Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEDATANGAN

SPANYOL KE INDONESIA

Kelompok 1
(XI MIPA 6)

-Devina -Kintan
Aurelia -Nadya
-Dhanis -Rayhan
-Jesselyne -Sabrina
-Kesya -Syawal

SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI


Jln. K. H. Agus Salim No. 181, Bekasi Timur
Tahun Pelajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menuntun kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEDATANGAN SPANYOL KE
INDONESIA”. Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat berguna dalam menambah
wawasan mengenai sejarah penjajahan bangsa Indonesia.
Di dalam makalah ini terdapat penjabaran proses kedatangan Spanyol ke Indonesia secara
mendetail hingga pengaruh/dampaknya bagi bangsa Indonesia.
Kami memohon maaf apabila banyak kekurangan dari makalah ini. Karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun supaya makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Bekasi, 25 Juli 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….……...1

A. TUJUAN KEDATANGAN………………………………………………….…….….1

B. LATAR BELAKANG...…………………………………………………………........1

BAB II ISI………………………………………………………………………………….……...3

A. KEGIATAN BANGSA SPANYOL……...…………………………………….……..2

B. PENINGGALAN-PENINGGALAN...……….…………………….……………........6

C. PENGARUH-DAMPAK DARI BANGSA SPANYOL......................………………..7

D. KEPERGIAN BANGSA SPANYOL DARI INDONESIA...……………………........8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….…........11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN KEDATANGAN
Spanyol mulai tertarik untuk menjelajahi indonesia setelah keberhasilan Portugal dalam
menemukan dan menguasai jalur perdagangan
rempah-rempah di Maluku. Pada tahun 1521
Spanyol berhasil mendarat di Maluku.
Dikarenakan wilayah Ternate dikuasai oleh
portugis, maka Spanyol memilih Tidore
sebagai tempat untuk berlabuh. mereka
disambut dengan baik oleh Sultan Tidore
yang saat itu sedang membutuhkan bantuan untuk menghadapi ternate yang dibantu oleh Portugis.
Maluku pada saat itu merupakan satu-satunya
wilayah di dunia yang menghasilkan rempah seperti cengkeh
dan maja. Selain mencari kekayaan, Spanyol juga
menyebarkan agama kristen dan juga ingin mencari
kejayaan.

B. LATAR BELAKANG
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah
seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawetkan makanan,
bumbu masakan, bahkan bahan baku obat-obatan. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat
laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat dan
memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari petani
Indonesia dan menjualnya ke para pedagang Eropa.
Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 membuat perdagangan rempah-rempah ke
wilayah Eropa terputus. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke
wilayah-wilayah yang memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara
(Indonesia).
Bangsa Spanyol merupakan salah satu
bangsa yang melakukan penjelajahan samudera.
Bersama sama dengan Portugis, Spanyol menjadi
salah satu pelopor penjelajahan samudera.
Berbagai penjelajah samudera dari Spanyol
melakukan petualangan di lautan luas. Untuk
menghindari konflik yang mungkin timbul,
kemudian diadakan Perjanjian
Bagian berwarna hitam: dikuasai Spanyol
Bagian berwarna merah: dikuasai Portugis Tordesillas antara Spanyol dan Portugis yang

1
mengatur mengenai penjelajahan samudera.
Isi dari perjanjian tordesillas adalah pembagian arah
pelayaran antara Spanyol dan Portugis. Dalam perjanjian tersebut,
Spanyol memiliki hak perdagangan dan pelayaran ke arah barat,
sementara Portugis ke arah timur. Kedatangan bangsa Portugis
sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol.
Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaens, pada
tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu, Filipina.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh raja Cebu. Pada waktu
Ferdinand Magelhaens
itu, Cebu sedang melakukan perlawanan dengan Mactan. Dalam
pertentangan ini Magelhaens membantu Cebu, namun harus dibayar mahal sebab dalam
peperangan ini Magelhaens terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaens, ekspedisi bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan
usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah.
Akhirnya sampailah di Maluku (1521), selain itu mereka juga
sampai di Manado, Sulawesi Utara.
Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan
Tidore, yang saat itu sedang bermusuhan dengan kerajaan Ternate
(Ternate dibantu oleh Portugis). Sudah lama terdapat persaingan
Sebastian del Cano
antara Kerajaan Ternate dengan Tidore. Sebaliknya, kedatangan
Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu
timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya
diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya:
1. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
2. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.
Berdasarkan keputusan tersebut maka Spanyol kemudian meninggalkan Maluku.

