0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ragam materi penyuluhan pertanian yang perlu disiapkan oleh penyuluh, termasuk jenis, sumber, dan sifat materi penyuluhan. Materi penyuluhan perlu mencakup informasi teknis pertanian, ekonomi, dan pengelolaan rumah tangga. Sumber materi dapat berasal dari lembaga pemerintah, penelitian, pengalaman petani, atau sumber lain yang dapat dipercaya. Materi penyulu
Dokumen tersebut membahas tentang ragam materi penyuluhan pertanian yang perlu disiapkan oleh penyuluh, termasuk jenis, sumber, dan sifat materi penyuluhan. Materi penyuluhan perlu mencakup informasi teknis pertanian, ekonomi, dan pengelolaan rumah tangga. Sumber materi dapat berasal dari lembaga pemerintah, penelitian, pengalaman petani, atau sumber lain yang dapat dipercaya. Materi penyulu
Dokumen tersebut membahas tentang ragam materi penyuluhan pertanian yang perlu disiapkan oleh penyuluh, termasuk jenis, sumber, dan sifat materi penyuluhan. Materi penyuluhan perlu mencakup informasi teknis pertanian, ekonomi, dan pengelolaan rumah tangga. Sumber materi dapat berasal dari lembaga pemerintah, penelitian, pengalaman petani, atau sumber lain yang dapat dipercaya. Materi penyulu
AGRIBISNIS 6A FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan adalah pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi pembangunan. Pesan yang disampaikan dalam setiap proses komunikasi dapat dibedakan dalam bentuk – bentuk pesan yang bersifat: informatif, persuasif, dan entertainment. Pesan yang disampaikan dalam proses penyuluhan harus bersifat inovatif yang mampu mengubah atau mendorong terjadinya perubahan – perubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat penerima manfaat demi terwujudnya perbaikan – perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Selaras dengan pengertian tentang “inovasi”. Rahim (1971) membedakan adanya dua macam pesan, yaitu: pesan ideologis dan pesan informatif. 1. Pesan ideologis, adalah konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk melaksanakan perubahan – perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup. Perbaikan mutu hidup masyarakat dalam arti: meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pemerataan dan mengurangi kesenjangan, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, dan menjamin kebebasan dari segala macam bentuk penindasan (Seers, 1981). 2. Pesan informatif, adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan dan bergantung pada pesan ideologinya. Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan pembangunan, nilai – nilai sosial budaya, dan semua informasi yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai serta segala macam upaya yang ingin dilaksanakan melalui kegiatan – kegiatan pembangunan yang direncanakan, seperti: ide – ide, metoda, petunjuk teknis, informasi teknologi baru, dan sebagainya. Havelock (1969), membedakan 4 (empat) macam tipe pesan, yaitu: pengetahuan dasar, hasil riset terapan dan pengembangan, pengetahuan praktis dan pesan dari penggunanya. Dalam kehidupan sehari – hari, keempat tipe pesan tersebut ternyata memiliki keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lainnya: 1. Pengetahuan tentang ilmu dasar Merupakan hasil penelitian dasar yang berupa metoda dan teori – teori, yang belum dapat dijadikan acuan untuk langsung diterapkan oleh masyarakat luas. 2. Hasil riset terapan dan pengembangan atau pengujian Riset terapan dan pengembangan/pengujian, pada hakekatnya merupakan kegiatan lanjutan untuk mengkaji hasil – hasil penelitian dasar jika diterapkan di suatu wilayah dengan kondisi fisik/alami atau kondisi sosial budaya tertentu. 3. Pengetahuan praktis Pengetahuan praktis, merupakan ringkasan dari hasil riset terapan dan pengembangan/pengujian yang telah “diolah” dan dikaji ulang menjadi informasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang ingin menggunakannya. 4. Pesan pengguna Pesan pengguna dapat berupa masukan bagi kegiatan penelitian (ilmu dasar dan terapan) praktis, atau dapat dijadikan pengetahuan praktis baru yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh atau warga masyarakat yang lainnya. Khususnya untuk penyuluhan pertanian, ragam materi yang perlu dipersiapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan perlu mencakup (Vademecum Bimas, 1977): a. Kebijakan dan peraturan – peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian b. Hasil – hasil penelitian/pengujian dan rekomendasi teknis yang permintaan oleh instansi yang berwenang c. Pengalaman petani yang telah berhasil d. Informasi pasar seperti: harga barang, penawaran dan permintaan produk usahatani e. Petunjuk teknis tentang penggunaan alat dan sarana produksi f. Informasi mengenai kelembagaan dan kemudahan – kemudahan yang berkaitan dengan pembangunan pertanian g. Dorongan dan rancangan untuk terciptanya swakarsa, swadaya, dan swakarya masyarakat POKOK-POKOK BAHASAN Ragam pokok bahasan di dalam kegiatan penyuluhan tidak hanya dibatasi pada hal – hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga harus mencakup hal – hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan keluarganya, dan hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan yang harus dihadapi di tengah – tengah masyarakatnya. Ragam pokok bahasan yang diperlukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, yaitu seperti berikut ini: 1. Ilmu budidaya pertanian, yang tidak hanya berisikan petunjuk atau informasi tengan “apa” yang harus dikerjakan, tapi juga mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan, dan dimana kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikkan hasil dan pendapat serta memperbaiki kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. 