Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

NILAI, NORMA, ETIK, DAN MORAL KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1.) Siti Zubaidah (P1337420520034)

2.) Sinta Oktaviani (P1337520520035)

3.) Wulan Suci (P1337420520036)

4.) Fita Umairotun N. (P1337420520037)

5.) Lisa Rahmawati (P1337420520038)

6.) Iin Welas Prastiyani (P1337420520039)

7.) Dimas Agung Prayoga (P1337420520040)

8.) Ari Khoiriyatunnisa (P1337420520041)

9.) Wiwit Nakhiyah (P1337420520050)

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnyakepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu tanpa ada halangansedikitpun.Tujuan kami membuat makalah ini

sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa yang membutuhkan ilmu tambahan

tentang Etika dan Hukum Dasar Keperawatan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah

membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami

sampaikan kepada orang tua yang telah memberikan dukungan bagi kami. Serta tak lupa

teman-teman yang ikut bekerja sama menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari

bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan para mahasiswa-mahasiswi

serta para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Karena kesalahan adalah milik

semua orang dankesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini dapat

berguna dan membantu proses pembelajaran.

Magelang, 28 Januari 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan

masyarakat masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang

berkompeten di bidang pelayanan kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia

pelayanan kesehatan selain dokter. Menjadi perawat profesional membutuhkan

pengetahuan dan keterampilan khusus. Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai

perawat, perawat dituntut memahami dan menerapkan kode etik keperawatan serta

hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik terhadap dirinya sendiri maupun

terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan masyarakat secara

keseluruhan. Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia. Tugas ini

sangatlah mulia sehingga dalam menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa dilepaskan

dari kode etik keperawatan dan hukum kesehatan di manapun perawat itu berada dan

bekerja.

Seiring dengan kemajuan zaman, ilmu teknologi, dan informasi yang semakin

canggih. Membuat masyarakat menjadi lebih kritis. Perkembangan ilmu dan teknologi

kesehatan yang semakin maju membuat derajat kesehatan masyarakat menjadi tinggi.

Perkembangan ini diikuti dengan perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga

secara bersamaan petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan

aktivitas, perilaku, sikap, dan kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan.

Ketika masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan atau apabila seorang petugas

kesehatan melakukan kesalahan yang merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan

untuk di meja hijaukan.


Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan

tersebut, menjadi hal yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas

kesehatan mengenai kode etik dan hukum kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek

legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang baik dan

benar-benar terpercaya tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang

petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode etik dan hukum kesehatan.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi tentang nilai dalam keperawatan

2. Mengetahui definisi norma dalam keperawatan

3. Mengetahui definisi etik dalam keperawatan

4. Mengetahui definisi moral dalam keperawatan

5. Mengetahui contoh nilai, norma, etik, dan moral keperawatan di masyarakat

C. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan definisi tentang nilai dalam kepeerawatan

2. Menjelaskan definisi norma dalam keperawatan

3. Menjelaskan definisi moral dalam keperawatan

4. Menjelaskan definisi etik dalam keperawatan

5. Menjelaskan contoh nilai, norma, etik, dan moral keperawatan di masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai Dalam Keperawatan

Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu idetingkah

laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang mempengaruhi

tingkah laku. Nilai-nilai berhubungan satu sama lain serta membentuk sistem nilai.

Perawat juga tekat menetapkan nilai dan harus mengembangkan kesadaranbagaimana

sistem nilai mereka sendiri akan mempengaruhi klien.

Pemahaman sistem nilai akan memahami perawat bertindak secaraprofesional.

 Hans Jonas, nilai adalah sesuatu yg ditujukan dengan jawaban “ya” atau dengan

kata lain nilai selalu mempunyai konotasi positif .

 Kozier, nilai adalah kebebasan pilihan dan kepercayaan atauperilaku yg sangat

berharga bagi seseorang, objek, ide atau kegiatan.

Nilai dalam keperawatan mencakup penghargaan akan apa yang penting dan

baik untuk profesi dan keperawatan begitu pula baik untuk pasien sendiri (Rich and

Butts, 2010). Mempertahankan integritas dalam menghargai nilai berarti bertindak

secara konsisten dengan nilai personal manusia dan nilai dari profesi (ANA, 2001).

