MATERI INTI 9
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DI BIDANG PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
I. Deskripsi Singkat
Penyuluhan kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan pada intinya adalah
melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada berbagai segmentasi
sasaran. Dalam proses komunikasi, langkah awal yang penting adalah sumber
atau komunikator melakukan decoding, yaitu merumuskan dan menyusun pesan.
Selanjutnya, pesan yang sudah disusun disebarluaskan atau disampaikan kepada
sasaran komunikasi melalui media. Perlu diketahui bahwa pesan tidak selalu dalam
bentuk kata-kata atau tulisan, melainkan dapat berupa gambar, ilustrasi, grafik, film,
lagu, dll.
Pengembangan pesan media dengan teknologi tepat guna yang berisi pesan-pesan
atau informasi kesehatan, media KIE atau promosi kesehatan dapat berupa media
cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran, media partisipatori, media
tradisional, media model, media dari benda-benda alamiah, dll. Yang penting, semakin
banyak panca indera sasaran bisa diaktifkan atau dirangsang oleh berbagai jenis
media, maka semakin efektiflah proses komunikasi tersebut.
Teknologi yang sederhana dalam arti dapat dibuat oleh masyarakat tradisional,
memakai bahan yang banyak diperoleh di tempat masyarakat tersebut/sangat sedikit
memakai bahan bantuan luar dan murah. pada hakekatnya TEKNOLOGI TEPAT
GUNA bukan teknolgi tradisional, tetapi selangkah lebih maju dan teknolgi tersebut
terjangkau oleh kemampuan masyarakat (depkes RI 1996).
Usaha memperbaiki teknologi yang ada di suatu masyarakat dan perbaikan itu
ditunjukan untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat. Penerapan TEKNOLOGI TEPAT GUNA juga harus mempertimbangkan
keadaan alam sekitarnya, dalam hal ini dampak lingkugan yang disebabkanya harus
lebih kecil dbandingkan dengan teknolgi tradisional/maju (depkes RI 1988).
“Suatu cara / teknologi untuk memberdayakan potensi yang ada di suatu daerah
sehingga potensi tersebut menjadi komoditi dan dapat menaikan taraf hidup
masyarakat didaerah tersebut, dibuat dengan teknologi yang sederhana,dan
mudah dlakukan oleh semua lapisan masyarakat”
Melalui pembahasan materi ini, diharapkan ada kesamaan pemahaman peserta latih
tentang kaidah perumusan pengembangan media teknologi tepat guna di bidang
PKM yang baik dan benar.
IV. METODE
1. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode belajar yang digunakan dalam
pelatihan ini seperti :
• Pemanasan/pencairan/BLC: metode ini mempunyai tujuan untuk
menciptakan suasana kelas yang hangat dan gembira sehingga mereka
siap untuk mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Teknik pamanasan
dan pencairan digunakan awal, selama dan akhir pelatihan sesuai dengan
kebutuhan. Fasilitator diharapkan menguasai sebanyak mungkin segala
bentuk permainan yang dapat digunakan sebagai pencairan.
• curah pendapat: Untuk membangkitkan keberanian peserta dalam
mengungkapkan pendapat dan perasaannya tanpa mendapat sanggahan
• ceramah dan tanya jawab : cara untuk menyampaikan informasi kepada
peserta guna menjelaskan sesuatu. Tanya jawab untuk mengetahui apakah
masih ada hal-hal yang belum jelas.
• Diskusi Kelompok : sebagai arena saling tukar pengalaman serta memecahkan
masalah
• Bermain Peran : sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta
mengembangkan daya analisis dan pengalaman peserta meningkatkan
penghayatan pserta terhadap topik yang sedang dibahas.
• Praktek Lapangan
Langkah 1.
Pengkondisian (10 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
b. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2.
Penyampaian Materi (90 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang:
1) Mengetahui dasar-dasar pergerakan dan komposisi gambar pada kamera
2) Mengetahui dasar-dasar pengambilan gambar dengan kamera foto/video
3) Mengetahui proses produksi produk Audio Visual ; Membuat naskah durasi
pendek 2 kolom, Mengedit program menggunakan software adobe Premiere
6.5
b. Fasilitator memberi kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi
untuk bertanya, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan.
Langkah 3.
Praktek Lapangan (180 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyampaikan tata cara praktek lapangan dan peserta dibagi kelompok
dan menentukan tema tiap kelompoknya
b. Mengetahui proses produk media cetak
1) Membuat naskah/skrip/storyboard durasi pendek 2 kolom sesuai tema yang
disepakati oleh kelompok
2) Membuat rancangan praktek lapangan ( produser,cameramen, talent/actor/
pelaku, peralatan, lokasi)
Langkah 4.
Rangkuman dan Kesimpulan (10 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan evaluasi (pre-post test) untuk mengetahui penyerapan
peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
c. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Definisi Teknologi :
• Ilmu tentang cara untuk melakukan sesuatu
• Penerapan teori-teori ilmiah dalam memecahkan masalah praktis, baik berupa
perangkat keras yang berupa sebuah alat tertentu, maupun perangkat lunak
yang berupa suatu metode atau teknik pemecahan masalah
• Ilmu tentang cara-cara melakukan sesuatu atau memecahkan masalah
tertentu melalui penerapan kaidah-kaidah ilmiah, teori-teori ilmiah dan hasil
penelitian ilmiah ke dalam bentuk praktis berupa perangkat keras seperti
benda, alat, pesawat, atau mesin maupun perangkat lunak seperti metode,
sistematika atau prosedur kerja tertentu
Selain itu kita juga harus mengetahui apa syarat-syarat teknologi tepat guna :
C. Kriteria
Teknologi tepat guna bersifat lebih memudahkan pelaksanaannya contoh di bidang
pendidikan adalah berupa teknologi tepat guna dalam proses belajar mengajar
atau bimbingan dan konseling. Biasanya dilengkapi dengan uraian tertulis tentang
cara pembuatan dan penggunaan yang dilengkapi dengan gambar dan lain-lain
yang dianggap perlu.
