GURU PEMBIMBING
XI IPS 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada teman – teman yang telah
memperlancar pembuatan makalah ini. Meskipun kami sudah mengumpulkan beberapa referensi
untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
yang telah kami susun ini masih terdapat kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik. Akhir kata, kami
berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat untuk para pembaca pada umumnya
COVER………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….……….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Awal (kedatangan) Bangsa Portugis dan Spanyol……………………3
2.2 Sistem Pemerintahan Yang Dijalankan…………………………………………3
2.3 Perlawanan-Perlawanan Yang Terjadi………………………………………….6
2.4 Berakhirnya Kekuasaan (pemerintahan)………………………………………..9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….10
3.2 Saran………………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia terkenal dengan rempah-rempah. Hal inilah yang menjadi daya tarik
bangsa-bangsa lain khususnya Eropa untuk datang ke Indonesia. Penjajahan telah menyebabkan
perubahan dalam aspek geografi, sosial, budaya, dan politik. Bangsa pertama yang menjajah
Indonesia, yaitu Portugis dan Spanyol. Sejarah kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke
Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-16 Masehi. Maksud awal dua bangsa Eropa itu ke
Nusantara adalah mencari dunia baru penghasil rempah rempah. Peristiwa yang
melatarbelakangi penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa yakni runtuhnya
Konstantinopel akibat serangan Turki Usmani pada 1453 Masehi. Dampaknya, harga rempah-
rempah di Eropa melambung tinggi sehingga bangsa-bangsa imperialis dari Barat, termasuk
Portugis dan Spanyol mencari komoditas ke negeri-negeri di kawasan Timur Jauh, hingga ke
Kepulauan Nusantara
Bangsa Spanyol mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui Samudra Atlantik. Pada
1519, Spanyol memberangkatkan lima kapal di bawah pimpinan Fernando de Magelhaens atau
Ferdinand Magellan. Ekspedisi Magellan dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke arah
barat menuju pantai timur Amerika Selatan. Mereka menyusuri pantai Amerika Selatan untuk
mencari selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Pada 16 Maret 1521 rombongan
Magellan mencapai Kepulauan Massava (sekarang Filipina). Di situ Magellan mendirikan sebuah
tugu batu sebagai peringatan dan tanda wilayah kekuasan Spanyol. Rombongan Magellan sampai
di Filipina pada April 1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat konflik dengan Mactan. Setelah
itu, ekspedisi dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano. Pada 6 November 1521,
rombongan tersebut tiba di Tidore dan melaksanakan transaksi perdagangan dengan Sultan Tidore
serta melafalkan beberapa rempah-rempah. Keberhasilan Sebastian del Cano mendapat sambutan
baik oleh raja Spanyol. Sehingga beliau mengirimkan kembali armadanya ke Indonesia. Namun, hal
tersebut ternyata dianggap pelanggaran Perjanjian Tordesillas bagi Portugis. Sehingga
menimbulkan pertempuran antara Spanyol bersama Tidore dan Portugis bersekutu dengan Ternate.
Bangsa Portugis sebagai kembali ke Pajajaran pada 1527 untuk untuk merealisasi Perjanjian
Sunda Kelapa. Kedatangan bangsa Portugis disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak
di bawah pimpinan Fatahilah. Perang tersebut dimenangkan pasukan Demak, sehingga Sunda
Kelapa berganti nama jadi Jayakarta, yang memiliki arti kota yang menang.
Kedatangan bangsa Portugis ke Maluku segera diikuti bangsa Spanyol pada 1521. Kedatangan
bangsa Spanyol di di bawah pimpinan Sebastian del Cano diterima baik oleh Sultan Tidore yang
bermusuhan dengan Portugis. Portugis melakukan banyak tindakan yang merugikan rakyat
Ternate dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Portugis juga membunuh Sultan
Hairun, Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate bangkit melawan Portugis pada tahun 1575.
Sejak portugis datang di Malaka pada tahun 1511 M banyak pedagang muslim yang
berpindah ke Aceh. Karena hal itu Aceh mengalami perkembangan yang pesat. Pesatnya
perkembangan perdagangan Aceh mengakibatkan pada tahun 1523 dan 1524 portugis menyerang
Aceh namun selalu mengalami kegagalan. Persaingan perdagangan antara Portugis dan Aceh
berakhir dengan permusuhan. Bahkan kesultanan Aceh telah menyusun rencan mengusir
Portugis seperti :
Kemudian aceh melakukan penyerangan terhadap portugis di Malaka pada tahun 1568 M.
Namun serangan ini mengalami kegagalan. Kemudian pada tahun 1569 M Portugis menyerang
balik Aceh dan berhasil di gagalkan oleh Pasukan Aceh. Kemudian Pada Tahun 1629 Aceh
menggepur Portugis di Malaka. Serangan ini membuat portugis kewalahan. Namun serangan ini
berhasil digagalkan.