Nursing Council of Hongkong dalam kode etik keperawatan diwilayahnya mengatakan

bahwa perawat harus mengahargai martabat, nilai, budaya dan kepercayaan pasien dan

keluarga dalam memberikan pelayanan keperawatan (NCH, 2009).

Nilai dalam keperawatan mempunyai peran vital dalam penyelesaian masalah

etik. Rich dan Butts menjelaskan ketika perawat dipaksa dan ditekan untuk melakukan

sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai mereka, nilai dari seorang perawat harus dapat

memandu penalaran moral dan aksi perawat bahkan ketika orang lain menantang
kepercayaan perawat (Rich and Butts, 2010). Dari sini jelas bahwa etika atau perilaku

etik yang digunakan perawat dalam praktek profesinya tidak lepas dari nilai-nilai

keperawatan sendiri sebagai dasar, sebagai panduan yang memberikan pencerahan dan

tertuang dalam Kode Etik Keperawatan.

Nilai adalah cikal bakal daripada etika keperawtan itu sendiri. Pullman

mengatakan bahwa ada dua konsep dari martabat manusia. Yang pertama adalah

martabat dasar (basic dignity), dan kedua adalah martabat personal (personal dignity). 

Memahami konsep martabat individu yang menjadi bagian utama dan penting dari diri

seseorang dan pasien lainnya merupakan nilai sendiri yang mana menjadi dasar bagi

perawat dalam melakukan penalaran moral (Pullman, 1999).  Penalaran moral yang

menjadi dasar perilaku etik seorang perawat dijelaskan pullman diatas harus menghargai

dan memahami martabat dari individu. Nilai yang profesional adalah bagian didalam

penalaran moral (moral reasoning) (Rich and Butts, 2010).

B. Pengertian Norma Dalam Etika keperawatan

 Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu. Norma terbagi menjadi

dua yaitu :

1. Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan. Norma umum

terbagi menjadi tiga :

 Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan

apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.

 Norma hukum

 Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak

sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai

sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.


2. Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakukan oleh manusia.

Contohnya : norma bahasa.

 Hak-hak Pasien

Ada beberapa hak dan kewajiban pasien yang tercantum dalam UU No. 29/2004 tentang

praktik kedokteran. Hak-hak pasien telah dijamin dalam pasal 4 Undang-Undang

Nomor 23 tahun 1992 tanggal 17 September 1992 tentang kesehatan, yang isinya :

“Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang

optimal”.

Hak-hak pasien :

 Hak mendapat pelayanan yang manusiawi sesuai dengan standar profesi

kedokteran.

 Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya dan tindakan medis

yang akan dilakukan terhadap dirinya.

 Hak memilih dokter yang merawat dirinya.

 Hak memilih sarana kesehatan.

 Hak atas rahasia yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.

 Hak menolak tindakan medis tertentu atas dirinya.

 Hak untuk menghentikan pengobatan.

 Hak untuk mencari second opinion (pendapat lain)

 Hak atas rekam medis.

 Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan krits.

 Memeriksa dan menerima penjelasan pembayaran.


C. Pengertian Etik Dalam Etika Keperawatan

Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk

dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan

motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi

semua orang. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku

benar atau salah, kebijakan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral dalam situasi nyata

dan brfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dalam

kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang

menggunakan istilah etik untuk menggambarkan rtika suatu profesi dalam hubungannya

dengan kode etik profesional seperti kode etik PPNI.

Etiket atau datat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang serta menjadi

suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bantuk

perbuatan yang nyata. Secara umum, termonologi etik dan moral adalah sama. Etik

memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan

terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau    kajian tentang masalah atau dilema

tertentu, moral mendeskrisikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok

orang atau kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu

pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang

yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah

dideskripsikan sebagai etik keperawatan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah

yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa

yang harusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.


D. Pengertian Moral Dalam Etika Keperawatan

Menurut Dian Ibung, moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam lingkungan

sosial dan mengatur tingkah laku seseorang. Selain itu, Maria Assumpta menambahkan

bahwa moral merupakan aturan-aturan (rule) mengenai sikap (attitude) dan perilaku

manusia (human behavior) sebagai manusia. Moral berkaitan dengan nilai dalam

kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tidak

menghilangkan moral, etika, dan nilai-nilai dengan tujuan sebagai rasa menghormati,

menghargai, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Moral merupakan hal yang

mutalak dimiliki oleh setiap orang. Orang yang tidak memiliki moral dan terbiasa

dengan kehidupan yang buruk atau negatif disebut amoral. Moral merupakan bagian

dari etika dan nilai.