Pokok Bahasan 2.
PENGEMBANGKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI BIDANG PENYULUHAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Pokok Bahasan 3.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
DI BIDANG PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan media cetak menurut Eric Barnow disebut “ printed page “ adalah meliputi
segala barang yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik
tertentu yang meliputi surat kabar, majalah, serta segala macam barang cetakan
yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesan – pesan komunikasi. Umumnya
media cetak lini atas yang digunakan sebagai media periklanan adalah surat
kabar dan majalah, sedangkan media cetak lini bawah yang digunakan berupa
leaflet, brosur, poster dan sebagainya.
Media cetak bila digunakan sebagai media penyampai pesan – pesan iklan ,
mengingat bahwa pesan – pesan iklan pada umumnya adalah merupakan pesan –
pesan yang bersifat persuasive, maka akan nampak jelas kelemahan- kelemahan
yang melekat pada setiap jenis media cetak.
Kekurangan :
1. Tidak memiliki unsur bunyi suara manusia (human voice) sebagaimana yang
terdapat pada radio maupun televisi, yang dapat menimbulkan rasa hangat
dan keakraban yang berpengaruh terhadap tingkat persuasi
2. Yang bisa dicapai oleh media cetak hanyalah mereka yang bisa membaca,
bahkan dalam printed tertentu pembacanya adalah orang – orang yang
berpendidikan
3. Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media cetak
tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada masyarakat dan
harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita
yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.
4. Jika radio, TV dan sebagainya bisa dinikmati oleh dua orang atau lebih secara
bersama – sama, maka pada media cetak, hal ini kurang leluasa untuk dilakukan.
5. Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual
6. berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
7. Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus
8. mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
9. Media cetak hanya menekankan persepsi indera penglihatan.
10. Media cetak tidak mampu memperagakan suara, bau atau kesan indera yang
lain.
11. Media cetak ukuran kecil sukar diamati bila pesertanya lebih dari 30 orang.
12. Biaya penggandaannya relatif tinggi.
Mengingat beberapa kelemahan media cetak seperti diatas, maka para pemasang
iklan yang menggunakan media cetak sebagai media penyampai pesan – pesan
iklannya harus meramu kata dan kalimat, juga punya kemampuan lebih dalam
memvisualisasikan produk. Gambar (visual) dan kata inilah yang diharapkan
mampu mempengaruhi target audience/sasaran sehingga berbuat sebagaimana
yang disarankan oleh pemasang iklan.
2. Waktunya.
Perancang harus mempertimbangkan waktu dalam proses pembuatannya,
karena apabila waktunya mundur maka akan mempengaruhi kegiatan lainnya,
misalnya keterkaitan antara pemesan dan bagian produksi.
3. Biaya produksi
Dalam membuat desain media cetak sebaiknya disesuaikan dengan biaya
yang tersedia, sehingga rencana yang disiapkan dapat mencapai target.
2) Bentuk
1) Warna
3) Penempatan
4) Bentuk
Warna dalam hal ini adalah pigment (cat), bukan warna untuk cahaya
(merah, hijau dan biru). Warna dapat mewakili arti simbolik atau rasa
kejiwaan.
1) Warna dasar
• Kuning mempunyai arti ceria, benci, terang dan sebagainya.
• Merah mempunyai arti berani, marah, panas, manis, stop dan
sebagainya.
• Biru mempunyai arti segar, dalam, tenang, damai dan sebagainya.
c. Huruf (text)
Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan
elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf
dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna
yang mengacu kepada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual.
Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan
mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin yang disebut tipografi
(typography). (Danton Sihombing h.2)
Keempat kelompok huruf (Roman, Bodoni, Egyption dan San Serif) sifatnya
normal, jadi cocok untuk dipergunakan menyusun kata / kalimat maupun
untk keperluan display / huruf pameran. Sedangkan fantasi hanya cocok
untuk display.
1. Media cetak
Jenis media cetak dengan kemajuan teknologi makin banyak ragamnya dan
juga dengan bantuan media elektronik makin memudahkan dalam proses
produksinya, sehingga batasan dengan media elektronika makin ke depan
makin tipis.
Komponen sampul:
1) Judul
2) Pengarang
3) Logo / lambang
4) Penerbit
Desain Sampul
b. Poster
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang
digantung atau ditempel di dinding atau permukaan lain. Poster adalah
sehelai kertas yang berisikan gambar- gambar dengan sedikit kata-kata.
30
c. Stiker
Stiker adalah gambar tempel. Pada umumnya stiker berukuran kecil dan
berfungsi sebagai himbauan atau ajakan dapat juga sebagai hiasan.
Komponen stiker:
1) Huruf
2) Ilustrasi
45
d. Brosur/Leaflet
Brosur/Leaflet karena mengalami perluasan arti, banyak perbedaan
pendapat mengenai definisi flier, brosur, leaflet dan pamplet. Untuk
mempermudahya dapat dibagi menjadi 2 yatu :
1) Flier: dari kata fly, sejarahnya flier adalah selebaran kecil yang
dicetak murah (kadang malah sablon hitam putih) yang disebarkan
dari pesawat terbang.