2
BAB II
ISI

A. KEGIATAN BANGSA SPANYOL DI INDONESIA


Kolonisasi Spanyol di Indonesia
Tahun 1521, Spanyol mulai masuk perairan
Indonesia. Awak kapal Trinidad yang ditangkap
oleh Portugal dan dipenjarakan kemudian dengan
bantuan pelaut Minahasa dan Babontewu dari
kerajaan Manado dapat meloloskan diri. Ke-12
pelaut ini kemudian berdiam dipedalaman
Minahasa, ke Amurang terus ke Pontak, kemudian
setelah beberapa tahun mereka dapat melakukan
kontak kembali dengan armada Spanyol yang telah kembali ke Pilipina.
Tahun 1522, Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara, lalu pada tahun 1560 Spanyol
mendirikan pos di Manado
Minahasa memegang peranan sebagai lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan
usaha penguasaan total terhadap Filipina.
Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala
Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke
Minahasa. Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud Spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari
kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk menduduki benteng
Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa.
Portugis dan Spanyol merupakan
tumpuan kekuatan gereja Katholik Roma
memperluas wilayah yang dilakukan
kesultanan Ottoman di Mediterania pada
abad ke-XV. Selain itu Portugis dan
Spanyol juga tempat pengungsian
pengusaha dan tenaga-tenaga terampil
asal Konstantinopel ketika dikuasai
Gereja Katholik Roma
kesultanan Ottoman dari Turki pada 1453.
Pemukiman tersebut menyertakan alih pengetahuan ekonomi dan maritim di Eropa Selatan. Sejak
itupun Portugis dan Spanyol menjadi adikuasa di Eropa. Alih pengetahuan diperoleh dari
pendatang asal Konstantinopel yang memungkinkan bagi kedua negeri Hispanik itu melakukan
perluasan wilayah-wilayah baru diluar daratan Eropa dan Mediterania. Sasaran utama adalah Asia-
Timur dan Asia-Tenggara. Mulanya perluasan wilayah antara kedua negeri terbagi dalam