Moral dan etika selalu berhubungan dengan pekerjaan atau profesi seseorang.

Salah satunya adalah keperawatan. Keperawatan adalah sebuah profesi yang berfungsi

untuk melayani, memelihara, menyembuhkan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Dalam praktik keperawatan terdapat konsep moral yang berfungsi sebagai pedoman

seorang perawat. Tujuan konsep moral adalah untuk menciptakan kesejahteraan

pasiennya. Selain itu, komunikasi menjadi hal yang penting dalam keperawatan

biasanya disebut sebagai komunikasi keperawatan. Komunikasi keperawatan

merupakan komunikasi yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai

kontrol kesehatan manusia.

Adapun 10 konsep moral dalam komunikasi keperawatan adalah sebagai berikut:

 Advokasi

Advokasi merupakan upaya untuk melindungi hak-hak manusia yang tidak mampu

untuk membela dirinya sendiri. Advokasi dalam praktik komunikasi keperawatan


adalah seorang perawat memberikan informasi dan penjelasan yang berhubungan

dengan pasien. Selain itu, seorang perawat sebagai advokat juga dapat membantu

pasien dalam memilih atau menentukan keputusannya sendiri. Seorang perawat juga

bertugas melindungi pasien terhadap keputusan yang telah ditentukannya.

 Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan istilah yang menggambarkan tanggungjawab seseorang

terhadap tindakan yang terlah dilakukan dan bersedia menanggung resikonya.

Konsep moral dalam praktik komunikasi keperawatan merujuk pada peraturan yang

telah ditetapkan. Sehingga, seorang perawat harus bertanggungjawab dan menerima

konsekuensinya terhadap apa yang dilakukannya baik terhadap pasien maupun

teman seprofesinya.

 Loyalitas

Loyalitas pada konsep moral dalam praktik komunikasi keperawatan berhubungan

dengan profesi yang dijalani oleh perawat itu sendiri. Loyalitas adalah upaya

mempertahankan dan memperkuat suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

Loyalitas juga berfungsi sebagai rasa simpati dan solidaritas terhadap pasien dan

teman sejawat.

 Tanggungjawab

Tanggungjawab yang dimaksud adalah seorang perawat harus bertanggungjawab

atas kesehatan pasien yang ditanganinya. Tanggungjawab tersebut berupa

menyembuhkan pasien yang sakit, memelihara pasien dengan baik, memberikan

kualitas obat yang baik agar kesehatan pasien segera meningkat, dan lainnya.
 Kerahasiaan

Seorang perawat berperan penting terhadap kehidupan pasiennya. Kerahasiaan

merupakan konsep moral dalam praktik komunikasi perawat. Tugas seorang perawat

dalam hal ini adalah merahasiakan informasi pasien yang bersifat pribadi maupun

informasi dari dokter yang harus dirahasiakan berdasarkan perintah dari pihak

keluarga pasien. Informasi tersebut boleh saja disebarkan ke pihak yang telah

ditentukan tetapi atas ijin pihak pasien. Seorang perawat harus dapat menghargai

informasi dalam bentuk apapun.

 Kejujuran

Kejujuran berhubungan dengan kebenaran dalam menyampaikan informasi.

Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah

ditetapkan. Tidak hanya seorang perawat yang memiliki kejujuran, tetapi seluruh

staff dalam rumah sakit tersebut. Tujuan dari kejujuran adalah untuk memberikan

informasi yang akurat, komprehensif, dan objektif. Selain itu, kejujuran menjadi

suatu hal yang penting untuk menciptakan kepercayaan terhadap pasien.

 Keadilan

Setiap orang ingin diperlakukan dengan adil, begitu pula pasien-pasien yang

membutuhkan perawatan kesehatan. Keadilan berpegang teguh terhadap moral.

Keadilan menjadi hal yang penting dimiliki oleh seorang perawat dalam

memperlakukan pasiennya. Hal ini berhubungan dengan kualitas dan kuantitas

dalam pelayanan kesehatan.

 Kemurahan hati

Kemurahan hati yang dimiliki oleh setiap perawat memudahkannya untuk

berkomunikasi kepada pasien dan mencegah terjadi kesalahpahaman. Kemurahan


hati menciptakan komunikasi yang efektif terhadap pasien agar kesehatan cepat

terwujud melalui tahapan-tahapan yang baik.