2) Brosur, leaflet, pamplet berukuran lebih besar dari flier, tanpa atau
dengan lipatan. Umumnya kedua sisinya di desain, berwarna
sehingga biaya produksinya menjadi lebih mahal. Tidak hanya
mengalami perluasan arti, kelompok brosur pun mengalami
eksplorasi sedemikian sehingga kadang tidak terdefinisi sebagai
apa. Contohnya: kartu nama yang bisa dibuka lipatannya dan berisi
Leaflet / pamflet
Sebaran tanpa dilipat yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap.
Komponen leaflet / pamflet adalah judul, teks (materi), foto, ilustrasi.
Masing–masing komponen dapat berdiri sendiri atau gabungan.
Ukurannya terkecil sekitar setengah folio dan terbesar satu folio.
Dapat digunakan sebagai promosi, pengumuman atau sebagai alat
informasi.
Depan Belakang
Leaflet
34 23
e. Booklet
Istilah booklet telah mengalami perluasan arti. Beberapa sumber
mengartikan booklet sebagai buku kecil, yang lain menyamakannya
dengan fungsi leaflet, brosur dan flier. Pada dasarnya booklet adalah
sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa lembar halaman,
namun tidak setebal sebuah buku.
Desain booklet
1) Fungsi booklet sebagai media publikasi yang dapat menampung
cukup banyak informasi karena memiliki halaman yang dapat
disesuaikan.
2) Ukuran booklet bervariasi, kebanyakan sekitar 15x21cm, 12x18cm
dengan jumlah hamalam 32, 36 dan 42 agar ringan mudah dibawa-
bawa dan dikantungi.
3) Sebagian besar teknik tata letak digunakan di dalam booklet.
4) Urutan-urutan booklet pada umumnya adalah : Cover depan (berisi
judul dan foto/ilustrasi pendukung), pendahuluan, paragraf isi, fakta
dan data, foto, ilustrasi dan penutup.
f. Karikatur
Karikatur adalah menstilir objeknya tetapi masih sesuai karakternya.
Gunanya sebagai sindiran atau kritikan. Dibuat pada koran, tabloid atau
majalah dan dapat berdiri sendiri dan sifatnya aktual.
32
g. Cartoon / Kartun
Cartoon / Kartun adalah gambar yang dibuat lucu. Lucu, pada mulanya
sasarannya adalah anak – anak.
h. Iklan
Iklan adalah sarana promosi barang atau jasa yang biasanya dimuat
pada koran, tabloid, majalah, film atau televisi. Gunanya untuk membujuk
khalayak agar termotivasi membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Lembar balik adalah beberapa lembar informasi yang lebar dijilid menjadi
satu, untuk kemudian menjadi sebuah alat peraga untuk menjelaskan
tentang suatu issu, biasanya setiap penjelasan dilengkapi dengan
gambar-gambar.
Keunggulan:
1) Isi pokok pembicaraan dapat disiapkan sebelumnya.
2) Urutan penyajian dapat disiapkan sebelumnya
k. Billboard / Baliho
Media luar ruang yang ditempatkan pada posisi yang strategis dan
mempunyai ukuran yang besar bervariasi sekitar 2 x 1 m sampai dengan
6 x 6 m. Dengan maksud supaya mudah dilihat dan menarik perhatian.
Digunakan sebagai alat promosi dan informasi.
Bahan yang digunakan dapat berupa tripleks atau plat logam dengan
kerangka besi. Cara membuatnya jalau jumlah sedikit biasanya
menggunakan air brush atau di kuas langsung ada tripleks atau pada
plat logam. Kalu jumlahnya banyak bisa dicetak perbagian dan juga
waktu menempelkannya perbagian juga dan biasanya dicetak pada
stiker.
Billboard
41
l. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar (foto, lukisan, diagram, bagan) untuk membantu
memperjelas isi buku, karangan. Keterangan tambahan berupa contoh
bandingan dan sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan).
Gunanya:
1) Dapat merangkum kata – kata yang panjang dengan satu gambar.
2) Memperindah tampilan.
3) Memperjelas isi buku atau karangan.
4) Mendukung teks.
5) Menyeimbang dengan teks.
6) Daya tarik
7) Mengisi ruang kosong.
m. Diagram/Grafik/Bagan
Diagram/Grafik/Bagan adalah gambaran untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu atau menggambarkan pasang surut suatu
keadaan.
Macam diagram:
1) Arus: memperlihatan jalannya pelaksanaan.
2) Balik: memperlihatkan perbandingan atau perkembangan.
3) Gambar: memperlihatkan suat peristiwa.
4) Garis: memperlihatkan suatu perkembangan.
5) Lingkaran: memperlihatkan prosentase.
6) Pohon: memperlihatkan suatu penjabaran secara hirarkis atau
proses yang memusat.
7) Bagan arus: bagan yang terdiri atas garis dan panah yang
menggambarkan suatu proses.
8) Bagan organisasi: gambar yang menunjukkan tata hubungan
berbagai posisi di persahaan, biasanya memperlihatkan pembagian
tanggung jawab.
9) Bagan peta: bagan peta yang mengandung tanda – tanda yang
menerangkan terjadinya suatu proses atau yang menggambarkan
proporsi penduduk, produksi, distribusi dan sebagainya di daerah –
daerah yang tercantum di peta itu.
Keunggulannya:
1) Lebih mudah dimengerti daripada membaca data.
2) Lebih menarik, karena dapat menggunakan warna.
3) Dapat meringkas data yang panjang dengan satu tampilan.
Kegunaannya:
1) Sebagai suatu tampilan presentasi.
2) Diperbesar sebagai poster untuk pameran
n. Storyboard:
Rangkaian gambar sebagai pedoman untuk shooting mulai dari awal
sampai akhir cerita.
Kegunaannya:
1) Untuk mempermudah pengambilan gambar.
2) Pedoman pengambilan gambar.
