Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

LANDASAN PENYULUHAN PEMBANGUNAN

(MATERI PENYULUHAN)

OLEH

1. YUMA YUNITA 1521662003


2. ERNA JUWITA 1521662005

DOSEN

Zul Irfan

PROGRAM STUDI
ILMU PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2015
MATERI PENYULUHAN

A. Ragam Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin


dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat penerima manfaatnya. Dengan kata
lain, materi penyuluhan adalah pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi
pembangunan. Pesan yang disampaikan dalam setiap proses komunikasi dapat dibedakan dalam
bentuk – bentuk pesan yang bersifat: informatif, persuasif, dan entertainment. Pesan yang
disampaikan dalam proses penyuluhan harus bersifat inovatif yang mampu mengubah atau
mendorong terjadinya perubahan – perubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala
aspek kehidupan masyarakat penerima manfaat demi terwujudnya perbaikan – perbaikan mutu
hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Selaras dengan pengertian tentang “inovasi”. Rahim (1971) membedakan adanya dua
macam pesan, yaitu: pesan ideologis dan pesan informatif.
1. Pesan ideologis, adalah konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk
melaksanakan perubahan – perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi
terwujudnya perbaikan mutu hidup. Perbaikan mutu hidup masyarakat dalam arti:
meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pemerataan dan
mengurangi kesenjangan, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, dan menjamin
kebebasan dari segala macam bentuk penindasan (Seers, 1981).
2. Pesan informatif, adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan dan
bergantung pada pesan ideologinya. Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan
pembangunan, nilai – nilai sosial budaya, dan semua informasi yang berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai serta segala macam upaya yang ingin dilaksanakan melalui
kegiatan – kegiatan pembangunan yang direncanakan, seperti: ide – ide, metoda,
petunjuk teknis, informasi teknologi baru, dan sebagainya. Havelock (1969),
membedakan 4 (empat) macam tipe pesan, yaitu: pengetahuan dasar, hasil riset
terapan dan pengembangan, pengetahuan praktis dan pesan dari penggunanya
(Gambar 1).
ILMU DASAR PESAN RISET PENGETAHUAN
ditransfor ditransfor
Hasil dari kegiatan TERAPAN DAN PRAKTIS
masikan masikan
penelitian dasar PENGEMBANGAN Hasil pengalaman
Hasil dari penelitian dan praktek
terapan dan
pengembangan

HASIL (OUTPUT)
ditransformasikan

Gambar 1. Ragam Pesan Informatif PESAN PENGGUNA


Hasil dari para pengguna,
masyarakat luas,
pembeli/konsumen, dll

Dalam kehidupan sehari – hari, keempat tipe pesan tersebut ternyata memiliki keterkaitan
dan saling berhubungan satu sama lainnya:
1. Pengetahuan tentang ilmu dasar
Merupakan hasil penelitian dasar yang berupa metoda dan teori – teori, yang belum dapat
dijadikan acuan untuk langsung diterapkan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, jika informasi
ini ingin dijadikan acuan untuk segera diterapkan, harus terlebih dahulu dikaji lebih lanjut
melalui riset terapan dan pengembangan.
2. Hasil riset terapan dan pengembangan/pengujian
Riset terapan dan pengembangan/pengujian, pada hakekatnya merupakan kegiatan
lanjutan untuk mengkaji hasil – hasil penelitian dasar jika diterapkan di suatu wilayah dengan
kondisi fisik/alami atau kondisi sosial budaya tertentu.
3. Pengetahuan praktis
Pengetahuan praktis, merupakan ringkasan dari hasil riset terapan dan
pengembangan/pengujian yang telah “diolah” dan dikaji ulang menjadi informasi yang mudah
dipahami oleh semua pihak yang ingin menggunakannya. Pada umumnya disajikan berupa:
petunjuk teknis yang dapat langsung digunakan oleh pengguna atau penyuluh, maupun berupa
produk – produk yang siap pakai.
4. Pesan pengguna
Pesan pengguna dapat berupa masukan bagi kegiatan penelitian (ilmu dasar dan terapan)
praktis, atau dapat dijadikan pengetahuan praktis baru yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh
atau warga masyarakat yang lainnya. Pesan pengguna ini dapat berbentuk:
a. Ekspresi tentang kebutuhan, berupa: keluhan, kepuasan, kegembiraan, atau cerita tentang
pengalaman yang disampaikan oleh pengguna kepada penyuluh atau teman – temannya,
setelah ia menerapkan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
b. Reaksi konsumen, yang berupa:
- Meningkatnya kebutuhan akan inovasi yang bersangkutan (dalam bentuk
informasi/penjelasan atau produk)
- Perbaikan produksi dan pendapatan setelah menerapkan inovasi yang ditawarkan
- Sikap negatif yang ditunjukkan kepada penyuluh, jika ternyata inovasi yang
ditawarkan tidak memberikan manfaat/perbaikan mutu hidup atau bahkan merugikan
dan menuntut pengorbanan yang harus ditanggungnya
Khususnya untuk penyuluhan pertanian, ragam materi yang perlu dipersiapkan dalam
setiap kegiatan penyuluhan perlu mencakup (Vademecum Bimas, 1977):
a. Kebijakan dan peraturan – peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan
pertanian
b. Hasil – hasil penelitian/pengujian dan rekomendasi teknis yang permintaan oleh instansi
yang berwenang
c. Pengalaman petani yang telah berhasil
d. Informasi pasar seperti: harga barang, penawaran dan permintaan produk usahatani
e. Petunjuk teknis tentang penggunaan alat dan sarana produksi
f. Informasi mengenai kelembagaan dan kemudahan – kemudahan yang berkaitan dengan
pembangunan pertanian
g. Dorongan dan rancangan untuk terciptanya swakarsa, swadaya, dan swakarya masyarakat