 Tidak merugikan

Konsep moral ini mencegah adanya kebohongan yang dilakukan pihak rumah sakit

terhadap pasien. Tidak merugikan berarti tidak membuat kesalahan yang merugikan

pasien seperti salah memberikan obat atau mal praktik yang menyebabkan cacat

fisik maupun cacat mental dalam diri pasien.

 Altruisme

Altruisme merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Tujuan

Altruisme adalah untuk mencapai kesejahteraan pasien. Altruisme berhubungan

dengan rasa simpati dan empati terhadap pasien. Seorang perawat dalam hal ini akan

memberi perhatian, komitmen, kepercayaan, ketekunan, dan kemurahan hati dalam

merawat pasiennya.

Prinsip-prinsip moral memang harus dijadikan landasan oleh perawat ketika akan

melakukan tindakan. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya kasus yang

bertentangan dengan prinsip moral sehingga tidak memungkinkan perawat untuk tetap

melaksanakan semua prinsip moral dengan baik dan lengkap. Oleh karena itu,

pelaksanaan prinsip moral dapat mempunyai beberapa pengecualian yang

memperbolehkan perawat untuk tidak melakukan prinsip moral. Salah satu contoh

kasusnya adalah ketika perawat mengalami dilema moral, dimana ada dua atau lebih

prinsip moral yang bertentangan. Pada kejadian seperti itu, biasanya keputusan yang

paling menguntungkan tergantung pada keadaan. Ketika dilema moral terjadi, perawat

harus membuat pilihan antara dua alternatif yang keduanya tidak memuaskan.

Keputusan yang diambil oleh perawat juga tidak menutup kemungkinan adanya prinsip
moral yang "dikorbankan" atau tidak dilaksanakan demi tercapainya prinsip moral yang

lain yang dianggap lebih menguntungkan bagi klien (DeLaune & Ladner, 2011).

E. Contoh Nilai, Norma, Etik, dan Moral Dalam Etika Keperawatan

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang menurut Araskar dan David

(1978) berarti ‘’’kebiasaan” model perilaku atau standart yang diharapkan dan kriteria

tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan

sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku. Menurut kamus Webster,

etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik apa yang buruk secara

moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan

bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-

aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan

buruk serta kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).

  Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi

kelompok tertentu, etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang

benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan

kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan

yang mempunyai prinsip yang benar atau dan salah serta prinsip moralitas karena etika

mempunyai tanggung jawab moral. Menyimpang dari kode etika berarti tidak memiliki

perilaku yag baik dan tidak memiliki moral yang baik.

  Etika bisa diartikan juga sebagai yang berhubungan dengan pertimbangan

keputusan benar atau tidaknya suatu perbuatan karna tidak ada undang-undang atau

peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan, etika berbagai profesi digariskan

dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan

penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.

 Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina

profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan

konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai

kepercayaan serta nilai individu. Contoh benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi,

dan tanggung jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan

hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian.

Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang

(pemakaian mesin dan teknik meperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan

organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek

manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak asasi dan

tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan

mengharagai, mengamalkan dan mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang

disusunnya. Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan

keputusan untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan pada klien, keluarga

dan masyarakat, menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan

fisik,sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan

pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.

Pelayanan pada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar

adanya profesi keperawatan, kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.

Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan

kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain. Keperawatan adalah

pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal

yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena

itu manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman

untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak.

1. Nilai pada umumnya

Tidak mudah untuk menjelaskan apa itu suatu nilai. Setidaknya-tidaknya dapat

dikatakan bahwa niali merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kiti cari,

sesuatu menyangkan, sesuatu yang disukai  dan di inginkan, singkatnya, sesuatu yang

baik. Menurut perkataan bagu fisuf dari jeman- america, hans jonas, nialai adalah the

addressee of a yes, “sesuatu  yang ditujukandengan ‘ya’ kita”. Memang niali adalah

sesuau yang kita iakan atau kita aminkan . iya selalu mempunyai konotasi positif.

Dipandang dalam perspektif sejarah filsafat yang sudah panjang,”nilai” merupakanm

suatu tema filosofis yang berumur agak muda. Salah satu cara yang sering digunakan

untuk menelaskan apa iu nilai adlab memperbandingkan nya dengan fakta.  Nilai

berperan dalam suasana apresiasi  atau penilaian dan akibatnya akan dinilai secara

berbeda oleh berbagai orang.