STORYBOARDPSA VERSI : TB
JUDUL : TB-KU SEMBUH
p. Backdrop:
Papan iklan / reklame yang diletakkan sebagai latar belakang misal
pertunjukkan musik atau digunakan sebagai penyampaian informasi
dalam acara pameran.
Peralatan/fasilitas Pameran
Ruang untuk setiap peserta pameran disebut stand atau booth yang
dibagikan dan diatur oleh panitia penyelenggara.
5) Lampu TL 40 watt
6) Tempat sampah
7) Karpet
ukuran 2 x 2 m
ukuran 3 x 3 m
Dalam pembuatan media cetak antara konseptor dan desainer saling bekerjasama
dengan baik. Konseptor menentukan kebutuhannya, media jenis apa yang dipilih,
menentukan temanya dan strategi promosinya. Desainer grafis menangkap ide
dari konseptor kemudian divisualisasikan dan dikembangkan secara estetika/
kreatifnya dengan beberapa alternatif.
Tahap pertama
kita buka adobe photoshop cs3 kemudian buka File pada menu yang
berada di bagian atas sebelah kiri , seperti contoh gambar dibawah ini,
kemudian pilih New untuk memulainya setelah itu akan mucul tampilan
berikut
Selanjutnya kita setting area yang akan kita buat yaitu untuk lebar area
( width ) kita buat kira kira 12 cm lalu untuk tingginya ( height ) kira kira
8 cm kemudian resolusinya (resolution ) 120 pixel/inch, color Mode
RGB Color 8 bit , Background Contents Transparent, seperti gambar di
bawah ini, kemudian klik “OK”
Tahap ke 2
Mengkroping gambar foto, pertama kita buka dahulu gambar yang kita
inginkan , klik File pada menu lalu pilih open
Setelah mucul jendela seperti dibawah ini , lalu cari file yang kita
butuhkan setelah kita dapatkan gambar yang sesuai dengan keinginan
kita, lalu klik open
Pilih Polygonal Lasso tool pada tool yang berada di sebelah kiri , seperti
gambar di bawah sebelah kiri ini, kemudian mengklik sambil menuturi
area gambar yang akan kita kroping seperti contoh gambar sebelah
kanan bawah ini
Kemudian gambar kita pindahkan ke area yang sudah kita setting tadi
dengan cara memilih dahulu move tool ( ) pada tools kemudian
klik and drag dari gambar foto yang sudah dilingkari dengan Lasso ke
area yang sudah kita setting
Muncul gambar seperti di bawah ini , kemudian tarik salah satu titik
sudutnya pada kotak gambar sambil menekan Shift agar gambar
tersebut tidak distorsi, separti contoh gambar di bawah ini, jika ukuran
sudah sesuai dengan yang diinginkan klik Enter
Tahap ke 3
Membuat background poster, pertama kita menambah Layer dengan
cara, klik Layer pada menu kemudian pilih New, muncul kotak new
layer beri nama pada kolom nama seperti gambar sebelah kanan
bawah, kemudian klik OK
Kita lihat pada kotak layer, layer ada dua , 1 layer gambar foto kroping,
2 laler background yang masih kosong, layer background harus kita
pindahkan ke paling bawah dengan cara mengklik and drag kebawah,
seperti contoh gambar dibawah ini
klik disini
Muncul kotak gradient edit lalu setting warna gradasi yang kita inginkan,
setelah itu beri nama untuk identitas warna kemudian klik New, barulah
tuangkan warna gradasi tersebut dengan cara meng klik and drag dari
atas ke bawah di area yang suda kita siapkan, seperti contoh gambar
dibawah ini
Nah sebelum kita beranjak ke tahap berikutnya, kita harus benahi dulu
gambar yang ada, seabagai berikut, foto keluarga kita buat agak
tranparan bagian bawahnya dengan cara kita mengaktifkan dulu Layer
foto yang ada pada kotak layer
Tahap ke 4
Membuah judul utama poster, pertama kali pilih horizontal text tool (
) pada tools kemudian type huruf ( Font )yang sesuai dengan
themanya misalnya seperti gambar dibawah ini
Lalu kita ketik di area poster kita, kemudian kita buat effek agar kalimat
itu lebih menarik, pertama memperbesar huruf dengan memilih edit
pada menu lalu pilih transform kemudian pilih Scale ,kemudian tarik
salasatu titik sudut pada kotak kalimat yang ada pada tampilan
Kemudian kita setting Warp Text nya dengan posisi seperti gambar
dibawah, lalu klik “OK”
Text yang ada, kita jadikan dahulu sebagai image untuk dibuat warna
gradasi dengan cara meng klik Layer pada menu lalu pilih Rasterize
kemudian pilih Type, lihat gambar di bawah ini
Lalu aktifkan kalimat tadi dengan cara mengklik layer text sambil
menekan tombol “Ctrl” sebelum mewarnai delete dulu warna yang ada
pada text, kemudian rubah kalimat tadi dengan warna gradasi dengan
cara meng klik and drag pada bidang text nya, hasilnya seperti gambar
dibawah ini
Kemudian kita beri effek pada huruf, kita buka dulu jendela effek pada
kotak layer kemudian klik tanda symbol effek lalu pilih Bevel and
Emboss, lihat contoh gambar dibawah ini
Setelah di klik muncul gambar kotak layer style , anda ikuti ketentuan
(rancangan setting) Bavel yang ada pada gambar di bawah ini
Setelah itu beri effek Bavel caranya sama dengan diatas, kemudia ikut
setting yang ada pada gambar dibawah ini
Selanjutnya beri out line warna putih sebagai pemanis, dengan cara klik
edit pada menu kemudian pilih stroke, kotak stroke seperti gambar
sebelah kanan bawah ikuti ketentuan pada gambar kemudian klik “OK”
2. Media Elektronik
Kelebihan :
a. Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam
menyebarkan berita ke masyarakat luas.
b. Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang
c. memudahkan para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi
d. Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
Kekurangan :
Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang
sudah ditayangkan.