Selain melalui medan pertempuran Aceh juga melakukan langkah-langkah lain sebagai berikut :
Blokade perdagangan
Melarang wilayah kekuasaan Aceh menjual Lada dan Timah kepada Portugis
Langkah-langkah ini tidak berhasil karena terdapat raja-raja daerah yang sembunyi-sembunyi
menjual lada dan timah ke Portugis.
Adipati Unus melakukan serangan pada tahun 1512 dan 1513. Dengan kekuatan tempur
100 Kapal Laut dan lebih dari 10.000 Prajurit. Namun mengalami kegagalan hal itu disebabkan
oleh
Persiapan yang tidak matang
Jarak terlalu jauh
Kalah persenjataan
3. Perlawanan Fatahillah (1527-1570)
4. Perlawanan Maluku
Akibat dari sikap tersebut setiap kehendak Portugis ditolak oleh Raja Ternate. Bahkan
Rakyat ternate dipimpin Sultan Hairun bekerja sama dengan Tidore untuk melawan Portugis.
Perlawanan ini membuat Portugis terdesak dan meminta bantuan Malaka. Pasukan dari malaka
datang dengan dipimpin oleh Antonio Galvao. Pasukan ini berhasil mengalahkan ternate dan
menduduki ternate selama 4 Tahun. Pada masa kepemimpinan Galvao Rakyat Maluku
bersahabat dengan Portugis. Namun setelah Galvao diganti hubungan harmonis kembali sobek
akibat nafsu serakah orang-orang portugis dan memaksa sultan Hairum menerima Kekuasaan
Portugis dan hanya menjual cengkeh dan pala ke Portugis. Pada tahun 1565 M Portugis semakin
terdesak dan harus menjalankan perundingan.
Perundingan antara Portugis dan Ternate mulai berjalan. Akan tetapi dalam perundingan
tersebut Sultan Hairun dibunuh secara licik. Tebunuhnya Sultan membuat amarah rakyat Maluku
berkobar. Rakyat ternate dengan dipimpin Sultan Baabullah memimpin perlawanan rakyat.
Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis. Selama lima
tahun orang portugis mampu bertahan di dalam benteng akan tetapi pada tahun 1575 karena
kehabisan bekal orang-orang portugis menyerah. Kemudian Portugis menetap di Timor-timur
Perang antara rakyat Minahasa dengan Spanyol terjadi pada tahun 1644. Perang ini
disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku tombatu terhadap monopoli perdagangan beras yang
dilakukan Spanyol. Selain itu rakyat sengsara akibat ketamakan dari orang Spanyol. Peperangan
ini terjadi di daerah kali dan batu lesung dipimpin oleh Panglima Monde suami rati Oki
sedangkan Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II
Sebenarnya terjadinya perang pertama terjadi pada tahun 1643 di Tompaso yang
mengakibatkan 40 orang tentara Spanyol Tewas di Kali dan Batu. Sedangkan dipihak minahasa
9 orang tentara gugur dan Pasukan Spanyol berhasil dikejar. Berkat Bantuan Residen VOC
Hermans Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan dama pada 21 September isi dari
kesepakatan tersebut minahasa menguasai tompaso baru, Rumong Bawah dan Kawangkoan
Bawah.
Berakhirnya kekuasaan bangsa Spanyol di Indonesia yaitu berakhir ketika Spanyol kalah
dalam peperangan dengan rakyat Minahasa tahun 1617 samapai 1645. Perang ini menyebabkan
kekalahan total Spanyol sehingga mereka diusir oleh para waranei (ksatria-ksatri minahasa).
Berakhirnya kekuasaan bangsa Portugis di Indonesia yaitu berakhir ketika terjadi perlawanan
oleh rakyat Maluku pada abad ke 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian
berhasil mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguaasai
Timor Timur sejak 1515.
Perjanjian Saragosa
Perjanjian saragoza adalah perjanjian yang dilatar belakangi oleh pertemuan orang
Portugis dan Spanyol di Kepulauan Maluku yang pada saat itu, Portugis mendarat di Ternate
sedangkan Spanyol mendara di Tidore. Perjanjian ini dibuat pada 22 April 1529 dengan
pencetusnya oleh Paus.
1.Bumi dibagi atas dua pengaruh, yaoti pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis
2.Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Meksiko ea rah barat sampai Kepulauan Filipina
dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brasil kearah timur sampai Kepulauan
Maluku. Daerah sebelah barat garis Saragoza adalah penguasaan Portugis. Daerah disebelah
timur garis Saragoza adalah penguasaan Spanyol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa dalam masa kekuasaan Bangsa – Bangsa barat di Indonesia terdapat nilai – nilai
yang dapat kita teladani, yaitu sikap membela keadilan, sikap patriotisme dan nasionalisme,
sikap pantang menyerah, sikap berpegang teguh dalam kepercayaan (Iman) dan sikap cinta tanah
air dengan arti siap mempertahankan keutuhan kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua
pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentang periode kekuasaan bangsa portugis dan
spanyol) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar mengetahui
bagimana perjuangan para tokoh-tokoh dalam mempertahankan tanah air Indonesia.