3
perjanjian Tordisalles, tahun 1492. Portugis kearah Timur sedangkan Spanyol ke Barat. Masa itu
belum ada gambaran bahwa bumi itu bulat.
Baru disadari ketika kapal-kapal layar kedua belah pihak bertemu di perairan Laut Sulawesi.
Kenyataan ini juga menjadi penyebab terjadi proses reformasi gereja, karena tidak semua
yang menjadi "fatwa" gereja adalah Undang-Undang, hingga citra kekuasaan Paus sebagai
penguasa dan wakil Tuhan di bumi dan sistem pemerintahan absolut theokratis ambruk.
Keruntuhan ini terjadi dengan munculnya gereja Protestan rintisan Martin Luther dan
Calvin di Eropa yang kemudian menyebar pula ke berbagai koloni Eropa di Asia, Afrika dan
Amerika.
Dari kesepakatan Tordisalles itu, Portugis menelusuri dari pesisir pantai Afrika dan
samudera Hindia. Sedangkan Spanyol menelusuri Samudera Atlantik, benua Amerika Selatan dan
melayari samudera Pasifik. Pertemuan terjadi ketika kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand
Magellan menelusuri Pasifik dan tiba di pulau Kawio, gugusan kepulauan Sangir dan Talaud di
Laut Sulawesi pada 1521. Untuk mencegah persaingan di perairan Laut Sulawesi dan Maluku
Utara, kedua belah pihak memperbarui jalur lintas melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1529.
Perjanjian tersebut membagi wilayah dengan melakukan batas garis tujuh belas derajat lintang
timur di perairan Maluku Utara.
Namun dalam perjanjian tersebut, Spanyol merasa dirugikan karena tidak meraih lintas
niaga dengan gugusan kepulauan penghasil rempah-rempah. Untuk itu, Spanyol mengirimkan
ekspedisi menuju Pasifik Barat pada 1542. Pada bulan
Februari tahun 1542, lima kapal Spanyol dengan 370 awak
kapal pimpinan Ruy Lopez de Villalobos menuju gugusan
Pasifik Barat dari Mexico. Tujuannya untuk melakukan
perluasan wilayah dan sekaligus memperoleh konsesi
perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara.
Dari pelayaran ini Villalobos mendarat digugusan
kepulauan Utara disebut Filipina, di ambil dari nama
putera Raja Carlos V, yakni Pangeran Philip, ahli waris
kerajaan Spanyol. Sekalipun Filipina tidak menghasilkan
rempah-rempah, tetapi kedatangan Spanyol digugusan
Ruy Lopez de Villalobos
kepulauan tersebut menimbulkan protes keras dari
Portugis. Alasannya karena gugusan kepulauan itu berada di bagian Barat, di lingkungan
wilayahnya. Walau mengkonsentrasikan perhatiannya di Amerika-Tengah, Spanyol tetap
menghendaki konsesi niaga rempah-rempah Maluku-Utara yang juga ingin didominasi Portugis.
Tetapi Spanyol terdesak oleh Portugis hingga harus mundur ke Filipina. Akibatnya Spanyol
kehilangan pengaruh di Sulawesi Utara yang sebelumnya menjadi kantong ekonomi dan menjalin
hubungan dengan masyarakat Minahasa.
Peperangan di Filipina Selatan turut memengaruhi perekonomian Spanyol. Penyebab
utama kekalahan Spanyol juga akibat aksi pemberontakan pendayung yang melayani kapal-kapal

4
Spanyol. Sistem perkapalan Spanyol bertumpu pada pendayung yang umumnya terdiri dari budak-
budak Spanyol. Biasanya kapal Spanyol dilayani sekitar 500 - 600 pendayung yang umumnya
diambil dari penduduk wilayah yang dikuasai Spanyol. Umumnya pemberontakan para pendayung
terjadi bila ransum makanan menipis dan terlalu dibatasi dalam pelayaran panjang, untuk
mengatasinya Spanyol menyebarkan penanaman palawija termasuk aneka ragam cabai (rica), jahe
(goraka), kunyit dll. Kesemuanya di tanam pada setiap wilayah yang dikuasai untuk persediaan
logistik makanan awak kapal dan ratusan pendayung.
Sejak itu budaya makan "pidis" (pedas) yang diramu dengan berbagai bumbu masak yang
diperkenalkan pelaut Spanyol menyebar
pesat dan menjadi kegemaran
masyarakat Minahasa. Ada pula yang
menarik dari span kuliner Spanyol,
yakni budaya Panada. Kue ini juga asal
dari penduduk Amerika-Latin yang di
bawa oleh Spanyol melalui lintasan
Pasifik. Bedanya, adonan panada, di isi
dengan daging sapi ataupun domba, sedangkan panada khas Minahasa di isi dengan ikan.
Kota Kema, Minahasa Utara, merupakan pemukiman orang Spanyol, dimulai dari
kalangan "pendayung" yang menetap dan tidak ingin kembali ke negeri leluhur mereka. Mereka
menikahi perempuan-perempuan penduduk
setempat dan hidup turun-temurun. Kema
kemudian juga dikenal para musafir Jerman,
Belanda dan Inggris. Mereka ini pun berbaur
dan berasimilasi dengan penduduk setempat,
sehingga di Kema terbentuk masyarakat
pluralistik dan memperkaya Minahasa dengan
Kota Kema di Minahasa Utara
budaya majemuk dan hidup berdampingan harmonis.
Itulah sebabnya hingga masyarakat Minahasa tidak canggung dan mudah bergaul menghadapi
orang-orang Barat.
Pergerakan Mengusir Penjajahan lawan Spanyol
Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan berakhir
tahun 1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang Minahasa,
terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama waktu itu. Perang terbuka terjadi
nanti pada tahun 1644-1646. Akhir dari perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga
berhasil diusir oleh para waranei (ksatria-ksatria Minahasa).