3. Media Online
a. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa
media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan
media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook
atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya
• Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan
tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan
media sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa
dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah
komputer dan koneksi internet.
• Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk
berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan.
Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide,
pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak
dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut,
media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
• Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja
dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media
sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap,
terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan
untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan
memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih
banyak pengguna.
• Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat
terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas
promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang
membutuhkan waktu yang lama.
Kelebihan :
• Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam
• menyampaikan beritanya.
• Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan
melakukan streaming.
• Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja
dan kapan saja yang kita mau.
Kekurangan :
• Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang
dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.
4. Media Audio
a. Pengertian Program Audio
Program audio yang akan dibicarakan meliputi program audio dan
program kaset suara. Kedua jenis program tersebut pada dasarnya
sama. Bedanya adalah bahwa program radio itu dipancarkan melalui
stasiun pemancar radio, karena itu dapat didengarkan oleh orang
banyak yang memiliki atau yang dapat mendengarkan siaran radio.
Program kaset suara isinya dapat lebih terinci dari pada program radio.
Masa putar program kaset suara dapat lebih panjang dari program
radio. Program pembelajaran melalui radio biasanya masa putarnya
sekitar 15 sampai 20 menit. Apabila program radio penyuluhan dibuat
lebih panjang dari 20 menit, dikhawatirkan pendengar atau peserta
penyuluhan tidak dapat berkonsentrasi lagi untuk mendengarkannya.
media lainnya. Perbedaan ini mengandung implikasi yang luas dalam ilmu
komunikasi. Karena dipancarluaskan maka radio sering disebut media
massa. Sedangkan program audio bisa diputar melalui alat putar pada
pertemuan kelompok, dll.
Kelemahan Radio
Siaran radio, berbeda dengan media televisi yang dapat dilihat dan
didengar, sedangkan radio hanya bisa didengar saja. Sifat radio yang
hanya bisa didengar saja merupakan kelemahan. Kelemahan ini justru
menjadikan radio suatu media yang khas, dan pada kekhasannya
inilah radio menjadi kuat. Dalam program pendidikan, program radio
cocok untuk pembelajaran bahasa, musik, atau apresiasi seni, dll
yang tidak menuntut adanya visualisasi.
Kekuatan Radio
Dapat diulang-ulang
Program audio dapat diulang-ulang sehingga apabila pengguna
merasa belum memahami suatu kalimat, maka ia dapat memutar
kembali bagian yang belum jelas tersebut. Pengulangan bisa dilakukan
dari awal secara keseluruhan atau pada bagian-bagian tertentu saja
sesuai dengan kebutuhan.
2) Sound Effect
Sound effect adalah bunyi tiruan atau bunyi sebenarnya yang
berasal dari binatang atau benda lainnya yang kita pergunakan dari
program audio. Bunyi burung berkicau, bunyi ayam berkokok, bunyi
kereta api, bunyi ketukan pintu, dan sebagainya dapat kita gunakan
untuk menciptakan situasi atau suasana. Malam hari di desa dapat
diciptakan dengan bunyi jangkrik. Suasana perang dapat diciptakan
dengan bunyi kapal terbang, dentiman bom, dan rentetan senjata
perang.
Bunyi-bunyi atau sound effect tadi dapat kita peroleh dari piringan
hitam, kita rekam sendiri, atau kita buat pada saat kita membuat
rekaman di studio. Yang berkewajiban menciptakan sound effect
itu adalah sutradara dan juru teknik. Penulkis naskah hanya
menyebutkan saja jenis suara yang dikehendaki dan mencantumkan
dalam naskah sesuai dengan wajktu dan suasana yang dikehendaki.
d) Sifat-sifat lain
Sifat-sifat pendengar lainnya yang perlu mendapatkan perhatian
ialah, latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi, dan adat
itiadat kehidupan pendengar. Program ini akan mudah dipahami
oleh pendengar bila dalam memberikan penjelasan selalu
diberikan contoh yang sesuai dengan keadaan lingkungan dan
kehidupan mereka sehari-hari.
3) Menulis naskah
Setelah pokok-pokok materi program selesai dijabarkan, penulis
naskah dapat mulai menuangkan pokok-pokok materi itu ke dalam
naskah program audio. Penulis dapat memilih bentuk program
(program format) sesuai dengan keinginannya.
5. MUSIK : IN – UP – DOWN – UP
6. POYO : Hem, panas benar hari ini. Sebaiknya
kubuka saja bajuku. Bubu
7. SURTI : OFF MIKE. Apasih? Datang-datang
berteriak-teriak seperti memanggil
orang tuli saja. LANGKAH
MENDEKAT.
8. POYO : Mana minuman saya? BERHENTI
SESAAT. Wah panasnya bukan main.
9. SURTI : Lho, tadi sudah saya siapkan Nah
ini cangkirnya Wah, sudah kosong.
Diminum anak-anak barangkali.
Tunggu sebentar saya buatkan lagi.
FADE OUT
10. FX : SUARA GELAS BERADU DENGAN
SENDOK. SUARA ORANG
MEMBUAT MINUMAN
11. Dan selanjutnya
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata atau kalimat yang
ditulis dengan haruf besar itu adalah “petunjuk”. Bukan bagian naskah
yang harus dibaca pemain untuk direkam. Bagian yang harus dibaca
oleh pemain adalah kata dan kalimat yang ditulis dengan huruf kecil.
Jalan pikiran atau logika yang mereka gunakan pun sedapat mungkin
seimbang.
