Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN PERTANIAN

“KEKUATAN-KEUATAN YANG
MEMPENGARUHI PENYULUHAN
PERTANIAN”

OLEH:

SITI FATIMAH (184210066)


AGRIBISNIS A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
1. Keadaan Pribadi Sasaran Penyuluhan
Pertanian

Penerima manfaat penyuluhan adalah manusia


yang memiliki: kebutuhan, keinginan, harapan, serta
perasaan-perasaan tentang adanya tekanan-tekanan
maupun dorongan-dorongan tertentu yang tidak
selalu sama pada seseorang dengan orang yang
lainnya. Karena itu, efektivitas penyuluhan akan
sangat ditentukan oleh keadaan yang dirasakan oleh
penerima manfaat untuk melakukan perubahan-
perubahan.
 Beberapa keadaan pribadi yang mempengaruhi
efektivitas penyuluhan itu mencakup (Lippit, 1958):
a) Motivasi pribadi untuk melakukan perubahan, yang
berupa:
Perasaan ketidakpuasan atau
penderitaan atas keadaan yang
sedang dialami (baik yang berupa
keadaan alam yang kurang subur,
tingkat produktivitas yang sangat
rendah, pendapatan yang terlalu
kecil, atau struktur kelembagaan
yang kurang mendukung).

Ketidak puasan terhadap keadaan


yang dialami, terjadi karena adanya
kesenjangan antara apa yang sedang
dialami dengan apa yang sebenarnya
dapat dicapai atau yang diinginkan. 
Adanya perubahan-perubahan mengenai
kebutuhan, keinginan, dan harapan-
harapan yang dirasakan, baik karena
perkembangan dan tuntutan kehidupan
(misal kebutuhan keluarga yang berubah
selaras dengan semakin dewasanya anak-
anak untuk: sekolah, memperoleh
pekerjaan, berkeluarga, dll.),

Perkembangan teknologi, maupun


tuntut-an psikologis sesuai dengan
perkembangan peradaban, keadaan
ekonomi, lingkungan sosial, dll.

Ketidakpuasan atas prestasi-prestasi


yang sudah dicapai (misalnya:
kekalahan dalam mengikuti
perlombaan) serta adanya tekanan dan
dorongan-dorongan dari pihak luar
(pejabat, penyuluh, dll).
b) Adanya kekuatan-kekuatan pendukung untuk
(terus) melakukan perubahan-perubahan, baik
yang disebabkan karena:

1. Adanya kebutuhan untuk memenuhi atau


menyelesaikan tugas/kegiatan yang telah
dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya

2. Adanya kebutuhan untuk melaksanakan


perubahan secara bertahap.
c) Adanya kekuatan-kekuatan yang menghambat
terjadinya perubahan, sebagai akibat dari:
Ketakutan/trauma masa lampau yang berupa ketidak berhasilan
dari upaya-upaya perubahan yang dilakukan; baik yang bersifat
teknis (bencana alam, eksplosi hama/penyakit), ekonomis
(kenaikan harga input, merosotnya harga jual produk, kurang
berfungsinya KUD), maupun sosial (dukungan pejabat,
pencurian dan perusakan pada plot-plot pengujian, dll).

Kekurang-siapan untuk melakukan perubahan karena keter-


batasan pengetahuan, ketrampilan, dana, dan kurangnya
pengalaman untuk melakukan perubahan-perubahan.
Ketakutan terhadap berkurangnya kepuasan yang
selama ini telah dirasakan (baik dari produksi yang
sudah dicapai, maupun ketakutan kurang dihargai
lagi oleh masyarakatnya jika perubahan yang
dirancangnya tidak berhasil).
Adanya sebagian kegiatan yang tidak diterima
masyarakat meskipun tujuan kegiatan secara
keseluruhan diterima oleh masyarakat yang
bersangkutan.
Adanya ancaman-ancaman dari pihak luar (yang
akan tersaingi maupun yang akan dirugikan) dari
perubahan yang direncana-kan.Misalnya; pendirian
tempat pelayanan koperasi, membentuk kelompok-
kelompok kegiatan, dll.
2. Lingkungan Fisik

Berkaitan dengan “lingkungan fisik” ini,


efektivitas atau keberhasilan penyuluhan pertanian
akan sangat ditentukan oleh:
Sifat-sifat alami yang dimiliki oleh sumberdaya alam seperti:
sifat fisika dan kimia tanah, kemiringan lahan, curah hujan,
tersedianya sarana pengairan, dll.