B. Pokok – Pokok Bahasan (Subjek Matter)

Ragam pokok bahasan di dalam kegiatan penyuluhan tidak hanya dibatasi pada hal – hal
yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga harus mencakup hal
– hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan keluarganya, dan hal – hal yang
berkaitan dengan kehidupan yang harus dihadapi di tengah – tengah masyarakatnya. Di dalam
penyuluhan pertanian, Mosher (1966) menjelaskan bahwa usahatani bukanlah sekedar kegiatan
bertani untuk menghasilkan suatu produk, tapi merupakan suatu sistem produksi yang
memadukan unsur – unsur manusia, modal, tenaga kerja, sumber daya alam, kelembagaan, dan
didukung oleh sarana serta prasarana yang memadai.
Ragam pokok bahasan yang diperlukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, yaitu
seperti berikut ini:
1. Ilmu budidaya pertanian, yang tidak hanya berisikan petunjuk atau informasi tengan “apa”
yang harus dikerjakan, tapi juga mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan, dan dimana
kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikkan hasil dan pendapat serta memperbaiki
kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Termasuk dalam materi
tentang ilmu budidaya pertanian, harus diperhatikan hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan
menghasilkan (pra panen), mencakup:
a. Teknik budidaya tanaman atau hewan
b. Pemilihan benih/bibit unggul
c. Perlindungan tanaman atau hewan
d. Penggunaan sarana produksi atau pakan hewan
e. Pengaturan pengairan untuk tanaman atau hewan
Selain itu, juga disampaikan materi yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan
agar produk yang dihasilkan nantinya dapat dijual untuk memperoleh panghasilan atau
disebut dengan “teknologi pascapanen” yang meliputi:
a. Cara panen/pengumpulan hasil
b. Pengangkutan dan penyimpanan
c. Pengolahan dan pengepakan
d. Pemilihan dan penyeragaman
Berkaitan dengan teknologi budidaya, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan:
a. Revolusi hijau, yaitu usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan
produksi (pangan), dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan
teknologi yang lebih maju.
b. Pemanfaatan bioteknologi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, jamur, virus, dll) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
c. Pembangunan berbasis teknologi-lokal yaitu suatu pembangunan yang berbasis pada
pengetahuan, kelembagaan, dan sumberdaya lokal. Pembangunan berbasis lokal adalah
pembangunan dari, oleh, dan untuk masyarakat setempat, serta selalu
dikendalikan/diawasi oleh orang – orang setempat.
d. Pembangunan pertanian berkelanjutan, yang memadukan tiga tujuan yang meliputi:
pengamanan lingkungan, pertanian yang menguntungkan dan kesejahteraan masyarakat
petani (Gold, 1999).
2. Ilmu ekonomi pertanian, yang diarahkan kepada perbaikan pengelolaan usahatani yang
lebih efisien agar dapat lebih memberikan manfaat ekonomi (pendapatan, keuntungan) yang
lebih tinggi. Termasuk dalam ilmu ekonomi pertanian adalah:
a. Pengelolaan usahatani
b. Ekonomi produksi
c. Pemasaran hasil
d. Pembiayaan dan evaluasi
e. Akutansi
f. Kewirausahaan
3. Ilmu pengelolaan rumah tangga petani, peterson (1960) mengemukakan beberapa pokok
bahasan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan rumah tangga petani yang mencakup:
a. Pengenalan tentang makna dan hubungan antara usahatani dengan ekonomi rumah tangga
b. Pengelolaan ekonomi rumah tangga secara keseluruhan (termasuk usahataninya), yang
mencakup: inventarisasi sumber daya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimal
alokasi sumberdaya perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga.
4. Pelembagaan petani
5. Politik pembangunan pertanian, hal ini sangat penting karena tujuan pembangunan
pertanian tidak hanya untuk perbaikan mutu hidup per orang atau perbaikan kesejahteraan
masyarakat setempat saja, melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup dan
kesejahteraan seluruh masyarakat dalam negara yang bersangkutan. Termasuk dalam pokok
bahasan ini adalah: a) peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan nasional, b)
peran, tanggungjawab dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap petani,
dan c) kebijakan – kebijakan dan kemudahan – kemudahan yang disediakan pemerintah bagi
pembangunan pertanian.