Pewawancara
Pewawancara tugasnya adalah mengajukan pertanyaan, pendapat
atau gagasannya dalam pembicaraan itu. Pewawancara harus
dapat membuat pertanyaan yang spesifik dan jelas. Dan dapat
mengarahkan narasumber agar dapat memberikan jawaban tentang
informasi penting yang harus diketahui oleh masyarakat umum.
Sound effect dalam program feature juga harus dipilih yang sesuai
benar dengan kebutuhannya. Kalau memang tidak diperlukan jangan
dipaksakan adanya sound effect. Pemilihan sound effect yang tepat
dapat memberikan gambaran situasi yang nyata sebab sound effect
dapat memberikan gambaran tempat, keadaan lingkungan, waktu,
peralatan yang dipakai, dan sebagainya.
Ada bentuk lain yang mirip dengan program yang berbentuk feature,
yaitu majalah udara. Persamaan majalah udara dengan feature ialah
bahwa keduanya disajikan dalam berbagai variasi bentuk program.
Tetapi kedua program tersebut memang tidak sama, sebab majalah
udara ini biasanya menyampaikan berbagai masalah dalam satu
program.
Bahasa Tulis
Penularan HIV / AIDS bisa terjadi karena aktivitas seksual yang tidak
aman. Upaya pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, dengan
beberapa cara, pertama tidak melakukan aktivitas seksual, kedua, setia
kepada pasangan saja dan ketiga melakukan hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
Bahasa Audio
Pak Tony : Pak Bowo, tadi Bapak mengatakan penularan HIV /
AIDS dapat terjadi karena aktivitas seksual yang tidak
aman.
Pak Bowo : Pak Tony, Bapak tentunya sudah tahu bahwa HIV /
AIDS dapat menular melalui hubungan seks.
Karena tidak mungkin kita membuat sebuah program yang sesuai kebutuhan
khalayak. Untuk mengatasi keanekaragaman sifat penonton tersebut, maka
sebaiknya tentukanlah hanya satu kelompok sasaran yang memiliki sifat, karakter,
dan latar belakang yang sama.
Bila telah memiliki sasaran yang jelas, usahakanlah meraih perhatian penonton
semaksimal mungkin melalui setiap gambar yang terlihat dan setiap suara yang
terdengar pada program itu nantinya.
Tiap gambar, tiap kata dan tiap bunyi harus ada artinya serta harus dapat menarik
perhatian penonton.
1) Televisi
Media televisi untuk tujuan pembelajaran?.
• Media televisi mampu menghadirkan berbagai peristiwa alam ke dalam kelas.
• Media televisi mampu mengatulisasikan pesan.
• Media televisi mampu menarik perhatian siswa dan mendorong terciptanya
diskusi yang mendalam.
b) Area Lost
Gambar yang terlihat pada layar adalah kira-kira 80% dari gambar yang
diambil kamera, karena kurang lebih 20% dari area (daerah yang terlihat
kamera hilang oleh proses elektronik televisi)
Gambar
c) Size Information
Media televisi tidak bisa menampilkan gambar suatu obyek dengan ukuran
yang sebenarnya. Jadi jika hendak memperlihatkan sesuatu (khususnya
yang belum dikenal) selalulah perlihatkan obyek pembandingnya dengan
obyek lainnya (obyek yang dikenal). Tangan sebagai obyek pembanding
dengan obyek yang dibandingkan.
d) Third Dimention
Televisi mempunyai layar dua dimensi. Kesan dua dimensi tersebut
harus diatasi dengan cara pengambilan gambar, penyusunan properties,
pengaturan tata cahaya yang digunakan. Dengan demikian kesan yang
terlihat tiga doimensi.
e) Distruction
Karena sebab-sebab elektronik, gambar dilayar televisi kadang-kandang
rusak bentuknya. Misalnya lingkaran yang seharusnya 360º menjadi
bentuk elipes. Sebagai penulis naskah harus hati-hati menulis konsep
tentang bentuk yang akan disajikan.
f) Opposition
Jika pengambilan gambar tidak teliti, penonton bisa ragu dalam
menafsirkan gambar yang dilihatnya, untuk naskah yang dikembangkan
harus mencantumkan dengan jelas apa sebenarnya yang diperlihatkan
kepada penonton.
g) Tints
Warna pada televisi dapat berubah-ubah, sehingga sulit untuk
menentukan warna aslinya. Kadang-kadang hal ini dapat mengarahkan
penonton kepada konsepsi warna yang salah. Jika televisi anda hitam
putih maka harus lebih hati-hati lagi. Jadi bila hendak menampilkan warna
perlu diperhatikan cara-cara mengatasi kemungkinan penyimpangan
informasi. Misalnya: akan memperlihatkan perbedaan asam dengan
h) Setting
Dalam naskah televisi harus jelas tergambar dimana suatu obyek
berada. Tanpa menampakan setting penonton bisa bingung menerka-
nerka. Suatu hal yang perlu diingat untuk membangun suatu adegan
yang utuh harus ada tiga unsur yang tidak bisa dilupakan yaitu: setting,
pelaku dan aktivitas.
k) Bahasa televisi
Media televisi adalah media yang menonjolkan aspek visual yang
dominan. Oleh karena itu naskah yang dikembangkan hendaklah
menjelaskan visualisasi kejadian sejelas mungkin. Pola berpikir ini harus
dijadikan prinsip dalam penulisan naskah televisi.
2) Penelitian
Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Penelitian adalah
pengumpulan informasi yang diperlukan guna menunjang keabsahan
atau keakuratan naskah yang akan ditulis. Kegiatan penelitian
mempunyai empat langkah utama yaitu:
• Mencari sumber informasi yang paling handal.