5
B. PENINGGALAN-PENINGGALAN BANGSA SPANYOL DI INDONESIA
1. Benteng Tahula
Benteng Tahula, benteng yang
dibangun Spanyol yang bertujuan untuk
pertahanan diri Spanyol. Permusuhan antara
dua bangsa Eropa ini tergabung dalam
sengketa dua kesultanan penguasa Maluku,
Ternate dan Tidore. Benteng ini dibangun
pada tahun 1610 dengan masa bakti setengah abad sebagai soko guru pertahanan Spanyol
di pulau rempah ini.
Spanyol pergi meninggalkan Maluku pada abad ke 18, dikarenakan adanya
pertentangan sehingga dilahirkannya perjanjian Todersillas dan Saragosa, sehingga
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan bertolak ke Filipina.
Saat Belanda memasuki Indonesia, Belanda pernah punya niat untuk merobohkan
bangunan ini namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh keluarga Sultan Tidore.
Sebagai gantinya Sultan Tidore yang kemudian merawat benteng peninggalan Spanyol ini
dan menggunakannya sebagai tempat tinggal.
Berakhirnya era rempah-rempah membuat Belanda menggali kekayaan alam nusantara
yang lainnya dan hal tersebut melemahkan
prominensi dari Maluku di nusantara.
Seiring dengan berjalannya waktu,
benteng tua ini pun mengalami
deteriorisasi, runtuh satu bagian demi satu
bagian, hingga akhirnya diselimuti oleh
tetumbuhan perdu.
Pada masanya, benteng ini mempunyai tiga bastion yang terdapat pada masing-
masing sudut benteng tetapi sekarang nyaris tidak ada yang masih berbentuk.

2. Benteng Tsjobe Rum


Benteng ini sering juga disebut dengan Benteng Rum. Titik lokasi benteng berada
di sisi barat Pulau Tidore dan berhadapan langsung dengan Pulau Maitara.
Struktur penyusun dinding benteng
didominasi oleh batuan andesit dengan
lapisan perekat. Benteng ini dibangun
dengan memanfaatkan kontur lahan
sekitarnya sehingga sisi dinding yang
berhadapan dengan laut tampak
menyerupai sebuah tanggul karena
memiliki ukuran yang sangat tinggi yaitu ±

6
20 meter. Di sekitar lokasi ini terdapat tugu pendaratan Armada Spanyol di bawah
pimpinan Juan Sebastian De Elcano yang merupakan bagian dari Ekspedisi Besar Kerajaan
Spanyol pada tahun 1521 yang saat itu dipimpin oleh Magelhaens.

3. Tugu Kedutaan Besar Spanyol


Tahun 1521, Magelhaens menyebrangi
Samudera Pasifik hingga sampai di Kepulauan
Massava. Kepulauan tersebut kemudian dikenal
dengan nama Filipina yang diambil dari nama
Raja Spanyol Philips III. Di Filipina, Magelhaens
membuat tugu peringatan bahwa kepulauan
tersebut merupakan wilayah Spanyol.
Setelah itu, pelayaran diambil alih oleh
Juan Sebastian del Cono, dan kemudian dibangunlah tugu kedutaan besar Spanyol di Pantai
Rum, Tidore tanggal 8 November 1521. Hal ini bertujuan untuk mengenang Juan Sebastian
del Cono beserta awak kapal Trinidad dan Victoria.
Terdapat lambang Kerajaan Spanyol dan tulisan “Primus Circumdedisti Me” yang
berarti: “Yang pertama keliling dunia”

C. PENGARUH/DAMPAK BAGI BANGSA INDONESIA


1. Bidang politik
 Penguasa penguasa pribumi semakin
tergantung pada kekuasaan asing, penguasa
asing mengakibatkan semakin
menyempitnya wilayah kekuasaan politik
karena telah diduduki oleh bangsa Spanyol.
 Indonesia mulai mengenal dan sekarang
menganut sistem pemerintahan desa,
kabupaten/kota, provinsi dan pemerintahan yang dilembagai oleh pegawai negeri.
 Terjadi politik kerjasama perdagangan antara spanyol dan rakyat Tidore.