Teknologi yang tersedia, hal ini tidak saja berpengaruh


langsung secara teknis terhadap kemampuan atau daya
dukungnya bagi usahatani yang akan diterapkan, tetapi
seringkali juga konsekuensi ekonomi yang akan
ditimbulkan, maupun dampak sosial.
Ketidak-pastian keadaan fisik maupun ketidak pastian dari
keberhasilan setiap teknologi yang akan diterapkan. Khusus
yang menyangkut ketidak-pastian teknologi, perlu juga
diingat bahwa selain pengaruh positif dari penerapan
teknologi, penerapan teknologi juga sering mengakibatkan
ketidakpastian ekonomi, maupun ketidakpastian sosial.

Status penguasaan lahan, juga seringkali menjadi kendala


dalam pelaksanaan perubahan-perubahan usahatani. Hal ini,
disebabkan karena petani (sebagai juru tani dan pengelola
usahatani) tidak selalu berstatus sebagai pemilik lahan, yang
seringkali memiliki keinginan-keinginan yang berbeda.

Luas lahan yang diusahakan yang relatif sempit. Hal ini


seringkali menjadi kendala untuk dapat diusahakan secara
lebih efisien.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial yang mempengaruhi perubahan-perubahan
adalah:
Kebudayaan
• Kebudayaan, dapat diartikan sebagai pola perilaku yang dipelajari, dipegang
teguh oleh setiap warga masyarakat (baik oleh setiap individu maupun oleh
kelompok-kelompok sosial yang ada) dan diteruskan secara turun-temurun
dari generasi ke generasi.

Opini Publik
• Opini publik, seringkali berkembang menjadi kekuatan-kekuatan normatif
dan sanksi sosial. Norma merupakan pedoman perilaku yang diharapkan dari
setiap individu atau kelompok sosial setempat, yang berkisar dari kebiasaan-
kebiasaan sampai kepada hukum masyarakat. Sedang sanksi merupakan
konsekuensi-konsekuensi yang akan diberikan kepada setiap individu atau
kelompok sosial yang berupa ganjaran atau “reward” jika ia mematuhinya
dan hukuman atau “punishment” jika dilanggar atau tidak dipatuhi.
Pengambil keputusan dalam keluarga
• Galbraith (1973) menyatakan bahwa: status seseorang di dalam
keluarganya sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan ekonomi
yang dapat diberikan dalam keluarganya. Dengan demikian,
pengambilan keputusan dalam keluarga petani adalah anggota
keluarga yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya.
Kekuatan Lembaga Sosial
• Pengambilan keputusan usahatani juga dipengaruhi oleh perilaku atau
keputus-an-keputusan yang diambil/ditetapkan oleh lembaga-lembaga
sosial (kelompok/ organisasi) yang ada di dalam masyarakat petani
seperti: tetangga, kekerabatan, kelompok acuan, kelompok minat, dan
kelompok keagamaan. Hal ini, disebabkan karena setiap lembaga sosial
selalu berupaya untuk menentukan pola perilaku yang harus dipatuhi
oleh setiap anggotanya. Di lain pihak, lembaga-lembaga sosial selalu
memberikan pertim-bangan dan mengkontrol setiap perilaku
anggotanya.
4. Lingkungan Kelembagaan
Keberhasilan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh
perhatian penguasa atau pimpinan wilayah setempat. Dengan
demikian, para administrator penyuluhan harus mampu
merancang program-program yang meyakinkan penguasa. Di lain
pihak, para aparat penyuluhan harus benar-benar mau bekerja
keras untuk mencapaai tujuan kegiatannya agar mendapatkan
perhatian dari penguasa atau pihak lain yang terkait dalam sistem
pembangunan pertanian dan pembangunan
wilayah/pembangunan nasional secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai