi
keperawatan berbasis elektronik ini memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal
waktu pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses
bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas. Pengembangan dokumentasi
keperawatan berbasis elektronik tetap harus memperhatikan prinsip kerahasiaan data
klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi
perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas bagi tenaga
perawat dalam menjalankan sistem ini.
penting, pastikan kebenaran setiap data-data yang akan dicatat, data harus objektif
bukan data penafsiran perawat, dokumentasikan bila terjadi perubahan kondisi atau
timbul masalah baru, hindarkan dokumentasi yang baku karena setiap pasien
mempunyai masalah yang berbeda, hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak
jelas dalam pencatatan harus disepakati dan atas kebijakan institusi, data harus ditulis
dengan tinta bukan pensil agar tidak mudah dihapus, bila terjadi kesalahan dalam
penulisan dicoret dan ganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani, setiap
dokumentasi cantumkan waktu, tanda tangan, nama jelas penulis, wajib membaca
setiap tulisan dari anggota kesehatan lain sebelum menulis, dokumentasi harus dibuat
dengan tepat, jelas dan lengkap.
30
perawat), dan catatan keperawatan diisi secara lengkap dan jelas, resume keperawatan
(Catatan pasien pulang atau meninggal dunia).
Pedokumentasian asuhan keperawatan yang tepat waktu, akurat dan lengkap tidak
hanya penting untuk melindungi perawat tetapi penting juga untuk membantu pasien
atau klien mendapat asuhan keperawatan yang lebih baik.Pelaksanaan dokumentasi
keperawatan sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah
sakit (Fisbach,1991 dalam Setiadi,2012).
serta sesuai dengan standar asuhan keperawatan maka sulit untuk membuktikan
bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar (Gillies, 2000; Carpenito,
1999).
31
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pedokumentasian asuhan keperawatan yang tepat waktu, akurat dan lengkap tidak
hanya penting untuk melindungi perawat tetapi penting juga untuk membantu pasien
atau klien mendapat asuhan keperawatan yang lebih baik.Pelaksanaan dokumentasi
keperawatan sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah
sakit (Fisbach,1991 dalam Setiadi,2012).
32
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan antara lain dokumentasi harus
dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan atau pada tiap langkah asuhan
keperawatan, catat setiap respon pasien keluarga tentang informasi atau data yang
penting, pastikan kebenaran setiap data-data yang akan dicatat, data harus objektif
bukan data penafsiran perawat, dokumentasikan bila terjadi perubahan kondisi atau
timbul masalah baru, hindarkan dokumentasi yang baku karena setiap pasien
mempunyai masalah yang berbeda, hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak
jelas dalam pencatatan harus disepakati dan atas kebijakan institusi, data harus ditulis
dengan tinta bukan pensil agar tidak mudah dihapus, bila terjadi kesalahan dalam
penulisan dicoret dan ganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani, setiap
dokumentasi cantumkan waktu, tanda tangan, nama jelas penulis, wajib membaca
setiap tulisan dari anggota kesehatan lain sebelum menulis, dokumentasi harus dibuat
dengan tepat, jelas dan lengkap.
3.2 SARAN
33
pada individu, keluarga kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan,
nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah keperawatan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien,
memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya,
memberikan pengobatan dan tindakan medis terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat melaksanakan program
pengobatan secara tertulis dari dokter. Untuk menunjang kegiatan tersebut seorang
perawat di harapkan terdaftar pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non
pemerintah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Kozier dkk. (2004). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 7.
Jakarta : EGC.
Kozier dkk. (2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 7
Volume 2. Jakarta : EGC.
Rohmah, N. dan Walid, S. (2009). Proses keperawatan, teori dan aplikasi dilengkapi
dengan petunjuk praktis penyususnan proses keperawatan dan dokumentasi
NANDANOCNIC. Jogjakarta. Arrus Media.
35
Simamora, R. H. (2018). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana
dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan Jurnal IKESMA, vol. 4
No. 2
Tarwoto dan Wartonas. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Yogyakarta. Salemba medika.
36