• Mencari informasi yang berguna
• Memilih informasi yang paling relevan yang dapat digunakan untuk
menulis naskah.
• Mengecek bahwa informasi itu benar dan authentic
3) Konsep
Konsep yang tertuang didalam pikiran penulis naskah memegang
peran yang sangat penting di dalam penuangan isi pesan dalam bentuk
program yang akan dikembangkan.
Oleh sebab itu sebelum menulis sinopsis dan treatment serta skenario,
hendaknya seorang penulis naskah video harus memahami dahulu
beberapa patokan berikut ini:
a) Struktur program: yaitu semua pikiran yang disusun sedemikian rupa
sehingga konsep mempunyai arti, karena disusun secara teratur dan
mudah diikuti penalarannya.
b) Kerangka program: apapun program yang akan disajikan (baik itu
merupakan program dokumenter, intruksional, ataupun drama) selalu
mempunyai alur cerita, selalu mengandung bagian pendahuluan, isi
serta bagian akhir.
c) Style : penampilan atau gaya penyajian program sangat bergantung
pada gaya dari penulis naskah. Biasanya suatu program seringkali
diwarnai oleh gaya si penulis naskah di dalam menuangkan
pikirannya.
Demikian pula halnya dengan program televisi. Kita melihat sebuah program
televisi sebenarnya kita melihat suatu kesatuan gambar-gambar yang
menceritakan sesuatu kepada kita. Bila dalam buku kita menemukan kata,
kalimat, bab, cerita, maka pada program televisi kita menemukan shot, scene,
segment, dan totalitas yaitu sebuah cerita yang utuh.
2) Scene
Scene terbentuk dari berbagai shot yang menimbulkan satu pengertian
yang utuh. Pengertian yang ditimbulkan oleh sebuah scene bisan
sempit, bisa luas dan biasanya tergantung dari banyaknya shot dalam
scene tersebut.
Scene ini merupakan bagian terkecil dalam sebuah cerita/ suatu fil yang
lengkap. Karena sifatnya harus utuh dan mengansuatu pengertian,
maka suatu scene harus terdiri dari awal, pengembangan dan akhir.
Selain itu sati scene dapat berlangsung pada lebih dari satu lokasi.
3) Sekwens
Sekwens dibangun dari beberapa scene secara logis dan memiliki
arti sesuai dengan tuntutan cerita. Seperti pada scene, sekwns juga
terdiri dari awal, pengembangan dan akhir. Kalau pada scene arti
suatu cerita dibangun dari shot, maka sekwens dibangun dari scene.
Oleh karena itu ada yang membedakan kedua cerita tersebut dalam
bentuk premis, yang antara lain dikatakan cerita yang dibangun dari
shot dan menghasilkan scene disbut “premis minor”, sedangkan cerita
yang dibangun dari scene dan menghasilkan sekwens disebut “premis
mayor” (perhatikan gambar dibawah ini).
4) Cut
Apabila anda melakukan perpindahan ke gambar yang lain tanpa
instruksi berarti anda melakukan cut. Cut dalam rangkaian shot
akan menghasilkan suatu kesan dinamis dan cepat. Secara teknis
perpindahan teknik cut to cut dapat digambarkan sebagai berikut:
5) Dissolve
Dissolve biasanya dipergunakan untuk menyatakan suatu perbedaan
waktu. Untuk itu anda harus berhati-hati sekali agar tidak terlalu sering
menggunakannya. Dissolve dalam rangkaian shot akan memberikan
kesan lambat, oleh karena itu dissolve sering digunakan untuk
menjembatani suatu adegan atau dari satu scene ke scene lain atau
dari satu sekwens yang lain. Secara teknis perpindahan gambar dengan
menggunakan teknis dessolve dapat digambarkan sebagai berikut:
Secara teknis fade in dan fade out ini dapat digunakan sebagai berikut:
Gambar
Ukuran shot:
- One shot : pengambilan gambar oleh kamera hanya
menampilkan satu obyek saja. Dapat juga ditulis
1-S.
- Two shot : biasanya ditulis 2-S yang diambil merupakan 2
benda atau manusia.
- Three shot : pengambilan 3 orang atau benda oleh sebuah
kamera
- Group shot : pengambilan gambar secara berkelompok baik
benda atau manusia.
Close Up (CU)
Bila menginginkan sebuah shot yang memperlihatkan wajah
seseorang dalam ukuran penuh, maka anda harus dapat
menggunakan close up (CU). Namun, memerlukan
ketenangan untuk menghindarkan CU untuk menghindarkan
kesan gerak yang berlebihan pada layar televisi.
Sinopsis adalah uraian ringkas mengenai isi program. Sinopsis ini kemudian
dikembangkan menjadi bentuk yang lebih lengkap dan terinci, disusun menurut
sekwen yang berurutan. Bentuk ini merupakan treatment dari program. Jadi
treatment adalah bentuk (kerangka) dari program sebagai apa yang yang
akan nampak pada layar nantinya.
Pada langkah ini pula sumber serta pihak-pihak yang berhubungan dengan
naskah tersebut seperti sutradara, juru kamera dll. Treatment ini juga
digunakan untuk mendiskusikan biaya yang diperlukan, serta mendapatkan
approval atau persetujuan dari pihak pemesan.
Contoh sinopsis
PSA Kemenkes Radio Spot 60” -Versi : DBD -Judul : PNS Seminggu Sekali
Sfx : Suasana jalanan. Suara lonceng gardu siskamling & teriakan2 warga A
garang, siap nyerang.
Ketua A : Hmmmmm…
Anak Buah A : Berantas sampe tuntas, Pak!
Sfx : Suasna jalanan. Derum motor & teriakan2 warga B
garang, siap nyerang.