2. Bidang sosial dan budaya :


 Saat kedatangan bangsa Spanyol, penguasa
pribumi lebih banyak ditugaskan untuk menggali
kekayaan bumi Indonesia.
 Kehidupan bangsa barat seperti cara bergaul, gaya
hidup, cara berpakaian dan pendidikan mulai
dikenal di kalangan atas. Sementara itu beberapa

7
tradisi di lingkungan istana mulai luntur. Tradisi keagamaan rakyat pun mulai terancam.
 Kosakata “Cinta” sebenarnya berasal dari bahasa Spanyol yang berarti tali pita. Di
Indonesia Timur, orang yang dipertunangkan harus mengucapkan kasih-sayangnya
dibawah ikatan tali cinta tersebut maka selanjutnya cinta pun berubah menjadi padanan
kasih.
 Bngsa Spanyol juga menyebarkan agama Katholik di Tidore.

3. Bidang ekonomi :
 Penghasilan penguasan pribumi makin berkurang.
Sudah pasti keadaan ini akan menimbulkan
kegoncangan dalam kehidupan para penguasa
pribumi. Dipihak rakyat, khususnya para petani
dibebani kewajiban untuk mengolah sebagian
tanahnya untuk ditanami dengan tanaman
tanaman ekspor (terbukti dari masuknya ekspor
cabai dan tomat yang tersebar di Amerika) serta masih harus menyumbangkan tenaganya
secara paksa kepada pemerintah kolonial.
 Akibat datangnya bangsa spanyol ke Indonesia, Indonesia mengenal tentang sistem sewa,
pajak, ekspor, dan impor.

5. Bidang demografi :
 Pertumbuhan penduduk : pertumbuhan penduduk khususnya di pulau jawa berjalan lebih
pesat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi bahan makanan. Disebabkan karena
meningkatnya permintaan dan kebutuhan bahan pangan.
 Angka kematian : penduduk di hampir seluruh wilayah nusantara sangat rendah.

D. KEPERGIAN SPANYOL DARI INDONESIA


Persengketaan Spanyol dengan Portugis
Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore, yang saat itu sedang
bermusuhan dengan kerajaan Ternate (Ternate dibantu oleh
Portugis). Kedatangan dan perdagangan bangsa Spanyol di
Tidore, Maluku menimbulkan pertentangan oleh bangsa
Portugis yang menganggap bahwa Spanyol melanggar hak
monopoli Portugis. Oleh karena itu timbullah persaingan
antara Portugis dan Spanyol. Persaingan ini juga sejalan dngan
dua kerajaan yang sedang bersekutu di Maluku yaitu Kerajaan
Ternate dan Tidore.

8
Perjanjian Saragoza, ditandatangani pada tanggal 22 April 1529, adalah perjanjian
antara Spanyol dan Portugis yang menentukan bahwa
belahan bumi bagian timur dibagi di antara kedua kerajaan
tersebut dengan batas garis bujur yang melalui 17° sebelah
timur Kepulauan Maluku. Maka dari itu tercapailah
kesepakatan sebagai berikut :
 Spanyol meninggalkan Maluku dan melakukan
perdagangan di Filipina
 Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di
Kepulauan Maluku.
Perjanjian Saragosa
Perjanjian ini adalah kelanjutan dari Perjanjian
Tordesillas yang dilaksanakan tanggal 7 Juni 1494 atas prakarsa dari Paus Vatikan II. Isi Perjanjian
Tordesillas yakni :
“Membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan yang dibatasi oleh garis tordesillas yang
membentang dari kutub utara ke kutub selatan melalui Kepulauan Verde di sebelah barat Benua
Afrika, Spanyol diberi hak untuk melayari dan menguasai negeri sebelah barat, sedangkan Portugis
menguasai negeri-negeri di sebelah timur garis Tordesillas.”
Setelah adanya perjanjian ini, Spanyol kemudian
kembali ke negaranya melalui jalur barat hingga sampai di
Tanjung Harapan dan sampai di Spanyol pada 1522.
Ekspedisi ini memakan waktu 3 tahun dari 1519 sampai
1522 dan tersisa 17 orang dari 237 orang saat
keberangkatan.
Ekspedisi ini dianggap sangat penting bagi sejarah