2. Nilai moral

Yang dibicarakan tentang nilai pada umumnya tentu berlaku juga untuk nilai

moral. Tapi apakah kshususan suatu njiali moral? Apakah yang mengakbiatkan suatu

nilai menjadi nilai moral? Nilai moral tidak merupkan suatu kategori nlai tersendiri di

samping kategori- kategori nilai yang lain. Nilai moral tidak terpisah dari nilai nilai

jenis lainnya. Setiap nilai dapat memproleh suatu “bobot moral”, bila dikutsekertakan

dalam tingkah laku moral. Ke jujuran, misalnya, merupaka suatu nilai moral, tapi

kejujuran itu sendiri” kosong bila tidak diterpkan pada niulai lain, seperti umpamya
nilai ekonomis. Kesetian merupakan suatu nilai moral yang lain, tapi harus diterapkan

pada niali manusiawi lebih umumnisalnya cinta anatara sumai istri.  Walaupun nilai

moral biasanya menumpang pada nilai nilai lainya, namun ia tampak sebagai suatu nilai

baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi, hal itu ingin kami perlihatkan dengan

penpejarai ciri ciri nilai moral. Nilai moral mempunyai ciri ciri berikut ini.

 Berkaitan dengan tangung jawab kita

Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Tapi hal yang sama dapat dikatakan

juga tentnag nilai nilai lain. Yang khusus menanai nilai moral ialah bahwa nilai ini

berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai nilai moral

mengakibatkan bahwa  seseorang bersalah  atau tidak bersalah, karena ia bertanggung

jawab.

 Berkaitan dengan hati nurani

Semua nilai untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam

undangan daatu himbauan. Nilai estetis, misalnya, seolah olah “minta” supaya

diwujudkan dalam bentuk lukisan, komposisi musik, atau cara lain. Dan kalau bsudah

jadi , lukisan “minta” unruk dipamerkan dan musik “minta” untuk diperdengarkan. Tapi

nilai nilai moral tuntutabn ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai nilai

moral merupaka “imbauan” dari hati nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah

bahwa hanya nilai ini menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila

meremehkan atau menentnag nilai nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai

nilai moral.
 Kewajiban

 Berhubungan earat dengan ciri tadi adalah ciri berikutkan.baha nilai nilai moral

mewajibkann kita secatra absolut dan dengan tidak bisa ditwar tawar. Nilaio nilai lain

sepatutnya diwujudkan atau seyogyanya diakui. Nilai estetis, umpamya . orang yang

berpendidikan dan berbudaya dan mengakui  serta minikmati nilai estetis yang terwujud

dalam sebuah lukisan yang bermutui tinggi. Tapi orang bersikap acuh tak acuh terhadap

lukisan itu tidak bisa diprmasalahkan. Nilai estetis tidak dengak mutlak harus diterima.

 Bersifat formal

Disini kami kembali pada awal uraian tentang nilai moral ini. Nilai moral tidak

merupakan suatu jenis nilai yang bisa ditemptkan begitu saja disampingh jenis jenis

nilai lainnya. Biarpun nilai nlai moral merupakan nilai nilai tertinggi yang harus

dihayati diatas nilai nilai lainnya, seperti

 Nursing advocacy

Perawat sebagai advocacy yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain

dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membala kepentingan klien dan membantu

klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan.

Advocacy adalah mendukung pasien, biacara melewati individu pasien, dan menengahi

bila perlu. Advocacy ini bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan

kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi perawatan sebuah tempat yang

sangat khusus dalam pelayanan kesehatan.

Konsep advocacy memiliki tiga pengertian:

 Model perlindungan terhadap hak

Model ini menekankan kepada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada

tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama di rawat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak

yang dimilikinya, memastikan pasien memahami yang dimilikinya, melaporkan

pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak pasien.

 Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien

Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang

perawatan yang akan dijalankan oleh pasien pada pasien itu sendiri, sesuai dengan

nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai

pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu

pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau

keputusan.

 Model penghargaan terhadap orang lain

Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasaien sebagai manusia

yang unik, perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien

memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus

mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat

itu.

 Peran perawat sebagai advocad pasien

Sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman

bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta

melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu

tindakan diagnostik atau pengobatan.

Contoh: Memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan

memberikan imunisasi melewat penyakit di komunitas.