Anak Buah B : Buktiin kita mampu ngatasinnya, Bang!
Ketua B : Yeaaahh!
Warga A : Serreaaaaaang!!!
Warga B : Serreaaaaaang!!!
Anak Buah A : Tunjukin semangat kitaaa!
Ketua A : Jangan ada korban lagi!
Ketua B : Buktikan kita peduli!
Bagi staf manajemen seperti unit manager dan pimpinan produksi, naskah
merupakan pedoman dalam menjabarkan kebutuhan pembiayaan yang
diperlukan pada waktu program tersebut diproduksi. Bagi sutradara dan
kerabat kerja naskah merupakan pedoman didalam proses visualisasinya:
penataan kamera, penataan cahaya, penataan artistik, penataan suara,
penataan sound effect dan penyuntingan gambar pada langkah purna
produksi.
Disamping itu naskah juga merupakan uraian cerita yang terinci, singkat,
padat dan tidak ber-tele-tele. Hal-hal yang dapat divisualisasikan tidak perlu
dibuat dialog atau narasinya, sehingga duplikasi informasi dapat dihindarkan.
Banyak faktor yang harus dikaji bila hal ini sampai terjadi dan mungkin salah
satunya adalah “ketidak sesuain format program dengan materi sajian” Setiap
format program pada dasarnya memiliki spesifikasi tersendiri terhadap materi
jenis sajian.
Format talk ini mungkin salah satu bentuk program televisi yang
paling sederhana. Oleh karena itu penggunaannya pun biasanya
untuk menyampaikan materi/ informasi yang sifatnya searah seperti
pemberitahuan dan pidato.
2) Format diskusi
Format ini lebih bervariasi dibandingkan dengan format sebelumnya.
Pada format ini penyaji akan lebih dinamis, karena selain yang tampil
lebih dari seorang, juga karakteristik masing-masing penyaji (dalam
hal ini peserta diskusi) relatif sama. Sedangkan bagaimana lazimnya
kegiatan diskusi, tujuannya adalah memecahkan masalah tersebut dapat
dibangun pendapat pro dan kontra atau klarifikasi atau menjernihkan
suatu hal.
Suatu hal yang menarik dari format ini adalah pokok bahasan yang
ditayangkan sesuai dengan kebutuhan penonton (masyarakat),
penonton merasa turut berdialog dengan masing-masing penyaji. Oleh
karena itu diskusi didalam memilih materi untuk format program diskusi
disesuaikan dengan masalah-masalah yang lagi hangat di masyarakat.
3) Format wawancara
Wawancara televisi lebih menarik daripada wawancara radio dan
tentunya tidak dapat disamakan dengan wawancara di surat kabar.
4) Format Feature
Format ini biasanya digunakan bila materi programnya suatu topik yang
mendalam dan penting. Penyajiannya dengan format ini lebih menarik,
karena selain menyampaikan materi juga mempunyai unsur hiburan.
Materi yang disajikan biasanya hanya satu topik yang disoroti dari
berbagai segi.
CONTOH
5) Format Magazine
Format ini hampir sama dengan format feature. Bedanya terletak pada
topik yang dibahas. Kalau pada feature yang dibahas hanya satu topik,
maka pada magazine terdiri dari berbagai topik.
6) Format Drama
Format drama boleh dikatakan sebagai format yang dapat dikatakan
sebagai format yang punya daya tarik kuat. Sebab selain mampu
mendramatisir keadaan juga mampu memotivasi penonton pada suatu
tujuan tertentu.
tersebut perlu dievaluasi secara intern. Evaluasi tahap ini kita libatkan
sejumlah orang dimintai pendapat dan komentar untuk memberikan
saran dan penilaian tentang program- program teleivisi / video yang
akan ditayangkan. Komentar, saran, pendapat meliputi aspek program
televisi / video, materi, kurikulum, dan aspek pembelajaran.
Tetapi apabila program masih ada lagi yang perlu diperbaiki atau
disempurnakan, maka tim kreatif masih mempunyai tugas untuk
memperbaikinya.
Pengumpulan data
Dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan tim evaluator
melakukan pengumpulan data. Langkah – langkah pengumpulan data
meliputi:
Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif yaitu dengan
mendeskripsikan segala saran – saran, kritik, keluhan dan pendapat
tentang program televisi atau video yang mereka saksikan. Pengetahuan
dan keterampilan yang mereka peroleh atau reaksi responden setiap kali
menyaksikan tayangan program dikelompokkan sesuai aspek – aspek
yang menjadi tujuan. Analisis data bisa dilakukan secara kuantitatif maupun
kualitatif. Hasil analisis ini dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan program.
3) Laporan Evaluasi
Laporan evaluasi dibuat oleh evaluator. Ruang lingkup isi laporan evaluasi
meliputi saran, kritikan, pendapat dan masukkan responden terhadap
program video / televisi. Pendapat tersebut meliputi hal – hal yang
berkaitan dengan kelemahan, yang disukai dan yang tidak disukai oleh
responden.
VIII. Referensi
1. Departemen Kesehatan RI, 1998, Pedoman eknis Teknologi Tepat Guna Bagi
Generasi Muda
2. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
studies/2186714-pengertian-radio/#ixzz1fIjKZWLn
3. Effendy, Onong Uchjana. 1986. (a). Dinamika Komunikasi Bandung: Penerbit
Remadja Karya CV.
4. Effendy, Onong Uchjana. 1992. Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung
5. Komunikasi Massa (Dedy Mulyana), Perkembangan Teknologi Informasi : New
Media , Jurnal Umum Unpas : Terbitan Mei 2011 4
6. Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) “Users of the world, opportunities
of Social Media”. Bussines Horizons 53 (1) : 59-68.