Perjanjian Tordesillas manusia dan ilmu pengetahuan. Hal ini membuktikan


bahwa dunia itu bulat dan Magelhaens sebagai pelaut besar
yang dikenal dalam sejarah pelayaran.
Kemudian raja Spanyol memberikan penghormatan besar kepada pelayaran Magellan Del
Cano (Ferdinand Magelhaens) dan memberikan tiruan bola bumi. Pada bola bumi ini terdapat
lilitan tulisan dengan arti "Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku".

Pergerakan Minahasa Mengusir Penjajahan Spanyol


Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan berakhir
tahun 1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang Minahasa,
terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama waktu itu. Perang terbuka terjadi
nanti pada tahun 1644-1646. Akhir dari perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga
berhasil diusir oleh para waranei (ksatria-ksatria Minahasa).

9
Para pelaut awak kapal Spanyol sebelumnya
mampu berdiam di Minahasa dan bahkan membaur
dengan masyarakat. Mereka menikah dengan wanita-
wanita Minahasa, sehingga keturunan mereka menjadi
bersaudara dengan warga pribumi.
Tahun 1643 pecah perang Minaesa Serikat Pasukan Waranei
melawan kerajaan Spanyol. Dalam suatu peperangan di
Tompaso, pasukan Spanyol dibantu oleh pasukan Raja Loloda Mokoagouw II dipukul kalah,
mundur oleh gabungan pasukan serikat Minaesa, dikejar hingga di pantai.
Tapi dicegah dan ditengahi oleh Residen V.O.C. Herman Jansz Steynkuler. Pada tahun 21
September 1694, diadakanlah kesepakatan damai, dan ditetapkan perbatasan Minahasa adalah
sungai Poigar. Pasukan Serikat Minaesa yang berasal dari Tompaso menduduki Tompaso Baru,
Rumoong menetap di Rumoong Bawah, Kawangkoan mendiami Kawangkoan bawah, dan lain
sebagainya.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda daerah ini semula masih otonom tetapi lama
kelamaan kekuasaan para raja dikurangi dengan diangkatnya raja menjadi pejabat pemerintahan
Belanda, sehingga raja tinggal menjadi pejabat wilayah setingkat 'camat'.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.berpendidikan.com/2015/06/isi-perjanjian-tordesillas.html
http://www.donisetyawan.com/masuknya-bangsa-spanyol-ke-indonesia/
https://prezi.com/devbzdrgw5pu/kedatangan-spanyol-di-indonesia/
https://www.idsejarah.net/2016/08/penjajahan-bangsa-spanyol-di-indonesia.html
http://www.donisetyawan.com/masuknya-bangsa-spanyol-ke-indonesia/
http://jejakasus.blogspot.com/2014/02/penjajahan-bangsa-portugis-dan-spanyol.html
www.nafiun.com/2013/02/tujuan-kedatangan-masuknya-bangsa-spanyol-ke-maluku.html
https://thpardede.wordpress.com/2013/07/08/era-portugis-dan-bangsa-spanyol-di-nusantara/
https://brainly.co.id/tugas/2345582
https://prezi.com/devbzdrgw5pu/kedatangan-spanyol-di-indonesia/
http://www.travelerien.com/2018/02/jejak-arkeologis-kesultanan-tidore-dan-wilayah-
periferinya.html
http://tunawisma.com/benteng-tahula/
https://www.idsejarah.net/2016/08/penjajahan-bangsa-spanyol-di-indonesia.html
https://id-id.facebook.com/327184280698757/posts/tahun-1521-spanyol-mulai-
masuk/301339556648027/

11

Anda mungkin juga menyukai