Sedangkan peran perawat sebagai advocat, perawat melindungi hak klien

sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan

hak-haknya bila dibutuhkan.

Contoh: perawat memberi informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha

memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu perawat juga melindungi

hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau

tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak

klien.

 Tanggung jawab perawat advocat

Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara

memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi

pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan

disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan

menerima semua keputusan pasien.

 Sebagai moderator penghubung antara pasien dan orang-orang disekeliling

pasien, dengan cara:

1)      Mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga

kesehatan lain.

2)      Mengklasifikasi komunikasi antara pasien, kleuarga, dan tenaga kesehatan

lain, agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama.

3)      Menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

 Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh perawat advocat

Paien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan

pilihan dan mengambil keputusan. Pasien berhak mempunyai hubungan perawat-


pasien yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerjasama, dalam

menyelesaikan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling

bebas dalam berpikir dan berperasaan. Perawat bertanggung jawab untuk

memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara memelihara kesehatan. Selain

harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik agar

perannya sebagai advocat pasien lebih efektif. Bersikap efektif berarti mampu

memandang maslah pasien dari sudut pandang yang positif, aseftif meliputi

komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan pasien.

Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama

walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain. Sadar bahwa konflik

dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi atau negosiasi antara perawat dan

bagian administrasi atau antara perawat dan dokter, dapat bekerjasama dengan

tenaga kesehatan lainnya.

 Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advocat pasien

Tujuan dari peran advocat berhubungan dengan keberdayaan kemampuan pasien

dan keluarga dalam mengambil keputusan saat berperan sebagai advocat bagi

pasien, perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan

hasil yang diharapkan bagi pasien. Menjamin bahwa pasien keluarga dan tenaga

ksehatan lain adalah partner dalam parawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi

partner perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai parner pasien

diharapkan bekerjasama dengan perawat dalam perawatannya.

1)      Memiliki saran untuk alternatif pilihan

Perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi

kesempatan pada pasien untuk memilih suatu keinginan.


2)      Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.

Saat ada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan

berbagai hal. Perawat berperan sebagai advocat untuk membantu dan memenuhi

kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.

3)      Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.

Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan

lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien

dengan lingkungan rumah sakit sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.

4)      Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.

Dalam memberi asuhan keperawatan harus sesuai dengan ptotap sehingga pelayanan

lebih maksimal hasilnya. Mendukung pasien dalam perawatan sebagai advocat bagi

pasien perawat menjadi pedamping selama dalam perawatan dan mengidentisifikasi

setiap kebuthan-kebutuhan serta mendukung setiap keputusan pasien.

5)      Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.

Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan mendampinginya

dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter untuk memberikan obat

penghilang nyeri.

6)      Menghargai pasien.

Saat perawat berperan sebagai advocat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan

menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.

7)      Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.

Perawat berperan melindungi hak-hak pasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-

tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.

8)      Memberi kekuatan pada pasien.


Perawat yang berperan sebagai advocat merupakan sumber kekuatan bagi pasien yang

mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan

harapan-harapannya.

Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advocat:

a)      Mengerti hak-haknya sebagai pasien.

b)      Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-

pilihan lainnya.

c)      Bertanggung jawab atas keputusan yang di ambil.

d)      Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan diri.

e)      Perasaan cemas, frustasi, dan marah akan  berkurang.

f)       Mendapatkan pengobatan yang optimal.

g)      Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.

h)      Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.

i)       Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat

atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.oleh sebab itu pemberian

pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika

keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk

melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh

organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan

karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap

dalam bentuk petunjuk tehnisnya.

B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita harus

mengetahui dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik keperawatan; dan makalah ini

merupakan salah satu bagian pembelajaran yang sesuai. Aplikasi dalam praktek klinis bagi

perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai kesehatan pada posisinya. Manfaat nilai

dalam bidang keperawatan salah satunya menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku

dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
DAFTAR PUSTAKA

Wati, Kristiana. 2015. “Makalah Hubungan Etika dan Moral Keperawatan”,


https://www.academia.edu/28798274/MAKALAH_HUBUNGAN_ETIKA_DENGAN_
MORAL_NORMA_DAN_NILAI. Diunduh pada 28 Januari 2021.

Keperawatan, Magister. 2011. “Nilai, Moral, Etika, dan Budaya Keperawatan”,


http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/nilai-moral-dan-budaya-dalam-etika.html.
Diunduh pada 28 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai