NPM : 184210066
KELAS : AGRIBISNIS A
a. Ketersediaan pangan
Setelah meneliti 300 sampel rumah tangga dengan melakukan
wawancara langsung dan mendapatkan data ketersediaan pangan
rumah tangga di kota Medan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
ketersediaan pangan pada rumah tangga di Medan dapat di
kategorikan sudah mencukupi kebutuhan energi per hari yang
dianjurkan sesuai dengan acuan Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi (WKNPG). Atau dengan kata lain ketersediaan pangan pada
rumah tangga di kota Medan tergolong dalam kategori tersedia.
b. Akses pangan
Akses pangan rumah tangga di kota Medan setelah dilakukan
penelitian oleh penulis bisa disimpulkan dapat dijangkau, walaupun
masih ada rumah tangga yang akses jalannya tidak dapat dilalui roda
empat, jarak dari rumah ke pasar >3km, rumah tangga yang berada
di bawah garis kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun itu semua
sangat sedikit jumlahnya, sehingga akses pangan rumah tangga di
kota Medan masih bisa dijangkau.
c. Pemanfaatan pangan
Pola konsumsi pangan 300 sampel rumah tangga yang sudah
diwawancarai langsung oleh penulis ada Sembilan bahan pangan
yang harus dipenuhi yakni padi-padian, umbi-umbian, pangan
hewani, minyak dan lemak, buah atau biji berminyak, kacang-
kacangan, gula, sayur dan buah, dan lain-lain. Semua bahan pangan
tersebut sudah terpenuhi pada rumah tangga di kota Medan, dan
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
2. Ketahanan pangan bukan hanya membahas tentang terjangkau atau
tidak terjangkaunya rumah tangga tersebut untuk dilalui kendaraan, jarak
dari rumah ke pasar dan jarak akses rumah tangga ke warung atau
penjual bahan pangan. Namun, juga membahas hal yang menyebabkan
rumah tangga tersebut tidak bisa mencukupi kebutuhan pangannya.
“Membahas ketahanan pangan pada dasarnya juga membahas hal-hal
yang menyebabkan orang tidak tercukupi kebutuhan pangannya. Hal-hal
tersebut meliputi antara lain tersedianya pangan, lapangan kerja dan
pendapatan. Ketiga hal tersebut menentukan apakah suatu rumah
tangga memiliki ketahanan pangan, artinya dapat memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya.” (Sumarwan, dan
Sukandar, 1998)