C. Sumber Materi Penyuluhan

Sumber – sumber materi penyuluhan, dapat dikelompokkan menjadi beberapa yaitu:


1. Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari: a) Departemen/dinas – dinas
terkait, b) lembaga penelitian dan pengembangan, c) pusat – pusat pengkajian, d) pusat –
pusat informasi, e) pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh
2. Sumber resmi dari lembaga – lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat, yang khusus
bergerak di bidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi
3. Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari “petak
pengalaman” yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhan
4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan
tinggi
5. Publikasi (buku teks, jurnal), media masa (majalah, surat kabar, tabloid), internet, dll.
Sehubungan dengan ragam sumber materi yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa:
1. Materi yang berasal dari lembaga – lembaga resmi (pemerintah atau swasta) seringkali tidak
selalu sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda ilmiah tertentu.
Hal ini disebabkan karena baik lingkungan fisik maupun sumberdaya yang digunakan tidak
selalu sama seperti yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya
yang berkaitan dengan: peralatan yang digunakan, pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai dan tersedianya modal yang terbatas. Sehingga tidaklah mengherankan jika materi –
materi yang disampaikan seringkali ternyata: a) secara teknis tak dapat dilaksanakan, b)
secara ekonomi tidak menguntungkan, c) tidak dapat diterapkan karena pertimbangan –
pertimbangan politis, sosial, dan budaya setempat yang tidak mendukung.
2. Materi yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih diragukan keterandalannya
(ketepatan dan ketelitiannya), karena seringkali tidak dilaksanakan dengan memperhatikan
metode ilmiah tertentu.
3. Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali tidak jujur, karena melekat kepentingan –
kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pengguna.
Terkait dengan sumber materi, selama ini inovasi yang disampaikan oleh para penyuluh
relatif didominasi oleh materi yang berasal dari luar sistem sosial masyarakat penerima
manfaatnya. Oleh karena itu, sudah saatnya penyuluh mulai menaruh perhatian terhadap inovasi
lokal yang berupa: keunggulan lokal, pengalaman masyarakat (petani) setempat, nilai – nilai
tradisi atau kearifan lokal yang selain telah teruji oleh waktu, seringkali juga telah memiliki
banyak keunggulan dibandingkan dengan inovasi yang berasal dari “luar”.

D. Sifat – Sifat Materi Penyuluhan

Ditinjau dari sifatnya, Mardikanto (1985) membedakan adanya tiga macam materi
penyuluhan, yaitu:
1. Berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi
Seperti yang tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk: membantu orang
lain agar mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah
merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat penerima manfaat. Karena itu,
dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu, sebelum
menyampaikan materi – materi yang lainnya.
2. Berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan
Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan,
seringkali sangat diharapkan oleh masyarakat penerima manfaat, meskipun kurang memperoleh
prioritas dibanding dengan materi yang berisi pemecahan masalah.
3. Materi yang bersifat intrumental
Materi penyuluhan yang ini tidak harus “dikonsumsi” dalam waktu cepat, tetapi
merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti:
kewirausahaan, pembentukan koperasi, pembinaan kelompok, dll. Sesuai dengan sifatnya, materi
– materi yang disampaikan sebaiknya berkaitan dengan upaya peningkatan dinamika kelompok,
dorongan bagi tumbuhnya swakarsa, swakarya, dan swadaya atau hal – hal yang berkaitan
dengan kemandirian yang lain.

E. Pemilihan Materi Penyuluhan

Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, materi tersebut
harus mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat penerima manfaatnya.
Tetapi, dalam prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan
menyajikan materi benar – benar dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena
keragaman penerima manfaat yang dihadapi, atau keragaman materi yang harus disampaikan
pada saat yang sama. Sehubungan dengan itu, Arboleda (1981) memberikan acuan agar setiap
penyuluh mampu membedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada
kegiatannya seperti pada Gambar 2.

Superfluous Helpful
0% 20%

Vital
50%

Important
30%

Gambar 2. Ragam Materi Penyuluhan Menurut


Kebutuhan Penerima Manfaat

1. Materi pokok, yaitu materi yang benar – benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh penerima
manfaat utamanya. Sedikitnya mencakup 50% dari seluruh materi yang ingin disampaikan
pada saat yang sama.
2. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh penerima manfaatnya. Materi ini diberikan
sekitar 30% dari seluruh materi yang ingin disampaikan.
3. Materi penunjang, yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan, yang
sebaiknya diketahui oleh penerima manfaat untuk memperluas cakrawala pemahamannya
tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal sebanyak 20% dari seluruh
materi yang disampaikan.
4. Materi yang mubazir, yaitu materi yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada hubungannya
dengan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat. Oleh karena itu, dalam
setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya dihindari penyampaian materi ini.

Anda mungkin juga menyukai