2. Ilmu ekonomi pertanian, yang diarahkan kepada perbaikan pengelolaan usahatani yang lebih efisien agar dapat lebih memberikan manfaat ekonomi (pendapatan, keuntungan) yang lebih tinggi. 3. Ilmu pengelolaan rumah tangga petani, peterson (1960) mengemukakan beberapa pokok bahasan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan rumah tangga petani yang mencakup: ◦ Pengenalan tentang makna dan hubungan antara usahatani dengan ekonomi rumah tangga ◦ Pengelolaan ekonomi rumah tangga secara keseluruhan (termasuk usahataninya), yang mencakup: inventarisasi sumber daya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimal alokasi sumberdaya perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga. 4. Pelembagaan petani 5. Politik pembangunan pertanian, hal ini sangat penting karena tujuan pembangunan pertanian tidak hanya untuk perbaikan mutu hidup per orang atau perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat saja, melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup dan kesejahteraan seluruh masyarakat dalam negara yang bersangkutan. SUMBER MATERI PENYULUHAN Sumber – sumber materi penyuluhan, dapat dikelompokkan menjadi beberapa yaitu: 1. Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari: a) Departemen/dinas – dinas terkait b) lembaga penelitian dan pengembangan c) pusat – pusat pengkajian d) pusat – pusat informasi e) pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh 2. Sumber resmi dari lembaga – lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat, yang khusus bergerak di bidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi 3. Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari “petak pengalaman” yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhan 4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi 5. Publikasi (buku teks, jurnal), media masa (majalah, surat kabar, tabloid), internet, dll. Sehubungan dengan ragam sumber materi yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa: 1. Materi yang berasal dari lembaga – lembaga resmi (pemerintah atau swasta) seringkali tidak selalu sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda ilmiah tertentu. 2. Materi yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih diragukan keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya), karena seringkali tidak dilaksanakan dengan memperhatikan metode ilmiah tertentu. 3. Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali tidak jujur, karena melekat kepentingan – kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pengguna. SIFAT-SIFAT MATERI PENYULUHAN
Ditinjau dari sifatnya, Mardikanto (1985)
membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu: 1. Berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi Seperti yang tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk: membantu orang lain agar mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat penerima manfaat 2. Berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan, seringkali sangat diharapkan oleh masyarakat penerima manfaat, meskipun kurang memperoleh prioritas dibanding dengan materi yang berisi pemecahan masalah. 3. Materi yang bersifat intrumental Materi penyuluhan yang ini tidak harus “dikonsumsi” dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti: kewirausahaan, pembentukan koperasi, pembinaan kelompok, dll.
Sesuai dengan sifatnya, materi – materi yang disampaikan
sebaiknya berkaitan dengan upaya peningkatan dinamika kelompok, dorongan bagi tumbuhnya swakarsa, swakarya, dan swadaya atau hal – hal yang berkaitan dengan kemandirian yang lain. PEMILIHAN MATERI PENYULUHAN Arboleda (1981) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada kegiatannya seperti pada gambar: 1. Materi pokok, yaitu materi yang benar – benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh penerima manfaat utamanya. Sedikitnya mencakup 50% dari seluruh materi yang ingin disampaikan pada saat yang sama. 2. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh penerima manfaatnya. Materi ini diberikan sekitar 30% dari seluruh materi yang ingin disampaikan. 3. Materi penunjang, yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan, yang sebaiknya diketahui oleh penerima manfaat untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal sebanyak 20% dari seluruh materi yang disampaikan. 4. Materi yang mubazir, yaitu materi yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada hubungannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya dihindari penyampaian materi ini.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu